Abstract. : Time Provision of MP-ASI, energy intake, nutritional status.

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

GAMBARAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI DESA BONTO BUNGA KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009


FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

BONA F. P. BANJARNAHOR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

GAMBARANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENYAKIT INFEKSI SERTA STATUS GIZI BAYI DI DESA PADAIDI KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

GAMBARAN STATUS IMUNISASI, PENYAKIT INFEKSI, ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA SALENRANG

GAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP GRAFIK PERTUMBUHAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

ABSTRACT. Keyword : Pemberian ASI ekslusif, Asupan energi, Produksi ASI

Mona Sylvia J. Manullang¹, Albiner Siagian², Arifin Siregar²

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN PERTUMBUHAN BAYI 7-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

Oleh : BEVI LESTINA SARI NIM

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 DI DESASALENRANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

PGM 2011, 34(2): Reliabilitas metode pengumpulan data konsumsi S. Prihatini; dkk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK SDN 203 INPRES BINANGA SANGKARA DI DESA AMPEKALE KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ANAN A

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

Transkripsi:

GAMBARAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI RW 01 KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR 1 Thresia Dewi KB., 1 Hj.Fatmawaty Suaib 2 Ferianti Tonapa 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makasar Abstract Background: Giving (MP-ASI) just in time that the age of 6 months to allow the baby's needs can be met because at the age of 6 months of production (ASI) is no longer met all the nutritional needs of babies and so we need complementary foods in addition to (ASI). If energy needs are not being met by either the baby will get sick so that they can influence the nutritional status of infants. Objectives: This study aims to describe the timing of (MP-ASI) and energy intake and nutritional status of infants aged 6-12 months in RW 01 Village Paccerakkang Makassar. Methods: This research is a survey with descriptive approach. Samples are infants aged 6-12 months who meet the criteria as a sample in RW 01 Village Paccerakkang Makassar totaling 30 people selected by purposive sampling. Data age provision (MP-ASI) was obtained through a questionnaire and categorized according to age provision (MP-ASI), which is appropriate to the age of administration (MP-ASI) at 6 months and is not appropriate if the baby is given (MP-ASI) aged less than 6 months or more than 6 months. Data obtained by the method of energy intake Food Recall 24 hours over 2 days are not consecutive. Data with an index of nutritional status (BB/U) was obtained through the data sample weight. Suggestion: The results showed that the majority (60.0%) samples get (MP-ASI) on time. Most (53.3%) samples classified as less energy intake. Most (90.0%) samples had good nutritional status according to the index (BB/U). Most (60.0%) sample distribution based on the time of administration (MP-ASI) and nutritional status. Sebagan large (53.3%) the distribution of the sample based on energy intake and nutritional status. Suggestion: It is suggested to mothers of infants aged 6-12 months in RW 01 Village Paccerakkang Makassar to pay attention to the energy intake of the baby so the baby's energy needs can be met with a well that will also affect the nutritional status of infants. Key words : Time Provision of MP-ASI, energy intake, nutritional status. LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi. Seiring bertambahnya umur, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang lebih dibandingkan dari jumlah yang diperoleh dari ASI. Pengenalan dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) harus dilakukan secara bertahap sesuai usia bayi baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI (Depkes RI, 2007). Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga (Adriani, 2014). Pemberian makanan yang baik dan tepat sangat penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan gizi bayi. Jika bayi mendapatkan makanan pendamping selain ASI terlalu dini (sebelum usia 6 bulan), maka akan meningkatkan risiko penyakit diare serta penyakit infeksi. Selain itu 11

juga akan menyebabkan jumlah ASI yang diterima bayi berkurang, padahal komposisi gizi ASI pada 6 bulan pertama sangat cocok untuk kebutuhan bayi. Akibatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi akan terganggu. Sebaliknya jika makanan pendamping diberikan terlambat (melewati usia 6 bulan) maka bayi akan mengalami kekurangan zat gizi terutama energi dan protein juga zat besi. Akibatnya akan menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, bayi mengalami anemia, atau defisiensi zat gizi yang lainnya (Sulistyoningsih, 2011). Sampai usia 6 bulan kebutuhan energi bayi masih dapat dipenuhi dari ASI. Mulai usia 6 bulan kebutuhan energi bayi tidak dapat dipenuhi dari ASI saja sehingga perlu tambahan energi dari MP-ASI. Bertambahnya usia bayi berarti bayi membutuhkan energi yang lebih banyak sesuai dengan pertumbuhannya. Jika kekurangan energi ini tidak terpenuhi dengan baik bayi akan mudah sakit dan bila sakit lebih lama sembuh. Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi membutuhkan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari, yang kemudian berkurang menjadi sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010, hasil survey nasional prevalensi berat kurang pada tahun 2010 adalah 17,9%, yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Tahun 2010 di Indonesia bayi yag mendapat ASI dan makanan cair (predominan) sebesar 4,5%, bayi yang mendapat ASI dan MP- ASI dini (parsial) sebesar 81,54% (Wargiana, 2013). Berdasarkan hasil Praktek Belajar Lapangan (PBL) Perencanaan Program Gizi tahun 2012 di RW 01 kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya sebanyak 92,2% ibu yang memberikan makanan yang tidak tepat pada anaknya. Asupan protein kurang sebanyak 36,7%, asupan lemak kurang sebanyak 50,0%, dan asupan karbohidrat kurang sebanyak 71,4%. Kategori status gizi balita menurut indikator berat badan menurut umur yang termasukunderweight sebanyak 28,6%, sedangkan untuk indikator berat badan menurut tinggi badan sebanyak 35,7% balita yang kurus. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran waktu pemberian MP-ASI dan asupan energi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di RW 01 kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. METODE PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian untuk mengetahui gambaran waktu pemberian makanan pendamping ASI dan asupan energi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada bulan Juni Agustus 2015 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua bayi usia 6-12 bulan yang tinggal di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Sampelnya adalah bayi usia 6-12 bulan yang diambil secara purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut : a. Sampel yang berumur 6-12 bulan b. Ibu sampel bersedia menjadi responden. c. Sampel yang menetap tinggal di Kelurahan Paccerakkang. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh sampel sebanyak 30 bayi. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data Primer Data primer yang dikumpulkan yaitu waktu pemberian MP-ASI, asupan energi dan status gizi. Identitas sampel yang diperoleh dengan cara wawancara. Waktu pemberian MP-ASI diperoleh melalui kuesioner yang diajukan kepada responden dengan menanyakan usia pertama kali MP ASI diberi kepada bayinya. Status gizi yang diperoleh dengan cara menimbang berat badan sampel, menggunakan timbangan berat badan merk seca dengan ketelitian 0.1 kg. Asupan energi diperoleh dengan metode recall 2x24 jam secara tidak berturutan menggunakan form recall. Pegolahan Data dan Penyajian Data Identitas sampel diperoleh dari hasil wawancara dengan mengategorikan sesuai karakterisik responden. Data waktu pemberian MP-ASI diperoleh melalui kuesioner lalu dikategorikan sesuai usia pemberian MP-ASI, yaitu dikategorikan baik jika waktu pemberian MP-ASI saat bayi usia 6 bulan dan dikategorikan kurang jika bayi diberikan MP-ASI saat usia kurang dar 6 bulan atau lebih dari 6 bulan. Data asupan energi diperoleh dengan metode Food Recall 24 jam selama 2 hari tidak berturutan. Data status gizi dengan indeks BB/U diolah 12

menggunakan komputer. Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Tabel 01 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Jenis Kelamin n % Laki-Laki 11 36.7 Perempuan 19 63.3 Berdasarkan tabel 01 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (63.3%) berjenis kelamin perempuan. Tabel 02 Distribusi Waktu Pemberian MP-ASI pada Sampel di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Kriteria n % Tepat 18 60,0 Tidak Tepat 12 40,0 Berdasarkan tabel 02 menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) sampel pertama kali diberikan makanan/minuman selain ASI yang tergolong tepat Tabel 03 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Status Gizi n % Baik 27 90,0 Kurang 3 10,0 Berdasarkan tabel 03 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memiliki status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur yaitu baik sebanyak 27 orang (90%). Tabel 04 Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Energi di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Asupan Energi n % Baik 14 46,7 Kurang 16 53,3 Berdasarkan tabel 04 menunjukkan bahwa sebagian besar asupan energi tergolong kurang yaitu sebanyak 16 (53.3%). Tabel 05 Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Pemberian MP-ASI dan Status Gizi di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Waktu Status Gizi Pemberian Total Baik Kurang MP-ASI n % n % n % Tepat 16 53,3 2 6,7 18 60,0 Tidak Tepat 11 36,7 1 3,3 12 40,0 Total 27 90,0 3 10,0 30 100 Berdasarkan tabel 05 menunjukkan bahwa ada 53.3% sampel yang mendapatkan MP-ASI tepat waktu memiliki status gizi baik dengan indeks berat badan menurut umur. Tabel 06 Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Energi dan Status Gizi di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2015 Asupan Status Gizi Energi Baik Kurang Total n % n % n % Baik 14 46,7 0 0 14 46,7 Kurang 13 43,3 3 10,0 16 53,3 Total 27 90,0 3 10,0 30 100 Berdasarkan tabel 06 menunjukkan bahwa ada 46.7% sampel yang mendapatkan asupan energi baik memiliki status gizi baik dengan indeks berat badan menurut umur. PEMBAHASAN Gambaran Waktu Pemberian MP-ASI Pemberian makanan pada bayi akan merangsang pengeluaran berbagai jenis hormon yang berkaitan dengan gerakan dan pengembangan saluran cerna serta fungsi sel-sel 13

pankreas. Lambung dan usus yang berkembang juga meningkatkan kemampuan bayi untuk menangani berbagai zat gizi dan tekstur makanan (Almatsier, 2011). Pemberian makanan yang baik dan tepat waktu sangat penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan gizi bayi. Jika bayi mandapatkan makanan pendamping selain ASI terlalu dini (sebelum usia 6 bulan), maka akan meningkatkan risiko penyakit diare dan atau penyakit infeksi lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (60,0%) sampel pertama kali diberikan makanan/minuman selain ASI pada usia 6 bulan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pangestu FR (2014) di Kelurahan Toroada Kecamatan Turikale Kabupaten Maros menunjukkan bahwa sebanyak 65,6% yang memperkenalkan MP-ASI tepat pada waktunya yaitu saat usia 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu telah memberikan MP-ASI tepat pada waktunya yaitu saat bayi berusia 6 bulan. Gambaran Asupan Energi Sampai usia 6 bulan kebutuhan energi bayi masih dapat dipenuhi dari ASI. Mulai usia 6 keatas bulan kebutuhan energi bayi tidak dapat dipenuhi dari ASI saja sehingga perlu tambahan energi dari MP-ASI. Bertambahnya usia bayi, membuat bayi membutuhkan energi yang lebih banyak sesuai dengan pertumbuhannya. Jika kekurangan energi ini tidak terpenuhi dengan baik akan mudah sakit dan bila sakit lebih lama sembuh. Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Penelitian ini memberi gambaran bahwa sebagian besar sampel dengan asupan energi kurang yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasim R (2013) di Desa Bajiminasa Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba menunjukkan bahwa asupan energi bayi tergolong kurang sebanyak 18 orang (69,2%). Kebutuhan energi sehari meningkat selama tahun pertama kehidupan, akan tetapi kebutuhan energi per unit ukuran tubuh turun sesuai dengan perubahan pada kecepatan tumbuh bayi. Pengaruh aktivitas fisik terhadap pengeluaran energi berbeda untuk tiap bayi. Namun rata-rata aktivitas fisik akan meningkat seiring dengan meningkatnya umur sesuai dengan perkembangan motorik. Peningkatan aktivitas ini akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan energi bagi bayi dan atau anak. Gambaran Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh akibat dari keseimbangan antara konsumsi makanan penggunaan zat-zat gizi dan dibedakan antara status gizi lebih, gizi baik, dan gizi buruk (Almatsier,2003). Menurut Aritonang (2010) status gizi adalah tingkat keadaan gizi seseorang yang dinyatakan menurut jenis dan beratnya keadaan kurang gizi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa status gizi bayi berdasarkan indeks BB/U sebagian besar status gizi bayi tergolong baik yaitu sebanyak 27 orang (90,0%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pangestu FR (2014) di Kelurahan Toroada Kecamatan Turikale Kabupaten Maros menunjukkan bahwa status gizi bayi menurut indeks BB/U sebanyak 28 orang (87,5%) memiliki status gizi baik. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu pemberian MP-ASI akan dapat memenuhi kebutuhan energi bayi sesuai dengan usianya, sehingga akan berdampak pada status gizi bayi yang baik. Gambaran Waktu Pemberian MP-ASI dan Status Gizi Bayi usia 6-12 bulan, selain ASI bayi mulai bisa diberikan Makanan Pendamping ASI atau yang dikenal dengan MP-ASI. Makanan Pendamping ASI dapat diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan, karena pada usia itu bayi sudah mempunyai refleks mengunyah dengan organ pencernaan yang lebih kuat. Pemberian makanan pada bayi yang perlu diperhatikan salah satunya adalah ketepatan waktu pemberiannya. Waktu pemberian MP-ASI dalam penelitian ini yang kurang tepat digolongkan jika MP-ASI diberikan pada waktu bayi berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan dan waktu pemberian MP-ASI yang tepat digolongkan pada anak yang diberikan MP-ASI pada umur 6 bulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian besar bayi dengan status gizi baik dan mendapatkan MP-ASI tepat pada waktunya ada sebanyak 18 sampel (60,0%). Jika bayi mendapatkan MP-ASI tepat waktu maka mempengaruhi status gizi bayi yaitu bayi akan memiliki status gizi baik dikarenakan kebutuhan bayi yang terpenuhi tepat pada waktunya. Namun penelitian ini juga memberi gamabaran bahwa ada beberapa bayi yang mendapatkan MP-ASI tidak tepat pada waktunya namun tetap memiliki status gizi baik. Hal ini disebabkan kebutuhan bayi saat usia 6 bulan masih dapat terpenuhi dari ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rochimiwati dkk (2013) yang melakukan penelitian di wilayah pesisir Kecamatan Tallo 14

Kota Makassar yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara waktu pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi, yang menunjukkan bahwa lebih banyak anak yang berstatus gizi gizi buruk/kurang yang mendapatkan MP-ASI tepat waktu. Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-12 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes Ri, 2006). Makanan pendamping ASI ini diberikan pada bayi karena pada masa itu produksi ASI semakin menurun sehingga pemberian dalam bentuk makanan pelengkap sangat dianjurkan (WHO, 2004). Pemberian makanan yang baik dan tepat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi bayi. Bayi yang mendapat MP-ASI tepat pada waktunya cenderung akan memiliki status gizi yang baik karena dimana pada usia 6 bulan bayi sudah mempunyai refleks mengunyah dan pencernaan yang lebih kuat dan pada usia 6 bulan produksi ASI tidak lagi dapat mencukupi semua kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh bayi sehingga bayi harus mendapatkan MP-ASI. Sebaliknya jika MP-ASI diberikan kurang tepat yaitu pada usia kurang dari 6 bulan, maka cenderung menyebabkan jumlah ASI yang akan diterima oleh bayi akan berkurang akibatnya pertumbuhan bayi akan terganggu. Jika pemberian MP-ASI terlambat yaitu lebih dari 6 bulan maka bayi akan mengalami kekurangan zat-zat gizi yang dimana dapat menyebabkan pertumbuhan bayi menjadi terhambat. Praktek pemberian makanan pada bayi, selain ketepatan usia pemberian MP-ASI hal lain yang perlu diperhatikan juga yaitu bentuk MP-ASI dari frekuensi pemberian dan kualitas serta kuantitas MP-ASI tersebut. Gambaran Asupan Energi dan Status Gizi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel sebanyak 46.7% mengonsumsi energi baik jika dibandingkan dengan rekomendasi Anjuran Kecukupan Gizi (AKG) dan memiliki status gizi yang baik. Namun hasil penelitian juga memberi gambaran bahwa ada 43.3% sampel dengan asupan energi kurang, tetapi memiliki status gizi yang baik. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini, peneliti tidak menghitung nilai gizi dari ASI dan tidak mengidentifikasi penyakit infeksi yang pernah dialami sampel dalam seminggu terakhir. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana dkk (2012) yang juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara waktu pemberian MP- ASI dengan status gizi bayi dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bayi yang mendapat MP-ASI kurang tepat dengan status gizi baik lebih banyak yaitu 68 anak, dibandingkan dengan bayi yang mendapat MP- ASI kurang tepat dengan status gizi kurang yaitu sebanyak 41 anak. Terdapat beberapa faktor lain dari pemberian MP-ASI yang mempengaruhi status gizi bayi, seperti kualitas, kuantitas, higiene dan jadwal/waktu pemberian MP-ASI. Apabila faktor tersebut baik, maka status gizi bayi akan baik. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi bayi. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, kemampuan otak, dan untuk mencapai kesehatan optimal (Roesli, 2002). Direktorat Bina Gizi (2010) mengatakan bahwa keluarga yang biasa mempersiapkan makanan sendiri, akan lebih mudah memberikan MP-ASI yang baik bagi anaknya. Pemberian MP-ASI berhubungan dengan konsumsi makanan keluarga yang dipengaruhi oleh budaya, pekerjaan, pendidikan dan produksi pangan (Supariasa, 2012). Penelitian ini menggambarkan bahwa pekerjaan responden rata-rata adalah seorang ibu rumah tangga, sehingga ada waktu untuk mempersiapkan makanan sendiri kepada anakanaknya. Asupan energi yang cukup juga dipengaruhi oleh frekuensi, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dan penggunaannya dalam tubuh. KESIMPULAN 1. Waktu pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 6-12 bulan di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar sebagian besar tepat yaitu sebanyak 18 orang(60%). 2. Asupan energi bayi usia 6-12 bulan di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar sebagian besar tergolong kurang yaitu sebanyak 16 orang (53.3%). 3. Status gizi bayi usia 6-12 bulan di RW 01 Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar diukur berdasarkan antropometri menurut indeks BB/U menurut WHO Antro 2005 dinyatakan status gizi baik sebanyak 27 orang (90%), DAFTAR PUSTAKA Adriani M, Wirjatmadi B. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta; Kencana Prenada Media Group. Adriani M, Wirjatmadi B. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita. Jakarta; Kencana Prenada Media Group. 15

Almatsier S, Soetarjo s, Soekarto M. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama. Anggota IKAPI. (2009). Makanan Sehat Bayi dan Balita.Jakarta; Dian Rakyat. Arisman MB. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta; EGC. Aritonang I. (2010). Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta; Grafina Mediacipta. Departemen Kesehatan RI. 2007. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta. Depkes RI. (2006). Pedoman Konseling Gizi Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta. Direktorat Bina Gizi. (2010). Pelatihan Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu Panduan Peserta. Kemenkes RI. Fanny L, Amir A, Dewi T. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidpan. Makassar; Departemen Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Makassar. Fitriana, dkk. (2013). Dampak Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI Terhadap Status Gizi Bayi Usia 8-12 Bulan. Palembang. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Hasim R. 2013. Gambaran Status ASI, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Usia 7-12 Bulan di Desa Bajiminasa Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Politeknik Kesehatan Republik Indonesia Jurusan Gizi. Pangestu FR. (2014). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI, Praktek Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Status Gizi Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Toroada Kecamatan Turikale. Maros. Politeknik Kesehatan Republik Indonesia Jurusan Gizi. Rochimiwati, dkk. (2013). Hubungan Pola Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan. Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Gizi. Roesli, U. (2002). Mengenal ASI Eksklusif. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta. Sulistyoningsih H, (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Tasikmalaya; Graham ilmu. Supariasa IDN, Bakri B, MPS, Fajar I. (2002). Penilaian Status Gizi.Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. World Health Organization.(2004). Pemberian Makanan Tambahan. EGC. Jakarta World Health Organization.(2007). Tabel Reference WHO Anthro 2007. Makassar; Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Gizi 16