PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

PENGARUH VARIASI KAPASITANSI ELECTROSTATIC CAPACITOR PADA CAPACITOR DISCHARGE IGNITION

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

K BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dibidang otomotif dari waktu kewaktu terus mengalami

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

Peningkatan Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable. Ibnu Siswanto Pendidikan Teknik Otomotif, FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERBEDAAN ANTARA PENGAPIAN KONVENSIONAL DENGAN PENGAPIAN ELEKTRONIK CDI TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5 K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

Peningkatan Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable. Ibnu Siswanto Pendidikan Teknik Otomotif, FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

PERBANDINGAN ANTARA PENGGUNAAN KOIL STANDARD DAN KOIL RACING DENGAN VARIASI CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN VARIO TECHNO 110 CC

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA HONDA LEGENDA (TINJAUAN SISTEM PENGAPIAN) PROYEK AKHIR

BAB II DASAR TEORI. commit to user 3

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL RACING TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Spark Ignition Engine

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan CDI Unlimiter Terhadap Daya dan Torsi pada Sepeda Motor

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 9.1. Sistem pengapian

PERBANDINGAN PENGGUNAAN KOIL STANDAR DAN KOIL RACING KTC TERHADAP DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO TAHUN 2006

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Aditya Moch Saleh Novaardi, Subagsono dan Husin Bugis

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

Gambar 2.1 Kinerja mesin motor 4 langkah dengan konsumsi bahan bakar premium dan pertamax. (Sukidjo, 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Marlindo (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan CDI racing programabel dan

Transkripsi:

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR Bibid Sarifudin, Agung Nugroho Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Diponegoro No. 1B Jogoloyo Demak Telp (0291) 686227 Abstrak : Pembakaran dalam ruang bakar motor adalah hal yang sangat menentukan besarnya tenaga yang dihasilkan motor. Campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar akan dinyalakan oleh nyala api busi yang kemudian menghasilkan tenaga. Pembakaran di dalam silinder belum tentu terjadi sempurna, ada dua macam pembakaran yang mungkin terjadi di dalam silinder, yaitu pembakaran normal (sempurna), pembakaran sendiri (tidak sempurna). Waktu pengapian dan besarnya api pada busi yang membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar motor harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Apa bila kurang tepat dapat menyebabkan campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar dengan sempurna sehingga bahan bakar menjadi lebih boros, berwarna kehitaman dan berbau bensin. Komponen dari sistem pengapian (ignition system) terdiri dari busi, koil, magnet dan pemutus arus (platina atau CDI). Salah satu sistem pengapian pada sepeda motor adalah sistem pengapian magnet dengan CDI (capasitor discharge ignition). Setiap sistem pengapian CDI diharapkan mampu menghasilkan api tepat pada saat diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara, sehingga campuran bahan bakar tersebut dapat terbakar dengan sempurna. Sistem pengapian CDI juga dapat menyesuaikan dengan perubahan beban dan perubahan kecepatan yang terjadi pada kendaraan pada saat mesin bekerja. Metode penelitian ini menggunakan metodologi penelitian eksperimen, dengan pengaruh pemasangan dua CDI Honda Supra X 125 dan variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500, 5500 rpm terhadap tegangan output dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hasil penelitian dapat disimpulkan adanya pengaruh pemasangan dua CDI Honda Supra X 125 terhadap output dan konsumsi bahan bakar, adanya pengaruh putaran mesin terhadap output dan konsumsi bahan bakar dan terjadinya interaksi antara jumlah CDI dan putaran mesin terhadap output dan konsumsi bahan bakar. Kata Kunci : pengaruh, dua CDI, output, konsumsi bahan bakar PENDAHULUAN Pembakaran di dalam ruang bakar motor atau di dalam silinder belum tentu terjadi sempurna, ada dua macam pembakaran yang mungkin terjadi di dalam silinder, yaitu pembakaran normal (sempurna) dan pembakaran sendiri (tidak sempurna). Waktu pengapian dan besarnya api pada busi yang membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder motor harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Apa bila kurang tepat dapat menyebabkan campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar dengan sempurna sehingga bahan bakar menjadi lebih boros, berwarna kehitaman dan berbau bensin. TINJAUAN PUSTAKA Pembakaran yang sempurna dan tenaga yang besar pada motor terjadi campuran bahan bakar dan udara harus tepat dan bercampur secara homogen. Campuran bahan bakar kurang baik akan Pengaruh 1 JURNAL Pemasangan TEKNIK Dua - UNISFAT, CDI dan Vol. Variasi 7 No. Putaran 1, September Mesin Terhadap 2011 Hal 7 Output - 13 dan 17

mengakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan kadar gas buang Comeningkat. Faktor Iain yang dapat menyebabkan terjadinya pembakaran yang sempurna adalah tekanan kompresi yang sesuai, pengapian yang tepat dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh sistem pengapian. Waktu pengapian dan besarnya api pada busi yang membakar campuran bahan bakar di dalam silinder harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Waktu pengapian dan besarnya api yang kurang tepat dapat menyebabkan campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar dengan sempurna sehingga bahan bakar menjadi lebih boros dan biasanya pada gas buang terasa pedih, berwarna kehitaman dan berbau bensin. Komponen Sistem Pengapian CDI Sistem pengapian CDI pada tiap jenis kendaraan bermotor khususnya motor bensin 4 langkah mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun demikian tiap-tiap sistem pengapian CDI tersebut mempunyai suatu komponen yang sama, antara lain baterai, pembangkit pulsa pengapian, unit CDI, koil dan busi. a. Baterai Baterai merupakan suatu alat di mana energi listrik diubah menjadi energi kimia (mengisi) dan dalam energi kimia ini nanti diubah lagi menjadi energi listrik (Van der wal, 1985: 30). b. Pembangkit Pulsa Pengapian Pulser (pick-up coil) pada sistem pengapian CDI digunakan untuk sensor waktu, pulser ini memberi sinyal berdasarkan putaran magnet sinyal itu dikirim ke CDI, yang kemudian memerintahkan busi mengeluarkan api. Sinyal pulser dalam CDI diterima dioda penyearah arus, lalu disimpan dan diterima kapasitor, sebelum dilepas ke koil yang kemudian diteruskan ke busi (www.motorplus_onli ne.com). c. Unit CDI CDI (Capacitor Dischorge lgnition) berfungsi mengatur pengapian secara elektronik. Ketika putaran mesin rendah, waktu pengapian dekat TMA (titik mati atas). Begitu putaran mesin tinggi, waktu pengapian dimajukan atau lebih awal. d. Koil Koil berfungsi untuk menyimpan energi pengapian dan menyalurkan dalam bentuk gelombang tegangan tinggi melalui kabel pengapian tegangan tinggi (Daryanto, 2004: 20). 8 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 7 No. 1, September 2011 Hal 7-13 8

Koil meningkatkan tegangan dari CDI sehingga tegangan yang keluar dari koil menjadi lebih tinggi untuk diberikan ke busi. Karena itu koil termasuk jenis transformator step up. Transformator step up yaitu jenis transformator yang jumlah lilitan sekunder lebih besar atau lebih banyak dibandingkan kumparan primer. Kebalikan dari transformator step up yaitu transformator step down. Tranformator step down merupakan transformator yang jumlah lilitan sekunder lebih kecil atau sedikit dari lilitan primer yang berfungsi menurunkan tegangan. Koil terdiri dari lilitan primer, lilitan sekunder dan inti besi atau baja. Kumparan sekunder digulung pada inti koil yang terbuat dari inti besi, sedangkan kumparan primer digulung di luar kumparan sekunder. Apa bila digulungan di dalam kawat yang dialiri arus listrik terdapat sepotong besi lunak maka garis gaya magnet akan semakin kuat. Arus yang keluar dari kumparan primer akibat dari induksi disebut tegangan primer. Sedangkan arus yang keluar dari kumparan sekunder yang terbangkit karena adanya mutual induksi disebut tegangan sekunder. e. Busi Tugas busi adalah sebagai menghubungkan pengapian keruangan pembakaran dan sebagai memberi celah di mana bunga api ditimbulkan. Kontruksi dan bahan busi telah disesuaikan agar layak dipakai dan bekerja secara intensif. Dari segi fungsinya suku cadang yang paling penting dari busi adalah pusat elektroda dan elektroda samping atau elektroda massa / ground. Ruang di antara elektroda-elektroda itu merupakan regangan celah busi. Ruangan, susunan, bahan dan kondisi dari elektrodaelektroda tersebut merupakan faktor penting yang menentukan tegangan pengapian. Tegangan pengapian diperlukan untuk membangkitkan pelepasan percikan bunga api yang diberikan busi. Metode Penelitian. Penelitian menggunakan pendekatan studi eksperimen, yaitu suatu metode yang dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel yang selanjutnya dikontrol dan melihat pengaruhnya terhadap suatu perlakuan. Penelitian ini yang diambil berupa data tegangan output dan waktu yang 9 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 7 No. 1, September 2011 Hal 7-13 9 Pengaruh Pemasangan Dua CDI dan Variasi Putaran Mesin Terhadap Output dan 9

dibutuhkan untuk mengkonsumsi bahan bakar dan masing-masing varian diuji sebanyak tiga kali percobaan. Pengukuran konsumsi bahan bakar dan daya didasarkan atas besarnya putaran mesin. Pengukuran putaran mesin yang digunakan dalam penelitian adalah (1500, 2500, 3500, 4500 dan 5500 rpm). Pengukuran putaran mesin dila kukan dengan memutar kabel gas pada karburator, kemudian melihat tachometer untuk memastikan tepat atau tidaknya putaran mesin dan menahan gas agar putaran tidak berubah-ubah dalam putaran yang di tentukan. Gambar Unit CDI Supra X 125 PEMBAHASAN Dari hasil analisis deskriptif tegangan output menunjukkan bahwa yang dihasilkan satu CDI pada putaran Tegangan output CDI yang dihasilkan satu CDI putaran mesin 1500 rpm = 4,5 volt, 2500 rpm = 5,5 volt, 3500 rpm = 7 volt, 4500 rpm = 8,5 volt, 5500 rpm = 9,5 volt. Sedangkan Tegangan output yang dihasilkan dua CDI putaran mesin 1500 rpm = 7 volt, 2500 rpm = 8 volt, 3500 rpm= 9,5 volt, 4500 rpm= 11 volt,5500rpm=12volt. Output pada mesin kendaraan Honda Supra X 125 yang menggunakan satu CDI cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan dua CDI Honda Supra X 125. Tegangan output CDI bekerja pada saat mesin dinyalakan, semakin tinggi putarannya semakin besar tegangan outputnya. Pada dasarnya harus memenuhi kebutuhan yang diminta kumparan pengapian dan secara tidak langsung harus menunjang pembakaran seoptimal mungkin, dengan cara mengatur besarnya arus, tegangan dan durasi dari proses pengisian dan pengosongan muatan kondensator. Hal ini menentukan besarnya pasokan daya untuk kumparan pengapian dan juga Pewaktuan pengapian (ignition timing). Dari hasil analisis deskriptif Konsumsi bahan bakar menunjukkan bahwa yang dihasilkan satu CDI Honda Supra X 125 pada putaran mesin 1500 10 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 7 No. 1, September 2011 Hal 7-13 10

rpm = 2,4 ml/menit, 2500 rpm = 3,4 ml/menit, 3500 rpm = 4,8 ml/menit, 4500 rpm = 6,4 ml/menit, 5500 rpm = 8,4 ml/menit. Sedangkan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan dua CDI Honda Supra X 125 pada putaran mesin 1500 rpm = 2,6 ml/menit, 2500 rpm = 4,1 ml/menit, 3500 rpm = 5,1 ml/menit, 4500 rpm = 7,4 ml/menit, 5500 rpm = 9,2 ml/menit. Perbedaan jumlah pada CDI juga dapat berpengaruh pada konsumsi bahan bakarnya. Hal ini disebabkan karena output lebih besar maka konsumsi bahan bakar makin boros. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi bahan bakar adalah besarnya api pada busi dan waktu pengapian yang tepat (Daryanto, 2002 : 32). Selain itu waktu pengapian dan besarnya api pada busi yang membakar campuran bahan bakar di dalam ruang bakar harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Apa bila kurang tepat maka dapat menyebabkan campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar dengan sempurna sehingga bahan bakar menjadi boros (Toyota Astra Motor, 1993: 45). Satu CDI Honda Supra X 125 Gambar Diagram Alir Penelitian Konsumsi bahan bakar pada mesin Honda Supra X 125 yang menggunakan dua Unit CDI cenderung lebih boros bila dibandingkan dengan mesin Honda Supra X 125 satu Unit CDI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pembahasan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Mulai Persiapan Pemasangan CDI Pengukuran konsumsi bahan bakar Pengukuran tegangan output CDI Analisis Hasil Dan Kesimpulan Selesai 1. Besarnya tegangan output yang dihasilkan satu CDI dan dua CDI Honda Supra X 125 adalah: Dua CDI Honda Supra X 125 Pengaruh 11 JURNAL Pemasangan TEKNIK Dua - UNISFAT, CDI dan Vol. Variasi 7 No. Putaran 1, September Mesin Terhadap 2011 Hal Output 7-13 dan 11

a. Tegangan output CDI yang dihasilkan satu CDI putaran mesin 1500 rpm = 4,5 volt, 2500 rpm = 5,5 volt, 3500 rpm = 7 volt, 4500 rpm = 8,5 volt, 5500 rpm= 9,5 volt. b. Tegangan output CDI yang dihasilkan dua CDI putaran mesin 1500 rpm = 7 volt, 2500 rpm = 8 volt, 3500 rpm = 9,5 volt, 4500 rpm = 11 volt, 5500 rpm = 12 volt. Dari hasil tersebut, maka tegangan output satu CDI lebih kecil dan tegangan output dua CDI lebih besar. 2. Banyaknya konsumsi bahan bakar yang dihasilkan satu CDI dan dua CDI Honda Supra X 125 adalah: a. Konsumsi bahan bakar yang dihasilkan satu CDI Honda Supra X 125 pada putaran mesin 1500 rpm = 2,4 ml/menit, 2500 rpm = 3,4 ml/menit, 3500 rpm = 4,8 ml/menit, 4500 rpm = 6,4 ml/menit, 5500 rpm = 8,4 ml/menit. b. Konsumsi bahan bakar yang dihasilkan dua CDI Honda Supra X 125 pada putaran mesin 1500 rpm = 2,6 ml/menit, 2500 rpm = 4,1 ml/menit, 3500 rpm = 5,1 ml/menit, 4500 rpm = 7,4 ml/menit, 5500 rpm = 9,2 ml/menit. Dari hasil tersebut, maka konsumsi bahan bakar satu CDI lebih irit dan konsumsi bahan bakar dua CDI lebih boros. 3. Ada pengaruh pemasangan satu CDI dan Dua CDI Honda Supra X 125 terhadap tegangan output CDI. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 9.073E3 ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.000 ml/menit. 4. Ada pengaruh pemasangan satu CDI dan Dua CDI Honda Supra X 125 terhadap konsumsi bahan bakar. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 100.988 ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.000 ml/menit. 5. Ada pengaruh variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan 5500 rpm terhadap tegangan output CDI pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 4.721E3 ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.000 ml/menit. 6. Ada pengaruh variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan 5500 rpm terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 1.378E3 12 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 7 No. 1, September 2011 Hal 7-13 12

ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.000 ml/menit. 7. Tidak ada interaksi antara jumlah CDI dan putaran mesin terhadap output CDI pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 0.844 ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.514 ml/menit. 8. Ada interaksi antara jumlah CDI dan putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar CDI pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hal ini dibuktikan dengan uji anava yang dengan nilai F sebesar 5.774 ml/menit dan signifikasinya sebesar 0.003 ml/menit. Widodo Thomas Sri, 2002. Elektonika dasar. Jakarta: Salemba Teknika. Toyota Astra Motor. 1993. Step 2 Angine Grup. Jakarta: Astra Motor. Van Der Wal, Ink., 1985. Ringkasan Elektro Teknik Jakarta: Erlangga. DAFTAR PUSTAKA Boentarto, 2001. Teknik Sepeda Motor. Solo: C.V. aneka. Daryanto, 2002. Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, 1996. Metode Statistika edisi Ke 6. Bandung: Tarsito. Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Salemba Teknika. Pengaruh 13 JURNAL Pemasangan TEKNIK Dua - UNISFAT, CDI dan Vol. Variasi 7 No. Putaran 1, September Mesin 2011 Terhadap Hal 7 Output - 13 dan 13 13