BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita. Target yang ingin dicapai yaitu menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Penyebab dari kematian bayi salah satunya adalah kekurangan gizi. Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif yang dilakukan selama enam bulan telah terbukti menjadi salah satu intervensi efektif yang dapat menurunkan angka kematian bayi (Sitaresmi, 2010). Pemberian ASI eksklusif di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia berdasarkan data Susenas dari tahun 2004-2008 berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2008, pemberian ASI eksklusif mengalami penurunan dari 62,2% menjadi 56,2% (Tarigan dan Aryastami, 2012). Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif juga terjadi di Yogyakarta. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta (2012), pemberian ASI eksklusif di Yogyakarta pada tahun 2008 mencapai 39,9% lalu turun di tahun 2009 menjadi 34,56%. Terjadi peningkatan pada tahun 2010 menjadi 40,03% dan terus meningkat pada tahun 2011 menjadi 49,5%. Namun angka ini menurun di tahun 2012 menjadi 48%. Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan ASI eksklusif adalah status bekerja ibu. Menurut Ong et al., (2005), status bekerja merupakan salah satu penyebab kegagalan ASI eksklusif. Ibu dengan status bekerja akan 1
2 lebih cepat menghentikan pemberian ASI karena ibu harus kembali bekerja. Hal serupa juga dikemukakan oleh Amin et al., (2011) bahwa sebanyak 51% ibu bekerja di kawasan Petaling, Malaysia tidak melanjutkan pemberian ASI saat usia bayi kurang dari tiga bulan terutama bila tempat bekerja tidak menyediakan fasilitas untuk memerah ASI. Menurut Kurniawan (2013), status bekerja seorang ibu akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dalam pemberian ASI eksklusif, seorang ibu yang bekerja akan menghadapi hambatan-hambatan seperti alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi, beban kerja, stres, serta keyakinan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Namun berdasarkan studi fenomenologi yang dilakukan Rejeki (2008), pada tahun 2003 sejumlah 65,7% ibu bekerja di daerah Kendal, Jawa Tengah, 45% diantaranya merupakan ibu dengan usia produktif. Kebanyakan ibu yang bekerja ini menemukan kesulitan untuk memberikan ASI pada bayi mereka, namun para ibu tetap berusaha mencari jalan hingga bayi mereka dapat diberikan ASI eksklusif. Hal ini membuktikan bahwa mungkin ada perilaku-perilaku atau strategi tertentu yang dilakukan para ibu hingga ditemukan solusi untuk mengatasi kesulitan pemberian ASI eksklusif selagi bekerja. Untuk menemukan perilaku atau strategi yang dilakukan ibu bekerja dalam mengatasi kesulitan pemberian ASI eksklusif dapat dilakukan dengan metode positive deviance. Metode positive deviance adalah suatu cara yang didasari dengan kekuatan atau modal yang menjadi dasar keyakinan bahwa dalam setiap komunitas terdapat individu-individu tertentu yang memiliki perilaku-perilaku atau strategi yang tidak biasa yang memungkinkan individu ini untuk menemukan suatu solusi yang lebih baik dari suatu masalah yang
3 ada dengan kondisi sumber daya dan risiko yang sama dengan individuindividu lainnya (Core, 2003). Positive deviance mengidentifikasi individuindividu dengan perilaku unik yang berhasil mengatasi masalah kesehatan yang juga dialami individu-individu lainnya dalam satu komunitas yang sama. Perilaku unik ini dianggap sebagai solusi dan dapat diadaptasi pada komunitas tersebut untuk menyelesaikan masalah (Marsh et al., 2004). Menurut Core (2003), setiap masalah yang ada dalam suatu komunitas telah memiliki solusi yang hanya perlu digali lebih dalam lagi. Kelebihan dari solusi yang ditemukan dengan positive deviance yaitu lebih sustainable, mudah diterima, dan aplikatif karena ditemukan oleh individu yang berada pada komunitas dengan masalah itu sendiri. Penelitian positive deviance yang akan dilakukan ini bertujuan menggali lebih dalam mengenai solusi serta strategi yang telah dilakukan para ibu dengan status bekerja dalam menjalani ASI eksklusif. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan solusi-solusi sustainable dan aplikatif dalam permasalahan pemberian ASI eksklusif pada wanita dengan status bekerja dapat ditemukan dan menjadi acuan untuk diterapkan di masyarakat luas. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada adalah salah satu institusi kedokteran terbaik dan merupakan pelopor riset medis juga isu kesehatan. Praktik pemberian ASI eksklusif oleh ibu dengan status bekerja merupakan salah satu isu kesehatan yang masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut. Salah satu tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada adalah menjadi Fakultas riset kelas dunia yang berlandaskan kearifan lokal guna memecahkan masalah lokal, nasional dan global. Saat ini, belum pernah dilakukan penelitian terkait solusi dan strategi yang dilakukan
4 oleh para pekerja wanita di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam keberhasilan melaksanakan ASI eksklusif sehingga membuat peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian di komunitas ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, walaupun ditemukan banyak kegagalan, terdapat ibu bekerja yang berhasil melaksanakan ASI eksklusif sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana solusi serta strategi para ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang telah sukses melaksanakan ASI eksklusif dan berhasil mengatasi masalah-masalah serta hambatan dalam pelaksanaannya. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk menemukan solusi-solusi dan strategi dari ibu pekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam mengatasi kesulitan pelaksanaan ASI eksklusif selama bekerja. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui cara apa saja yang telah dilakukan oleh para ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sehingga berhasil memberikan ASI eksklusif.
5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti adalah untuk memberi pengalaman dan mengembangkan wawasan dalam melakukan penelitian ilmiah. 2. Bagi Fakultas Kedokteran UGM Untuk memberikan informasi dan sebagai masukan untuk pembuat kebijakan dalam memberi dukungan pelaksanaan ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 3. Bagi Staf UGM Untuk memberikan informasi dan solusi dalam permasalahan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan status bekerja. E. Keaslian Penelitian Penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian dengan judul Breast milk expression among formally employed women in urban and rural Malaysia: A qualitative study yang dilakukan oleh Ismail et al pada tahun 2012 membahas mengenai persepsi dan pengalaman ibu yang menyusui di Malaysia. Penelitian dilakukan pada Desember 2008 hingga 2009 pada wanita yang bekerja di daerah perkotaan dan pedesaan di Malaysia. Penelitian dilakukan secara kualitatif pada sebanyak 20 informan. Hasil dari penelitian ini adalah halhal yang membuat para pekerja gagal memberikan ASI yaitu minimnya kesempatan untuk memberikan ASI, perasaan negatif, dan ketidak percayaan terhadap keamanan dan kebersihan dalam memberikan ASI
6 saat bekerja. Persamaan yang didapat pada penelitian ini adalah samasama membahas mengenai pelaksanaan ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja dan dilakukan dengan metode kualitatif dengan indepth interview. Perbedaan yang didapat adalah penelitian ini meneliti wanita pekerja di daerah perkotaan dan pedesaan dan dilakukan di Malaysia dan meneliti mengenai hal-hal yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan pada tahun 2013 dengan judul Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif membahas mengenai determinan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2013 di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan terhadap 150 responden dengan anak berusia 6-24 bulan. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional retrospective study. Dari penelitian ini didapat bahwa hal-hal yang dapat mendorong keberhasilan ASI eksklusif adalah kunjungan ke klinik laktasi, keinginan, keyakinan, persepsi ibu tentang kepuasan saat menyusui, serta dukungan dari suami dan orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat terlaksananya ASI eksklusif adalah usia tua, ibu yang bekerja, susu formula yang didapat dari instansi kesehatan, MPASI terlalu dini, serta pemakaian pacifier. Determinan positif yang paling kuat adalah keyakinan dan persepsi ibu mengenai menyusui sedangkan MPASI dini merupakan determinan negatif yang paling kuat. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti faktor apa saja yang dapat mendorong keberhasilan ASI eksklusif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode
7 penelitian yaitu metode kualitatif dengan pendekatan positive deviance juga responden penelitian yaitu wanita dengan status bekerja. 3. Penelitian berjudul Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah yang dilakukan Rejeki (2008). Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan pada penelitian ini dengan enam orang partisipan dimana semua adalah ibu menyusui yang berada di Kendal. Hasil wawancara terhadap enam partisipan didapat informasi mengenai perasaan, persepsi, pemahaman, pengetahuan, motivasi, bagaimana praktik pelaksanaan, hambatanhambatan, juga dukungan yang diharapkan ibu. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini membahas mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan ibu yang bekerja agar ASI eksklusif tetap terlaksana. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan mencari bagaimana solusi dan strategi yang dilakukan para pekerja wanita dalam satu komunitas yang sama dengan melakukan pendekatan positive deviance. 4. Penelitian berjudul Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan oleh Fikawati dan Syafiq di tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara pada 14 informan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian ini, pendidikan, pengetahuan, serta pengalaman ibu didapat sebagai faktor predisposisi yang mempunyai pengaruh positif atas keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan tenaga kesehatan didapat sebagai faktor pendorong.
8 Persamaan yang didapat adalah penelitian ini membahas mengenai faktor apa saja yang mendorong keberhasilan ASI eksklusif dengan menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah responden peneliti yang akan dilakukan adalah wanita dengan status bekerja serta menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan positive deviance. 5. Penelitian berjudul Positive Deviance pada Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Hapitria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku positive deviance keluarga miskin terhadap status gizi balita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah balita usia 6-59 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa status gizi balita memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku positive deviance. Keluarga miskin dengan balita berstatus gizi baik memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayur oyong dan ikan belanak ditunjang dengan kebiasaan pengasuh, kebersihan, dan perawatan yang baik. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas mengenai perilaku positive deviance. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan melihat positive deviance dari ibu dengan status bekerja yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Perbedaan lainnya adalah metode pada penelitian ini adalah metode kualitatif.