Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi yang terjadi di negara-negara maju dan berkembang tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tiga tahun yang lalu, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematian di wilayah Asia Tenggara. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BABI PENDAHULUAN. kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga kadangkala

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 yang mulai dicanangkan pada tahun

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di Indonesia. Gray & Taitz (dalam Subardja, 2004: 12), obesitas adalah suatu keadaan yang terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) telah diakui sebagai metode yang paling praktis dalam menentukan tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun. BMI itu sendiri adalah rasio antara tinggi badan dan berat badan yang kurang lebih memberi gambaran akurat tentang proporsi lemak terhadap otot (Obesitas, 2004, para. 1 ). Istilah normal, overweight dan obesitas dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, World health Organization (WHO) menetapkan suatu pengukuran atau klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah Body Mass Index (BMI), yang didapat dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (em) atau melalui rumus sebagai berikut, (Obesitas, 2004, para. 2).

2 BMI atau Body Mass Index berat badan (kg) (tinggi badan (m) x tinggi badan (m)) ( obesitas = BMI 2:25 ) Hasil studi di Singapura memperlihatkan bahwa orang Singapura dengan BMI 27-28 mempunyai lemak tubuh yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI 30, sedangkan orang India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24 dapat meningkatkan prevalensi Diabetes Militus (DM) menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada orang dengan BMI 28. Berikut klasifikasi berat badan yang berdasarkan BMI pada penduduk asia dewasa yang akan dilihat pada Tabel 1.1. (Obesitas, 2004, para. 6). Tabel l.l.klasifikasi Berat Badan yang Berdasarkan BMI pada Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000) Kategori BMI(IqVm2) Risk of Co-morbidities Undenveight < 18,5 kg/m 2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat) Batas normal 18,5-22,9 kgl_m 2 Rata rata Ovenveight >23 At risk 23,0-24,9 kg/m 2 Meningkat Obesitas I 25,0-29,9kg/m 2 Sedang Obesitas II > 30,0 kg/m 2 Berbahaya Tabel 1.1. menjelaskan bahwa Body Mass Index (BMI) digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 25, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20%. (Obesitas, 2004, para. 4).

3 Perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jurnlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76,7 juta (17,5%) dan pasien obesitas berjurnlah lebih dari 9,8 juta ( 4, 7% ). Berdasarkan data terse but, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius (Obesitas, 2004, para. 3). Saat ini ditemukan satu penderita obesitas pada tiap tiga orang. Bila rata-rata, jumlah penderita obesitas di Indonesia adalah sepertiga dari seluruh jurnlah penduduk (250 juta orang), atau kurang lebih 85 juta orang (Tandra, Jawa Pos, 2005: 16). Hal tersebut juga didukung dengan adanya artikel "Dari Tonga sampai Jakarta, manusia semakin gemuk dan gemuk!" (Sudoyo, Obesity, 2004, para. 7), yang menjelaskan bahwa saat ini diperkirakan 10 dari setiap 100 penduduk Jakarta menderita obesitas. Individu dewasa khususnya masa dewasa madya, masalah kegemukan atau obesitas merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi. Menurut Valiant & Levinson ( dalam Atkinson & dkk, edisi ke-11: 203 ), masa dewasa madya merupakan masa krisis tengah baya yaitu saat individu mulai menyadari bahwa individu belurn mencapai tujuan yang ditetapkannya saat masih muda dan tidak melakukan hal yang penting. Usia madya dicirikan oleh perubahan-perubahan yang tampak yaitu penampilan tubuh dan kerjanya. Perubahan-perubahan fisik yang dialami pada masa dewasa madya salah satunya yaitu obesitas. Obesitas dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak atau olahraga, emosi dan

4 faktor lingkungan. Melihat fenomena yang terjadi sekarang m1, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah rurnit yang seringkali dihadapi remaja dan juga termasuk orang dewasa (Mu'tadin, Obesitas dan Faktor Penyebab, 2002, para. 5). Banyaknya masalah-masalah yang terjadi pada obesitas dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan. Hal tersebut didukung dengan adanya artikel "Penyakit-penyakit yang mengintai si gemuk" (Tabloid Nova, 2005, para. 1 ), berupa gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan fungsi paru-paru, diabetes dan peningkatan kolesterol, gangguan persendian, gangguan sistem hormonal, meningkatkan resiko penyakit ganas. Selain pemyataan di atas, masalah lain yang timbul yaitu gangguan psikologis berupa rasa rendah diri karena dikucilkan dari pergaulan sosial, program diet (hal tersebut biasanya dialami oleh penderita obesitas yang ingin merubah penampilan fisik dan karena alasan kesehatan) yang tidak berhasil juga akan menimbulkan depresi dan stres, terutama apabila individu merasa tidak mendapat dukungan yang berarti dari keluarga dan ternan (Tabloid Nova, 2005, para. 7). Salah satu cara yang digunakan untuk menurunkan berat badan yaitu melalui program diet. Tidak semua penderita obesitas melakukan diet. Tetapi dikarenakan suatu alasan misalnya karena takut timbul berbagai gangguan kesehatan ataupun juga ingin mengubah penampilan fisiknya (Berita Obesitas, 2004, para. 1 ). Program diet yang tidak berhasil menurunkan berat badan mengakibatkan berat badan akan semakin meningkat sehingga individu akan mengalami stres.

5 Stres merupakan perubahan yang memerlukan penyesua1an, tetapi tidak setiap orang terganggu oleh adanya stres. Gangguan fisik dan emosional yang ditimbulkan tidak menyenangkan, orang menjadi termotivasi untuk mengurangi stres yang mereka alami (Clerq & Smet, 1994: 112). Individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi stres. Dewasa ini proses coping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengerti reaksi dari stres (Smet, 1994: 143). Menurut Yusuf (2004: 118), coping merupakan proses mengelola tuntutan (internal atau ekstemal) yang ditaksir sebagai beban karena di luar kemampuan diri individu untuk mengatasi, mengurangi, atau mentoleransi ancaman yang beban perasaan yang tercipta karena stres. Ada dua macam bentuk coping menurut Smet (1994: 144), yaitu emotion-focused coping untuk mengatur respon emosional terhadap stres, dan problem-focused coping untuk mengurangi stressor. Peneliti hanya menggunakan salah satu dari bentuk coping yaitu problem-focused coping, karena menurut Smet (1994: 145), metode problem-focused coping lebih sering digunakan oleh para dewasa dan peneliti memfokuskan hanya pada problem-focused coping mengenai diet pada penderita obesitas. Peneliti menggunakan metode problem-focused coping dikarenakan menurut Atkinson & dkk (edisi ke-11, 203), masa dewasa madya atau yang disebut juga masa dewasa pertengahan (kira-kira usia 40 sampai 65 tahun) adalah masa yang paling produktif dan aktif. Hal tersebut mendukung metode problem-focused coping yang untuk memecahkan suatu masalahnya orang cenderung mengambil langkah aktif. Sedangkan pada metode emotional-focused copmg orang Iebih

6 menggunakan strategi perenungan atau penghindaran (Atkinson & dkk, edisi ke- 11: 339). Faktor eksternal dan faktor internal ikut berpengaruh pada metode problemfocused coping, baik itu dari sumber yang nampak seperti uang dan waktu, serta dukungan sosial yang termasuk faktor eksternal, sedangkan faktor internal berupa gaya coping yang sudah biasa dilakukan, dan faktor kepribadian. (Taylor, 1999: 219). Banyak yang beranggapan bahwa dalam usaha untuk mengatasi masalah kegemukan ataupun obesitas salah satunya yaitu diet, diperlukan adanya dukungan dari orang lain, baik dari keluarga maupun ternan, karena pada umumnya dukungan dari orang-orang terdekat adalah kunci sukses menurunkan berat badan dengan melalui program diet. Kegagalan dalam usaha mengatasi permasalahannya dalam menurunkan berat badan terkait dengan ketidakmampuan penderita obesitas khususnya dewasa madya dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi,serta akibat kurangnya mekanisme koping yang dimiliki penderita obesitas dalam mengatasi stres. (Berita Obesitas, 2004, para. 3) Adanya kesenjangan bahwa tidaklah mungkin dalam melakukan usaha pemecahan masalah untuk mengatasi kegemukannya tidak membutuhkan dukungan dari keluarga dan ternan, karena pada umumnya dalam mengatasi suatu permasalahan, dukungan dari keluarga dan ternan sangatlah penting, tetapi kenyataannya tidak demikian. Hal ini didukung dengan adanya artikel yang berjudul "Gemuk karena frustasi" (lntisari, 2001: 128), yang menceritakan seorang wanita berinisial E menyatakan bahwa meskipun suaminya menganggap

7 dirinya seorang ibu yang baik dan istri yang penuh cinta kasih, tetapi dia meyakini dirinya adalah seorang yang gagal, dikarenakan selama ia melakukan diet selalu tidak memperoleh hasil. Gottlieb (dalam Niven, 1994: 136), coping tergantung pada manifestasi dukungan dan pada keyakinan bahwa orang lain akan memberikan bantuan jika diminta, dan perlu diteliti bahwa yang dilakukan orang orang-orang saat mendukung memiliki arti atau tidak bagi si penerima. Dukungan sosial berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan, dalam usahanya menangani stres, individu kadangkala membutuhkan dukungandukungan dari orang lain. Penderita obesitas terutama yang mengalami stres memerlukan dukungan dari Iingkungan keluarga (Pramadi, Warta UBA Y A, 2005: 13 ). Dukungan sosial bukan saja hanya sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi penerima dukungan sosial terhadap makna dari bantuan itu. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya, karena sesuatu yang aktual dan memberikan kepuasan (Mu'tadin, pengertian dukungan sosial, 2002, para. 2). Menurut Moskowitz dan Orgel; (dalam Walgito, 1997: 54), persepsi merupakan keadaan yang integrated dari individu yang bersangkutan, maka apa yang ada dalam diri individu, pengalamanpengalaman individu, akan ikut aktif dalam persepsi individu.

8 Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetengahkan dalam bentuk penulisan yang diberi judul "Problem~focused coping dan Persepsi terhadap dukungan sosial yang diterima pada penderita obesitas". 1.2. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang ada, maka peneliti merasa perlu membatasi permasalahannya. Peneliti memfokuskan penelitiannya hanya pada persepsi penderita obesitas terhadap dukungan sosial yang diterima serta hubungan dengan problemjocused coping pada penderita obesitas. Obesitas adalah suatu keadaan yang teljadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Jika disesuaikan pada klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada penduduk asia dewasa (IOTF, WHO 2000) maka seseorang dikatakan obesitas apabila berat badan_2: 25 (Obesitas, 2004, para. 6). Penelitian ini merupakan studi korelasional yaitu untuk mengetahui adanya hubungan signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial yang diterima dengan problemjocused coping pada penderita obesitas. Populasi dari penelitian ini adalah para individu dewasa madya yang berusia 40-60 tahun di Surabaya yang menderita obesitas. Menurut Schell & Hall ( dalam Enggawati, 2000: 27), masa dewasa madya biasanya banyak mengalami gangguan kelebihan berat badan, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, nutrisi, dan pengaruh lingkungan.

9 Schell & Hall (dalam Enggawati, 2000: 28), mengungkap adanya konsep kedewasaan berupa rasa percaya diri, persaingan, tanggung jawab dan strategi untuk mengatasi stres dalam membuat suatu keputusan akan menjadi lebih tepat. Misalnya masalah kegemukan, pada masa dewasa madya perubahan-perubahan fisik mulai mengalami kemunduran. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut: "Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial yang diterima dengan problem-focused coping pada penderita obesitas?". 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial yang diterima dengan problem-focused coping pada penderita obesitas. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1.Manfaat teoritis Hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai masukan untuk perkembangan teori-teori dalam bidang psikologi klinis khususnya tentang problem-focused coping dan psikologi kesehatan khususnya tentang dukungan sosial.

10 1.5.2.Manfaat praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan tentang klasifikasi berat badan dan problem obesitas. b. Bagi penderita obesitas Penelitian ini diharapkan agar penderita obesitas dapat mengerti mengenai usaha untuk mengatasi stres yang lebih sesuai dengan masalah kegemukannya. Menerima dukungan yang diberikan oleh keluarga atupun ternan secara positif. c. Bagi keluarga Penelitian ini dapat memberikan informasi khususnya orang-orang terdekat mengenai dukungan sosial yang hams diberikan kepada penderita obesitas agar lebih ditingkatkan lagi. d. Bagi lembaga penanganan obesitas Penelitian ini dapat memberikan informasi mengena1 permasalahan psikologis yang dihadapi oleh penderita obesitas.