Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober APLIKASI AKTUATOR PIEZOELEKTRIK Farid Samsu Hananto*

dokumen-dokumen yang mirip
Prinsip Kerja Piezoelectric

PEMBUATAN SISTEM KENDALI POSISI AUTOFOKUS EKSPERIMEN LENSA DENGAN MOTOR LANGKAH

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

SISTEM KENDALI DIGITAL

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

Komponen Sistem Pneumatik

Elemen Dasar Sistem Otomasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

Pengantar Mekatronika

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. ( di mana gelombang merambat melalui

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

Elektronika Kontrol. Sensor dan Tranduser. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

Control II ( ADC DAC)

PENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN SENSOR VISKOSITAS CAIRAN MENGGUNAKAN STRAIN GAUGE DENGAN PRINSIP SILINDER KONSENTRIS

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

BAB II LANDASAN TEORI

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

MAKALAH JENIS-JENIS AKTUATOR ELEKTRONIK, PNEUMATIK DAN HIDROLIK. Disusun sebagai tugas mata kuliah Mekatronika dan Robotika.

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

RANCANG BANGUN UNIT KONTROL BERESOLUSI 12 Bit ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

3. METODE. Metode Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

BAB I PENDAHULUAN. yang diletakkan terhadap spesimen dan bahan, baik bahan yang digunakan pada

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

Prinsip Pribadi. Pengantar Robot 4. 4/29/ by hasanuddin sirait Page 1

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

TUGAS AKHIR STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELEKTRIK

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Materi-1 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

SIMAK UI Fisika

BAB 2 LANDASAN TEORI

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

BAB 2. Sensor, Transduser dan Aktuator

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG PENGENALAN MEKATRONIKA

Perangkat Penyimpanan (storage devices) berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan juga menyimpan hasil penyimpanan kerja CPU.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 86 APLIKASI AKTUATOR PIEZOELEKTRIK Farid Samsu Hananto* Abstrak : Piezoelekctrik aktuator adalah devais yang mempunyai kelebihan dalam akurasi gerakan, respon yang cepat dan gaya yang besar. Devais ini banyak diaplikasikan dalam industri mesin yang memerlukan kontrol yang presisi. Aplikasi dalam bidang perlengkapan elektronik seperti digital kamera dan telepon seluler dewasa ini sangat pesat perkembangannya. Kata kunci: Aktuator piezoelektrik, kontrol posisi presisi, perlengkapan elektronik kompak. Pendahuluan Aktuator merupakan nama yang diberikan pada devais yang mengubah energi input menjadi energi mekanik, dan bermacam aktuator telah dibuat dan berfungsi sesuai dengan jenis energi input (gambar 1). Aktuator elektromagnetik, hidrolik dan pneumatik melakukan pergeseran secara tidak langsung dengan pergeseran sebuah piston dengan gaya elektromagnetik atau tekanan. Di pihak lain, aktuator piezoelektrik melakukan gerakan secara langsung dengan deformasi sebuah benda padat, dan pergeserannya mempunyai akurasi yang sangat tinggi, gaya yang lebih besar, respon yang lebih cepat dari pada jenis aktuator lain. Keuntungan ini dihasilkan oleh aktuator piezoelektrik yang diaplikasikan dalam bidang industri yang memerlukan kontrol posisi dengan presisi tinggi, seperti gerakan yang sangat sedikit dalam sistem pelelehan semikonduktor, probe yang memerlukan penempatan presisi tinggi, probe STM (scanning tunnel microscopy) dan AFM (atomic force microscopy). Keuntungan lain yaitu tidak diperlukannya coil, akan menyebabkan devais ini bisa dibuat sekecil mungkin, dengan efisiensi energi yang tinggi dan konsumsi daya yang rendah mendorong penggunaan dalam berbagai devais yang kompak seperti kamera digital dan telepon seluler. 1. Fitur aktuator piezoelektrik Bahan keramik piezoelektrik yang digunakan dalam aktuator piezoelektrik menghasilkan energi listrik ketika mendapat energi mekanis (efek piezoelektrik) dan akan menghasilkan energi mekanik bila diberi energi listrik (efek piezoelektrik kebalikan) (Gambar 2). (*) Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 86

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 87 Aktuator piezoelektrik adalah devais yang menggunakan efek piezoelektrik kebalikan. Contohnya ketika tegangan 1000 volt diberikan pada keramik piezoelektrik dengan ketebalan 1 mm (1000 v/mm medan listrik), maka akan terjadi peregangan sekitar 1 m pada bahan keramik tersebut. Dalam praktek peregangan ini terlalu kecil dengan tegangan yang terlampau tinggi. Untuk memperbesar peregangan/pergeseran maka perlu dibuat struktur tertentu. Untuk mengurangi tegangan penggerak aktuator piezoelektrik, dapat dilakukan dengan mengurangi ketebalan bahan piezoelektrik tersebut. Dengan mengurangi tebal keramik menjadi 0,5 mm akan membuat tegangan penggerak menurun menjadi 500 volt saja. Gambar 3a menunjukkan devais yang disebut aktuator piezoelektrik bimorph. Aktuator ini dibuat dengan cara membuat dua lapisan piezoelektrik dengan ketebalan beberapa ratus m dan diberi pelat diantaranya. Dengan memberikan tegangan penggerak pada aktuator ini akan menyebakan gerakan melengkung. Dengan struktur ini akan menghasilkan pergeseran yang cukup besar namun gayanya lebih kecil. Bentuk ini biasa digunakan dalam penyangga struktur dalam mekanisme penempatan dan biasanya tegangan penggeraknya beberapa ratus volt. Gambar 3b menunjukkan aktuator piezoelektrik multi layer. Aktuator ini dibuat dengan cara menyatukan lapisan-lapisan piezoelektrik yang tebalnya 100 mikrometer.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 88 Dengan aktuator piezoelektrik multi layer dihasilkan aktuator dengan tegangan penggerak yang lebih rendah, presisi, dan gaya geser yang tinggi serta respon yang cepat. 2. Aplikasi Aktuator Piezoelektrik Aplikasi aktuator piezoelektrik dibandingkan dengan aktuator elektromagnetik mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan. Tabel 1 menunjukkan perbandingan aktuator piezoelektrik dan magnetik berdasar prinsipnya. Kelemahan dari aktuator piezoelektrik dari aktuator elektromagnetik adalah pergeseran yang kecil dan tegangan penggerak yang cukup tinggi. Namun dari kecilnya pergeseran itu diperoleh juga keuntungan yaitu presisi yang tinggi. Aktuator piezoelektrik multilayer dapat diaplikasikan dalam kontroller aliran dalam pembuatan semikonduktor yang memerlukan presisi yang sangat tinggi (Gambar 4). Ini adalah applikasi Aktuator piezoelektrik multilayer yang mula-mula diterapkan dalam proses industri. Penggunaan aktuator piezoelektrik multilayer untuk mengatur aliran memungkinkan untuk mengontrol aliran dengan lebih tepat dan lebih cepat dibanding katup elektromagnetik.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 89 Selanjutnya, aplikasi dalam fabrikasi semikonduktor menjadi semakin luas, termasuk dalam sistem exposure (pencahayaan) dalam tahun 1990 an (Gambar 5). Pergeseran kasar dilakukan dengan motor servo, sedangkan gerakan yang halus digunakan aktuator piezoelektrik. Sistem yang seperti ini kemudian banyak digunakan dalam sistemsistem lain.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 90 Pada tahun 1990 an, aktuator piezoelektrik juga digunakan dalam penepatan sumbu fiber optik (Gambar 6). Aplikasi aktuator piezoelektrik juga ditemukan dalam kamera digital. Dalam melakukan pemotretan kadang gambar yang dihasilkan menjadi kabur akibat getaran tangan kita waktu memotret. Kamera jaman sekarang sudah dapat mengantisipasi getaran tangat saat pengambilan gambar ini dengan mengaplikasikan aktuator piezoelektrik ini. Prinsip kerja dari anti blurr ini adalah sebagai berikut: ketika kamera kita bergeser/bergoyang, gerakan ini akan disensor oleh gyro sensor. Bila gyrometer menangkap adanya getaran maka getaran ini akan diikuti oleh aktuator piezoelektrik yang juga akan menggerakkan CCD (Charge Coupled Device) yaitu perangkat yang tugasnya menangkap gambar. Dengan gerakan CCD ini maka bayangan yang ditangkap oleh CCD tidak lagi blurr dan gambar yang dihasilkan pun tidak lagi mengalami blurr. Namun demikian getaran yang dapat dikompensasi oleh aktuator ini juga terbatas.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009 91 Penggunaan aktuator dalam kamera digital juga dialami dalam hal tegangan penggerak. Kamera digital biasanya menggunakan batterai yang tegangannya hanya 5 volt sedangkan tegangan penggerak untuk aktuator piezoelektrik biasanya ratusan volt. Hal ini bisa dipecahkan dengan membuat struktur bimorph dan atau dengan aktuator multilayer. Dewasa ini telah dapat dibuat aktuator multilayer dengan ukuran 0.3 x 0.3 x 1,2 mm dengan tegangan penggerak 5 volt. (photo 2) KESIMPULAN Aktuator piezoelektrik mempunyai fitur utama yaitu pergeseran yang sangat presisi. Kelemahan aktuator ini adalah tegangan penggerak yang cukup tinggi (ratusan volt). Namun dengan adanya teknologi nano telah dapat dibuat aktuator dengan tegangan penggerak tidak lebih dari 5 volts. Aktuator piezoelektrik mengalami kemajuan yang pesat dalam aplikasinya dari industri permesinan ke arah alat-alat elektronik praktis seperti kamera digital dan telepon seluler. DAFTAR PUSTAKA Nec Tokin Corp. Multilayer Piezoelektric Actuator Catalogue Vol 2. Solid State Actuator research Sectional Committee edition, Japan Teknology Transfer Association (Handbook of New Actuators for precision Control) Trends of Piezoelektric Actuator Technology, its Future Perspective, 2004