BAB IV ANALISIS PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN BERINFAK SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING PEMALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING PEMALANG. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading Pemalang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB II KEUTAMAAN SEDEKAH

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMP NEGERI 22 KONSEL KABUPATEN KONAWE SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU MENUMBUHKAN KESADARAN BERINFAK. SISWA MTs MA HADUL MUTA ALLIMIN SIDOREJO COMAL KABUPATEN PEMALANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Duvall dan Logam (dalam Ihromi 1999 : 54 ) mengatakan keluarga adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan-nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekatkan

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa secara garis besar guru SMP Se-Kecamatan Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

Tri Windha Isnandar F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAGIAN 1 Jiwa Peduli Jiwa Relawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan HOS Notosuwiryo nomor 1 Desa Teluk kecamatan Purwokerto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki. Niken Andalasari

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FIS UNY

PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI SD MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB V PENUTUP. Sukun Malang mempunyai perbedaan dalam segi aspek-aspeknya. aspek yang masih membutuhkan bimbingan. lain melalui film yang dia lihat.

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah adalah hasil belajar matematika. Pada umumnya, hasil belajar matematika

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN BERINFAK SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING PEMALANG A. Pembentukan Karakter Peduli Sosial Siswa Melalui Kegiatan Berinfak SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading Pemalang Berdasarkan hasil penelitian penulis yang menggunakan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dapat dinyatakan bahwa pembentukan karakter peduli sosial siswa melalui kegiatan berinfak dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Landasan Kegiatan Berinfak Landasan merupakan dasar tempat berpijak dimulainya suatu kegiatan. Adanya sebuah kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading Pemalang karena adanya dasar yang menjadi pegangan terlaksananya kegiatan berinfak tersebut. Landasan kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading tersebut seperti yang dijelaskan oleh bapak Abdi Salimi adalah landasan beramal dalam Muhammadiyah yaitu mengamalkan nilai-nilai Q.S. Al-Maun dengan tujuan agar anak terbiasa untuk beramal dan berinfak/bershadaqah. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan terkait landasan kegiatan berinfak yaitu mengamalkan nilai-nilai Q.S. Al-Maun dapat dianalisa bahwa siswa sudah memahami, menghayati, dan mengamalkan 84

85 nilai Q.S Al-Maun secara maksimal meskipun masih ada beberapa anak yang belum secara maksimal. Hal tersebut dapat digambarkan pada perilaku siswa seperti Marissa yang selalu menolong temannya ketika hendak berangkat sekolah yaitu memboncengkan temannya yang berjalan kaki. Selain itu juga Akhmad Azzamudin membantu temannya dengan mengajari temannya yang belum paham tentang pelajaran Matematika, dan sebagainya. Dari kedua anak tersebut dapat dilihat bahwa mereka selalu mengulurkan pertolongan kepada orang lain dan tidak bersikap egoisme. Disamping itu partisipasi siswa dalam pelaksanaan kegiatan berinfak yang antusias, hal tersebut dapat diyakini bahwa siswa SMP Muhammadiyah sudah memahami dan mengayati pentingnya untuk selalu berinfak sehingga mereka selalu berusaha untuk mengamalkannya dengan memberi uang infak. 2. Pelaksanaan Kegiatan Berinfak Pelaksanaan kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading terdapat beberapa komponen, komponen-komponen tersebut kemudian dianalisis. Adapun komponen-komponen tersebut antara lain sebagai berikut: a. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Berinfak Melaksanakan pekerjaan atau kegiatan tentulah mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya dalam kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading mempunyai tujuan yaitu menerapkan nilai-nilai Qur an surat Al-Maun seperti yang dikatakan

86 oleh bapak Abdi Salimi dan melatih mental siswa-siswi SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tentang tujuan kegiatan berinfak tersebut, dapat dianalisa bahwa tujuan adanya kegiatan berinfak sudah dapat dikatakan tercapai meskipun masih ada beberapa anak yang belum sesuai dengan tujuan tersebut. Ketercapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari nominal dan kelancaran kegiatan berinfak serta peran serta siswa. Nominal yang diperoleh dari kegiatan berinfak dapat dikatakan cukup baik karena rata-rata perolehan infak Rp.40.000 an; sampai Rp50.000;an;. Kegiatan berinfak cukup lancar selalu dilaksanakan pada hari jum at selain itu didukung dengan adanya anak IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sebagai pengurusnya. Selain itu juga peran serta siswa yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan berinfak. Banyak siswa yang selalu memberi uang infak sesuai dengan keikhlasan dan kemampuan siswa, meskipun masih ada beberapa anak yang belum maksimal dalam kegiatan berinfak. Disamping itu anak memiliki mental yang cukup baik ketika dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah baik yang berhubungan dengan peduli sosial maupun yang lainnya dan melakukan suatu perbuatan yang baik misalnya seperti menolong orang yang tak dikenal seperti yang dilakukan oleh Akhmad

87 Azzamudin ikut berperan dalam membagi-bagikan es krim di hari milad Muhammadiyah dan sebagainya. b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Berinfak Pelaksanaan kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading dilaksanakan pada hari jum at pada waktu setelah istirahat pertama. Hari jum at merupakan hari yang paling efektif untuk pelaksanaan kegiatan berinfak karena hari jum at tersebut jam pelajaran lebih sedikit dibandingkan hari-hari yang lain sehingga pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Waktu istirahat hanya satu kali, hal tersebut juga mendukung dalam pelaksanaan kegiatan berinfak, sehingga anak-anak cenderung banyak yang ikut berpartisipasi untuk memberikan uang sakunya untuk berinfak. c. Jumlah/nominal Berinfak Nominal untuk berinfak di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading seperti yang diungkapkan bapak Miftahudin tidak ditentukan, hal ini sesuai dengan kesadaran anak, kemampuan dan keikhlasan anak itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan tentang nominal berinfak dapat dianalisa cukup bagus, rata-rata anak memberi Rp.500; sampai Rp.1000;. Hal tersebut sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan anak itu sendiri. Dalam hal ini sekolah tidak melihat dari berapa besar anak memberi infak, tetapi dengan melihat apakah anak

88 memiliki kesadaran ataukah tidak untuk memberi infak. Karena hal tersebut anak masih dalam tahap belajar untuk beramal. d. Siapa Saja yang Berinfak Kegiatan berinfak di SMP Muhammadiyah yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan berinfak tersebut adalah siswa dan para guru akan tetapi infak guru dan siswa terdapat perbedaan seperti yang dijelaskan oleh bapak Miftahudin bahwa perbedaan infak guru dan siswa terletak pada alokasi dananya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan tentang siapa saja yang berinfak tersebut, dapat dianalisa bahwa subjek yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan berinfak adalah guru dan siswa dapat dikatakan berjalan dengan baik karena disini guru ikut berperan, meskipun alokasi dana infak berbeda. Guru dalam hal ini memberikan contoh kepada siswanya dengan aksi yang nyata. Dan diharapkan seorang guru untuk selalu mengajarkan kepada siswanya untuk selalu gemar berinfak dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswanya. Karena dalam hal ini anak cenderung untuk meniru terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru. e. Alokasi Dana Kegiatan Berinfak Materi atau uang yang diperoleh dari hasil kegiatan berinfak yang dilakukan setiap dari jum at dapat memberikan banyak manfaat seperti untuk meringankan beban orang lain, membantu kelancaran kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, maupun untuk sesuatu yang

89 bernuansa kepedulian. Seperti yang dikatakan oleh bapak Miftahudin bahwa uang kegiatan berinfak digunakan untuk kegiatan IPM yang didalamnya untuk kegiatan keagamaan dan untuk keperluan yang lain yang berbentuk kepedulian. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terkait alokasi dana kegiatan berinfak tersebut dapat dianalisa bahwa alokasi dana kegiatan berinfak selama ini dapat dikatakan baik, dana yang diperoleh dari kegiatan berinfak setiap jum at tersebut tepat pada sasarannya yaitu digunakan untuk kepentingan dan kegiatan yang berbentuk peduli sosial misalnya untuk menjenguk teman yang sakit, membantu korban tanah longsor misalnya yang ada di Banjarnegara sebagai bentuk kepedulian terhadap orang lain, untuk kegiatan IPM dan sebagainya. Selain itu juga memberikan sumbangan beras ke panti asuhan yang ada didesa Jatirejo Ampelgading Pemalang dan ke desadesa tetangga kepada orang-orang yang kurang mampu. Sehingga hal tersebut dapat dikatakan sesuai dengan hakikat manfaat berinfak itu sendiri. f. Pengelola Uang Infak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah organisasi yang terdapat di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading. IPM diberi wewenang secara penuh oleh sekolah untuk mengelola kegiatan berinfak dari penarikan infak sampai mengelola dana infak secara penuh dan sekolah hanya memfasilitasi saja. Seperti yang dikatakan

90 oleh bapak Arief Ananda bahwa sekolah memberikan wewenang untuk pengelolaan infak kepada IPM tujuan adalah agar anak itu belajar mandiri. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan serta data lain tentang pengelolaan kegiatan berinfak tersebut dapat dianalisa bahwa pengelolaannya cukup baik, IPM diberi wewenang untuk mengelola kegiatan berinfak penuh dengan rasa tanggung jawab dan amanah, terutama untuk uang infak penggunaannya sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama maupun sosial. Dengan pengelolaan tersebut juga dapat melatih siswa untuk berbuat jujur dan menanamkan karakter antikorupsi pada siswa sejak dini. Akan tetapi belum adanya keterbukaan dengan seluruh siswa SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading tentang perolehan infak setiap penarikan dan penggunaan uang infak tersebut. Keterbukaan disini sangat diperlukan, karena infak tersebut dilakukan oleh seluruh siswa SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading sehingga siswa pun perlu untuk mengetahui tentang hal tesebut. Disamping itu keterbukaan tersebut juga untuk mengantisipasi adanya penyelewengan dana yang tidak diharapkan. 3. Nilai-nilai Peduli Sosial Melalui Kegiatan Berinfak a. Pengertian Peduli Sosial Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Berdasarkan

91 hasil wawancara dan pengamatan mengenai peduli sosial dapat dianalisa bahwa dari 10 informan dapat dikatakan sangat baik, 10 informan tersebut dapat memberikan makna peduli sosial, memberikan gambaran/contoh tentang peduli sosial, serta mengaplikasikan peduli sosial di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun lingkungan keluarga seperti yang dijelaskan oleh Akhmad Azzamudin siswa SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading bahwa ia selalu mengajari temannya yang belum mengerti tentang rumus-rumus Matematika sebagai bentuk kepedulian, kebersamaan, dan sikap tolong-menolong antara teman. b. Metode/strategi dalam Pelaksanaan Kegiatan Berinfak Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Peduli Sosial Siswa. Kegiatan berinfak adalah salah satu kegiatan untuk membentuk sebuah karakter, salah satunya adalah karakter peduli sosial. Pelaksanaan kegiatan berinfak diperlukan sebuah metode/strategi agar kegiatan berinfak tersebut berjalan secara maksimal sehingga pembentukan karakter peduli sosial dapat dikatakan tercapai dengan baik sesuai yang diharapkan. Adapun metode/strategi yang digunakan oleh guru-guru SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading adalah dengan pembinaan, bimbingan, memberi motivasi dan semangat, dan keteladanan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis tentang metode/strategi yang digunakan dalam kegiatan berinfak tersebut dapat dianalisa bahwa metode/strategi yang digunakan dalam kegiatan

92 berinfak tersebut dapat dikatakan berjalan dengan baik. Pembinaan, bimbingan serta memberi semangat dan motivasi itu sangat penting untuk diberikan kepada peserta didik, karena pembinaan, bimbingan serta memberi semangat dan motivasi dapat memberi stimulus yang baik secara psikologis untuk membangun peserta didik dan membentuk karakter sesuai yang diinginkan. Selain itu juga dengan keteladanan, keteladanan merupakan metode yang sangat ampuh yang paling dasar dalam membentuk karakter anak dengan memberi contoh yang terbaik, karena dalam mengajarkan dan menanamkan karakter pada siswa tidak hanya dengan teori saja akan tetapi perlu adanya aksi yang nyata. c. Nilai-nilai Peduli Sosial Melalui Kegiatan Berinfak Nilai-nilai peduli sosial adalah sifat-sifat yang perlu dikembangkan dalam diri siswa yang selalu ingin membantu dan memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Nilai peduli sosial tersebut merupakan cerminan hasil dari kegiatan berinfak. Adapun nilai peduli sosial tersebut diantaranya rasa kepedulian siswa semakin terasa, kebersamaan, dan saling tolong menolong, Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis tentang nilai-nilai sosial melalui kegiatan berinfak dapat dianalisa nilai-nilai peduli sosial tertanam dalam diri anak dengan baik. Dari beberapa nilai yang didapat tersebut telah diaplikasikan oleh siswa dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mengaplikasikannya.

93 Seperti nilai kepedulian siswa semakin terasa ketika siswa memberi bantuan kepada korban bencana banjarnegara, membantu orang yang hendak meyeberang jalan dan lain sebagainya. Kebersamaan siswa yang semakin erat karena adanya unsur visi yang sama, tidak adanya sifat egoisme dalam diri siswa seperti halnya yang membantu teman yang kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Saling tolongmenolong antar teman atau dengan orang lain seperti menolong teman yang berjalan kaki yang hendak pergi ke sekolah, meminjamkan bolpoint sama teman ketika temannya tidak membawa bolpoint, dan sebagainya. Kepedulian, kebersamaan, dan tolong-menolong sebagai bentuk nilai kepedulian sosial yang perlu untuk dikembangkan lagi oleh siswa, disamping itu seorang guru untuk selalu memotivasi siswa agar nilai kepedulian sosial tersebut lebih melekat lagi dalam diri siswa. Selain itu kepedulian juga akan menumbuhkan rasa kemanusiaan, kesetiakawanan, dan kebersamaan. Maka dari itu disinilah langkah awal dalam membangun kesalehan sosial. B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembentukan Karakter Peduli Sosial Siswa Melalui Kegiatan Berinfak SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading Pemalang. Pembentukan karakter peduli sosial salah satunya melalui kegiatan berinfak tentulah membutuhkan sebuah dukungan yang banyak agar dalam pelaksanaan pembentukan karakter peduli sosial tersebut dapat terlaksana

94 secara optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter peduli sosial tersebut diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung Pembentukan Karakter Peduli Sosial Siswa a. Budaya Sekolah Yang Kondusif Budaya sekolah merupakan suatu kebiasaan yang diterapkan di sekolah dalam rangka membentuk karakter peduli sosial siswa melalui sebuah kegiatan yaitu kegiatan berinfak. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis bahwa budaya sekolah melalui kegiatan berinfak dapat dikatakan kondusif. Hal tersebut dilihat ketika dalam pelaksanaan kegiatan berinfak berjalan lancar yang selalu dilaksanakan pada hari jum at, selain itu banyak anak ikut berperan serta dalam kegiatan berinfak meskipun masih ada beberapa anak yang belum ikut berperan secara maksimal. b. Pembinaan dan Bimbingan Yang Efektif Metode merupakan suatu alat/cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai seperti yang diharapkan. Pekerjaan disini adalah pelaksanaan kegiatan berinfak. Keunggulan dan kelemahan masing-masing metode merupakan salah satu bentuk untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan kegiatan berinfak sebagai upaya pembentukan karakter peduli sosial siswa SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading Pemalang. Dengan demikian Keberhasilan sebuah kegiatan sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan.

95 Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan berinfak sebagai faktor pendukung adalah metode pembinaan dan bimbingan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat dianalisa bahwa metode pembinaan dan bimbingan memang sangat baik untuk digunakan. Pembinaan dan bimbingan tersebut sudah berjalan dengan baik dan secara efektif karena hal tersebut juga didukung dari segi karakter siswa yang mudah untuk diarahkan. c. Basic sekolah Sekolah Muhammadiyah memiliki sebuah ciri yang berbeda dengan sekolah yang lain yaitu selalu menanamkan siswa-siswinya untuk gemar beramal. Dengan basic tersebut maka para guru diharapkan untuk selalu mengajarkan siswa-siswinya untuk selalu beramal. Selain itu dengan kesadaran yang dimiliki siswa yang sangat baik terhadap visi dan misi sekolah SMP Muhammadiyah dan tujuan gerakan Muhammadiyah yang mengedepankan amal saleh maka dapat mendukung pelaksanaan kegiatan berinfak tersebut. 2. Faktor Penghambat Pembentukan Karakter Peduli Sosial Siswa Selain ada faktor yang mendukung kegiatan berinfak, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam pelaksanaan berinfak, ada dua faktor pendukung yang kemudian untuk dianalisis sebagai berikut: a. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk sebuah karakter dalam diri anak. Lingkungan yang baik

96 akan memberikan corak yang baik dalam diri anak sedangkan lingkungan yang buruk akan memberikan corak yang buruk pula dalam diri anak. Sehingga dapat dikatakan lingkungan memberikan pengaruh yang besar dalam memberikan pengalaman pada anak dan menjadikan suatu kepribadian pada anak seperti yang diberikan oleh lingkungannya. Lingkungan disini adalah keluarga dan teman pergaulan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tentang lingkungan sebagai faktor penghambat dapat dianalisa bahwa lingkungan disini dapat dikatakan termasuk dalam kategori lingkungan yang religius. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas warganya banyak yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan.maupun yang lainnya. Ketika lingkungan keluarga memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak, anak cenderung memiliki kepribadian yang baik, akan tetapi ketika keluarga dalam memberikan pendidikan yang kurang, maka anak cenderung memiliki kepribadian yang kurang baik pula. Selain itu teman yang baik atau kurang baik yang selalu bersamasama baik itu di sekolah maupun di rumah juga mempengaruhi kepribadian seorang anak itu sendiri. Oleh sebab itu ketika pergaulan di luar keluarga menjadi kendala dalam pembentukan karakter, maka keluarga perlu meningkatkan lagi dalam memberikan pendidikan pada anak.

97 b. Penghasilan orang tua Materi atau uang dapat memberikan manfaat yang banyak bagi manusia itu sendiri apabila digunakan dengan benar. Seperti halnya ketika kita menggunakan untuk kebaikan untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan, hal tersebut nantinya akan memberikan manfaat kepada kita seperti mendapatkan pahala, rasa persaudaraan semakin erat dan sebagainya. Akan tetapi sebuah kebutuhan untuk menolong seseorang kadang kala mendapat kendala dari segi materi yang dihasilkan dari penghasilan yang kurang mendukung. Berdasarkan hasil dari wawancara dan pengamatan terkait penghasilan orang tua dapat dianalisa penghasilan orang tua siswa SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading rata-rata menengah kebawah memang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan berinfak yang ada di SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading tersebut. Sehingga berpengaruh anak menjadi jarang untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan berinfak. Hal tersebut tidak semuanya, hanya beberapa anak saja. Namun demikian guru memiliki solusi bagi siswanya terkait pembentukan peduli sosial, guru selalu mengarahkan bahwa memberi bantuan attau menolong orang yang sedang membutuhkan tidak harus dengan materi, akan tetapi dengan hal yang lain misalnya membantu dengan tenaga maupun kegiatan-kegiatan yang terbaik yang dapat membantu meringankan beban orang lain dan sebagainya.