ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rendah. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Faktor Determinan Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi Pada Ibu Bayi Usia 7-12 Bulan di Wilayah Puskesmas Kabupaten Demak)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Nabila Suleman 1, Rahma 1,.A.Ummu Salmah )

Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS TELAGA BIRU DAN PUSKESMAS MONGOLATO KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Erlina Hadi Nur Pratiwi*), Auly Tarmaly**), Rosalina***)

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

II. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

Online di :

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN Sumantri, Gita Kostania Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Legal Aspects, The Role Of Midwife, The Rights Of Children, Exclusive Breastfeeding. The purpose of this study is to analyze the influence of the legal aspects, the role of the midwife and the right of children on exclusive breastfeeding practice. This type of research is analytical study with cross-sectional research design. An estimated,000 Mothers with infants aged 0-2 months in the Klaten district with 30% of the sample population, it s about 300 people. The sampling technique used cluster random sampling. Analysis of the data used by the statistical test Chi-Square and logistic regression. Results: ) legal aspect of regulation Exclusive Breastfeeding is significantly affect the exclusive breastfeeding practice, p 0.000 (P <0.05); X2: 23.5; RP:.80 and 95% CI: :40 to 2:3; 2) the role of the midwife in exclusive breastfeeding practice showed a significant effect, p 0.00 (P <0.05); X2:.9; RP: :52 and 95% CI:.22-.89, and; 3) the right of the child to exclusive breastfeeding practice showed a significant effect, p 0.000 (P <0.05); X2: 32.3; RP: 2:07 and 95% CI:.55-2.66. Keywords: Legal Aspects, The Role Of Midwife, The Rights Of Children, Exclusive Breastfeeding. Abstrak: Aspek Hukum, Peran Bidan, Hak Anak, Asi Eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek hukum, peran bidan dan hak anak terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sejumlah 000 Ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan di Kabupaten Klaten sebagai populasi dengan 30% sampel yaitu 300 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan acak gugus atau cluster sampling. Analisis data yang digunakan dengan uji statistik Chi-Square dan regresi logistic. Hasil Penelitian: ) aspek hukum berupa Perda Asi Eksklusif berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif, p 0.000 (p< 0.05); X 2 : 23.5; RP:.80 dan CI 95%:.40-2.3; 2) peran bidan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif menunjukkan pengaruh yang signifikan, p 0.00 (p< 0.05); X 2 :.9; RP:.52 dan CI 95%:.22-.89, dan; 3) hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif menunjukkan pengaruh yang signifikan, p 0.000 (p< 0.05); X 2 : 32.3; RP: 2.07 dan CI 95%:.55-2.66. Kata Kunci: Aspek Hukum, Peran Bidan, Hak Anak, Asi Eksklusif. PENDAHULUAN Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23/.000 kelahiran hidup menjadi salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs) yang mesti 97

98 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No,Mei 206, hlm 0-09 dicapai hingga tahun 205. Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 34/.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand (Depkes RI, 2008). Praktek menyusui yang baik sangat penting untuk keberlangsungan partumbuhan, kesehatan dan gizi bayi serta anak-anak. Oleh sebab itu, lamanya pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. The Expert Consultation dari WHO merekomen-dasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, diikuti pengenalan makanan tambahan dan tetap melanjutkan ASI setelahnya. Pra-syarat penerapan rekomendasi ini adalah tersedianya dukungan sosial dan gizi memadai untuk wanita menyusui (Walker, 998). Praktek pemberian ASI di Indonesia masih memprihatinkan. Berdasarkan data SDKI tahun 2003, bahwa pemberian ASI saja cenderung terus menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Pemberian ASI saja pada bayi 2-3 bulan sebanyak 45,5 %, pada bayi 4-5 bulan sebanyak 3,9 % dan pada bayi 6-7 bulan hanya 7,8 %. Penelitian Hardinsyah dkk (200) di kota Bogor, menemukan bahwa pemberian ASI ekslusif antara 4-5 bulan adalah 23,9 %, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2004) di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor hanya 2,6 %. Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan ibu bayi. Penelitian Hannon et al (997) di Amerika Serikat pada ibu keluarga miskin menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi keputusan ibu dalam praktek pemberian ASI, yaitu pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI dan cara mengatasi kesulitan menyusui. Hal senada dikemukakan oleh Dermer (200) bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan ibu memberikan ASI adalah paparan informasi tentang manfaat ASI dan cara menyusui. Sedangkan menurut Killewo et al (2002) faktor yang mempengaruhi keputusan pemberian ASI di daerah perdesaan Bangladesh adalah persepsi ibu tentang ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif di Indonesia diatur dalam undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009 pada pasal 28 ayat (), (2),(3) dan pasal 29 ayat () bahwa setiap bayi harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan. Berdasarkan Susenas (200), pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 6,5 (BPPN, 200). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek hukum, peran bidan dan hak anak terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Studi potong lintang ini adalah suatu rancangan penelitian dengan cara mengobservasi variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) hanya sekali pada saat yang sama (Dahlan, 2006). Adapun aspek hukum, peran bidan dan hak anak merupakan variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) adalah praktik pemberian ASI Eksklusif. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wilayah Kabupaten Klaten. Waktu pengambilan data penelitian mulai bulan Juni s/d 6 Agustus 204. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan di Kabupaten Klaten kurang lebih 000 orang. Cara

Sumantri, Analisis Pengaruh Aspek Hukum 99 pengambilan sampel dengan cara acak gugus (cluster sampling). Sampel diambil 30% dari sejumlah ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan, didapatkan ibu menyusui sebanyak 300 orang. Pengumpulan data aspek hukum, aspek peran bidan dan aspek hak anak serta praktik pemberian ASI eksklusif dengan cara pembagian angket secara langsung melalui bidan desa bersamaan kegiatan pemeriksaan di Praktek Bidan Mandiri maupun di Posyandu di Wilayah domisili responden. Cara pengisian angket dilakukan secara langsung. Pengolahan data dengan menggunakan sistem komputerisasi STATA. Analisis data dengan analisis univariat, bivariate dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan karakteristik responden dan mendiskripsikan setiap variabel. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh masing-masing aspek: hukum, peran bidan dan hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif. Analisis yang digunakan adalah dengan uji statistik Chi-Square. Analisis multivariat dilakukan untuk menganalis ke-tiga secara bersama-sama variabel yang paling dominan mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif. Jenis analisis yang digunakan uji statistik regresi logistic. HASIL PENELITIAN Penelitian dengan membagikan angket diberikan kepada 300 responden yang tersebar pada 26 Kecamatan, 30 Desa dan 0 Kelurahan. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi yang berumur kurang dari tahun. Untuk mengetahui latar belakang responden, peneliti mendapatkan data karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan. Adapun karakteristik responden tersebut seperti pada tabel berikut: Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan No. Karakteristik Responden. Umur (tahun) <20 20-35 >35 2. Pendidikan SD SLTP SLTA PT 3. Pekerjaan IRT Buruh Swasta PNS f 5 26 24 63 99 2 26 87 5 48 4 Persentase (%) 5.0 87.0 8.0 2.0 33.0 37.3 8.7 62.3 7.0 6.0 4.7 Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umu dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu kurang dari 20 tahun, 20-35 tahun dan lebih dari 35 tahun. Umur responden sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 26 responden (87%) dan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun sejumlah 39 responden (3%). Pendidikan responden dikategorikan dalam SD, SLTP, SLTA dan PT. Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SLTA sebanyak 2 responden (37.3%), SLTP sebanyak 99 responden (33%), SD sebanyak 63 responden (2%) dan PT sebanyak 26 responden (8.7%). Pekerjaan responden dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu IRT, buruh, swasta dan PNS. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga (IRT), yaitu sebanyak 87 responden (62.3%).

00 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No,Mei 206, hlm 0-09 Sedangkan responden lainnya bekerja sebagai buruh, swasta dan PNS. Untuk mendapatkan gambaran masing-masing variabel penelitian yang terdiri atas aspek hukum, peran bidan, hak anak dan praktik menyusui secara eksklusif peneliti mengkategorikan masing-masing dalam kategori ya dan tidak. ng dimaksud dengan kategori ya apabila responden melaksanakan dan tidak apabila responden tidak melaksanakan sesuai dengan kelompok variabel. Adapun gambaran masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian No.. Aspek Hukum Variabel F Persentase (%) 2 Peran Bidan 8 5 4 9 29 3. Hak Anak 58 4. Praktik Pemberian Asi Eksklusif 42 47 53 50.3 49.7 27.0 73.0 52.7 47.3 49.0 5.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden melakukan praktik menyusui alasan di Kabupaten Klaten terdapat Perda ASI dari 300 responden lebih dari 50%, yaitu sebanyak 5 responden (50.3%). Sedangkan responden pada praktik menyusui secara eksklusif kepada bayinya bukan karena alasan di Kabupaten Klaten terdapat Perda ASI sebanyak 49 responden (49.7%). Responden pada praktik menyusui alasan bidan pernah menganjurkan (peran bidan) hanya sebanyak 8 responden (27%). Sedangkan responden pada praktik menyusui secara eksklusif kepada bayinya karena alasan bidan tidak pernah menganjurkan (peran bidan) sebanyak 29 responden (73%). Responden pada praktik menyusui alasan pemenuhan hak anak sebanyak 58 responden (52.7%). Sedangkan responden pada praktik menyusui secara eksklusif kepada bayi-nya karena alasan bukan merupakan hak anak sebanyak 42 responden (47.3%). Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 300 responden yang mempraktikkan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi-nya sebanyak 47 responden (49%) dan sebanyak 53 responden (5%) tidak mempraktikkan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi-nya. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji statistik chisquare. Adapun hasil analisis bivariat seperti pada tabel berikut:

Sumantri, Analisis Pengaruh Aspek Hukum 0 Tabel 3 Pengaruh Aspek Hukum, Peran Bidan dan Hak Anak Terhadap Praktik Pemberian ASI Eksklusif Dengan Uji Chi-Square Aspek Hukum Peran Bidan Hak Anak Praktik Pemberian ASI Eksklusif n % n % 95 52 53 94 62.9 34.9 65.4 42.9 56 97 28 25 02 64.6 56 45 3.7 97 X 2 p RP CI 95% 23.5 0.000.80.9 0.00.52 32.3 0.000 2.07.40-2.3.22-.89.55-2.66 37. 65. 34.6 57. 35.4 68.3 Tabel di atas secara statistik menunjukkan bahwa aspek hukum berupa Perda Asi Eksklusif berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif, karena p 0.000 (p< 0.05); X2: 23.5; RP:.80; dengan CI 95%:.40-2.3. Adapun pengaruh aspek hukum berupa Perda Asi Eksklusif terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif sebesar.80, artinya responden yang memiliki bayi umur kurang dari tahun cenderung akan mempraktikkan pemberian ASI responden mengetahui terdapat Perda Asi Eksklusif sebesar.80 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengetahui adanya Perda ASI eksklusif. Pengaruh peran bidan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif pada tabel di atas menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena p 0.00 (p< 0.05); X2:.9; RP:.52 dengan CI 95%:.22-.89. Besarnya pengaruh peran bidan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif adalah.52, artinya responden yang memiliki bayi umur kurang dari tahun cenderung akan mempraktikkan pemberian ASI responden pernah mendapatkan anjuran dari bidan untuk memberikan Asi Eksklusif (peran bidan) sebesar.52 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan responden yang tidak pernah dianjurkan oleh bidan tentang ASI eksklusif. Hasil analisis pengaruh hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena p 0.000 (p< 0.05) ); X2: 32.3; RP: 2.07 dengan CI 95%:.55-2.66. Besarnya pengaruh hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif adalah 2.07, artinya responden yang memiliki bayi umur kurang dari tahun cenderung akan mempraktikkan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi-nya karena responden beralasan memberikan Asi Eksklusif karena memenuhi hak anak sebesar 2.07 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan responden yang tidak beralasan memberikan ASI Eksklusif karena memenuhi hak anak. Analisis multivariat dilakukan oleh peneliti untuk menguji pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersamaan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis multivariat adalah regresi logistic. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini disajikan dalam tabel di bawah ini:

02 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No,Mei 206, hlm 0-09 Tabel 4 Pengaruh Aspek Hukum, Peran Bidan dan Hak Anak Terhadap Praktik Pemberian ASI Eksklusif Dengan Uji Regresi Logistic. Praktik Pemberian ASI Eksklusif Aspek Hukum Peran Bidan Hak Anak OR p CI 95% 2.90 2.63 2.92 0.000 0.00 0.000.73-4.87.46-4.72.75-4.85 Berdasarkan analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistic pada tabel di atas menunjukkan bahwa aspek hukum, peran bidan dan hak anak berpengaruh secara signifikan dengan p< 0.05 dan CI 95% >. Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa: aspek hukum, peran bidan dan hak anak menjadi faktor yang mendorong ibu yang memiliki anak usia < tahun untuk memberikan ASI-nya kepada bayinya karena OR >. PEMBAHASAN Karakteristik umur responden dalam penelitian ini 87% berumur 20-35 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Anggrita (2008), bahwa karakteristik umur ibu yang memberikan ASI eksklusif di Wilayah Puskesmas Medan Amplas adalah berumur 20-35 tahun. Hasil penelitian ini ditegaskan oleh Notoatmodjo (200), bahwa usia mempengaruhi daya tangkap, pola pikir dan pemahaman seseorang. Semakin bertambah usia sampai usia kurang lebih 20-35 tahun maka akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Karakteristik umur responden apabila dihubungkan dengan penelitian ini, bahwa ibu yang berumur 20-35 tahun pengetahuannya produktif dan mudah memahami aspek hukum maupun menerima pengetahuan dari bidan saat memberikan penyuluhan maupun konseling (Notoatmodjo, 200). Karakteristik pendidikan responden mayoritas SLTP ke bawah. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Kiki Anggrita (2008), bahwa ibu yang pendidikannya SLTP ke bawah justru cenderung memberikan ASI-nya sampai usia 6 bulan kepada bayinya. Dalam penelitian Afifah (2007), ibu menyusui yang pendidikannya rendah lebih mau mengikuti anjuran pemerintah dan mau meninggalkan kebiasaan yang dapat membahayakan kesehatan anaknya dalam pemberian ASI eksklusif (Afifah, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan rekomendasi dari World Health Organization (WHO), bahwa bayi baru lahir sampai usia 6 bulan hanya diberikan ASI saja (Dep Kes RI, 2005).22 Fikawati Sandra (200) disebutkan bahwa dalam pasal 28 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa selama pemberian ASI fihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum (Fikawati, 200). Peraturan yang mendukung aspek hukum terhadap praktik pemberian ASI eksklusif adalah tertuang pada pasal 2 dan 4 pemberian sanksi kepada pihakpihak yang tidak mendukung suksesnya ASI eksklusif. Dalam pasal 2 dan 4 tentang pemasaran pengganti ASI adalah promosi, peredaran, penjualan dan periklanan produk. Sarana pelayanan kesehatan dilarang digunakan untuk:

Sumantri, Analisis Pengaruh Aspek Hukum 03 kegiatan promosi susu formula bayi dan susu formula bayi lanjutan, dilarang menyediakan pelayanan dibidang kesehatan atas biaya yang disediakan oleh badan usaha dengan imbalan promosi susu formula, dilarang menerima sampel ataupun sumbangan susu formula bayi dan susu formula lanjutan untuk keperluan rutin atau penelitian (Fikawati, 200). Peran awal bidan dalam praktik pemberian ASI eksklusif menurut Program Manajemen Laktasi (2004) adalah meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya dan membantu ibu sedemikian rupa sehingga ibu mampu menyusui bayinya sendiri. Dijelaskan pula dalam Program Manajemen Laktasi (2004) peran bidan selanjutnya dalam praktik pemberian ASI eksklusif dengan: () membiarkan bayi bersama ibunya dengan segera setelah lahir selama beberapa jam pertama, (2) mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul, (3) membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI, (4) menempatkan bayi didekat ibunya pada kamar yang sama (rawat gabung), (5) memberikan ASI pada bayi sesering mungkin, (6) memberikan kolostrum dan ASI saja, dan (7) menghindarkan susu botol dan dot empeng (Program manajemen Laktasi, 2004). Pengaruh hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena p 0.000 (p< 0.05) ); X2: 32.3 dengan CI 95%:.55-2.66. Hak bayi mendapatkan ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 200, bahwa bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya diberikan MP- ASI dan pemberian ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (IDAI Cabang DKI Jakarta, 2008). Ditegaskan pula oleh IDAI (2008), pengaruh hak anak terhadap praktik pemberian ASI eksklusif ini didukung Undang-Undang Perlindungan Anak Bab I Pasal No 2 dan Bab II Pasal 2, bahwa mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) merupakan salah satu hak asasi bayi yang harus dipenuhi sekaligus hak setiap ibu untuk menyusui bayi-nya (IDAI, 2008). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aspek hukum, peran bidan dan hak anak mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif, dan hipotesis diterima. Pemerintah baik negeri maupun swasta dapat mensosialisasikan kepada masyarakat sekitarnya tentang kewajiban memberikan ASI eksklusif bada bayi sebagai bentuk upaya memenuhi hak asasi bayi, minimal selama 6 bulan, dan mengawasi pemasaran susu formula, serta memberikan sanksi pada pengguna susu formula yang tidak tepat sasaran. Sosialisasi dapat dilakukan dengan pemasangan spanduk, leflet pada tempattempat yang dapat dibaca oleh masyarakat. Pemerintah Kabupaten Klaten secara berkala diharapkan mengevaluasi tercapainya ASI eksklusif. Bidan dapat mengoptimalkan perannya pada saat melakukan perawatan kehamilan, perawatan persalinan dan kunjungan neonatus melalui konseling dan penyuluhan tentang ASI eksklusif. Bidan dapat mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat untuk membentuk kelompok peminatan ASI eksklusif (KP-ASI), sehingga menjadi pusat rujukan terbawah bagi masyarakat yang mengalami

04 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No,Mei 206, hlm 0-09 kebingungan ataupun kesulitan praktik pemberian ASI eksklusif. Bagi calon ibu dan ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan agar memberikan ASI saja dari lahir sampai usia 6 bulan sebagai makanan tunggal dan dilanjutkan setelah 6 bulan sampai usia 24 bulan dengan didampingi makanan tambahan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk pengembangan penelitian sejenis, guna mendukung sukses dan tercapainya praktik pemberian ASI eksklusif di Indonesia. DAFTAR RUJUKAN Afifah, D,N.. (2007). Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif, Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP. Fikawati, Sandra. (200). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia, Makara Kesehatan, Jurnal, Vol 4, No, Juni 200; 7-24. Hardinsyah et. al. (200). Infant Feeding Practice in Urban Bogor. Departement of Community Nutrition and Family Resources, Bogor Agricultural University in Collaboration with WHO Indonesia. Bogor: Ministry of Health, and National Agency for Drug and Food Control. Kiki, Anggrita. (2008). Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas, Skripsi, Sumantera Utara: Fakultas Kedokteran, USU. Killewo et al. (2002). Determinant of Exclusive Breastfeeding in a Rural Area of Bangladesh. Bangladesh: Bangladesh Publisher. Notoatmodjo, S. (200). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Program Manajemen Laktasi. (2004). Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.