MENGURANGI TINGKAT RISIKO DENGAN MANAJEMEN ISLAMI. Asep Dadan Suganda IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH

RESIKO DALAM ASURANSI

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. industri pada pertengahan abad ke-19. Manajemen lahir sebagai tuntutan

Para wirausahwan berada di dunia yang terakhir menjadi yang pertama, tempat penawaran menciptakan permintaan, tempat keyakinan mendahului

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Pendidikan Agama Islam

PENGERTIAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

Muhammad Rahmat Kurnia, Ketua Lajnah Fa aliyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia.

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

DESKRIPSI LEARNING OUTCOME MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM MATA KULIAH DASAR UMUM ( MKDU ) INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana cara kita menemukan kembali jejak-jejak kebenaran akan sejarah,

PERTEMUAN 5 PENANGGULANGAN RISIKO

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

Makalah Al Islam. Ekonomi Menurut Pandangan Islam. Disarikan dari Buku yang Berjudul ETIKA BISNIS ISLAMI

Pendidikan Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, di samping juga didukung munculnya semangat globalisasi. Sehingga

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

BABIV ANALISIS STRATEGI SISTEM PENGAWASAN PADA BMT BUANA KARTIKA KABUPATEN DEMAK. A. Model Sistem Pengawasan Sumber Daya Insanipada BMT Buana Kartika

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA BANK SYARIAH DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam

RESENSI BUKU MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERSPEKTIF INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

SYARI AH SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF AKUNTANSI Akuntansi adalah suatu kejadian yang tidak hanya statis. Akuntansi berkembang mengikuti pola evolusi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Pendidikan Agama Islam

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Islam bukan hanya mengatur urusan manusia dengan tuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penerapan Good Coroporate Governance (GCG) Pada Bank

Kewajiban Menunaikan Amanah

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perencanaan, pengorganisasian, pemberian dorongan dan pengawasan melalui telaah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet II, 2000), h Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

Kebutuhan penting untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran umat muslim untuk kembali ke ajaran Qur an dan hadits,

LESTARI, SE. MM

ISLAM DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2016 PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN DENGAN METODE FAST (FATHONAH,AMANAH,SHIDDIQ,TABLIGH) DALAM MENUMBUHKAN JIWA KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

Transkripsi:

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Volume 6 No. 2 Juli - Desember 2015 P-ISSN: 2085-3696; E-ISSN: 2541-4127 Page: Asep 1 Dadan - 14 S: Mengurangi Tingkat Risiko MENGURANGI TINGKAT RISIKO DENGAN MANAJEMEN ISLAMI Asep Dadan Suganda IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Abstrak. Mengurangi Tingkat Risiko Dengan Manajemen Islami. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis adakala kita disuguhkan dengan ketidakpastian dan berbagai permasalahan yang akan timbul. Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Manajemen Islami telah memberikan solusi untuk mengurangi tingkat risiko dalam ketidakpastian tersebut, yaitu dengan menggunakan tiga level pendekatan rancang bangun ekonomi syariah. Pertama, sebagai pondasi yaitu;tauhid, Adil, Nubuwah, Khilafah, Ma ad.level kedua yaitu tiang atau pilar, terdiri dari; Multiple Ownership, Freedom to Act., Social Justice. Ketiga, level terakhir merupakan atap bangunan yaitu Akhlak yang mulia. Kata Kunci: Risiko, Manajemen Islami. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang memberikan aturan-aturan yang sempurna untuk dijadikan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Islam memiliki konsep pemikiran tentang berbagai aspek dalam kehidupan termasuk di dalamnya membahas mengenai manajemen Islami. Sistem Islam sangat berbeda dengan sistem konvensional, maka manajemen yang mengatur berkenaan dengan segala kegiatan pelaku ekonomi dan bisnis secara konvensional juga tidak sekaligus bisa langsung diadopsi ke dalam sistem manajemen untuk kegiatan ekonomi dan bisnis Islam. Merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis dan ekonomi agar senantiasa memperhatikan tingkat risiko yang dihadapi.kerugian merupakan risiko dalam bisnis dan ekonomi yang harus sedini mungkin dicari cara penanganannya. Dengan adanya manajemen Islami, diharapkan dapat mengurangi risiko-risiko yang timbul dari bisnis dan ekonomi. Bila berbicara mengenai risiko, sudah menjadi hal yang lumrah akan mengiringi langkah setiap orang sebagai pelaku ekonomi dan bisnis. Dapat dikatakan ini berhubungan dengan ketidakpastian yang mungkin terjadi karena kurang atau 1

2 Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi dikemudian hari dalam kegiatan ekonomi dan bisnisnya. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat kepada dua hal, pertama; hal yang menguntungkan dan kedua; hal yang merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Dengan adanya manajemen Islami, diharapkan dapat memberikan solusi-solusi mengenai ketidakpastian tersebut, baik itu ketika menguntungkan ataupun ketika merugikan.oleh karena itu, penulis ingin memberikan kontribusi pemikiran dalam tulisan yang berkenaan dengan bagaimana Mengurangi Tingkat Risiko Dengan Manajemen Islami. Tujuan umum dari tulisan ini untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana cara-cara mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan menggunakan pendekatan manajemen Islami. Tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut: 1) Memperoleh gambaran tentang risiko-risiko umum yang timbul dalam kegiatan manusia sebagai pelaku ekonomi dan bisnis, 2) Memperoleh gambaran tentang cara-cara mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan penerapan manajemen Islami. Pemikiran yang dideskripsikan dalam tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam mengembangkan praktik manajemen Islami yang mampu memberikan solusi-solusi mengenai ketidakpastian, baik itu ketika menguntungkan ataupun ketika merugikan. Secara praktis tulisan ini diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka peningkatan praktik manajemen Islami di dalam ranah ekonomi dan bisnis. Lebih lanjut lagi bahwa hasil pemikiran ini dapat dijadikan masukan dalam rangka: 1. Mengembangkan dan meningkatkan praktik manajemen Islami pada kegiatan manusia umumnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia sebagai manajer yang handal. 2. Mengurangi risiko-risiko yang timbul, serta memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada menjadi pilihan yang tepat dalam praktik manajemen Islami

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko Kerangka Teori a. Pandangan Risiko Secara Umum Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Dari sisi sumber atau penyebab risiko dapat dibedakan menjadidua bagian, pertama risiko internal; yaitu risiko yang berasal dari dalam diri pribadi atau perusahaan itu sendiri, seperti kelalaian, lupa, kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen dan sebagainya. Kedua risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar diri seseorang atau perusahaan tersebut, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluctuation price, perubahan kebijakan pemerintah dan lainnya. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali?, Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko. Sementara itu, jenis risiko yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dapat dibedakan kepada beberapa bagian, yaitu: 1. Risiko Murni; yaitu risiko yang terjadi tanpa disengaja, yang apabila terjadi menimbulkan kerugian.misalnya risiko terjadinya kebakaran, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya. 2. Risiko Spekulatif; yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian (uncertain) dalam memberikan keuntungan kepadanya. Misalnya risiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan yang semisal. 3. Risiko Khusus; yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabanya.seperti; kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya. 4. Risiko Dinamis; yaitu risiko yang timbul akibat perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan 3

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 teknologi.kebalikan dari risiko ini disebut risiko statis, seperti kematian dan hari tua 5. Risiko Fundamental; yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya seseorang tetapi banyak orang. Contohnya; banjir,angin topan, badai, tsunami dan lainnya. Setelah mengetahui penyebab risiko dan contoh-contohnya yang timbul dalam kegiatan ekonomi maupun bisnis. Kita akan dengan mudah dalam menentukan apa dan bagaimana cara penanggulangan risiko tersebut, yaitu dengan menggunakan dua macam cara penanggulangan. Cara Pertama dengan risk control, dan cara Kedua dengan risk financing. b. Manajemen Islami Sebelum membahas pengertian dari manajemen Islami, terlebih dahulu baiknya kita mengulas mengenai pengertian manajemen secara umum. Pengertian manajemen yang paling sederhana adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Manajemen adalah Proses Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, dan Pengawasan. (M.Manullang: 1998). Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yaitu man (laki-laki) dan age (usia). Maksudnya, usia dimana seseorang menjadi laki-laki. Dalam pengertian lebih jauh, secara historis memang laki-laki mengemban tanggung jawab utama dalam keluarga, kewajiban maupun usaha.manajemen juga dapat diartikan sebagai the art of getting things done through people. Dalam pengertian lain, manajemen juga dapat dilihat dari tiga pengertian yaitu: 1. Manajemen sebagai suatu proses, 2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia, 3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art). Jadi hubungannya antara ilmu dan seni tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Sementara itu, pengertian manajemen dalam Islam selalu diamuati dengan nilai-nilai spiritualitas yang tinggi, karena segala hal dalam kehidupan ini tidak dapat dipisahkan dari agama.kata manajemen dalam bahasa Arab adalah idarah 4

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko yang artinya berkeliling atau lingkaran.maksudnya, ketika dikaitkan dengan ekonomi dan bisnis bisa diartikan bahwa ekonominya atau bisnisnya berjalan pada siklusnya (economic/ business cycle). Sehingga manajemen berarti kemampuan atau skill seorang manajer untuk membuat bisnisnya berjalan sesuai dengan perencanaannya. Menurut Didin dan Hendri (2003) dalam buku mereka Manajemen Syariah dalam Praktik, Manajemen bisa dikatakan telah memenuhi syariah bila: pertama, manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait denga nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur organisasi. Ini bisa dilihat pada surat Al-An am ayat 65 yang artinya: Allah meninggikan seseorang di atas orang lain beberapa derajat. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa teori manajemen Islami juga bersifat universal, komprehensif sesuai dengan tujuan agama Islam sebagai pemberi rahmat bagi seluruh sekalian alam (rahmatan lil alamin). Sebagai karakteristik manajemen Islam yang menjadi pembeda dengan manajemen konvensional adalah: 1. Manajemen Islami dipenuhi dengan nilai-nilai, etika, akhlak mulia dan keyakinan yang bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. 2. Persoalan kekuasaan dalam manajemen Islami tidak membeda-bedakan antara pimpinan dan bawahan. Perbedaan hanya dalam hal wewenang dan tanggung jawab sementara tujuan dan harapan yang dimiliki adalah sama, yaitu untuk mewujudkan falah. 3. Bawahan akan senantiasa taat kepada atasan, sepanjang atasan mereka selalu berpihak kepada nilai-nilai agama Islam. 4. Kepemimpinan di dalam syariat Islam dibangun dengan nilai-nilai musyawarah (syura), saling menasehati dan para atasan dapat menerima saran dan kritikan dengan lapang dada demi terciptanya kemaslahatan bersama. Secara garis besar, konsep manajemen konvensional dan manajemen Islami dapat dibandingkan ke dalam beberapa objek pembahasan. Seperti bagaimana cara pandang manajemen konvensional terhadap posisi manusia. Dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi (Homo 5

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 Economicus), sedangkan dalam manajemen Islami manusia merupakan makhluk spiritual (Spiritual Creature), yang memiliki kebutuhan materiel (ekonomi) maupun kebutuhan imateriel. Untuk lebih jelas lagi, tabel berikut menyajikan perbedaan konsep manajemen konvensional dengan manajemen Islami: No. 1. Manusia 2. Tujuan/ Objek Motivasi Manajemen Konvensional Homo Economicus (Makhluk Ekonomi) Motivasi Dunia (keuntungan/ laba jangka pendek) 3. Fokus Bisnis Memaksimalkan laba Manajemen Islami Spiritual Creature (Makhluk Spiritual) Falah(Kebahagian di dunia dan akhirat) Bisnis yang berkelanjutan yang didasari dengan etika Sumber: M. Luthfi Hamidi, Pengantar Manajemen Islam, dan dimodifikasi oleh penulis. Namun dari objek pengelolaan, antara manajemen konvensional dan manajemen Islami sama-sama memandang bahwa pengelolaan yang baik dilaksanakan dengan konsep GCG (Good Corporate Governance). 6

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko Kerangka Konseptual Dalam Mengurangi Tingkat Risiko Dengan Manajemen Islami Input Proses Output Jenis Risiko Penyebab Risiko Tiga Level konsep dalam mengurangi tingkat risiko: 1. Tauhid, Adil, Nubuwah, Khilafah, Ma ad 2. Multiple Ownership, Freedom to Act., Social Justice 3. Akhlakul Karimah Mengurangi Tingkat Risiko yang timbul Metode Dalam memperoleh gambaran tentang cara-cara mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan penerapan manajemen Islami ini, penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Dengan kata lain, metode yang penulis gunakan dalam pembuatan tulisan ini secara kualitatif karena tidak mengadakan perhitungan dan data yang dihasilkan bukan angka, melainkan berupa kata-kata. Analisis Terdapat dua hal yang ingin dicapai dalam tulisan ini, pertama gambaran tentang risiko-risiko umum yang timbul dalam kegiatan manusia sebagai pelaku ekonomi dan bisnis.kedua, gambaran tentang cara-cara mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan penerapan manajemen Islami. 7

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 a. Gambaran Tentang Risiko-Risiko Umum yang Timbul Dalam Kegiatan Manusia Sebagai Pelaku Ekonomi dan Bisnis. Untuk menentukan cara apa yang akan digunakan untuk mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, terlebih dahulu kita harus mengetahui gambaran dari risiko-risiko apa saja yang akan timbul dengan cara mengelompokkan risiko tersebut kepada jenis, sumber dan penanggulangannya, seperti yang tercantum dalam gambar berikut ini: Jenis Risiko Penyebab Risiko Penanggulangan Risiko 8 1. Jenis Risiko Seperti yang telah dijelaskan di awal, jenis risiko yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan bisnis terdapat lima jenis yang berbeda: a. Risiko Murni; yaitu risiko yang terjadi tanpa disengaja, yang apabila terjadi menimbulkan kerugian.misalnya risiko terjadinya kebakaran, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya. b. Risiko Spekulatif; yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian (uncertain) dalam memberikan keuntungan kepadanya. Misalnya risiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan yang semisal. c. Risiko Khusus; yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabanya. Seperti; kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya. d. Risiko Dinamis; yaitu risiko yang timbul akibat perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebalikan dari risiko ini disebut risiko statis, seperti kematian dan hari tua e. Risiko Fundamental; yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko seseorang tetapi banyak orang. Contohnya; banjir, angin topan, badai, tsunami dan lainnya. 2. Penyebab Risiko Penyebab risiko dapat dibedakan menjadi dua macam, pertama risiko internal; yaitu risiko yang berasal dari dalam diri pribadi atau perusahaan itu sendiri, seperti kelalaian, lupa, kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen dan sebagainya.kedua risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar diri seseorang atau perusahaan tersebut, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluctuation price, perubahan kebijakan pemerintah dan lainnya. 3. Penanggulangan Risiko Dalam penanggulangan risiko menggunakan dua macam cara penanggulangan. Cara pertama dengan risk control dan cara kedua dengan risk financing. Table berikut ini akan memberikan gambaran kedua cara tersebut. No. Jenis Risiko Penanggulangan Risiko Risk Control Risk Financing 1 Risiko Murni Risiko Spekulatif Risiko Khusus Risiko Dinamis Risiko Fundamental Risiko Murni Risiko Spekulatif 2 Risiko Khusus Risiko Dinamis Risiko Menghindari; a. Menolak memiliki b. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima Mengendalikan; a. Memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian(minimizatio Transfer; a. Ke perusahaan asuransi b. Ke perusahaan non asuransi Retensi; (Perusahaan menanggung sendiri risiko yang mungkin dihadapi dengan 9

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 Fundamental n program dan salvage program) b. Mengurangi keparahan jika risiko kerugian memang terjadi dana diambil atau diusahakan sendiri) b. Gambaran Tentang Cara-Cara Mengurangi Tingkat Risiko yang Timbul Dalam Kegiatan Ekonomi dan Bisnis dengan Penerapan Manajemen Islami Untuk mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan penerapan manajemen Islami, menggunakan tiga level pendekatan berbasis rancang bangun ekonomi syariah, yaitu: 1. Sebagai pondasi adalah; Tauhid, Adil, Nubuwah, Khilafah, Ma ad 2. Sebagai tiang atau pilar; Multiple Ownership, Freedom to Act., Social Justice 3. Sebagai atap; Akhlakul Karimah Bila digambarkan, rancang bangun tersebut akan membentuk sebuah bangunan yang tesusun kokoh dan kuat. Sehingga bisa dijadikan pedoman bahwa konsep manajemen Islami dalam mengurangi tingkat Risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis Islami. 10

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko AKHLAK MULTIPLE OWNERSHIP FREEDOM TO ACT SOCIAL JUSTICE TAUHID ADIL NUBUWAH KHILAFAH MA AD Sebagai pondasi manajemen Islami memiliki lima bagian, yaitu Tauhid, Adil, Nubuwah, Khilafah, Ma ad. a. Tauhid; sebagai manajer muslim kita harus senantiasa mengingat bahwa kita diciptakan oleh Allah SWT. Termasuk segala kemungkinankemungkinan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan bisnis telah diatur oleh Sang Creator. Apapun yang telah kita usahakan harus disertai dengan ketakwaan yang merupakan manifestasi ketauhidan kita, sehingga risikorisiko apapun dari yang terpahit kita serahkan kepada Allah SWT setelah memaksimalkan usaha. b. Adil; konsep keadilan di dalam manajemen Islami telah memberikan kontribusi yang luar biasa. Ketika seorang pemimpin bisa berlaku adil terhadap bawahannya, ini dapat meminimalisir risiko kegagalan dalam pencapaian target ataupun tujuan dari sebuah perusahaan. c. Nubuwah; dengan mengikuti sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW seperti Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan/ dakwah) dan Fathonah (pintar), diharapkan mampu 11

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 12 mengurangi risiko-risiko yang akan timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis Islami. d. Khilafah; sebagai kholifatullah fil ardhi kita dituntut untuk tidak membuat kerusakan, menumpahkan darah, perang dan sebagainya. Karena, apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik. Ketika kita menanam kedzaliman maka kita pula yang akan menerima kedzaliman tersebut. Maka dalam mengurangi risiko-risiko yang akan muncul, konsep manajemen Islami seiring dengan perintah Allah SWT yang menyeru kita untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. e. Ma ad; perlu diketahui, tujuan kita hidup ini bukan hanya di dunia saja, sebagai manajer muslim kita harus senantiasa mengingatkan bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat kelak. Maka dari itu, kita tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan kita dalam kegiatan ekonomi maupun bisnis, agar risiko-risiko terburuk dapat dikurangi. Kelima unsur-unsur yang telah dikemukakan di atas, haruslah selaras beriringan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kokoknya sebuah pondasi apabila satu sama lainnya saling mendukung dan menguatkan. Apabila satu terpisah maka akan terjadi kepincangan dalam pondasi dan bisa mengakibatkan robohnya sebuah bangunan. Beranjak kepada level kedua yaitu tiang atau pilar.manajemen Islami memiliki tiga pilar penting dalam mengurangi tingkat risiko yang timbul, yaitu; Multiple Ownership, Freedom to Act., Social Justice. a. Multiple Ownership; Multiple Ownership terwujud berkat penggabungan dua unsur pondasi yaitu tauhid dan adil. Maka, konsep kepemilikan di dunia ini hanya Allah SWT lah Sang Pemilik, kita hanya diberikan amanah untuk me-manage-nya. Oleh karena itu, kita selalu berlaku adil dan mengingat bahwa sebagian dari harta yang kita peroleh ada hak-hak ashnaf delapan penerima zakat. b. Freedom to Act; kebebasan dalam melakukan aktivias pun merupakan hasil perwujudan dari tiga unsur pondasi yaitu adil, nubuwah dan khilafah. Walaupun kita diberikan kebebasan untuk menjalankan aktivitas tapi ada

Asep Dadan S: Mengurangi Tingkat Risiko rambu-rambu yang harus diikuti, yaitu senantiasa berlaku adil, mencontoh sifat-sifat Rasulullah SAW, dan selalu mengingat untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sehingga dengan ini semua risiko-risiko yang akan muncul ataupun sudah terlanjur terjadi dapat dikurangi bahkan dapat dirubah menjadi peluang-peluang yang lebih baik lagi. c. Social Justice; untuk menuju keadilan sosial, diperlukan penggabungan dua unsur dari pondasi yaitu konsep khilafah dan ma ad. Keadilan sosial akan terwujud apabila kita sebagai khalifah di muka bumi ini senantiasa menjaga perdamaian, tolong menolong dan tidak menghalalkan segala cara, karena tujuan kita hidup di dunia ini hanya mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal abadi di akhirat. Dari sini sudah nampak bahwa konsep manajemen Islami betapa lengkap memperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan keadilan sosial. Tanpa ini semua, risiko-risiko yang timbul tidak dapat dikurangi, boleh jadi malah akan menimbulkan risiko-risiko lain yang lebih parah lagi kalau tidak memperhatikan komponen-komponen pembentuk social justice. Tahap terakhir merupakan atap bangunan yaitu Akhlak. Apapun yang telah kita lakukan dari tingkatan pertama dan kedua tidak akan ada artinya apabila tidak ditutupi dengan akhlak yang mulia. Ibarat bangunan, pondasi sudah kokoh, dinding dan tiang pun kokoh, tapi apabila tidak memiliki atap sama saja tidak ada artinya ketika panas melanda, hujan turun, tidak ada yang menjadi pelindung. Oleh karena itu, akhlak yang mulia merupakan sebuah penyempurna apa-apa yang telah kita lakukan dari awal membangun perekonomian maupun bisnis secara Islami. Dengan mengedepankan akhlak yang mulia, manajemen Islami mampu mengurangi tingkat risiko yang timbul. Simpulan Melihat kepada pemaparan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran tentang risiko-risiko umum yang timbul dalam kegiatan manusia sebagai pelaku ekonomi dan bisnis tercermin dari tingkah laku manusia tersebut.sebagai khalifah di muka bumi ini kita dituntut untuk tidak membuat kerusakan, menumpahkan darah, perang dan sebagainya. Karena, apa yang kita 13

Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam Vol.6 No.2 Juli Desember 2015 tanam itulah yang akan kita petik. Ketika kita menanam kedzaliman maka kita pula yang akan menerima kedzaliman tersebut. Maka dalam mengurangi risiko-risiko yang akan muncul, konsep manajemen Islami seiring dengan perintah Allah SWT yang menyeru kita untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Man dzalama dzulima (Barang siapa berbuat dzalim, maka ia akan dizalimi). Sementara itu, untuk mengurangi tingkat risiko yang timbul dalam kegiatan ekonomi dan bisnis dengan menggunakan pendekatan manajemen Islami dilakukan dengan menggunakan tiga level pendekatan berbasis rancang bangun ekonomi syariah, yaitu: 1. Sebagai pondasi adalah; Tauhid, Adil, Nubuwah, Khilafah, Ma ad 2. Sebagai tiang atau pilar; Multiple Ownership, Freedom to Act., Social Justice 3. Sebagai atap; Akhlakul Karimah Pustaka Acuan A Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah, Penerbit Salemba Empat. Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, Gema Insani Press H.B Siswanto, Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara. H. Malayu. S.P Hasibuan, Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Stoner, Sirait, Manajemen, Penerbit Erlangga 14