FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran. Dian Kusumaningrum 3, Winarto 4

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA. MENCIT BALB/c YANG DIINFEKSI. Salmonella typhimurium ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB 5 PEMBAHASAN. Mencit yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN GABUNGAN EKSTRAK Phaleria macrocarpa DAN Phyllanthus niruri TERHADAP PERSENTASE LIMFOBLAS LIMPA PADA MENCIT BALB/C

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk melengkapi syarat Dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

PENGARUH PEMBERIAN KLOROFIL TERHADAP KENAIKAN KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS MODEL ANEMIA

: Minyak Buah Merah, Panjang Badan Janin, Mencit

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai obat antihipertensi (Palu et al., 2008). Senyawa aktif yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB IV METODE PENELITIAN

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN TOLAK ANGIN ANAK CAIR TERHADAP KADAR NITRIT OKSIDA (NO) PADA MENCIT SWISS LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Idhul Ade Rikit Fitra* Sahidin** Abdul Karim***

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK UMBI GYNURA PROCUMBENS TERHADAP JUMLAH KUMAN KULTUR HEPAR PADA MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

PENGARUH PEMBERIAN RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL TIKUS WISTAR

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

ABSTRAK. PENURUNAN BERAT BADAN JANIN MENCIT Balb/C YANG DILAHIRKAN DARI INDUK YANG DIINDUKSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

ABSTRACT. THE EFFECT OF RED FRUIT OIL (Pandanus conoideus Lam.) TOWARDS CYCLOOXYGENASE-2 (COX-2) GENE EXPRESSION IN ULCERATIVE COLITIS MICE MODEL

Efek Ekstrak Air Kulit Buah Delima (Punica granatum L) terhadap Salmonella typhimurium secara In Vivo

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (Myristica fragan Houtt) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINJEKSI ASAM ASETAT 0,1 % ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB IV METODE PENELITIAN

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

BAB IV METODE PENELITIAN

Kata kunci: Penyembuhan luka, Ulserasi, Mukosa Oral, Sirih Merah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN CEPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP. MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

ABSTRAK Perbandingan Kandungan Salmonella sp. dalam Es Krim Home Made

BAB 4 METODE PENELITIAN

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI

ABSTRAK. Shella Hudaya, 2008 Pembimbing I : Khie Khiong, S.Si,M.Si.,M.Pharm.Sc,Ph.D Pembimbing II : Hana Ratnawati, dr., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. mengenai saluran cerna. Diagnosis demam tifoid bisa dilakukan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KAYU MANIS

Pemberian preparat daun G. procumbens peroral kepada mencit kelompok. Pengamatan terhadap jumlali makrofag intraperitoneal dilakukan pada hari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA HEPAR MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun oleh: ARLENE SANJAYA NIM: G2A 002 025 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui oleh dosen penguji, Artikel Karya Tulis Ilmiah dari : Nama : Arlene Sanjaya NIM : G2A 002 025 Fakultas : Kedokteran Umum

Judul : Pengaruh Pemberian Rebusan Buah Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Jumlah Kuman pada Hepar Mencit Balb/c yang Diinfeksi Salmonella typhimurium Bagian Pembimbing : Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang : dr. Winarto, DMM, SpM, SpMK Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Telah disahkan oleh dosen pembimbing : Semarang, 21 Februari 2006 Pembimbing dr.winarto, DMM, SpM, SpMK NIP : 130675157

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA HEPAR MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI Salmonella typhimurium Arlene Sanjaya *, Winarto ** Abstrak Latar Belakang : Demam tifoid merupakan masalah serius di Indonesia. Salah satu obat tradisional yang menjadi pilihan dalam pengobatannya adalah buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) yang mengandung saponin dan flavonoid. Kedua senyawa tersebut dipercaya paling berperan sebagai imunostimulan sehingga dapat menurunkan jumlah koloni kuman pada organ yang terinfeksi, terutama hepar. Tujuan : Membuktikan peran mahkota dewa dalam menurunkan jumlah koloni kuman pada hepar mencit Balb/c yang diinfeksi Salmonella typhimurium. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang menggunakan The Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah jaringan hepar dari 20 ekor mencit Balb/c betina dengan kriteria spesifik, dibagi secara acak menjadi satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. K(+), sebagai control, diinfeksi Salmonella typhimurium. Kelompok perlakukan (P1, P2, P3) diberi rebusan buah mahkota dewa dengan dosis yang berurutan 0,06 ml, 0,12 ml dan 0,24 ml perhari selama 10 hari, pada hari ke-8 diinfeksi Salmomella typhimurium. Hasil : Rerata jumlah kuman pada kelompok K(+)=67,473x10 5, P1=60,536x10 5, P2=3,664x10 5 dan P3=14,645x10 5. Uji beda dengan lebih dari 2 sampel independent antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan hasilnya terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,010). Uji beda antar kelompok yang mempunyai perbedaan bermakna: K(+)-P2, K(+) P3 dan P1 P2. Sedangkan kelompok lain tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p>0,05). Kesimpulan : Mahkota dewa dapat menurunkan rerata jumlah koloni kuman pada hepar mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium. Jumlah kuman paling rendah didapatkan pada kelompok perlakuan dengan dosis 0,12 ml/hari. Kata Kunci : Mahkota dewa, koloni kuman, hepar, Salmonella typhimurium * Mahasiswa semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf pengajar bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro The Effect of Phaleria macrocarpa on the Number of Bacteria Colony in Balb/c Mice Liver Infected by Salmonella typhimurium Arlene Sanjaya *, Winarto ** Abstract Background : Typhoid fever was a serious problem in Indonesia. Phaleria macrocarpa, one of traditional medicines for typhoid fever, contained saponin and flavonoid. Both chemical substances were believed have immunomodulator effect, that could decrease the number of Salmonella typhimurium colony in infected organ, especially liver. Objective : To prove the effect of Phaleria macrocarpa in decreasing the number of bacteria colony in Balb/c mice liver that was infected by Salmonella typhimurium. Method : This research was a laboratory experimental with The Post Test-Only Control Group Design. Samples were 20 female Balb/c mice with specific criteria, randomly devided into one control group and three treatment

groups. K(+) was a control group. The treatment groups (P1, P2, P3) were treated with 0,06 ml, 0,12 ml and 0,24 ml of Phaleria macrocarpa each day for 10 days. In the day of 8 th, all mice were infected by Salmonella typhimurium. Result : The average of the number of bacteria colony in K(+)=6,7473x10 6, P1=6,054x10 6, P2=3,664x10 5 and P3=1,465x10 6. The comparation between control and experimental group with more than 2 independent variables was significant (p=0,010). The significant comparation were between K(+)-P2, K(+) P3 and P1 P2. The other groups weren t significant (p>0,05). Conclusion : Phaleria macrocarpa can decrease the number of bacteria colony in Balb/c mice liver infected by Salmonella typhimurium. The lowest number of bacteria colony has found in the experimental groups, dose 0,12 ml/day. Keywords : Phaleria macrocarpa, bacteria colony, liver, Salmonella typhimurium. * Student of Medical Faculty of Diponegoro University Semarang ** Lecture in Depertement of Microbiology Medical Faculty of Diponegoro University Semarang

PENDAHULUAN Demam tifoid adalah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini menyerang secara sistemik, bersifat akut, dan banyak menimbulkan wabah. Komplikasi beratnya berupa perforasi usus dan perdarahan yang sering berakhir dengan kematian. 1 Bakteri penyebab demam tifoid, Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif yang berflagel jenis peritrik, tidak berkapsul dan tidak berspora. Salmonella typhi termasuk bakteri fakultatif anaerob dapat memfermentasi glukosa dan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Salmonella typhi dan paratyphi patogen terhadap manusia, sedang Salmonella typhimurium hanya patogen terhadap tikus namun dapat memberikan kelainan yang sama dengan demam tifoid pada manusia. Oleh karena itu pada penelitian eksperimental infeksi demam tifoid yang dipakai adalah Salmonella typhimurium. 2 Oleh karena masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas demam tifoid, maka diupayakan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah ini. Akhir-akhir ini terjadi peningkatan minat dari masyarakat terhadap pengobatan tradisional sebagai pilihan alternatif. Salah satu yang dipercaya memiliki khasiat adalah buah mahkota dewa. Mahkota dewa yang memiliki nama latin Phaleria macrocarpa, mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan mungkin masih banyak lagi zat yang belum dilaporkan manfaatnya bagi manusia. Dari zat-zat tersebut, flavonoid dan saponin paling banyak dilaporkan memiliki khasiat dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. 3,4,5 Pada infeksi Salmonella typhimurium, maka bakteri yang terdapat didalam sirkulasi akan difagosit oleh makrofag kemudian diangkut ke jaringan limfoid sekunder seperti hepar yang merupakan organ retikuloendotelial, juga tempat bersarangnya kuman Salmonella typhimurium, sedang makrofag yang terdapat di hepar akan memakan S. typhimurium yang masuk ke hepar itu sendiri. Proses ini melibatkan MHC, antigen dan limfosit T dimana sel-sel tersebut akan saling berinteraksi sehingga disekresikan Interleukin-12. IL-12 akan mengaktifkan sel NK, menstimuli perkembangan sel Th 1 dan sel T CD8 + lain. Ketiga sel ini memproduksi dan mensekresi IFN-gama yang akan mengaktifkan makrofag yang nantinya dapat membunuh bakteri intraseluler. 6 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah buah mahkota dewa dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh terhadap Salmonella typhimurium dengan membandingkan jumlah koloni kuman Salmonella typhimurium pada hepar mencit Balb/c yang diinfeksi Salmonella typhimurium dengan dan tanpa pemberian rebusan buah

mahkota dewa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain The Post Test-Only Control Group Design, dengan membandingkan hasil observasi pada kelompok eksperimental dan kontrol. Sampel adalah jaringan hepar yang diperoleh dari 20 ekor mencit betina strain Balb/c, umur 6-8 minggu, berat badan 20-25 gram. Alat dan bahan penelitian ini adalah buah mahkota dewa kering Ny. Ning Harmanto, kuman Salmonella typhimurium serta alat dan bahan yang digunakan untuk kultur hitung kuman dari jaringan hepar. Mencit diadaptasikan selama 1 minggu dengan diberi makan dan minum secukupnya. Kemudian mencit secara random dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol hanya diberi diet standar selama perlakuan dari hari pertama terus menerus setiap hari. Kelompok perlakuan I diberi diet standar dan rebusan buah mahkota dewa 0,06 ml dari hari pertama terus menerus setiap hari. Kelompok perlakuan II diberi diet standar dan rebusan mahkota dewa sesuai dosis yaitu 0,12 ml dari hari pertama terus menerus setiap hari. Kelompok perlakuan III diberi diet standar dan rebusan mahkota dewa dua kali dosis yaitu 0,24 ml dari hari pertama terus menerus setiap hari. Semua mencit diinfeksi Salmonella typhimurium secara intraperitoneal dengan dosis 10 6 pada hari ke-8. Pada hari ke-10, mencit dibunuh dan diambil heparnya lalu ditimbang. Setelah itu hepar dihancurkan dalam mortir dengan menambahkan 1 ml larutan NaCl fisiologis dan dilakukan pengenceran bertingkat dari 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari pengenceran tersebut diambil 0,1 ml untuk ditanam pada media SS agar. Penghitungan jumlah koloni kuman dilakukan setelah media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 0 C. 7 Data yang diperoleh adalah jumlah koloni kuman yang memenuhi syarat untuk dihitung yaitu berjumlah antara 30 300, dalam satuan Cfu/gram jaringan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rebusan buah mahkota dewa dengan takaran rumah tangga, skala ordinal. Sedangkan variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jumlah hasil hitung koloni kuman pada hepar, skala numerik. Data dianalisa secara deskriptif untuk menghitung nilai rata-rata kemudian hasil disajikan dalam bentuk grafik Box-plot. Data diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk. Karena distribusi data yang didapat tidak normal maka dilakukan uji nonparametrik Kruskal-Wallis, dan karena hasil pada uji statistik tersebut ada perbedaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney untuk membandingkan pengaruh

buah mahkota dewa antara kelompok kontrol dan tiap kelompok perlakuan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program komputer SPSS 13.00 For Windows. HASIL PENELITIAN Hasil hitung jumlah koloni kuman pada jaringan hepar pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut : Tabel 1. Jumlah koloni kuman Salmonella typhimurium hasil kultur hepar dan berat jaringan hepar K(+) Berat jaringan hepar (gr) -1-2 -3 1 1,1757 > 300 288 137 2 1,2644 > 300 > 300 84 3 1,0575 > 300 > 300 173 4 1,1124 > 300 > 300 194 5 1,2363 > 300 > 300 247 P1 Berat jaringan hepar (gr) -1-2 -3 1 1,3286 > 300 194 56 2 1,4401 > 300 254 4 3 1,2181 > 300 > 300 288 4 1,2977 > 300 > 300 44 5 1,0069 > 300 > 300 291

P2 Berat jaringan hepar (gr) -1-2 -3 1 1,1349 > 300 146 14 2 1,2361 > 300 94 22 3 1,3949 > 300 100 15 4 1,1470 247 28 4 5 1,2856 > 300 88 12 P3 Berat jaringan hepar (gr) -1-2 -3 1 1,1936 > 300 258 > 300 2 1,0650 > 300 157 33 3 1,0793 > 300 > 300 106 4 1,1065 > 300 34 28 5 1,0400 143 31 3 Keterangan : K(+) = Kelompok yang hanya diinfeksi Salmonella typhimurium P1 = Kelompok yang diberi 0,06 ml rebusan buah mahkota dewa dan dinfeksi Salmonella typhimurium P2 = Kelompok yang diberi 0,12 ml rebusan buah mahkota dewa dan dinfeksi Salmonella typhimurium P3 = Kelompok yang diberi 0,24 ml rebusan buah mahkota dewa dan dinfeksi Salmonella typhimurium Jumlah koloni kuman Salmonella typhimurium per gram jaringan dengan rumus sebagai berikut : Jumlah Cfu x Pengenceran x 10 (karena diinfeksikan hanya 0,1 ml per plate) Berat jaringan Tabel 2. Jumlah kuman Salmonella typhimurium per gram jaringan dari kultur hepar K(+) P1 P2 P3 3,526 x 10 6 1,419 x 10 6 6,432 x 10 5 1,081 x 10 6 3,322 x 10 6 1,182 x 10 7 3,802 x 10 5 1,143 x 10 6 8,180 x 10 6 8,819 x 10 5 3,584 x 10 5 4,911 x 10 6

8,720 x 10 6 1,695 x 10 6 1,077 x 10 5 1,536 x 10 5 9,990 x 10 6 1,445 x 10 7 3,422 x 10 5 0,343 x 10 5 3,374 x 10 7 3,027 x 10 7 1,832 x 10 6 7,323 x 10 6 n 5 5 5 5 mean 6,747 x 10 6 6,054 x 10 6 3,664 x 10 5 1,465 x 10 6 std 3,105 x 10 6 6,538 x 10 6 1,900 x 10 5 1,993 x 10 6 Dari tabel 2 dapat diketahui perbandingan jumlah rata-rata kuman Salmonella typhimurium per gram jaringan, yaitu pada kelompok kontrol kuman atau K(+) adalah 6,747 x 10 6 Cfu/gram, sedangkan kelompok perlakuan P1 adalah 6,054 x 10 6 Cfu/gram, kelompok perlakuan P2 adalah 3,664 x 10 5 Cfu/gram dan kelompok perlakuan P3 adalah 1,465 x 10 6 Cfu/gram. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rata-rata kuman kelompok perlakuan yang diberi rebusan buah mahkota dewa lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol kuman. Data perbandingan jumlah rata-rata kuman Salmonella typhimurium per gram jaringan tersebut kemudian diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk dan didapatkan data berdistribusi tidak normal (p<0,05). Ini berarti data yang ada variannya tidak homogen. Selanjutnya dilakukan analisis dengan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing variabel. Dari data tersebut didapatkan hasil p=0,010 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antar masing-masing variabel. Selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney untuk membandingkan 2 sampel yang independent, didapatkan hasil sebagai berikut : k(+) P1 P2 P3 K(+) 0,602 0,009* 0,028* P1 0,009* 0,117 P2 0,465 P3 *Ada perbedaan yang bermakna Dapat dilihat pada tabel di atas adanya perbedaan yang bermakna pada perbandingan hitung jumlah kuman yaitu antara kelompok K(+) - P2 (p=0,009), K(+) P3 (p=0,028) dan P1 P2 (p=0,009).

Gambar 1. Grafik box plot hitung jumlah koloni kuman 15000000 12000000 Hitung jumlah kuman 9000000 6000000 18 3000000 11 0 kontrol(+) MD 1/2 dosis MD 1 dosis MD 2 dosis Kelompok penelitian Dari grafik di atas didapatkan bahwa nilai rata-rata jumlah kuman pada kelompok perlakuan yang diberi rebusan mahkota dewa lebih kecil daripada kelompok kontrol kuman yang diindikasikan dengan terjadi penurunan jumlah kuman. Sedangkan antar kelompok perlakuan sendiri didapati nilai rata-rata jumlah kuman yang paling besar adalah kelompok P1 (1/2 dosis) dan yang paling kecil adalah kelompok P2 (1 dosis). PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh jumlah rata-rata kuman pada seluruh kelompok perlakuan lebih kecil dari kelompok kontrol kuman. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rebusan buah mahkota dewa dapat menurunkan jumlah koloni kuman pada hepar mencit yang diinfeksi dengan Salmonella typhimurium. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rebusan buah mahkota dewa meningkatkan sistem imunitas yakni sebagai imunostimulator. 3,4 Perbandingan antara kelompok perlakuan sendiri yang menghasilkan perbedaan bermakna hanya antara kelompok K(+) - P2, K(+) P3 dan P1 P2 dengan p=0,009, p=0,028 dan p=0,009. Hal ini mungkin disebabkan antara lain karena ada perbedaan daya tahan tubuh alamiah pada masing-masing mencit terhadap infeksi Salmonella typhimurium, serta dosis mahkota dewa yang digunakan belum cukup kuat untuk dapat menurunkan jumlah koloni kuman pada hepar mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium ditambah lagi ukuran buah kering mahkota dewa yang dipakai tidak sama dan tidak dilakukan penimbangan. Tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi pada saat pelaksanaan kultur jaringan hepar, sehingga dari jumlah koloni kuman yang ada

hanya sebagian yang dapat diolah menjadi data. Data dengan jumlah koloni sebanyak <30 atau >300 tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji analisis sehingga mempengaruhi tingkat signifikansi penurunan jumlah kuman pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. KESIMPULAN 1. Pemberian rebusan buah mahkota dewa menurunkan hitung jumlah koloni kuman pada hepar mencit Balb/c yang diifeksi Salmonella typhimurium dibandingkan kelompok kontrol kuman. 2. Dari ketiga kelompok perlakuan, jumlah kuman yang paling rendah didapatkan pada kelompok perlakuan dengan dosis 0,12 ml/hari. SARAN Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian buah mahkota dewa sebagai imunostimulant dengan dosis pemberian yang lebih bervariasi untuk mengetahui dosis efektif dari buah mahkota dewa dalam menurunkan jumlah koloni kuman pada hepar mencit yang diimfeksi Salmonella typhimurium. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya dosis efektif dari mahkota dewa.