BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan cara pembangunan infrastruktur sebagai pendorong

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

S e p t e m b e r

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ORI OBLIGASI NEGARA RITEL

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

S e p t e m b e r

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

TANTANGAN INTERMEDIASI PERBANKAN Oleh: Djoko Retnadi, Ekonom Senior, The Indonesia Economic Intelligence, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perekonomian negara emerging marketseperti Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya antara seluruh pendapatan sama dengan seluruh pengeluaran. Dalam prakteknya, keseimbangan tersebut terjadi karena pemerintah mendapat bantuan pinjaman dari luar negeri untuk menutup defisit anggaran. Namun sejak terjadi krisis moneter, pemerintah mulai mengurangi bantuan dari pihak luar negeri dan mulai mengeluarkan obligasi-obligasi seperti obligasi yang berbunga tetap, obligasi yang berbunga mengambang, obligasi yang diindeks dengan inflasi, maupun obligasi yang diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011). Suatu pembangunan harus ditopang oleh investasi, baik investasi yang dilaksanakan pemerintah maupun investasi yang dilaksanakan oleh sektor swasta. Pada periode Pelita I sampai Pelita V pemerintah telah memanfaatkan potensi asing dalam bentuk bantuan, utang, serta investasi asing untuk membiayai pembangunan ekonomi nasional. Investasi asing terdiri dari investasi asing langsung (foreign direct investment)dan investasi asing tidak langsung (foreign indirect investment) atau investasi portofolio (portofolio investment) (Sihombing, 2008 : 2).

Surat Utang Negara (SUN) merupakan instrumen investasi portofolio bagi investor, dan diminati oleh investor asing. Investasi asing pada surat utang negara dapat menggambarkan adanya kepercayaan pihak asing pada program-program pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah. Pemanfaatan surat utang pemerintah untuk membiayai pembangunan ekonomi merupakan hal yang biasa ditempuh oleh berbagai negara di dunia, termasuk oleh pemerintah Amerika Serikat sendiri. Penerbitan surat utang negara sebagai alternatif untuk membiayai pembangunan ekonomi tidak dapat disebut sebagai gambaran ketidakmampuan pemerintah memobilisasi sumber-sumber utama pembiayaan pembangunan, karena fungsi dari surat utang negara dalam hal ini semata-mata hanya untuk menjembatani kekurangan dalam pembiayaan pembangunan. Selain berfungsi sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan ekonomi, peningkatan kepemilikan asing di satu pihak dapat memberikan sinyal positif karena menjadi salah satu indikator tentang makin besarnya kepercayaan investor asing pada instrumen surat utang yang diterbitkan pemerintah. Hal ini juga dapat menjadi gambaran tentang kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor asing. Adanya kepercayaan asing pada surat utang negara dapat memicu pemerintah untuk lebih mengoptimalkan fungsi investasi asing pada surat utang negara untuk membiayai pembangunan ekonomi nasional (Sihombing, 2008: 195). Yang harus mendapat perhatian pemerintah adalah pemanfaatannya harus sesuai dengan peruntukannya dan harus dilihat kemampuan keuangan pemerintah karena surat utang negara tersebut harus dibayar kembali pada waktunya.

Surat utang negara diminati khususnya oleh pihak asing karena surat utang negara digolongkan sebagai investasi yang bebas risiko (risk free investment). Hal ini dikaitkan dengan keberadaan jaminan dari pemerintah untuk pembayaran kembali pokok beserta bunga pada saat jatuh tempo. Dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2002 dicantumkan bahwa pemerintah menjamin pembayaran bunga dan pokok surat utang negara pada saat jatuh temponya. Jaminan dari pihak pemerintah ini dimaksudkan untuk menciptakan daya tarik investor agar berinvestasi pada surat utang negara. Aliran masuk portofolio masih merupakan kekuatan pendorong yang dominan dari surplus neraca keuangan dan permodalan Indonesia. Posisi pendanaan pada tahun 2010 telah dibantu oleh kuatnya permintaan investor asing akan surat utang negara. Pada triwulan pertama 2010, tercatat aliran dana asing meningkat hingga menyentuh 15,7 miliar dolar AS. Aliran portofolio mendominasi dengan jumlah 13,3 miliar dolar AS, diikuti Penanaman Modal Asing (PMA) 6,8 miliar dolar AS. Aliran portofolio pembelian SUN oleh pihak asing dalam mata uang rupiah mencapai 73 persen (www.infobanknews.com 28 Okt.2011). Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia pada triwulan ketiga 2010 jauh melebihi tingkat prakrisis dengan didominasi portofolio yang terus bertambah diikuti dengan meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA). Permintaan asing terhadap surat utang negara yang terus berlanjut akan mendukung posisi pendanaan. Kepemilikan asing terhadap SUN pada semester I 2011 mencapai Rp 235 Triliun atau mencapai 34 persen dari total nilai obligasi negara. Jumlah ini meningkat sekitar 8

persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (www.kompas.com 02 Des.2011). Menurut laporan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank / ADB) berjudul Asia Bond Monitor, September 2011, kepemilikan investor asing atas SUN di Indonesia pada triwulan II tahun 2011 adalah mayoritas. Kepemilikan perbankan kini turun dari 37 persen menjadi sekitar 33 persen. Kepemilikan asing terhadap surat utang negara ini memiliki nilai total yang dinilai tinggi. Investor asing masuk ke pasar obligasi antara lain karena untuk mengejar yield (imbalan hasil). Tingkat bunga merupakan variabel ekonomi keuangan yang sangat penting dalam pasar keuangan. Pergerakan tingkat bunga akan memengaruhi pergerakan imbalan hasil jatuh tempo (yield to maturity--- YTM) sebagai ukuran tingkat bunga yang paling akurat. Nilai surat berharga berubah sesuai dengan perubahan tingkat suku bunga secara umum, dalam hal ini adalah suku bunga deposito. Suatu surat berharga menarik atau tidak ditentukan salah satunya oleh tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor. Ketika tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kupon maka investor cenderung menyimpan dananya dalam bentuk deposito daripada menginvestasikan dananya dengan membeli surat berharga. Demikian sebaliknya, ketika tingkat suku bunga di pasar menurun maka investor cenderung membeli surat berharga dengan tingkat kupon yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Interaksi antara arus masuk modal asing yang cukup besar dan kondisi ekses likuiditas perbankan meningkatkan kompleksitas penggunaan suku bunga sebagai instrumen moneter tunggal. Hal ini terkait dengan penetapan suku bunga acuan maupun

penerjemahannya melalui suku bunga pasar. Dari sisi kebijakan, kompleksitas permasalahan akan meningkat ketika suku bunga acuan yang dimaksudkan untuk menjangkar ekspektasi inflasi justru dapat memicu arus masuk modal asing jangka pendek. Di sisi lain, ekses likuiditas semakin bertambah seiring dengan meningkatnya aliran masuk modal asing. Sejalan dengan makin derasnya aliran masuk modal asing sejak pertengahan Oktober 2010, pergerakan suku bunga pasar uang cenderung mendekati level deposit facility. Dalam kondisi tersebut diperlukan kebijakan pengelolaan likuiditas tambahan dengan intensitas yang lebih besar untuk menyerap likuiditas perbankan secara lebih permanen. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN adalah nilai kurs. Nilai kurs merupakan nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang negara lain. Umumnya nilai kurs yang dipakai adalah perbandingan nilai tukar mata uang Rupiah dengan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Naik turunnya nilai kurs ini juga mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN. Hal ini dapat menyebabkan keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau sebaliknya dapat mengubah suatu kerugian dari investasi menjadi suatu keuntungan. Di tengah derasnya arus masuk modal asing dan tekanan apresiasi, kebijakan stabilisasi nilai tukar diarahkan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar agar konsisten dengan pertumbuhan dan perkembangan makroekonomi khususnya dalam upaya pengendalian dan stabilisasi harga. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelaahan lebih lanjut mengenai variabel yang berpengaruh terhadap permintaan asing terhadap SUN. Oleh

karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perubahan suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah/dollar terhadap permintaan SUN oleh investor asing? 2. Apakah terdapat pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah terhadap permintaan SUN oleh investor asing? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tingkat suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan Surat Utang Negara oleh investor asing. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan.

3. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengeatahuan penulis, serta sebagai salah satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.