BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut.

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB II PEMBAHASAN MATERI

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

MESIN PEMINDAH BAHAN

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

MEKANISME KERJA JIB CRANE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB II LANDASANTEORI

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

PERANCANGAN ELEVATOR DAN PEMBUATAN PROTOTIPE PENGENDALI OTOMATIS ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB II LANDASAN TEORI

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

Hitachi Hoists.

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

GAYA DAN GERAK Oleh : Sahir, S.Pd Guru Kelas SDN Karangsambung 01

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik


RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

USAHA, ENERGI & DAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. Mengingat perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemajuan di bidang industri dan terutama pada pembangunan gedung bertingkat yang memerlukan fasilitas yang membantu untuk memindahkan muatan dalam jumlah besar, ukuran dan serta jarak yang tertentu yang akan dipindahkan dari satu tempat pada tempat lainnya. Maka diperlukan mesin pemindah bahan yang tepat yang akan meningkatkan efisiensi dari aktivitas pemindahan benda tersebut. 2.2 Klasifikasi Mesin Pemindah Bahan Banyaknya jenis mesin pemindah bahan yang tersedia digunakan, sehingga membuat sulit menggolongkan secara tepat. Didalam penggolongan ini masih dipersulit dari kenyataan sistem kerja dan fungsi, bahwa penggolongan ini juga didasarkan pada berbagai karakteristik, misalnya desain, tujuan, jenis gerak dan lainnya. Mesin pemindah bahan,dalam operasinya diklasifikasikan atas : 1. Mesin Pengangkat Mesin pengangkat adalah termasuk pada kelompok mesin pemindah bahan yang bekerja secara periodik yang didesain sebagai peralatan swa-angkat atau untuk mengangkat dan memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain

dengan jarak jangkauan yang relatif terbatas atau juga sebagai mekanisme tersendiri bagi elevator dan crane. Contohnya : a. Elevator Elevator adalah mesin pengangkat yang berfungsi mengangkat/memindahkan penumpang atau benda dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya dengan mekanisme gerakan secara vertikal dengan menggunakan mesin pengangkat puli penggerak atau drum penggerak. b. Escalator Escalator adalah sejenis mesin peranti pengangkatan,penyampai yang mengangkat benda atau penumpang dari tingkat satu ketingkat lain dalam sebuah bangunan beringkat dengan mekanisme tangga berjalan yang berputar pada satu lintasan tetap tangga. c. Crane Crane adalah Mesin/Alat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat benda dari tempat bahan yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi atau sebaliknya dengan mekanisme gerakan secara verikal dan horizontal juga. Mesin - mesin pengangkat ini bila digolongkan berdasarkan jenis gerakannya, maka arah lintasan gerakannya dapat dibedakan atas: 1. Gerak naik dan turun (hoist) 2. Gerak transversal 3. Gerak longitudinal

2. Mesin Pengangkut Mesin pengangkut adalah kelompok mesin yang mungkin tidak di lengkapi/tidak mempunyai peralatan pengangkat tapi dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan dan juga dapat mengangkut muatan dalam jarak relative jauh. Muatan yang dipindahkan dapat berupa tumpahan/curahan (bulk material), dan muatan dalam bentuk satuan (unit load). Berdasarkan desain konstruksinya mesin pengangkut dibedakan dengan 2 jenis : a. Konveyor dengan alat pembantu pembawa (with puling member) contohnya : Belt conveyor, Bucket conveyor, apron conveyor, escavator b. Konveyor tanpa alat pembantu pembawa (without puling member) contohnya : Screw conveyor, roller conveyor, oscillating conveyor 2.3 Klasifikasi Elevator Sesuai Kegunaannya 2.3.1 Elevator Sangkar penumpang Elevator sangkar adalah mesin/alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk mengangkat/memindahkan barang atau orang dari lantai satu ke lantai lainnya berada didalam sangkar yang begerak pada rel penuntun tetap dengan mekanisme gerakan secara vertical. Elevator sangkar menggunakan mesin pengangkat jenis puli penggerak dan drum. Pada desain roda puli, penggerak tali melewati roda puli yang digerakkan oleh gaya gesek oleh motor penggerak dan dikendalikan elektromagnet. Pada desain ini dengan puli dan tali yang menahan sangkar yang dikaitkan pada drum dan dililitkan pada permukaannya.

Gambar 2.1.Elevator Sangkar penumpang 2.3.2 Elevator pengangkat penggerak di udara mampu jinjing dapat berpindah Pengangkat penggerak ini mempunyai penggunaan yang sama seperti jenis pengangkat lainnya.mekanisme startnya mempunyai desain, badan katup start dari besi tuang di ikat pada penutup bawah dengan baut. Dan pena putar dengan tangkai persegi melewati pusat katup. Pada tangkai persegi dipasang lengan penstart yang dikendalikan oleh dua buah rantai penarik dan pada bagian lainnya bagian katup datar ditutup oleh penutup. Penutupnya mempunyai pegas tirus yang menekan bagian katup ini ke badan. Gambar 2.2.Elevator pengangkat penggerak mampu jinjing dapat berpindah

2.3.3 Elevator penumpuk/penimbun Penumpuk dapat digerakkan secara manual ataupun dengan desain yang swagerak.mekanisme pengangkat ini, roda penutup platform kantilever berjalan sepanjang jalur penuntun vertical, yang terdiri dari beberapa komponen mesin seperti drum, penggerak roda gigi cacing, rem sepatu ganda dengan kendali elektromagnetik dan motor elektrik dengan alat penstartnya. Dan dilengkapi dengan sebuah batas untuk menghentikan platform pada kedudukan terujungnya. Penahan pengaman akan mencegah muatan jatuh bila tali putus. Ketika dipindahkan rangka lipat dengan menggunakan sekrup dengan roda tangan. Gambar 2.3.Elevator Penumpuk/penimbun 2.3.4 Elevator Ember Vertical Mekanisme pengangkat ini terdiri dari motor elektrik, puli pengangkat, tali baja dan ember vertical. elevator jenis ini berfungsi untuk mengangkat benda benda yang berbentuk muatan tumpahan/curah. Contohnya seperti pasir, tanah, semen,dan lainnya. Gambar 2.4.Elevator ember vertical

2.3.5 Elevator Tipe Tiang Mekanisme pengangkat ini terdiri dari penggerak cacing, puli pengangkat, dan poros engkol manual,dan tali baja. Elevator ini sama penggunaannya dengan elevator penumpuk/penimbun tetapi system kerja mesin ini digerakkan atau dioperasikan secara manual dengan cara memutar poros engkol manual untuk bisa mengangkat benda yang akan dipindahkan dan ditimbun. Gambar 2.5.Elevator tipe tiang 2.4 Pemilihan Jenis Mesin Pemindah Bahan Dalam perencanaan ini dipilih mesin pemindah bahan dengan gerakan naik turun (hoist). Ada pun mesin pemindah bahan yang akan direncanakan nantinya akan ditempatkan dalam suatu ruangan yang mempunyai ruang gerak yang terbatas yang diletakkan di lantai atas, tetapi ada juga yang dibuat dibawah dalam gedung tersebut dan dengan lintasan tertentu juga. Oleh karena itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis mesin pemindah bahan yang sesuai adalah: 1. Penempatan peralatan sedapat mungkin tidak mengganggu aktivitas dan ruang gerak manusia 2. Aman dan efisien dalam operasi

3. Nyaman dalam pemakaian, sebab muatan yang akan diangkut adalah manusia. Sehubungan dengan pertimbangan faktor - faktor kondisi kerja tersebut diatas maka dipilih elevator penumpang sebagai alat pemindah bahan yang sesuai. 2.5 Elevator Penumpang dengan Cara Kerjanya Elevator penumpang adalah alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk mengangkat/memindahkan barang atau orang secara vertical didalam sangkar yang begerak pada rel penuntun tetap. Adapun cara kerja dari elevator ini adalah dengan gerakan naik turun (hoist) dimana sangkar yang berisi barang atau orang dan beban pengimbang digantungkan pada tali yang ditarik naik atau turun dengan menggunakan puli, dimana puli ini berputar sesuai dengan kebutuhan. Puli digerakkan oleh motor listrik dan gerakan puli dihentikan oleh rem, sehingga barang atau orang tidak akan naik atau turun setelah posisi angkat yang diinginkan tercapai. 2.5.1 Pemakaian Elevator Penumpang dapat dibagi atas beberapa klasifikasi : 1. Pemakaian umum atau perniagaan ( General Purpose or Comercial ) yaitu tipe elevator yang digunakan pada pemakaian yang bersifat umum. Contohnya:Pada gedung bertingkat, hotel,kantor-kantor,rumah sakit,perusahaan. 2. Pemakaian pada tempat tinggal ( Residential ) Yaitu tipe elevator yang digunakan pada rumah tempat tinggal Contohnya : pada rumah tempat tinggal 3. Pemakaian pada supermarket ( Store )

Yaitu tipe elevator yang dipergunakan pada swalayan atau pusat perbelanjaan. 4. Pemakaian pada lembaga - lembaga ( Institutional ) Yaitu tipe elevator dipakai pada bangunan untuk suatu bentuk kelembagaan Contohnya : lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan 2.5.2 Pemasangan Elevator Ditinjau dari segi pemasangan, ada dua cara pemasangan elevator, yaitu: 1. Pemasangan dengan satu sangkar (Single Car) Didalam suatu gedung hanya terdapat satu sangkar saja atau dengan kata lain gedung tersebut hanya dilayani oleh satu unit elevator saja. Pemasangan ini biasanya terdapat pada gedung yang tidak begitu tinggi dan tidak luas serta laluan lintasan pemakaiannya tidak ramai. 2. Pemasangan dengan lebih dari satu sangkar (Multi Car) Pada bangunan tersebut terdapat lebih dari satu sangkar. Jika ada panggilan akan terjadi respon dan interaksi antara beberapa sangkar tersebut. Sangkar yang paling dekat dan tidak sedang bekerjalah yang akan melayani panggilan tersebut. Sistem ini dipakai pada gedung bertingkat banyak serta luas dan mempunyai laluan lintasan pemakaian yang ramai. 2.5.3 Ruang Peletakan Mesin Bila ditinjau dari ruang tempat peletakan mesin utama dari elevator, terdapat dua tipe sistem peletakannya yaitu : 1.Penthouse Machine Room Type Mesin elevator ditempatkan pada bagian atas (lantai paling atas) sangkar elevator

2. Basement Machine Room Type Mesin elevator ditempatkan pada bagian bawah (lantai dasar) sangkar elevator 2.5.4 Sistem Penggerak Elevator Bila ditinjau dari sistem penggerak elevator, terdapat dua sistem yang digunakan pada gedung gedung bertingkat, yaitu : 1. Penggerak Elevator Sistem Warp (Electrik) 2. Penggerak Elevator sistem Hidrolik 1. Penggerak Elevator Sistem Warp (Elektrik) Pada sistem ini penggerak utama dari sangkar elevator tersebut adalah motor listrik, dari motor tesebut akan dikopelkan ke poros mesin elevator (Driving Machine), yaitu suatu alat yang menggerakkan puli penggerak dan selanjutnya puli penggerak akan menarik tali yang diikat pada sangkar elevator dan beban pengimbang. Dengan demikian sangkar elevator dan beban pengimbang akan bergerak naik atau turun sesuai dengan putaran puli penggerak. Sistem pemasangan tali pada sistem Wrap dapat dibedakan berdasarkan peletakan ruang mesin, yaitu dengan : a. Penthouse Machine Room Pemasangan tali pada system warp pada Penthouse Mechine Room type dapat dilihat pada gambar 2.6. - Single Wrap Roping Tali dipasang satu kali jalan, tanpa lilitan diletakkan diatas puli dan melalui katrol, kemudian tali diikatkan diatas sangkar elevator dan beban pengimbang ( gambar 2.6.a )

- Double wrap Roping Ada dua cara pemasangan tali pada jenis Doble Wrap Roping yaitu tali dipasang satu kali lilit pada puli dan katrol, kemudian tali diikatkan diatas sangkar elevator dan beban pengimbang (gambar c) atau tali dipasang dua kali lilit tali diletakkan diatas puli diatas puli dan dililitkan ke katrol, selanjutnya ke atas sebagai titik tumpuan beban (Point Support). (Lihat gambar 2.6. di bawah ini ) Gambar 2.6. Pemasangan tali pada system Wrap Penthouse Machine Room Type b. Basement Machine Room Pemasangan tali pada system wrap pada basement Machine Room Type dapat dilihat pada gambar 2.7 -Roping Under Slung Sangkar elevator dan beban pengimbang ditahan oleh dua buah katrol, selanjutnya puli penggerak yang berada dibawah sangkar akan memutar kedua katrol yang menggerakkan sangkar elevator dan beban pengimbang dalam arah yang saling berlawanan ( gambar a dan b ) (Lihat gambar 2.7.) di bawah ini

Gambar 2.7. Pemasangan Tali pada Sistem Wrap Basement Machine Room Type 2. Penggerak Elevator Sistem Hidrolik Elevator sistem hidrolik memerlukan daya lebih kecil dibandingkan dengan sistem wrap. Nama hidrolik diberikan karena sangkar ini digerakkan oleh sebuah pompa yang dilayani oleh sebuah motor penggerak, sehingga dengan perubahan tekanan pada minyak (oil) akan menyebabkan naik atau turunnya sangkar elevator. Sistem hidrolik dan cara kerjanya persis sama dengan dongkrak mobil hidrolik, minyak dari penampung dipompakan oleh plunyer untuk mengangkat sangkar elevator tersebut. Pompa dihentikan sampai titik terbawah, selanjutnya sangkar elevator tersebut diturunkan dengan gaya gravitasi dan bypass control yang juga mengontrol posisi dari sangkar elevator tersebut sampai pada titik tertinggi Sistem kontrol yang digunakan pada elevator dengan sistem penggerak hidrolik biasanya sama dengan yang terdapat pada sistem penggerak wrap. Namun pada sistem penggerak hidrolik ini tidak diberikan beban pengimbang sehingga

memerlukan motor dengan daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan motor untuk keperluan yang sama pada sistem Wrap. Berdasarkan pertimbangan dari uraian diatas maka pada perencanaan ini system pengerak elevator yang akan dipergunakan adalah system Wrap dengan peletakan motor pada bagian atas sangkar (Penthouse Machine Room Type) dengan pemasangan tali satu kali jalan ( single Wrap Roping). 2.5.5 Methode pengoperasian Elevator Methode pengoperasian elevator adalah cara kerja elevator dalam memberikan respon terhadap panggilan yang diberikan penumpang. Methode operasi elevator secra umum dibedakan atas dua cara, yaitu: 1. Pengoperasian Manual Pengoperasian manual merupakan sistem pengoperasian sangkar elevator dengan kecepatan rendah dan dapat berhenti pada posisi sembarangan titik yang dikehendaki, misalnya untuk kondisi perawatan atau untuk keperluan khusus. Dalam pengoperasiannya elevator diatur oleh seorang operator. Dengan demikian semua panggilan harus dikirim ke meja operator, kemudian operator mengatur gerakan sangkar elevator ke posisi level lantai yang diinginkan/dipesan penumpang methode ini jarang digunakan mengingat kurang praktisnya di dalam penggunaanya. 2. Pengoperasian Otomatis Pengoperasian elevator secara otomatis memberikan respon secara langsung

kepada penumpang yang memanggil sangkar elevator. Berdasarkan prinsip kerjanya, metode ini dibedakan atas: a. Metode Single Automatic Push Bottom Pada metode operasi ini, pada setiap lantai hanya terdapat satu buah tombol untuk memanggil sangkar sedangkan didalam sangkar elevator terdapat tujuan level lantai yang diinginkan. Selama elevator bekerja, elevator tidak melayani panggilan dari penumpang lain. elevator akan memberikan tanggapannya setelah elevator selesai melaksankan tugasnya. Dengan kata lain elevator baru dapat dipanggil apabila sangkar elevator dalam keadaan tidak bekerja. Dari penjelasan prinsip kerja diatas, dapat dikatakan bahwa methode Single Automatic Push Bottom ini hanya dapat melayani panggilan satu persatu, artinya sangkar baru dapat dipanggil apabila elevator dalam keadaan diam. Dengan demikian metode ini hanya efektif digunakan untuk gedung dengan dua atau tiga lantai. Dengan pemakaian elevator yang tidak terlalu mendesak, misalnya untuk elevator pengangkat barang. b. Metode Selective Collective Pada metode ini terdapat dua buah tombol panggilan pada setiap lantai yaitu tombol panggilan naik dan tombol panggilan turun. Kecuali pada lantai terendah dan tertinggi yang masing - masing hanya terdapat satu tombol panggilan. Didalam sangkar elevator terdapat tombol tujuan level lantai yang digunakan..

Metode operasi selective collective ini lebih praktis dan efisien dalam menangani panggilan dibandingkan dengan Single Automatic Push Bottom. Pada methode ini, secara otomatis sangkar elevator akan melayani semua panggilan naik pada saat sangkar elevator naik dan melayani semua panggilan turun pada tiap lantai yang dilaluinya. Dengan demikian methode ini lebih efisien dalam menanggapi panggilan dibanding dengan metode Single Automatic Push Bottom karena sangkar elevator dapat dipanggil walaupun elevator dalam keadaan sedang bekerja. c. Metoded Duplex-Collective Pada prinsipnya metode duplex collective ini hampir sama dengan metode selective - Collective merupakan operasi gabungan dari dua atau lebih elevator yang bekerja secara Selective-Collective. Pada metode ini, pada tiap lantai terdapat tombol bersama untuk memanggil sangkar elevator. Apabila tombol panggilan ditekan maka sangkar dengan posisi paling dekat dan dengan arah yang sesuai dengan panggilan, akan melayani panggilan tersebut. Hal ini merupakan keistimewaan metode ini dibanding dengan metode Selective-Collective. Tombol tujuan terdapat pada setiap sangkar yang berfungsi untuk mengoperasikan sangkarnya masing-masing. Dari pertimbangan-pertimbangan pada uraian diatas maka metode pengoperasian elevator yang dipakai disini adalah pengoperasian otomatis dengan prinsip berdasarkan Metode-Duplex-Collective. (lihat gambar 2.8) di bawah ini.

Gambar 2.8. Rangkaian Sistem Kontrol Elevator

Cara kerja pengoperasian otomatis berdasarkan metode-duplex-collective : - Apabila tombol naik (Up Button) ditekan maka arus akan mengalir ke kumparan naik (up Coil). Setelah kumparan berisi arus listrik, kumparan akan mengisi arus ke pengatur waktu otomatis naik (Up Times) dan semua semua switch naik (Up Relay) akan menutup sehingga mengalirkan arus kemotor penggerak. Motor penggerak memutar kekanan mengangkat sangkar elevator pada selang waktu oleh pengatur waktu otomatis naik (Up Times). Apabila pengatur waktu otomatis menyatakan selesai atau waktu untuk langkah tersebut selesai maka arus akan terhenti dan sangkar elevator berhenti pada lantai yang diinginkan oleh pengatur waktu tersebut. - Apabila tombol turun (down Button) ditekan maka arus akan mengalir pada kumparan turun (down Coil). Setelah kumparan berisi arus, kumparan akan mengisi arus ke pengatur waktu otomatis turun (down times) dan semua swich turun (down relay) akan menutup sehingga akan mengalirkan arus kemotor penggerak. Motor penggerak memutar kekiri dan menurunkan sangkar elevator pada selang waktu yang ditentukan oleh pengatur waktu otomatis turun (down times) sampai pengatur waktu otomatis menyatakan selesai dan sangkar elevator terhenti pada lantai yang diinginkan oleh pengatur waktu otomatis tersebut.

2.6 Bagian bagian Utama Elevator 2.6.1 Bagian bagian pada ruang atas sangkar (Penthouse Machine Room) Sebagian besar peralatan elevator tipe penthouse machine room ditempatkan dibagian atas sangkar elevator, (dapat dilihat pada gamabr 2.9.dibawah ini). Keterangan Gambar : 1. Mesin Pengangkat 2. Elekto motor 3. Rem Elektromagnetik 4. Puli Penggerak 5. Lemari Panel 6. Relay Pengatur 7. Papan Saklar Distributor 8. Pengatur Kecepatan 9. Saklar Pengatur 10. Kerangka kotak lift 11. Sangkar 12. Tongkat pengatur untuk saklar pengatur 13. Penyeimbang 14. Kotak pintu kotak 15. Papan tombol tekan 16. Bagian mekanis dari kunci pintu 17. Bagian listrik dari kunci pintu 18. Blok Penahan untuk kunci pintu 19. Lengan pengayun atas untuk saklar 20. Tongkat pengatur baja untuk saklar pengatur 21. Pemegang kotak 22. Kotak lantai kotak 23. Rel-rel penuntun untuk sangkar 24. Rel-rel penuntun untuk penyeimbang 25. Papan terminal 26. Soket untuk kabel penggantung 27. Saklar pengatur 28. Kabel penggantung 29. Tombol pemanggil 30. Penyeimbang 31. Pengatur kecepatan tekanan beban 32. Lengan Pengayun bawah dari saklar pengatur 33. Penyetop sangkar 34. Portal dengan pintu 35. Pintu masuk dan keluar sangkar 36. Kerangka jaringan kabel 37. Baji penangkap pengamanan 38. Tali pengatur kecepatan 39. Tierod untuk penangkap pengamanan Gambar 2.9. Bagian bagian Utama Elevator Penumpang

Komponen-komponen utama peralatan elevator type Phenthouse Machine Room yang ditempatkan dibagian atas sangkar elevator adalah : 1. Electro motor 2. Mesin Elevator 3. Rem Elevator 4. Lemari Panel Relay 5. Governor 2.6.1.1 Elektro Motor Penggerak utama elevator adalah sebuah elektromotor yang digerakkan oleh listrik PLN atau generator listrik yang dilengkapi dengan pengatur medan (Field Control) yang dikontrol secara numerik (Numerikal kontrol). Elektro Motor dikopel ke rangkai Gear Box yang berfungsi untuk mereduksi putaran elektro motor dengan mesin elevator (Elevator Driving Mechine),Puli dan rem Listrik. Gambar 2.10. Elektro Motor dan Mesin Elevator

2.6.1.2 Mesin Elevator Desain elevator disini digunakan mesin pengangkat jenis puli/drum sebagai pengangkat dan roda puli pengarah. Kemudian tali menahan sangkar dan diikatkan lalu tali dililitkan di puli pada permukaannya, sedangkan pada desain roda puli penggerak,tali melewati roda puli yang digerakkan oleh elektro motor, terjadi gaya gesek pada tali dan puli. Dalam perencanaan ini dipilih mesin pengangkat dengan puli penggerak karena memiliki beberapa kelebihan diataranya : 1) Dapat digunakan untuk mengangkat pada segala macam ketinggian 2) Ukurannya lebih kompak 3) Lebih efektif karena gaya traksi pada roda puli penggerak akan hilang bila sangkar yang sedang turun terbentur hambatan. Dalam hal ini, kelonggaran pada bagian tali yang keluar dari puli akan menyebabkan tergelincirnya oleh puli pada tali sehingga tali akan mengencang kembali 4) Penggunaan mesin pengangkat jenis roda puli ini telah mengurangi kecelakaan secara drastis akibat putusnya tali. Mesin elevator penggerak roda puli untuk elevator penumpang ditunjukkan pada gambar 2.11. dibawah ini : Gambar 2.11 Mesin Elevator

2.6.1.3 Rem Elevator Prinsip kerja rem elevator sama dengan kontak NC ( Numerikal kontrol ) dari suatu relay atau kontaktor, dimana rem dalam keadaan menjepit poros mesin elevator pada saat sangkar elevator tidak bekerja, sebaliknya rem akan melepaskan poros elevator apabila coil rem listrik tersebut berenergi. Dengan demikian apabila sumber arus dari panel utama putus pada saat elevator bergerak, penumpang akan aman dari bahaya benturan yang timbul apabila rem tidak menjepit poros mesin tersebut. Di bawah ini gambar 2.12. akan diperlihatkan konstruksi rem listrik untuk elevator. Gambar 2.12. Rem Elevator 2.6.1.4 Lemari Panel Lemari panel merupakan tempat sebagian besar peralatan listrik ( komponenkomponen kontrol ) disambungkan seperti relay, transformator dan penyearah. Tiap unit elevator memiliki masing - masing satu buah lemari panel, dapat dilihat pada gambar halaman berikut ini (gambar 2.13).

Gambar 2.13 Lemari Panel 2.6.1.5 Governor Governor adalah merupakan pengaman dan pengatur kecepatan lebih (Over Speed). Dan mempunyai saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan gaya sentrifugal. Tali ( Rope ) governor dihubungkan kebagian atas dan bawah sangkar melalui dua buah puli governor. Puli governor ditempatkan diruang mesin atas dan yang lainnya ditempatkan pada bagian bawah (basement) instalasi elevator, sehingga puli governor akan bergerak apabila sangkar elevator bergerak. Gambar 2.14. Governor

2.6.2 Bagian-bagian pada Terowongan ( Hoist Way ) Terowongan yang dimaksud pada sistem elevator adalah terowongan vertical yang menjadi jalan atau saluran tempat dimana sangkar elevator dan beban pengimbang bergerak naik dan turun. Pada terowongan terdapat beberapa peralatan seperti : 1. Saklar pembatas 2. Sangkar elevator 3. Beban pengimbang 4. Tali baja 5. Rel penuntun 6. Alat pengaman elevator 2.6.2.1 Saklar Pembatas Saklar pembatas berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian dari sistem listrik dari sumbernya tanpa campur tangan operator, akan tetapi diaktifkan oleh sentuhan mekanik dari suatu material. Pada pengoperasiannya ada beberapa pembatas sebagai saklar bantu untuk pengaturan kerja rangkaian elevator. Pada pengaman beban lebih sangkar elevator, saklar pembatas elevator ini akan bekerja jika beban atau penumpang yang masuk kedalam sangkar melampuai kapasistas ( daya angkat ) elevator tersebut. Saklar pembatas juga digunakan pada operasi membuka dan menutup pintu elevator serta juga terdapat pada setiap batas level lantai. 2.6.2.2 Sangkar Elevator Sangkar elevator adalah suatu kerangka kendaraan yang mempunyai ruangan untuk tempat penumpang atau barang yang akan dipindahkan. Sangkar ini

harus tertutup dan lengkapi dengan pintu. Sangkar ini harus kokoh, ringan dan desainnya sederhana. Pada bagian dalam sangkar elevator terdapat tombol tombol pengatur arah tujuan dan indikator posisi elevator, lampu penerangan, push button, oper door, close door, ear phone, dan tombol stop hand/auto. Gambar 2.15.Sangkar elevator Berikut ini diperlihatkan gambar 2.16. Tata letak peralatan tombol operasi didalam sangkar elevator. Gambar 2.16. Tata letak peralatan dan tombol operasi didalam sangkar elevator

2.6.2.3 Beban Pengimbang Beban pengimbang adalah beban pemberat untuk mengimbangi berat sangkar elevator. Gerakan beban pengimbang berlawanan arah dengan sangkar elevator. Dengan demikian secara tidak langsung beban pengimbang akan mengurangi daya yang harus disediakan oleh hoisting motor. Beban pengimbang terdiri dari satu kerangka baja dengan desain yang berlapis yang akan memudahkan pengaturan bobot dan penyederhanaan perakitan. Penggunaan beban pengimbang ini adalah untuk memberikan keuntungan konsumsi daya yang diperlukan elevator. Gambar 2.17.Beban pengimbang 2.6.2.4 Tali Baja Tali digunakan sebagai penghubung sangkar elevator dengan beban pengimbang melalui puli mesin elevator, disamping itu juga digunakan untuk menghubungkan sangkar elevator dengan governor sebagai sensor kecepatan lebih (Over Speed) lihat gambar 2.18. dan gambar 2.19. berikut ini.

Gambar 2.18. Lapisan serat tali baja Gambar 2.19.Konstruksi serat tali baja 2.6.2.5 Rel Penuntun Sangkar elevator bergerak didalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap. Untuk keperluan ini kedua sisi sangkar pada bagian atas dan bawah diberi dua penuntun yang bentuknya sesuai dengan rel penuntun. Rel atau batang penuntun terbuat dari batang baja profil siku T- ganda atau batang kayu dan diikat pada kedua sisi lorong elevator. Rel diberi pelumas gemuk secara teratur. Kerugian gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5-10% dari bobot komponen gerak. Penuntun dipasang pada tempat sempit diantara dua rel, sehingga dapat berfungsi untuk mencegah ketidakserasian sangkar elevator. (Dapat dilihat gambar 2.20).

Gambar 2.20. Rel Penuntun untuk Elevator 2.6.2.6 Alat Pengaman Elevator Sangkar elevator harus dilengkapi dengan alat pengaman khusus, yaitu penahan yang akan menghentikan sangkar secara otomatis bila tali putus atau kendur. Banyak desain pengaman elevator yang dilengkapi dengan eksentris, baji, rol penjempit, pisau dan permukaan rem yang halus. Permukaan rem halus yang menjepit jalur penuntun dengan kuat sepanjang permukaan kontak merupakan alat yang efisien operasinya seperti yang telah dibicarakan sebelumnya. Selain rem terdapat juga alat pengaman elevator lainnya seperti: a. pegas penahan b. penahan penggerak a. Pegas penahan Pegas penahan adalah merupakan suatu alat yang ditempatkan pada bagian dasar terowongan. Alat ini berfungsi untuk mengamankan sangkar elevator agar tidak membentur landasan (dasar terowongan) apabila suatu saat tali pengikat elevator dengan beban pengimbang putus. (Lihat gambar 2.21).

Pegas penahan bekerja berdasarkan hidrolik yang dibantu dengan pegas (spring) dengan demikian bila sangkar jatuh secara tiba-tiba karena putusnya tali maka sangkar akan jatuh menimpa pegas penahan dan oleh pegas redaman hidrolik sangkar akan aman dari benturan yang sangat keras apabila sangkar langsung jatuh kedasar terowongan. Gambar 2.21. Pegas Penahan b. Penahan Gerak Penahan gerak berfungsi untuk menghentikan elevator secara otomatis, sebelum kecepatan lebih (over speed). Gerak dari penahan elevator dikontrol oleh governor. Penahan gerak akan menghentikan sangkar bila satu buah tali atau semuanya putus secara bersamaan, bila satu tali di bebani lebih dari kekuatan talinya, dan bila semua tali kendur pada saat yang bersamaan pula dan juga bila kecepatan penurunan menjadi semakin besar. Biasanya penahan gerak akan beroperasi dengan daya yang diberikan oleh pegas, bobot sangkar itu sendiri atau 49

bobot pengimbang atau juga gaya udara bertekanan. Dan dibawah ini adalah alat pengaman penahan gerak tersebut, gambar 2.22. Alat ini terdiri dari penahan pengaman dan sebuah pembatas kecepatan tali kawat penahan 7, yang dikencangkan oleh rol 15 dan pemberat 16, melewati alur roda puli pembatas kecepatan 4. Ujung tali kawat diikatkan pada pelat 6 yang dihubungkan dengan engsel lengan 8 pada atap. Bila kecepatan kendaraan normal,maka tali kawat dapat bergerak bersamaan kendaraan dan roda puli 4 ikut berputar. Jika tali putus kecepatan kendaraan maupun kecepatan tali kawat dan roda puli akan meningkat. Bila kecepatan mencapai 140 persen kecepatan ternilainya, pemberat W 1 dan W 2 yang dipasang pada titik 0 pada roda puli akan terpisah dan lengan 1 dan 3 memindahkan lengan 5 pada kedudukan yang ditunjukkan garis putus. Dalam hal ini rol R 1 dan R 2 akan jatuh kedalam celah yang dipersempit di antara B 1 dan B 2 roda puli dan rangka diam dari pembatas dan mengerem roda puli yang menjepit tali kawat yang tegang tersebut dan menghentikannya.karena kendaraan bergerak kebawah lengan 8 dan gandar 9 berputar searah jarum jam. Pada saat yang bersamaan garpu 12 yang ada pada kedua sisi kendaraan akan menaikkan baji X 1 dan X 2 (sepanjang baji pda setiap sisi) yang bergesr sepanjang blok diam 13 yang dipasang pada atap kendaraan. Permukaan dalam baji yang bergerigi akan menjepit rel penuntun 14 pada kedua sisinya, sangkar yang akan dihambat dan tetap tergantung pda rel penuntunnya. Secara bersamaan, pelat 10 akan menekan pena 11 yang akan membuka kontak yang bersesuaian. Kontak ini akan mengerem dan menghentikan motor mesin pengangkat. 50

Keterangan gambar penahan gerak : Gambar 2.22. Elevator dan penahan gerak. 1. Nomor 1 dan 3 = Lengan penahan gerak 2. Nomor 2 = Rangka diam penahan gerak 3. Nomor 4 = Roda puli pembatas kecepatan 4. Nomor 6 = Pelat engsel 5. Nomor 7 = Pembatas kecepatan tali kawat 6. Nomor 5, 8, 9 = lengan dan gandar berputar 7. Nomor 10, 11 = Pelat dan pena 8. Nomor 12 = Garpu penahan gerak 9. Nomor 13 = Blok diam 10. Nomor 14 = Rel penuntun 11. Nomor 15, 16 = Rol dan pemberat penahan gerak 51