KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-16/BC/2011 Tanggal : 20 April 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 55/PMK.011/2011 TENTANG

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe


MENTERI KEUANGANN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN TENTANG. Tindakan. Perdagangan. dan Tindakan. b. bahwaa. barang. yang.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.Oll/2011 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.010/2017

MENTERI KEUANGAN, REPUBUK INDONESIA SALINAN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2/PMK.010/2018 TENT ANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 57/PMK.OIl/20Il TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BlNDRAT

MENTER! KEUANGA.N REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 165/PMK.010/2015 TENT ANG

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 58/PMK.Oll/2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187jPMK.Ollj2012

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN SEMENTARA TERHADAP IMPOR TEPUNG GANDUM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUSLIK INDONESIA 108/PMK.Oll/2013_ TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.268, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Dextrose. Monohydrate

LAPORAN MINGGU XI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 20 Maret 2017 pukul WIB

Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.

MENTER I KEUANGAN. REPUBLII< INDONESIA SAUNAN

LAPORAN MINGGU XIII PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 3 April 2017 pukul WIB

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Laporan Keluarga Angkat (sedikitnya diisi 1 kali selama Inbound tinggal bersama keluarga angkat, dan bila dirasa perlu)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN MINGGU XLIV PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 7 November 2016 pukul WIB

LAPORAN MINGGU XXXI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 8 Agustus 2016 pukul WIB

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

KETAHANAN PANGAN DAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan

LAPORAN MINGGU X PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 13 Maret 2017 pukul WIB

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil. C. Informasi minggu ini

LAPORAN MINGGU XLIX PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 13 Desember 2016 pukul WIB

LAPORAN MINGGU XXVI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 3 Juli 2017 pukul WIB

LAPORAN MINGGU IX PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 6 Maret 2017 pukul WIB

POKOK BAHASAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi berbeda

LAPORAN MINGGU I PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 8 Januari 2018 pukul WIB

LAPORAN MINGGU XXVIII PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 17 Juli 2017 pukul WIB

Tarif IDD Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan

Tarif IDD Kartu SIM Nilai Tersimpan Rekanan

No. Negara Asal Nama Perusahaan/Produsen Besarnya Bea Masuk Anti Dumping Sementara

LAPORAN MINGGU XXIII PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 12 Juni 2017 pukul WIB

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah 24 November Kepala Kantor Pelayanan di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Seluruh Indonesia.

LAPORAN MINGGU LII PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 1 Januari 2018 pukul WIB

A. PENDAHULUAN A.1 Permohonan Perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)

KK/BP(S)/DS10/791/441/6 Jld.2(s.k. 3/2009)(8) KEMENTERIAN KEWANGAN SURAT PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 8 TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG

LAPORAN MINGGU 3 PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 22 Januari 2018 pukul WIB

LAPORAN MINGGU XXIVPENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 19 Juni 2017 pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN Objek Penelitian

LAPORAN MINGGU XLIV PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 6 November 2017 pukul WIB

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. DIREKTUR JENDERAL ttd. DR.RB PERMANA AGUNG D. MSc. NIP

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.010/2018 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR

Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP

MENTERII(EUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Country Names - Bahasa Malay

MENTERI KEUANGANN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN TENTANG. Tindakan. b. bahwaa. Komite. pengenaan. Indonesia (KPPI), Masuk.

A.1 Permohonan Pengenaan Tindakan Pengamanan Perdagangan

Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG

Indonesia dalam Menyampaikan Energi. Hivos

KESEPAKATAN INTERNATIONAL CONFERENCE ON NUTRITION KE 2 DI ROMA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Perdagangan, yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan terhadap impor produk steel wire rod; d. bahwa dalam rangka menindaklanjuti hasil penyeli

Bagian II. Bab III Proses Eksekusi Anggaran

fruiffly Dominica, Guyana, rance, Haiti, Jamaica, Puerto rico, USA 5. Bactrocera jarvisi Fiji fruitfly Oceania: Australia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL

KERAJAAN MALAYSIA PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 3 TAHUN 2005

Pondasi Operasi yang Lancar

133/PMK.011/2009 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK DEXTROSE MONOHYDRATE

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.010/2015 TENTANG

58/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA KAIN TENUNAN DA

57/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BINDRAT

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

M SA D E D P E A P N PE P R E T R ANIAN INDO D N O ES E IA? NUH U FI F L HAN A AN A I A R

Posisi Human Development Indeks. (HDI) Indonesia (United Nations Development Program (UNDP) tahun 2008)

LAPORAN MINGGU LI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 26 Desember 2017 pukul WIB

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-3/BC/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2011 tanggal 17 November 2011 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Berupa Terpal Dari Serat Sintetik Selain Awning Dan Kerai Matahari, dipandang perlu untuk mengatur lebih lanjut petunjuk pelaksanaannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Berupa Terpal Dari Serat Sintetik Selain Awning Dan Kerai Matahari. : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5225); 4. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2011 tanggal 17 November 2011 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Berupa Terpal Dari Serat Sintetik Selain Awning Dan Kerai Matahari; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI Pasal 1 Terhadap impor produk berupa terpal dari serat sintetik selain awning dan kerai matahari yang termasuk dalam pos tarif ex 6306.12.00.00, dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan.

Pasal 2 Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan selama 3 (tiga) tahun dengan ketentuan sebagai berikut: No. Periode 1. Tahun I, dengan periode 1 (satu) tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan ini. 2. Tahun II, dengan, periode 1 (satu) tahun sejak tanggal berakhirnya periode Tahun I. 3. Tahun III, dengan periode 1 (satu) tahun sejak tanggal berakhirnya periode Tahun II. Tarif Bea Masuk Tindakan Pengamanan Rp 13.643 / kg Rp 12.643 / kg Rp 11.643 / kg Pasal 3 Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan terhadap importasi dari semua negara, kecuali terhadap produk berupa terpal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 yang diproduksi dari negara-negara sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 4 (1) Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan: a. tambahan bea masuk umum (Most Favored Nation); atau b. tambahan bea masuk preferensi berdasarkan skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional yang berlaku, dalam hal impor dilakukan dari negara-negara yang termasuk dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional dimaksud dan memenuhi ketentuan dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional. (2) Dalam hal ketentuan dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional tidak dipenuhi, pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan atas importasi dari negara-negara yang termasuk dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan tambahan bea masuk umum (Most Favored Nation) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a. Pasal 5 Terhadap impor produk berupa terpal dari serat sintetik selain awning dan kerai matahari yang berasal dari negara-negara yang dikecualikan dari pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan negara-negara yang memiliki kerja sama perdagangan barang internasional dengan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, importir wajib penyerahkan dokumen Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin). Pasal 6 Ketentuan mengenai pengenaan tarif Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlaku sepenuhnya terhadap impor barang yang dokumen pemberitahuan pabean impor dimaksud mendapat nomor pendaftaran dari Kantor Pabean pelabuhan pemasukan sejak tanggal berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2011 tanggal 17 November 2011 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Berupa Terpal Dari Serat Sintetik Selain Awning Dan Kerai Matahari.

Pasal 7 Terhadap impor barang yang dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan disamping diwajibkan membayar Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dengan menggunakan pemberitahuan pabean impor, diwajibkan juga membayar Bea Masuk Tindakan Pengamanan dan tambahan PDRI sehubungan dengan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan dengan menggunakan dokumen dasar pembayaran: a. Formulir Pemberitahuan Pembayaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana tercantum pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini. b. Surat Penetapan berupa surat tagihan. Pasal 8 (1) Bea Masuk Tindakan Pengamanan dihitung berdasarkan jumlah berat bersih produk berupa terpal dari serat sintetik selain awning dan kerai matahari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikalikan tarif Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. (2) Tambahan PDRI sehubungan dengan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan dihitung berdasarkan persentase tarif PDRI dikalikan dengan Bea Masuk Tindakan Pengamanan. Pasal 9 Pembayaran dan penyetoran Bea Masuk Tindakan Pengamanan dan tambahan PDRI sehubungan dengan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan menggunakan SSPCP. Kode Akun untuk Bea Masuk Tindakan Pengamanan menggunakan kode Akun untuk Bea Masuk dan kode Akun tambahan PDRI sehubungan dengan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan menggunakan kode Akun PDRI. Pasal 10 (1) Kepala Kantor Pabean membuat laporan bulanan pelaksanaan impor barang yang dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Teknis Kepabeanan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dengan menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. (2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap dilakukan meskipun tidak ada penerimaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan. Pasal 11 (1). Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini. (2). Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku sejak tanggal 17 November 2011. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Pebruari 2012

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-3 /BC/2012 Tanggal : 23 Pebruari 2012 DAFTAR NEGARA-NEGARA YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI NO. NAMA NEGARA NO. NAMA NEGARA 1. Albania 56. Lesotho 2. Angola 57. Macao, China 3. Antigua and Barbuda 58. Madagascar 4. Argentina 59. Malawi 5. Armenia 60. Malaysia 6. Bahrain, Kingdom of 61. Mali 7. Bangladesh 62. Mauritania 8. Barbados 63. Maldives 9. Belize 64. Mauritius 10. Benin 65. Mexico 11. Bolivia, Plurinational State of 66. Moldova 12. Botswana 67. Mongolia 13. Brazil 68. Morocco 14. Brunei Darussalam 69. Mozambique 15. Burkina Faso 70. Myanmar 16. Burundi 71. Namibia 17. Cambodia 72. Nepal 18. Cameroon 73. Nicaragua 19. Cape Verde 74. Niger 20. Central African Republic 75. Nigeria 21. Chad 76. Oman 22. Chile 77. Pakistan 23. Chinese Taipei 78. Panama 24. Colombia 79. Papua New Guinea 25. Congo 80. Paraguay 26. Costa Rica 81. Peru 27. Cote d'ivoire 82. Philippines 28. Croatia 83. Qatar 29. Cuba 84. Rwanda 30. Democratic Republic of the Congo 85. Saint Kitts and Nevis 31. Djibouti 86. Saint Lucia 32. Dominica 87. Saint Vincent and the Grenadines 33. Dominican Republic 88. Saudi Arabia, Kingdom of 34. Ecuador 89. Senegal 35. Egypt 90. Sierra Leone 36. El Salvador 91. Solomon Islands 37. Fiji 92. South Africa 38. Former Yugoslav Republic of Macedonia (FYROM) 93. Sri Lanka 39. Gabon 94. Suriname 40. Georgia 95. Swaziland 41. Ghana 96. Tanzania 42. Grenada 97. Thailand 43. Guatemala 98. The Gambia 44. Guinea 99. Togo 45. Guinea Bissau 100. Tonga 46. Guyana 101. Trinidad and Tobago 47. Haiti 102. Tunisia 48. Honduras 103. Uganda 49. Hong Kong, China 104. Ukraine 50. India 105. United Arab Emirates 51. Jamaica 106. Uruguay 52. Jordan 107. Venezuela, Bolivarian Republic of 53. Kenya 108. Zambia 54. Kuwait 109. Zimbabwe 55. Kyrgyz Republic

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-3 /BC/2012 Tanggal : 23 Pebruari 2012 PEMBERITAHUAN PEMBAYARAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN (BM TP) TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI A. 1. Nomor AJU :... 2. Nama Importir :... 3. Alamat Importir :... 4. NPWP :... 5. No & Tgl. Pendaftaran PIB :... B. DATA BARANG IMPOR YANG DIKENAKAN BM TP 1. No 2. Pos Tarif dan uraian jenis barang secara lengkap 3. Jumlah Berat Bersih dalam Kilogram 4. Tarif BM TP 5. Negara asal 6. BM TP 7. PPN 8. PPnBM 9. PPh 10. Total C. Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran halhal yang diberitahukan dalam pemberitahuan ini.... Tanggal... Dibayar (Rp) Ditangguhkan (Rp) E. UNTUK PEMBAYARAN/JAMINAN a. Pembayaran 1. Bank Devisa 2. KPU/KPPBC b. Jaminan 1. Tunai 2. Bank Garansi 3. Customs Bond 4. Lainnya PEMBERITAHU Jenis Pen. Kode Pen. No. Tanda Pembayaran/ Jaminan BM TP (...) PPN D. UNTUK PEJABAT BC PPnBM PPh Pejabat Penerima Stempel Instansi Tgl (...Nama...)

TATA CARA PENGISIAN PEMBERITAHUAN PEMBAYARAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN (BM TP) TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI A. 1. Nomor AJU diisi oleh Pemberitahu dengan nomor AJU PIB yang bersangkutan 2. Nama Importir diisi oleh Pemberitahu 3. Alamat Importir diisi oleh Pemberitahu 4. NPWP diisi oleh Pemberitahu 5. No. & Tanggal PIB diisi oleh Bea dan Cukai B. Diisi Oleh Pemberitahu (angka 1 s.d. 10) Angka 1. No: Diisi Nomor urut dari barang impor yang dikenakan BM TP. Angka 2. Pos Tarif / HS : Uraian jenis barang secara lengkap: - Pos Tarif / HS Diisi Pos Tarif (HS) dalam 10 digit dari barang impor yang dikenakan BM TP berdasarkan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). - Uraian jenis barang secara lengkap Diisi uraian jenis barang yang dikenakan BM TP secara lengkap menurut keadaan yang sebenarnya sehingga memudahkan bagi Bea dan Cukai dalam menetapkan klasifikasi barang berdasarkan BTBMI. Angka 3. Berat Bersih dalam Kilogram Diisi berat bersih barang impor yang dikenakan BMTP. Angka 4. Tarif BM TP Diisi besarnya tarif BM TP yang berlaku pada tahun yang bersangkutan dalam rupiah per kilogram (tarif spesifik). Angka 5. Negara asal barang Diisi nama negara asal barang yang dikenakan BM TP. Angka 6 sampai dengan 10 adalah pengisian untuk pungutan untuk barang yang diberitahukan pada angka 2. Angka 6. BMTP Cara menghitung BMTP : berat bersih dikalikan tarif BMTP dalam rupiah. Diisi besaran BMTP hasil perhitungan tersebut dalam rupiah untuk Angka 7. PPN Cara menghitung PPN : persentase PPN (10%) dikalikan dengan BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN (angka 6) dalam rupiah. Diisi besaran PPN dalam rupiah untuk Angka 8. PPnBM (apabila ada) Cara menghitung sama dengan PPN (angka 7) Diisi besaran PPnBM dalam rupiah untuk Angka 9. PPh Cara menghitung sama dengan PPN (angka 7) Diisi besaran PPh dalam rupiah untuk Angka 10.Total Diisi hasil penjumlahan pungutan BM TP, PPN, PPnBM (apabila ada) dan PPh dalam rupiah. C. Diisi Tempat, tanggal, tanda tangan serta nama jelas pemberitahu dengan huruf cetak berikut cap perusahaan setelah pengisian dokumen ini dilakukan secara lengkap dan benar. D. UNTUK PEJABAT BC Diisi oleh pejabat Bea dan Cukai E. UNTUK PEMBAYARAN Diisi oleh pejabat Bank atau Bea dan Cukai - Diberi tanda X (coret) bagi yang tidak dipergunakan, - Diisi nomor penerimaan, - Diisi kode nomor penerimaan untuk setiap pungutan yang dibayar pada kolom yang disediakan, - Diisi nomor tanda bukti pembayaran SSPCP pada kolom yang disediakan, - Diisi tanggal dilakukan pembayaran pada kolom yang disediakan, - Tanda tangan dan nama jelas pejabat yang berwenang menerima pembayaran, Diisi nama dan cap instansi penerima pembayaran.

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-3 /BC/2012 Tanggal : 23 Pebruari 2012 LAPORAN PENERIMAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA TERPAL DARI SERAT SINTETIK SELAIN AWNING DAN KERAI MATAHARI BULAN:... KANTOR:... NO. NAMA PERUSAHAAN NPWP PIB JENIS BARANG HS PENERIMAAN (Rp) KET. NOMOR TANGGAL BM TP PPN PPnBM PPh TOTAL CATATAN: LAPORAN TETAP DIBUAT MESKIPUN PENERIMAAN BM TP NIHIL