Aira Arsitha THE DARKA LAIA Pertarungan Belum Selesai Penerbit Gia Book Community
Prolog Auranya... Kau lihat..??? Dia yang disapa itu memicingkan mata. Tatapannya menghujam ke arah gadis kecil berkuncir dua yang berdiri di gerbang mereka. Tidak ada apapun yang bisa dilihatnya dari gadis itu selain wajah menggemaskan yang terlihat begitu bahagia dari kejauhan. Entah aura apa yang dimaksud, dia tidak paham. Baginya, kehadiran orang asing di dalam istananya adalah hal yang paling tidak disukainya. Siapa yang membawanya masuk?!! bentaknya keras. Matanya mengedar ke semua orang yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Mengapa kau marah? suara itu mencercanya lagi. Berpuluh-puluh tahun mendampingi, ia hapal betul suara itu. Dia orang asing di tengah kumpulan kita, tegasnya lagi, mencoba menularkan kekhawatiran yang dirasakannya pada wanita yang sudah mendampinginya selama bertahun-tahun. 2
Aku sudah katakan suamiku..., desahnya sambil memegang bahu suaminya yang sedang gusar. Tidak satu pun makhluk yang bisa masuk, kecuali dia... dia yang kita tunggu-tunggu selama ini. *** 3
Aila beradaptasi dengan baik pada kekuatannya. Meskipun ia tidak tahu apa yang terjadi dengan putrinya itu, namun Bara tahu kekuatan itu bekerja. Ia mulai menyadari betapa Aila sudah mampu mengendalikannya di usia sebelia itu. Bara menyadarinya ketika mereka sedang menonton bersama sebuah pertandingan sepakbola. Bara yang gelisah karena timnya terancam kalah di menit-menit terakhir merasakan kekuatan itu merasuki otaknya. Saat itu, dia masih tidak aktif, sehingga tidak mendeteksi apa-apa. Namun ia bisa mengenalinya. Kekuatan Aila merasuk dan mengendalikan pikirannya, membuatnya menjadi lebih yakin, damai dan optimis. Meskipun akhirnya tim kesayangannya tetap kalah, namun Bara tidak merasa buruk sama sekali. Kekuatan itu mengambil kendali atas perasaannya. Seharusnya, jika Aila sudah bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik, Aila pun akan mulai merasakan suara-suara lain yang tidak terdengar oleh 4
orang biasa. Bahkan pada kasus tertentu seperti dirinya dan Nanda, mereka bisa membaca pikiran orang lain. Aila, coba tebak apa yang ayah pikir? Bara memegang kedua tangan Aila sebelum memejamkan mata. Ia berusaha memikirkan sesuatu sebelum akhirnya membuka mata dan menemukan kedua mata Aila terpejam. Ada seorang wanita, cantiiiik sekali, mungkin itu ibu... dan ayah bilang, Aila pasti bisa menebaknya, ucapnya pelan. Bara membelalakkan kedua matanya. Sempurna. Aila benar-benar bisa membaca pikirannya. Bahkan ia mampu melihat apa yang dibayangkan oleh Bara. Hal yang baru bisa dilakukan Bara saat ia menginjak usia SMP. Itupun masih tak terkendali dan bercampur baur dengan pikiran orang lain. Tapi Aila... ia melakukannya dengan sempurna di usia sebelia ini. Apakah Aila merasa ribut? Bara menanyakan dengan mengkondisikan seperti apa yang dialaminya dulu. Saat pertama kali ia menyadari kekuatannya melebihi ibu dan ayahnya, Bara merasa sangat ribut 5
karena mendengar semua pikiran dan bayangan orang lain. Bahkan pada awalnya ia tidak bisa membedakan pikiran siapa yang ia baca dan mulai mencampurkan pikiran orang yang satu dengan yang lainnya. Seingatnya saat itu ia menangis takut karena menemukan pikiran ibunya yang mengatakan bahwa ia aneh karena kekuatannya berbeda. Dan saat itulah, ayahnya yang menjelaskan kalau Bara adalah keturunan istimewa karena bisa melakukan itu. Dan untuk menghentikan kebisingan yang ia rasakan, ayahnya memintanya mengambil nafas dan memijit tengkuknya untuk menonaktifkan kekuatan itu. Hal itulah yang akhirnya dipelajarinya, hingga ia mampu mengendalikan kekuatannya sendiri. Seperti saat ini, ia memutuskan untuk tidak memakainya, karena ia merasa tidak memerlukannya. Ribut apa ayah? tanya Aila polos. Suara-suara lain, selain suara ayah? Kamu tidak dengar? Tanya Bara sambil menatap wajah polos anaknya itu. 6
Aila menggeleng, Aila Cuma mau dengar ayah, jadi Aila dengar ayah saja. Kalau Aila mau dengar yang lain... mmmm... Aila terdiam sejenak. Matanya mengedar, dan kepalanya di goyang-goyangkan pelan. Ada yang bilang, hai Bara tersentak. Ia memegang lengan anaknya dan menatapnya takjub. Apa mungkin ini karena gabungan kekuatannya dan Gey? Sebegitu mudahnya Aila mengendalikan diri. Ia tidak perlu menonaktifkan kekuatannya untuk menghentikan suara-suara itu. Saat kekuatannya aktif, Aila bisa memilah-milah dan menggunakannya sesuai perintah otaknya. Ini jauh lebih hebat dari yang pernah ia alami dulu. Rasanya Bara ingin sekali bercerita pada kawan-kawannya yang lain. Tapi ia takut mereka akan bertanya penyebabnya dan akan tahu tentang Gey. Jadi Bara mengurungkan hal itu. Setidaknya, dia sudah cukup merasa bahagia hari ini. *** Malamnya, Bara dengan terpaksa menjelaskan semua pada Aila. Ada saat tertentu yang Bara takutkan jika ia tidak menyampaikannya pada Aila. Aila bisa 7
mengatakan pada semua orang tentang yang dialaminya dan itu akan membuat Aila dinilai aneh karena tidak seperti anak-anak lain pada umumnya. Kekuatan? Aila bertanya dengan wajah bingung. Wajar saja, mungkin ini memang terlalu berat untuk anak seusia dia. Masih enam tahun, terlalu belia baginya untuk paham. Tapi entah mengapa, semua terjadi dengan sendirinya di usia sebelia ini. Memang, Bara tidak pernah punya pengalaman ataupun sedikit pengetahuan tentang keturunan yang berasal dari dua kaum berbeda. Bara tidak menyangka jika kekuatan campuran dari dua kaum bisa menghasilkan kekuatan sehebat itu. Awalnya Bara hanya mengira pernikahan dua kaum yang berbeda hanya akan menghasilkan keturunan yang mewarisi salah satu dari kekuatan orang tuanya. Karenanya, sejak awal Bara selalu berharap Aila tidak mewarisi kekuatan ibunya, melainkan kekuatannya. Namun ternyata apa yang dipikirkannya itu keliru, Aila memiliki kekuatan yang berbeda dan 8
bahkan jauh lebih hebat dari yang pernah dimiliki kedua orang tuanya. Sewajarnya kekuatan itu baru akan stabil ketika mereka baligh nanti, dan biasanya para orang tua akan mulai menjelaskan pada anaknya. Sang anak tentunya akan lebih mudah mengerti karena mereka memang sudah beranjak dewasa. Tapi berbeda dengan Aila. Ia memiliki kekuatan di usia yang terlalu dini. Dan setahu Bara selama ini, belum pernah ada peristiwa seperti yang dialami Aila sekarang ini. Ia sendiri baru merasakan kekuatannya saat kelas 5 SD. Itupun tidak langsung sehebat Aila. Iya sayang, Aila punya sebuah kekuatan yang membuat Aila bisa mendengar orang lain walaupun orang itu tidak bicara langsung ke Aila, Bara mencoba menjelaskan dengan lebih sederhana. Berarti Aila hebat dong ayah, ucapnya dengan wajah berbinar. Tentu saja, kaum kita memang berbeda Tapi, ini rahasia sayang, Aila tidak boleh bilang siapa-siapa ya 9