BAB I PENDAHULUAN. Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama yang paling esensial


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

Beberapa penelitian menyebutkan status pekerjaan ibu sebagai hambatan pemberian ASI eksklusif. Sebuah penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa ibu

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa bulan pertama kehidupan karena mengandung. sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu yang Bekerja Sebagai Perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERVENSI MASALAH GIZI DAN PENERAPAN PROGRAM 1000 HPK MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang selalu menimpa anak taman kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang sesuai dengan

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : SARI DEWI MINTARDJA J

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

Memahami Perilaku Masyarakat Indonesia tentang Gizi dan Kebersihan Hasil Studi Formatif Program Komunikasi dan Kampanye Gizi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL. Yuliana Saptiti Sari

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

Bab 2. Pembangunan Sumber Daya Manusia Berkualitas. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita. Target yang ingin dicapai yaitu menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Penyebab dari kematian bayi salah satunya adalah kekurangan gizi. Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif yang dilakukan selama enam bulan telah terbukti menjadi salah satu intervensi efektif yang dapat menurunkan angka kematian bayi (Sitaresmi, 2010). Pemberian ASI eksklusif di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia berdasarkan data Susenas dari tahun 2004-2008 berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2008, pemberian ASI eksklusif mengalami penurunan dari 62,2% menjadi 56,2% (Tarigan dan Aryastami, 2012). Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif juga terjadi di Yogyakarta. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta (2012), pemberian ASI eksklusif di Yogyakarta pada tahun 2008 mencapai 39,9% lalu turun di tahun 2009 menjadi 34,56%. Terjadi peningkatan pada tahun 2010 menjadi 40,03% dan terus meningkat pada tahun 2011 menjadi 49,5%. Namun angka ini menurun di tahun 2012 menjadi 48%. Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan ASI eksklusif adalah status bekerja ibu. Menurut Ong et al., (2005), status bekerja merupakan salah satu penyebab kegagalan ASI eksklusif. Ibu dengan status bekerja akan 1

2 lebih cepat menghentikan pemberian ASI karena ibu harus kembali bekerja. Hal serupa juga dikemukakan oleh Amin et al., (2011) bahwa sebanyak 51% ibu bekerja di kawasan Petaling, Malaysia tidak melanjutkan pemberian ASI saat usia bayi kurang dari tiga bulan terutama bila tempat bekerja tidak menyediakan fasilitas untuk memerah ASI. Menurut Kurniawan (2013), status bekerja seorang ibu akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dalam pemberian ASI eksklusif, seorang ibu yang bekerja akan menghadapi hambatan-hambatan seperti alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi, beban kerja, stres, serta keyakinan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Namun berdasarkan studi fenomenologi yang dilakukan Rejeki (2008), pada tahun 2003 sejumlah 65,7% ibu bekerja di daerah Kendal, Jawa Tengah, 45% diantaranya merupakan ibu dengan usia produktif. Kebanyakan ibu yang bekerja ini menemukan kesulitan untuk memberikan ASI pada bayi mereka, namun para ibu tetap berusaha mencari jalan hingga bayi mereka dapat diberikan ASI eksklusif. Hal ini membuktikan bahwa mungkin ada perilaku-perilaku atau strategi tertentu yang dilakukan para ibu hingga ditemukan solusi untuk mengatasi kesulitan pemberian ASI eksklusif selagi bekerja. Untuk menemukan perilaku atau strategi yang dilakukan ibu bekerja dalam mengatasi kesulitan pemberian ASI eksklusif dapat dilakukan dengan metode positive deviance. Metode positive deviance adalah suatu cara yang didasari dengan kekuatan atau modal yang menjadi dasar keyakinan bahwa dalam setiap komunitas terdapat individu-individu tertentu yang memiliki perilaku-perilaku atau strategi yang tidak biasa yang memungkinkan individu ini untuk menemukan suatu solusi yang lebih baik dari suatu masalah yang

3 ada dengan kondisi sumber daya dan risiko yang sama dengan individuindividu lainnya (Core, 2003). Positive deviance mengidentifikasi individuindividu dengan perilaku unik yang berhasil mengatasi masalah kesehatan yang juga dialami individu-individu lainnya dalam satu komunitas yang sama. Perilaku unik ini dianggap sebagai solusi dan dapat diadaptasi pada komunitas tersebut untuk menyelesaikan masalah (Marsh et al., 2004). Menurut Core (2003), setiap masalah yang ada dalam suatu komunitas telah memiliki solusi yang hanya perlu digali lebih dalam lagi. Kelebihan dari solusi yang ditemukan dengan positive deviance yaitu lebih sustainable, mudah diterima, dan aplikatif karena ditemukan oleh individu yang berada pada komunitas dengan masalah itu sendiri. Penelitian positive deviance yang akan dilakukan ini bertujuan menggali lebih dalam mengenai solusi serta strategi yang telah dilakukan para ibu dengan status bekerja dalam menjalani ASI eksklusif. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan solusi-solusi sustainable dan aplikatif dalam permasalahan pemberian ASI eksklusif pada wanita dengan status bekerja dapat ditemukan dan menjadi acuan untuk diterapkan di masyarakat luas. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada adalah salah satu institusi kedokteran terbaik dan merupakan pelopor riset medis juga isu kesehatan. Praktik pemberian ASI eksklusif oleh ibu dengan status bekerja merupakan salah satu isu kesehatan yang masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut. Salah satu tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada adalah menjadi Fakultas riset kelas dunia yang berlandaskan kearifan lokal guna memecahkan masalah lokal, nasional dan global. Saat ini, belum pernah dilakukan penelitian terkait solusi dan strategi yang dilakukan

4 oleh para pekerja wanita di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam keberhasilan melaksanakan ASI eksklusif sehingga membuat peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian di komunitas ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, walaupun ditemukan banyak kegagalan, terdapat ibu bekerja yang berhasil melaksanakan ASI eksklusif sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana solusi serta strategi para ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang telah sukses melaksanakan ASI eksklusif dan berhasil mengatasi masalah-masalah serta hambatan dalam pelaksanaannya. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk menemukan solusi-solusi dan strategi dari ibu pekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam mengatasi kesulitan pelaksanaan ASI eksklusif selama bekerja. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui cara apa saja yang telah dilakukan oleh para ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sehingga berhasil memberikan ASI eksklusif.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti adalah untuk memberi pengalaman dan mengembangkan wawasan dalam melakukan penelitian ilmiah. 2. Bagi Fakultas Kedokteran UGM Untuk memberikan informasi dan sebagai masukan untuk pembuat kebijakan dalam memberi dukungan pelaksanaan ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 3. Bagi Staf UGM Untuk memberikan informasi dan solusi dalam permasalahan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan status bekerja. E. Keaslian Penelitian Penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian dengan judul Breast milk expression among formally employed women in urban and rural Malaysia: A qualitative study yang dilakukan oleh Ismail et al pada tahun 2012 membahas mengenai persepsi dan pengalaman ibu yang menyusui di Malaysia. Penelitian dilakukan pada Desember 2008 hingga 2009 pada wanita yang bekerja di daerah perkotaan dan pedesaan di Malaysia. Penelitian dilakukan secara kualitatif pada sebanyak 20 informan. Hasil dari penelitian ini adalah halhal yang membuat para pekerja gagal memberikan ASI yaitu minimnya kesempatan untuk memberikan ASI, perasaan negatif, dan ketidak percayaan terhadap keamanan dan kebersihan dalam memberikan ASI

6 saat bekerja. Persamaan yang didapat pada penelitian ini adalah samasama membahas mengenai pelaksanaan ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja dan dilakukan dengan metode kualitatif dengan indepth interview. Perbedaan yang didapat adalah penelitian ini meneliti wanita pekerja di daerah perkotaan dan pedesaan dan dilakukan di Malaysia dan meneliti mengenai hal-hal yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan pada tahun 2013 dengan judul Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif membahas mengenai determinan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2013 di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan terhadap 150 responden dengan anak berusia 6-24 bulan. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional retrospective study. Dari penelitian ini didapat bahwa hal-hal yang dapat mendorong keberhasilan ASI eksklusif adalah kunjungan ke klinik laktasi, keinginan, keyakinan, persepsi ibu tentang kepuasan saat menyusui, serta dukungan dari suami dan orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat terlaksananya ASI eksklusif adalah usia tua, ibu yang bekerja, susu formula yang didapat dari instansi kesehatan, MPASI terlalu dini, serta pemakaian pacifier. Determinan positif yang paling kuat adalah keyakinan dan persepsi ibu mengenai menyusui sedangkan MPASI dini merupakan determinan negatif yang paling kuat. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti faktor apa saja yang dapat mendorong keberhasilan ASI eksklusif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode

7 penelitian yaitu metode kualitatif dengan pendekatan positive deviance juga responden penelitian yaitu wanita dengan status bekerja. 3. Penelitian berjudul Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah yang dilakukan Rejeki (2008). Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan pada penelitian ini dengan enam orang partisipan dimana semua adalah ibu menyusui yang berada di Kendal. Hasil wawancara terhadap enam partisipan didapat informasi mengenai perasaan, persepsi, pemahaman, pengetahuan, motivasi, bagaimana praktik pelaksanaan, hambatanhambatan, juga dukungan yang diharapkan ibu. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini membahas mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan ibu yang bekerja agar ASI eksklusif tetap terlaksana. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan mencari bagaimana solusi dan strategi yang dilakukan para pekerja wanita dalam satu komunitas yang sama dengan melakukan pendekatan positive deviance. 4. Penelitian berjudul Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan oleh Fikawati dan Syafiq di tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara pada 14 informan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian ini, pendidikan, pengetahuan, serta pengalaman ibu didapat sebagai faktor predisposisi yang mempunyai pengaruh positif atas keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan tenaga kesehatan didapat sebagai faktor pendorong.

8 Persamaan yang didapat adalah penelitian ini membahas mengenai faktor apa saja yang mendorong keberhasilan ASI eksklusif dengan menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah responden peneliti yang akan dilakukan adalah wanita dengan status bekerja serta menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan positive deviance. 5. Penelitian berjudul Positive Deviance pada Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Hapitria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku positive deviance keluarga miskin terhadap status gizi balita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah balita usia 6-59 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa status gizi balita memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku positive deviance. Keluarga miskin dengan balita berstatus gizi baik memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayur oyong dan ikan belanak ditunjang dengan kebiasaan pengasuh, kebersihan, dan perawatan yang baik. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas mengenai perilaku positive deviance. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan melihat positive deviance dari ibu dengan status bekerja yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Perbedaan lainnya adalah metode pada penelitian ini adalah metode kualitatif.