PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Tribuana Pupsitasari ABSTRAK

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

TINDAKAN PENGANCAMAN DAN PERAMPASAN YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR KEPADA DEBITUR

KEDUDUKAN BANK DALAM PEMBERIAN BANK GARANSI

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

KEDUDUKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG DALAM HAL PIHAK NASABAH WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG DIRUGIKAN AKIBAT PRAKTIK PERSEKONGKOLAN DALAM PENGADAAN TENDER

IMPLEMENTASI PENYERAHAN DATA DOKUMEN NASABAH TERHADAP PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK (STUDI KASUS: P.T. RASYA JAYA SEJAHTERA)

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

TANGGUNG JAWAB KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAS HILANGNYA SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG TELAH DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

UPAYA PENYELESAIAN TERHADAP PELANGGARAN PERJANJIAN KARTU KREDIT

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

ABSTRAK. Aldy Christian Tarigan ( )

III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS*

Pendahuluan. Siska Hidayatur Rohma et al., Kajian Perbuatan Melawan Hukum...

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PENGGUNA BAHAN BAKAR MINYAK ECERAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN PENJUALAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1992.

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA OLEH DEBT COLLECTOR YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DALAM MENAGIH KREDIT BERMASALAH. (Jurnal) Oleh. JanuaryPrakoso

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

TANGGUNG JAWAB PIHAK BANK ATAS KESALAHAN SISTEM KOMPUTERISASI KARTU ATM PADA BANK MANDIRI DITINJAU DARI KETENTUAN PERLINDUNGAN NASABAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEAMANAN KEPEMILIKAN KARTU KREDIT YANG DISALAHGUNAKAN OLEH PIHAK KETIGA ABSTRAK

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP

TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TERHADAP AKTA YANG MENGANDUNG CACAT HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU. Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA

PIDANA KERJA SOSIAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMIDANAAN DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

ABSTRACT. Keywords : Compensation, Restitution, Rehabilitation, Terrorism.

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI UDARA NIAGA

DIDAHULUI OLEH BOCORNYA DATA NASABAH DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA LEMBAGA PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

Oleh : Rengganis Dita Ragiliana I Made Budi Arsika Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT :

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

Oleh: Made Mintarja Triasa I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords : protection of law, consumer, electronic banking, system service of banking. ABSTRAK

PAKSA BADAN TERHADAP PENANGGUNG PAJAK DALAM PROSES PENAGIHAN PAJAK

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR Oleh : Amalia Kurniawan I Made Budi Arsika Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper discusses the consumptive use of credit card that ultimately led to the inability of credit card holders to pay the debt, that makes banks have to use debt collector service to collect the debt. It aims to identify the legal protection of credit card customers from any actions taken by debt collectors and also to analyze the responsibility of debt collectors for their actions. It is a normative legal research that uses statutory and analitical-conseptual approaches. It can be concluded that the credit card holders are given legal protection from the Regulation of Bank Indonesia (Central Bank). In case loss of credit card holders, both banks and debt collectors have different responsibility. More specifically, the bank is responsible to provide compensation in the form of a sum of money to the customer, meanwhile, debt collectors will be imposed criminal responsibility for their actions. Keywords : Credit card, Customer, Legal Protection, Debt Collector. ABSTRAK Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya penggunaan kartu kredit secara konsumtif yang pada akhirnya menyebabkan nasabah pemegang kartu kredit tidak dapat melunasi hutangnya, sehingga bank menggunakan jasa debt collector untuk menagih hutang tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum nasabah kartu kredit terhadap tindakan yang dilakukan oleh debt collector dan tanggung jawab debt collector atas tindakan yang dilakukannya. Tulisan ini merupakan suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan peraturan perundangundangan dan analisis konsep hukum. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa nasabah pemegang kartu kredit yang dirugikan mendapat perlindungan hukum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI). Terhadap kerugian nasabah pemegang kartu kredit, maka pihak bank dan debt collector memiliki tanggung jawab berbeda. Secara khusus, pihak bank bertanggungjawab dengan memberikan ganti rugi berupa sejumlah uang kepada nasabah, sedangkan debt collector bertanggungjawab secara pidana sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Kata Kunci : Kartu Kredit, Nasabah, Perlindungan hukum, Debt Collector. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, perkembangan teknologi informasi dan mekanisme sistem pembayaran dalam transaksi perdagangan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beragam alat bayar dapat digunakan dalam transaksi perdagangan. Penggunaan alat bayar dalam bentuk uang telah lama dipakai oleh manusia. Tetapi, uang sebagai alat pembayaran tersebut ternyata dirasakan kurang praktis dan tidak aman misalnya jika seseorang tidak membawa uang yang cukup untuk membeli kebutuhan yang terdesak, sehingga berkembanglah bentuk alat bayar lain, yaitu kartu kredit. Di Indonesia, perkembangan penggunaan kartu kredit sebagai alat bayar sangat pesat terutama di kalangan masyarakat lapisan menengah dan atas. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari adanya beberapa faktor, antara lain faktor keamanan, kemudahan, dan kepraktisan dari penggunaan kartu kredit. Dengan menggunakan kartu kredit, transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan aman, mudah, dan lancar. 1 Kemudahan yang diberikan oleh kartu kredit membuat nasabah pemegang kartu sebagai pemakai yang konsumtif yang menyebabkan bengkaknya tagihan bulanan kartu kredit dan nasabah pemegang kartu kredit tidak dapat melunasi tagihan tersebut. Hal inilah yang disebut dengan kredit macet karena nasabah pemegang kartu kredit tidak mampu lagi untuk membayar tagihan-tagihan tersebut. Adanya kredit macet akan membuat pihak bank penerbit kartu kredit menggunakan jasa debt collector untuk menagih hutang-hutang kartu kredit tersebut. Debt collector dalam menagih hutang akan melakukan suatu perbuatan melawan hukum yang akan merugikan nasabah pemegang kartu kredit. 2 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum nasabah kartu kredit terhadap adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector dan tanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector. 1 Sunaryo, 2009, Lembaga Hukum Pembiayaan, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta, h. 114. 2 Jonker Sihombing, 2009, Tanggung Jawab Yurudis Bankir Atas Kredit Macet Nasabah, PT Alumni, Bandung, h. 60. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Tulisan ini merupakan suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan (statutory approach) dan analisis konsep hukum (analitical & conseptual apporach). Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, dan sekunder. Adapun bahan hukum primer yang digunakan bersumber pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Sedangkan, bahan hukum sekunder yang digunakan adalah merujuk pada buku-buku (textbook) terkait. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Perlindungan Hukum Nasabah Pemegang Kartu Kredit Terhadap Adanya Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Oleh Debt Collector Kartu kredit merupakan salah satu alat bayar dalam transaksi perdagangan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kartu kredit dalam bahasa inggris adalah credit card yaitu kartu yang di dalamnya mencantumkan identitas pemegang kartu kredit dan penerbit, yaitu bank. Kartu kredit umumnya terbuat dari bahan plastik dan berukuran kecil, sehingga istilah kartu kredit ini umumnya disebut juga kartu plastik. 3 Perlindungan hukum bagi nasabah pemegang kartu kredit terhadap adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector hanya terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Perubahan Atas PBI Nomor 11/11/PBI/2009 Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 14/17/DASP/2012 Perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Pada dasarnya, penggunaan jasa debt collector dalam melakukan penagihan kartu kredit kepada nasabah diperbolehkan. Tetapi, dalam melakukan penagihan terdapat sejumlah ketentuan yang dicantumkan dalam SEBI Nomor 14/17/DASP/2012 Perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Dalam ketentuan itu dijelaskan ada 3 cara yang dapat dilakukan debt collector dalam melakukan penagihan kartu kredit agar tidak terjadi perbuatan yang melanggar hukum : Pertama, dalam hal penerbit (bank) menggunakan jasa pihak lain dalam melakukan penagihan transaksi kartu kredit, maka penagihan oleh pihak lain tersebut hanya dapat 3 Sunaryo, op.cit, h. 115. 3

dilakukan jika kualitas tagihan kartu kredit dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet berdasarkan kriteria kolektibilitas sesuai ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kolektibilitas. Kedua, bank penerbit harus menjamin bahwa penagihan oleh pihak lain juga harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum. Ketiga, dalam perjanjian kerjasama antara penerbit dan pihak lain untuk melakukan penagihan transaksi kartu kredit tersebut, harus memuat klausula tentang tanggung jawab penerbit terhadap segala akibat hukum yang timbul akibat dari kerjasama dengan pihak lain tersebut. 2.2.2 Tanggung Jawab Atas Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Oleh Debt Collector Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector maka menjadi tanggung jawab debt collector dan tanggung jawab bank penerbit kartu kredit. Pihak debt collector dalam melakukan tindakan perbuatan melawan hukum kepada nasabah maka dikenakan pertanggungjawaban pidana sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh debt collector. Apabila debt collector melakukan tindakan pemaksaan, maka debt collector dikenakan Pasal 335 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sedangkan apabila debt collector melakukan pemerasan dengan kekerasan maka debt collector dikenakan Pasal 368 KUHP. Pihak bank penerbit kartu kredit juga ikut bertanggungjawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector karena bank adalah sebagai pihak yang memberikan perintah kepada debt collector untuk melakukan pekerjaan penagihan kepada nasabah. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 angka 3 PBI Nomor 14/25/PBI/2011 yang menjelaskan bahwa bank tetap bertanggungjawab atas pekerjaan yang dialihdayakan kepada perusahaan penyedia jasa. Atas segala perbuatan debt collector, maka pihak bank harus bertanggungjawab dengan memberikan ganti rugi kepada nasabah. Dalam Pasal 1365 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUHPdt) disebutkan bahwa tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Ganti kerugian pada perbuatan melawan hukum dapat bersifat kerugian materiil dan immateriil. Kerugian materiil dapat terdiri dari kerugian yang nyata-nyata diderita dan keuntungan yang seharusnya diperoleh. Sedangkan kerugian immateriil adalah 4

kerugian seperti ketakutan, sakit dan kehilangan kesenangan hidup. Ganti kerugian pada perbuatan melawan hukum dihitung dengan sejumlah uang. 4 III. KESIMPULAN Berdasarkan pada pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nasabah pemegang kartu kredit yang dirugikan sebagai akibat tindakan yang dilakukan oleh debt collector mendapatkan perlindungan hukum dalam PBI Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Perubahan Atas PBI Nomor 11/11/PBI/2009 Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu dan SEBI Nomor 14/17/DASP/2012 Perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Selanjutnya, debt collector dan bank penerbit kartu kredit harus bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh nasabah pemegang kartu kredit. Pihak debt collector dikenakan pertanggungjawaban pidana sesuai dengan perbuatannya, dan pihak bank bertanggungjawab dengan memberikan ganti rugi berupa sejumlah uang kepada nasabah yang dirugikan akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh debt collector. DAFTAR PUSTAKA Muhammad, Abdulkadir, 2010, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Sihombing, Jonker, 2009, Tanggung Jawab Yuridis Bankir Atas Kredit Macet Nasabah, PT Alumni, Bandung. Sunaryo, 2009, Lembaga Hukum Pembiayaan, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta. Peraturan Bank Indoensia (PBI) Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Perubahan Atas PBI Nomor 11/11/PBI/2009 Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 14/17/DASP/2012 Perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Terjemahan R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Tahun 2009. 264. 4 Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 5