MODEL KONSUMSI BAHAN BAKAR KENDARAAN PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN BERBASIS LALULINTAS HETEROGEN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERILAKU MENYIAP KENDARAAN RINGAN PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR

PERMODELAN BIAYA KEMACETAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL KENDARAAN

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL BIAYA KEMACETAN BAGI PENGGUNA MOBIL PRIBADI DI DAERAH PUSAT PERKOTAAN YOGYAKARTA

STUDI TINGKAT KEKUATAN BUNYI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MIKROLET DI KOTA MAKASSAR.

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

PENGARUH KENDARAAN BERHENTI TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS RUAS JALAN PERKOTAAN TESIS MAGISTER. Oleh TASLIM BAHAR NIM :

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

ANALISA BIAYA KEMACETAN DI BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

ANALISA BIAYA TUNDAAN KENDARAAN DI RUAS JALAN KOTA MEDAN (STUDI KASUS : JALAN GURU PATIMPUS MEDAN)

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

STUDI MODEL PANJANG PERJALANAN TERHADAP UMUR SEPEDA MOTOR DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

STUDI MODEL HUBUNGAN VOLUME KECEPATAN KEPADATAN PADA JALAN PERKOTAAN TIPE 2 LAJUR DAN 4 LAJUR TAK TERBAGI (2UD DAN 4UD)

TUGAS AKHIR PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

ON STREET PARKING DAN KERUGIAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KERAPATAN LALU LINTAS DENGAN PENDEKATAN EMPAT MODEL

EFFECT OF A CLIMBING LANE ON SPEED, FLOW AND VEHICLE OPERATING COST

KERUGIAN NILAI WAKTU DAN BOK AKIBAT ON STREET PARKING

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BIAYA KEMACETAN RUAS JALAN KOTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

: 180 cm (as as) atau 150 cm (tepi tepi) Gambar IV.1. Penampang Melintang Jalan 3,5 M 3,5 M. Median Kerb. Perkerasan Jalan 2 M 1 M 7 M 7 M

PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar)

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR KOTA MEDAN

BAB II STUDI PUSTAKA

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN

ANALISIS KINERJA PELAYANAN SIMPANG BERSINYAL JALAN URIP S. JALAN A.P. PETTARANI JALAN TOL REFORMASI DI KOTA MAKASSAR

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BERAPA RUPIAH TERBUANG PERCUMA AKIBAT KEMACETAN DITINJAU DARI PEMBOROSAN BAHAN BAKAR STUDI KASUS JL ZA. PAGAR ALAM-TEUKU UMAR BANDAR LAMPUNG

KECELAKAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS BESARAN EMISI KENDARAAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM IVEM PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR

Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg

Perhitungan Ekivalensi Mobil Penumpang pada Ruas Jalan dengan Metode Regresi Linier Berganda SIGIT MARYANTO 1, DWI PRASETYANTO 2

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

ARUS JENUH LAJUR BELOK KAJIAN PADA SATU PERSIMPANGAN BERSINYAL, DI BANDUNG TESIS MAGISTER

KAJIAN NILAI WAKTU PERJALANAN UNTUK MOBIL PENUMPANG (STUDI KASUS JALAN TEUKU UMAR BANDA ACEH)

EVALUASI KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS PADA JALAN TOL JAKARTA-TANGERANG TESIS MAGISTER. Oleh : Edi Kadarsa NIM :

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

DAMPAK EKONOMI DAN LINGKUNGAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TESIS MAGISTER. Oleh: MUHAMAD ISNAENI N I M :

Pola Hubungan Matematis Aktivitas Parkir Sepeda Motor Di Kampus Itenas

PENGARUH KARAKTERISTIK JALAN DAN TATA GUNA LAHAN PADA PENENTUAN KAPASITAS JALAN STUDI KASUS : JAKARTA BARAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

ANALISIS KINERJA JALAN DAN KECEPATAN PERJALANAN KENDARAAN PADA JALAN POCUT BAREN KOTA BANDA ACEH

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus Jln. HM. Kadire Oening-A. Wahab Syahrani-M. Yamin-Letjen Suprapto )

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

PENGARUH PARKIR TERHADAP ARUS JENUH SIMPANG BERSINYAL TESIS MAGISTER. Oleh : A.A.N.A. JAYA WIKRAMA NIM

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PREDIKSI KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN DI KOTA MAKASSAR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUARA KLAKSON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

GREEN TRANSPORTATION

AGENDA KEGIATAN. Sesi I Pada sesi pertama terdapat 2 (dua) kegiatan yang dilaksanakan secara parallel yaitu kegiatan Seminar dan kegiatan Workshop.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

PREDIKSI KEBISINGANDI JALAN KOLEKTOR PREDICTION OF NOISE ON COLLECTOR ROAD SKRIPSI

PENGARUH NILAI WAKTU PADA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) MOBIL PENUMPANG DALAM PEMILIHAN RUTE JALAN EKSISTING DAN JALAN LINGKAR AMBARAWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG BERDASARKAN METODE KECEPATAN PADA RUAS JALAN TOL DALAM KOTA DAN LUAR KOTA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

E:mail :

Heddy Rohandi Agah Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH NILAI WAKTU PADA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) MOBIL PENUMPANG DALAM PEMILIHAN RUTE JALAN EKSISTING DAN JALAN LINGKAR AMBARAWA

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG

Transkripsi:

MODEL KONSUMSI BAHAN BAKAR KENDARAAN PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN BERBASIS LALULINTAS HETEROGEN M. Isran Ramli Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Tamalanrea, Makassar muhisran@yahoo.com Sumarni Hamid Aly Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Tamalanrea, Makassar marni_hamidaly@yahoo.com Muralia Hustim Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Tamalanrea, Makassar muraliahustim@yahoo.com Andi Tri Aswidinata Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Tamalanrea, Makassar trii_aswidinata@yahoo.com Abstract Vehicle fuel consumption is a significant factor in the modeling and estimation of vehicle operating costs and traffic congestion cost. However, studies on vehicle fuel consumption models on the road are still very limited. This study aims to build a model of the vehicle fuel consumption, particularly light vehicles. Models built are those relating vehicle speed and fuel consumption. Measurement of vehicle speed and fuel consumption was conducted on 2 road segments in the City of Makassar, which represents the free flow speed condition and the heterogeneous traffic speed condition. Using second order polynomial model, it is found that there is significant relationship between fuel consumption and vehicle speed. Comparing model curves obtained from this study with model curves obtained from ITB LAPI and PCI models shows that the models in this study is more fuel efficient than the previous two models. Keywords: fuel consumption, light vehicle, road, heterogeneous traffic Abstrak Konsumsi bahan bakar kendaraan merupakan suatu faktor signifikan dalam pemodelan dan estimasi biaya operasional kendaraan dan biaya kemacetan lalulintas. Namun demikian studi model konsumsi bahan bakar kendaraan di jalan masih sangat terbatas. Studi ini bertujuan membangun suatu model konsumsi bahan bakar kendaraan, khususnya kendaraan ringan. Model yang dibangun merupakan model hubungan antara kecepatan kendaraan dan konsumsi bahan bakar minyak. Pengukuran kecapatan kendaraan dan konsumsi BBM dilakukan pada 2 ruas jalan di Kota Makassar yang merepresentasikan kondisi kecepatan arus bebas dan kondisi kecepatan lalulintas heterogen. Dengan menggunakan model polinomial dengan orde 2 diperoleh model hubungan yang cukup signifikan antara konsumsi BBM dengan kecepatan kendaraan. Perbandingan kurva model yang diperoleh dari studi ini dengan kurva-kurva model LAPI ITB dan model PCI memperlihatkan bahwa model penggunaan BBM hasil studi ini lebih efisien dibandingkan dengan 2 model terdahulu tersebut. Kata-kata kunci: konsumsi bahan bakar, kendaraan ringan, jalan, lalulintas heterogen PENDAHULUAN Dalam satu dekade terakhir ini hampir semua kota besar di Indonesia mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat tinggi, termasuk Kota Makassar. Hal ini telah dan masih memberikan dampak terhadap kinerja jaringan jalan dan lalulintas, Jurnal HPJI Vol. 1 No. 2 Juli 2015: 77-84 77

seperti peningkatan derajat kejenuhan dan penurunan kecepatan lalulintas (Abulebu et al, 2012) serta dampak terhadap lingkungan, berupa peningkatan polusi gas buang (Aly et al, 2013) dan peningkatan kebisingan lalulintas jalan. Lebih jauh kondisi ini telah mentransformasi perilaku lalulintas, dari lalulintas homogen ke lalulintas heterogen. Fenomena perilaku lalulintas heterogen, berupa tidak dipatuhinya penggunaan lajur jalan sebagai akibat kegiatan zig-zag kendaraan, khususnya sepeda motor, dalam mendahului kendaraan lain atau dalam rangka mencari ruang jalan yang lebih lancar dan aman bagi pengendara, mendorong terciptanya kondisi kecepatan kendaraan yang tidak terkontrol, dengan sering terjadi perubahan kondisi pergerakan kendaraan antar segmen jalan secara berulang, baik itu kondisi percepatan, perlambatan, meluncur, maupun diam. Permasalahan ini telah membawa suatu masalah turunan, berupa pemborosan penggunaan bahan bakar, yang berdampak pada besarnya emisi kendaraan yang terjadi. Salah satu dampak utama yang terjadi akibat fenomena lalulintas heterogen ini adalah terjadinya kemacetan lalulintas pada jaringan jalan perkotaan yang berimplikasi pada timbulnya biaya kemacetan lalulintas. Dalam rangka membangun suatu model estimasi biaya kemacetan pada jaringan jalan perkotaan berbasis lalulintas heterogen, faktor Konsumsi Bahan Bakar (KBB) kendaraan menjadi salah satu variabel utama yang perlu ditemukenali terlebih dahulu. Selama ini masih sangat sedikit studi-studi di Indonesia yang berfokus membangun model KBB tersebut. Di era tahun 1990-an telah dibangun 2 model KBB oleh LAPI ITB dan PCI (Sugiyanto, 2007). Namun kedua model ini didasarkan pada kondisi arus lalulintas yang cenderung berperilaku homogen saat itu, sehingga mengalami keterbatasan untuk diaplikasikan pada situasi lalulintas heterogen saat ini. Namun demikian Sugiyanto (2007) tetap mengadopsi kedua model tersebut untuk mengestimasi biaya operasi kendaraan pada studinya tentang estimasi biaya kemacetan transportasi pada jalan utama di Kota Yogyakarta. Dalam rangka mengisi kekosongan model KBB kendaraan yang dapat merepresentasikan secara lebih faktual kondisi arus lalulintas yang bersifat heterogen, serta mengelaborasi lebih jauh keandalan kedua model KBB terdahulu, studi ini berupaya mendeskripsikan, menganalisis, serta memodelkan KKB kendaraan pada jaringan jalan berbasis lalulintas heterogen, khususnya untuk jenis kendaraan ringan pada jaringan jalan di Kota Makassar. Studi ini juga memperbandingkan model empiris yang dibangun terhadap model PCI dan model LAPI ITB untuk melihat sensitivitas ketiga model tersebut dalam merepresentasikan KBB kendaraan ringan pada kondisi arus lalulintas heterogen. Lokasi Studi Lokasi studi ditentukan sehingga dapat merepresentasikan 2 kondisi arus lalulintas, yaitu kondisi kecepatan arus bebas dan kondisi kecepatan arus aktual lalulintas heterogen. Untuk itu dipilih 2 ruas jalan di Kota Makassar, yaitu jalan tol rute Simpang Bandara- Simpang Fly Over, dengan panjang jalan adalah 13,9 km, dan jalan non-tol (rute Jl. Perintis Kemerdekaan-Jl. Urip Sumoharjo), dengan panjang jaringan jalan adalah 15,4 km. Kedua ruas jalan yang dipilih menjadi lokasi survei disajikan pada Gambar 1, dengan ruas 78 Jurnal HPJI Vol. 1 No. 2 Juli 2015: 77-84

jalan tol ditunjukkan oleh garis berwarna kuning dan ruas jalan non-tol ditunjukkan oleh garis berwarna merah. Gambar 1 Lokasi Sampel Jaringan Jalan di Makassar Peralatan Survei Peralatan utama yang digunakan dalam survei pengukuran kecepatan kendaraan pada studi ini adalah kendaraan beroda 4 dan alat GPS serta hasil print out pengisian bensin kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Survei pengukuran kecepatan kendaraan menggunakan kendaraan yang dapat merepresentasikan variasi jenis atau tipe kendaraan ringan yang beroperasi di ruas-ruas jalan di Kota Makassar. Untuk itu dipilih 5 unit kendaraan yang merepresentasikan kombinasi produsen dan tipe kendaraan yang dominan di Kota Makassar. Kombinasi ini merepresentasikan 4 jenis produsen kendaraan yang mendominasi komposisi kendaraan di Kota Makassar, yaitu Toyota, Daihatzu, Honda, dan Ford, serta 5 tipe kendaraan ringan yang dominan dewasa ini di Kota Makassar, yaitu Avanza, Yaris, Terios, CRV, dan Fiesta. Pemilihan 5 unit kendaraan uji ini juga mempertimbangkan faktor tahun produksi dan kapasitas mesin kendaraan. Kelima unit kendaraan yang digunakan disajikan pada Tabel 1. Pengukuran kecepatan kendaraan ringan menggunakan alat GPS yang dapat diatur untuk pengukuran kecepatan berlari kendaraan ringan per detik. Pada studi ini digunakan alat GPS tipe Garmin Etrex 30, yang secara otomatis mampu mengukur dan merekam kecepatan dan posisi kendaraan sepanjang perjalanan kendaraan, detik demi detik, sehingga pengukuran kecepatan perjalanan kendaraan dari titik asal ke titik tujuan dapat menjadi lebih akurat. Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan pada Jaringan Jalan Perkotaan (M. Isran Ramli, dkk.) 79

Tabel 1 Jenis Kendaraan Uji No. Produsen Merk/Tipe Kondisi/Kapasitas Kendaraan Tahun Produksi Kapasitas Mesin (cc) 1. Toyota Avanza 2012 1.500 Yaris 2011 1.500 2. Daihatzu Terios 2011 1.500 3. Honda CRV 2011 2.000 4. Ford Fiesta 2012 1.400 Pengukuran kecepatan kendaraan pada kedua sampel ruas jalan di Kota Makassar menggunakan pendekatan pengamatan kendaraan bergerak (probe vehichle approach), yaitu metode survei kendaraan mengambang (floating car survey method). Metode survei ini banyak digunakan untuk survei kecepatan, waktu tempuh, arah, dan posisi suatu obyek bergerak yang menggunakan alat perekam waktu atau posisi yang bersifat mobile, seperti GPS. Dengan mengendarai suatu kendaraan, surveyor juga melakukan tracking dengan alat GPS untuk merekam posisi dan kecepatan kendaraan ringan mulai dari titik awal hingga titik akhir suatu rute perjalanan. Untuk merepresentasikan kondisi arus lalulintas yang diukur, pengemudi membuat kendaraan yang dikendarainya mengambang pada arus kendaraan yang terjadi, dengan mengupayakan jumlah kendaraan yang disalip sama dengan kendaraan yang menyalip. Selain itu pengemudi juga mengatur kecepatan kendaraannya sesuai dengan perkiraan kecepatan arus lalulintas yang ada secara alami dan bergerak sesuai dengan kecepatan batas (Hasrul et al, 2013). Pengukuran kecepatan ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap kendaraan uji. Pada titik awal perjalanan, sebelum berangkat, kendaraan diisi bahan bakar secara penuh pada SPBU yang berlokasi sangat dekat dengan titik awal rute perjalanan. Pada akhir perjalanan kendaraan kembali diisi bahan bakar secara penuh pada SPBU yang berlokasi cukup dekat dengan titik akhir rute perjalanan. Pada SPBU ini diperoleh print out kedua yang memberikan informasi penggunaan bahan bakar selama pengujian. Pendekatan model konsumsi bahan bakar kendaraan ringan yang digunakan pada studi ini menggunakan model LAPI-ITB dan model PCI. Model pendekatan yang digunakan adalah model regresi polinomial dengan orde 2 (Sugiyanto, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Kecepatan Kendaraan Hasil-hasil pengukuran kecepatan kendaraan pada kedua ruas jalan yang diamati disajikan pada Gambar 3a untuk arah pergerakan kendaraan Simpang Bandara-Fly Over- KM 4 dan pada Gambar 3b untuk arah pergerakan kendaraan Fly Over-KM 4-Simpang Bandara. Gambar 3 memperlihatkan bahwa fenomena kecepatan kendaraan untuk kedua arah pergerakan relatif sama, baik untuk kecepatan kendaraan pada kondisi arus bebas (jalan tol) maupun untuk fenomena kecepatan kendaraan pada kondisi lalulintas heterogen (jalan non-tol). Kecepatan kendaraan pada kondisi arus bebas berada pada rentang 45 80 Jurnal HPJI Vol. 1 No. 2 Juli 2015: 77-84

km/jam hingga 60 km/jam, sedangkan pada kondisi lalulintas heterogen rentang kecepatan kendaraan adalah 20 km/jam hingga 30 km/jam. Kondisi ini mengindikasikan bahwa nilai kecepatan kendaraan pada kondisi lalulintas heterogen telah tereduksi hingga 50 % dari kondisi kecepatan arus bebas. Gambar 3 Kecepatan Kendaraan Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Hasil pengukuran konsumsi bahan bakar kendaraan disajikan pada Gambar 4a untuk arah pergerakan kendaraan Simpang Bandara-Fly Over-KM 4 dan pada Gambar 4b untuk arah pergerakan kendaraan Fly Over-KM 4-Simpang Bandara. Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa fenomena konsumsi bahan bakar (KBB) kendaraan ringan pada kedua arah pergerakan kendaraan di kedua kondisi jaringan jalan relatif berfluktuasi antar kendaraan uji. Fluktuasi KBB kendaraan berada pada interval 0,04 lt/km hingga 0,11 lt/km. Untuk kedua kondisi arus lalulintas, KBB kendaraan kurang memperlihatkan konsistensi dominasi satu sama lainnya, meskipun pada beberapa kendaraan uji tertentu terlihat bahwa KBB kendaraan uji pada kondisi arus lalulintas eksisting jauh lebih besar dibanding KBB kendaraan uji pada kondisi kecepatan arus bebas. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku mengemudi dan kondisi arus lalulintas bersama-sama turut mempengaruhi tingkat KBB kendaraan yang melintas. Gambar 4 Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Uji Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan pada Jaringan Jalan Perkotaan (M. Isran Ramli, dkk.) 81

Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Ringan Berdasarkan data hasil pengukuran kecepatan dan KBB kendaraan, dilakukan pembangunan model KBB terhadap kecepatan kendaraan dengan menggunakan pendekatan model polinomial dengan orde 2. Hasil-hasil pemodelan untuk kedua kondisi arus lalulintas (kondisi kecepatan arus bebas dan kondisi kecepatan arus heterogen atau eksisting disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Gambar 5 memperlihatkan bahwa model KBB kendaraan untuk kedua kondisi arus lalulintas yang menggunakan model polinomial dengan orde 2 mempunyai nilai koefisien determinasi yang cukup dan dapat diterima (nilai R 2 > 0,5). Persamaan yang disajikan pada Gambar 5 memberikan model kurva parabola terbuka, yang mempunyai titik minimum. Secara ordinat kedua titik minimum pada Gambar 5 hanya berbeda sedikit, namun secara absis terdapat perbedaan yang cukup besar. KBB kendaraan pada kondisi arus bebas (0,06 lt/km) sedikit lebih rendah daripada KBB kendaraan ringan pada kondisi arus eksisting (0,07 lt/km). Secara absis terlihat bahwa kecepatan kendaraan pada kondisi arus bebas jauh lebih besar, yaitu sebesar 49 km/jam, dibandingkan dengan kondisi kecepatan arus heterogen, yang hanya sebesar 28 km/jam. Hal ini berarti bahwa operasi kendaraan pada kondisi kecepatan arus bebas lebih hemat bahan bakar dibandingkan dengan operasi kendaraan pada arus heterogen (eksisting). Perbandingan Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Ringan Untuk melihat lebih jauh akurasi model dalam merepresentasikan fenomena KBB kendaraan pada jaringan jalan yang mempunyai kondisi lalulintas heterogen, pada studi ini dilakukan perbandingan antara model KBB kendaraan yang diperoleh (selanjutnya disebut dengan model empiris) terhadap 2 model KBB kendaraan yang sudah ada dan selama ini 82 Jurnal HPJI Vol. 1 No. 2 Juli 2015: 77-84

banyak dan masih digunakan di Indonesia, yaitu model LAPI-ITB dan model PCI. Perbandingan ketiga model tersebut disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Perbandingan Model-Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Gambar 6 memperlihatkan bahwa model empiris pada kedua kondisi arus lalulintas lebih cekung dibandingkan dengan model PCI dan model LAPI ITB. Nilai minimum kurva model empiris KBB kendaraan untuk kondisi arus heterogen lebih kecil daripada nilai minimum kedua model yang sudah ada. Namun pada kondisi lalulintas dengan kecepatan arus bebas, nilai minimum kurva KBB kendaraan untuk ketiga model relatif sama. Pada Gambar 6 juga terlihat bahwa nilai kecepatan untuk titik minimum kurva model empiris lebih rendah dibandingkan yang terdapat pada model PCI dan model LAPI ITB. Secara keseluruhan hasil perbandingan mengindikasikan bahwa model empiris yang diperoleh pada studi ini lebih sensitif terhadap perubahan kecepatan dibandingkan dengan model PCI dan model LAPI ITB. KESIMPULAN Studi ini telah berupaya membangun model konsumsi bahan bakar (KBB) kendaraan ringan berbasis pengukuran data empiris pada jalan perkotaan di Kota Makassar untuk dua kondisi arus lalulintas, yaitu kondisi kecepatan arus bebas dan kondisi kecepatan arus heterogen. Karakteristik kecepatan lalulintas untuk kedua kondisi mengalami perbedaan yang cukup signifikan, dengan kecepatan kendaraan ringan pada kondisi heterogen tereduksi hingga 50 % dibandingkan nilai kecepatan kendaraan kondisi kecepatan arus bebas. Perbedaan ini memberikan konsekuensi yang nyata terhadap konsumsi bahan bakar antarkedua kondisi arus lalulintas. Titik minimum kurva model KBB terhadap kecepatan kendaraan untuk kondisi kecepatan arus bebas lebih rendah daripada titik minimum kurva model KBB kondisi kecepatan heterogen, dengan nilai kecepatan untuk kondisi kecepatan arus bebas lebih besar daripada kecepatan pada kondisi heterogen. Fenomena kedua kurva model ini Model Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan pada Jaringan Jalan Perkotaan (M. Isran Ramli, dkk.) 83

mengindikasikan adanya penambahan biaya KBB secara signifikan akibat adanya penurunan nilai kecepatan kendaraan dari kondisi idealnya. Perbandingan model KBB yang diperoleh terhadap dua model KBB yang selama ini banyak dan masih digunakan di Indonesia, yaitu model LAPI-ITB dan model PCI, memperlihatkan bahwa model kurva KBB hasil studi ini lebih efisien dan lebih sensitif merepresentasikan KBB kendaraan pada kondisi arus lalulintas heterogen. Hasil-hasil studi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan estimasi biaya operasional kendaraan dari sudut KBB pada kondisi lalulintas heterogen. Hasil studi ini juga dapat digunakan sebagai salah satu komponen utama dalam pembangunan model estimasi biaya kemacetan lalulintas pada jaringan jalan berbasis lalulintas heterogen. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, c.q. Rektor Universitas Hasanuddin, yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Hibah Penelitian Kompetensi Internal LP2M UNHAS Tahun Anggaran BOPTN-2014. DAFTAR PUSTAKA Abulebu, H., Ramli, M.I., dan Harianto, T. 2012. A Study on the Motorcycle Speed of One- Directional Urban Roads in Makassar. Proceeding of the 15th FSTPT International Symposium. Aly, S.H. dan Ramli, M.I. 2013. Running Vehicle Emission Factors of Passenger Cars in Makassar, Indonesia. Proceeding of the 10th Conference of the Eastern Asia Society for Transportation Studies. Hasrul, R., M.A., Aly, S.H., dan Ramli, M.I. 2013. The Driving Cycle of Light Vehicles on an Urban Road in Makassar-Indonesia. Proceeding of the International Seminar on Infrastructure Development in Cluster Island Eastern Part of Indonesia, Bau-Bau, January19th, 2013. Sugiyanto, G. 2007. Kajian Penerapan Congestion Charging Untuk Meningkatkan Penggunaan Angkutan Umum: Studi Kasus di Koridor Malioboro, Yogyakarta. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Magister Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Bandung. 84 Jurnal HPJI Vol. 1 No. 2 Juli 2015: 77-84