BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa penting yang diperlukan bagi kelangsungan hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme. Apabila

BAB III METODE PENELITIAN. adanya kontrol (Nazir, 2003:63). Eksperimen yang dilakukan berupa uji hayati cara

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

BAB III METODE PENELITIAN. ini diberikan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

Bab I Pendahuluan I.1 Latarbelakang

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

DEGRADASI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS MENGGUNAKAN OKSIDAN OZON DAN KAPUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN. Air sungai Siak telah digunakan sebagai air-uji dari beberapa perlakuan konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

UJI TOKSISITAS AKUT SURFAKTAN DETERJEN DAN LAMA PENDEDAHAN TERHADAP KEPITING SUNGAI SKRIPSI OLEH : ESTININGTYAS NIM :

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus )

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

Nama:Rendra Styawan NIM: PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

TINGKAT TOKSISITAS PENTAKLOROFENOL TERHADAP ORGANISME AIR TAWAR

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Haryoto dan Siti Wirdhana Ahmad. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhan Industri kertas dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Di Indonesia, industri pulp dan kertas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dewasa ini industri pulp dan kertas Indonesia memiliki 81 perusahaan. Total kapasitas pabrik pulp mencapai 6,4 juta perton per tahun sementara pabrik kertas mencapai 10 juta ton per tahun. Berdasarkan besaran kemampuan produksi tersebut, maka Indonesia kini menempati peringkat 9 sebagai produsen pulp dan peringkat 12 sebagai produsen kertas (Departemen Kehutanan, 2011). Dalam proses produksinya industri kertas membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air. Limbah cair industri kertas dapat menyebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Dalam percobaan laboratorium, limbah cair dari industri kertas menyebabkan penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan makanan dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada

2 ikan (Easton, 1997). Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan berkurangnya sumber pangan hewani masyarakat di sekitar sungai. Industri pulp dan kertas pada tahap pembuatannya terdapat proses Bleaching (pemutihan) dimana proses tersebut akan menghasilkan limbah cair yang mengandung banyak klorin didalam limbahnya, selain itu air yang digunakan untuk proses produksi kertas juga mengandung kaporit yang didalamnya terdapat unsur klorin. Klorin merupakan komponen organik yang memiliki satu atau lebih atom yang terhalogenasi yang terikat pada atom karbonnya (Rini, 2002). Klorin digunakan sebagai desinfektan untuk membunuh kuman dan bakteri yang terkandung dalam air yang akan digunakan dalam proses pembuatan kertas, tetapi konsentrasi yang berlebihan dapat membunuh organisme perairan salah satunya adalah ikan. Konsentrasi klorin yang tinggi dapat merusak jaringan respirasi ikan yang menyebabkan hilangnya lendir pada insang ikan (Seegert, G. L., A. S. Brooks, J. R. Vande Castle, dan K. Gradall., 1979). Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp yang akan digunakan dalam pembuatan kertas. Keperluan air untuk memproduksi setiap ton kertas adalah 35-220 m 3 dengan muatan bahan pencemaran sebesar 30 m 3. Pasokan air yang cukup besar dalam proses industri tentunya akan mempengangaruhi baku mutu air (Kerski, 1995). Oleh karenanya air yang telah digunakan mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk klorin yang apabila masuk ke lingkungan akan bereaksi dengan senyawa organik menjadi organoklorin (dioksin). Meskipun konsentrasi organoklorin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik

3 terus beroperasi dan terus menghasilkan organoklorin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah. Organoklorin atau dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya. Sebuah penelitian EPA (1992) menemukan bahwa ikan yang ditangkap dari perairan di sekitar industri kertas mengandung dioksin dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari di daerah lain. Dioksin dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama (persisten) sehingga akan terakumulasi dalam tanah dan hewan termasuk manusia (bioakumulasi). Air yang telah digunakan dibuang sebagai limbah cair ke sungai, danau dan laut. Pelepasan limbah cair ke lingkungan menyebabkan peningkatan polusi, meningkatkan kebutuhan oksigen yaitu Biochemical Oxigen Demand (BOD) dan Chemical Oxigen Demand (COD) dan peningkatan toksisitas akut dan kronik (Silva, E. S. da., J. V. B. de Souza dan T. C. B. de Paiva., 2002). Pemerintah mewajibkan untuk setiap perusahaan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Akan tetapi masih banyak perusahaan yang tidak memiliki IPAL dan secara langsung membuang limbah ke lingkungan dan masih banyak pula pembangunan IPAL yang belum memenuhi kriteria standar yang ditetapkan oleh Pemerintah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2009). Penelitian mengenai limbah cair kertas telah dilakukan sebelumnya oleh Yoga (1994) dengan menggunakan metode LC 50, dimana limbah cair kertas toksik dalam

4 waktu 96 jam yang di uji terhadap ikan mujair, selain terhadap ikan penelitian menggunakan limbah cair kertas dilakukan terhadap Daphnia magna. Pada tahun 2006 dilakukan penelitian terhadap Daphnia magna dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa limbah cair kertas menurunkan daya reproduksi dan menurunkan fekunditas Daphnia magna (Soetopo, R.S., Aditya, K., dan Indarasari, I. P., 2007). Pada tahun 2007 dilakukan penelitian serupa yang menggunakan limbah cair kertas tetapi sampel uji yang digunakan adalah tumbuhan kacang merah (Phaseolus vulgaris. L ), hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa limbah cair kertas memiliki toksisitas yang menyebabkan kematian pada tanaman kacang merah tersebut pada konsentrasi yang tinggi (Haryoto dan Ahmad, S. W., 2007). Penelitian mengenai limbah cair kertas juga telah dilakukan terhadap kesehatan masyarakat yang pemukimannya dekat dengan pembuangan limbah dan sungai yang tercemar limbah, hasil penelitian tersebut menyatakan masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan limbah dan dekat sungai yang tercemari limbah cair kertas mudah terkena penyakit salah satunya adalah penyakit kulit (Cahyono., 2007). Salah satu hewan yang memegang peranan penting di dalam ekosistem perairan adalah Daphnia magna. Hewan ini berperan sebagai konsumen primer dan sumber makanan bagi ikan di perairan. Daphnia magna tergolong ke dalam kelas Crustacea yang sensitif terhadap berbagai jenis zat pencemar termasuk logam berat. Untuk mengetahui sensitivitas Daphnia magna terhadap limbah cair kertas tanpa melalui IPAL, maka penelitian ini menggunakan hewan uji Daphnia magna karena hewan tersebut merupakan standar dalam uji toksisitas (APHA, 2005) dan berperan sebagai bioindikator pencemaran akuatik. Hasil uji toksisitas diharapkan dapat

5 digunakan untuk menentukan toksisitas limbah cair kertas terhadap Daphnia magna. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana toleransi toksisitas limbah cair kertas yang di uji terhadap mortalitas Daphnia magna? Agar mudah mendapatkan data pada penelitian ini, maka dari rumusan masalah diatas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapa nilai median lethal concentration (LC 50 ) 24 jam limbah cair kertas terhadap hewan uji Daphnia magna? 2. Berapa nilai median lethal concentration (LC 50 ) 48 limbah cair kertas terhadap hewan uji Daphnia magna? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji toksisitas limbah cair kertas terhadap Daphnia magna berdasarkan nilai LC 50. D. Variabel Penelitian Variabel dari penelitian ini antara lain : 1. Variabel Bebas: konsentrasi larutan uji dari limbah cair kertas 2. Variabel Terikat: tingkat mortalitas Daphnia magna pada waktu pengamatan 24 jam dan 48 jam. 3. Variabel Kontrol: ph, suhu, jenis organisme uji, tempat perlakuan, jumlah organisme setiap perlakuan.

6 E. Batasan Masalah Pada penelitian ini, batasan permasalahan yang diteliti sebagai berikut: 1. Organisme uji yang digunakan adalah Daphnia magna yang berasal dari Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR) dan dikultur di Laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. 2. Daphnia magna yang digunakan adalah fase neonate yang berumur kurang dari 24 jam. 3. Limbah cair kertas yang digunakan berasal dari satu pabrik yang yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui toksisitas limbah limbah cair kertas terhadap Daphnia magna. 2. Sebagai bahan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan toksisitas limbah limbah cair kertas. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data ilmiah untuk perkembangan ilmu biologi khususnya uji hayati. G. Asumsi Penelitian ini memiliki asumsi sebagai berikut: 1. Buangan industri yang berupa cairan dapat mempengaruhi keadaan dengan lingkungan, yaitu terganggunya keseimbangan alam antara organisme dengan lingkungannya (Bratasida & Soetrisno, 1981). 2. Daphnia magna merupakan hewan uji yang paling sensitif untuk pengujian toksisitas (ISO, 1982:3).

7 3. Daphnia magna diketahui sensitif terhadap berbagai jenis bahan kimia termasuk logam berat (Tatarazako et al., 2007). 4. Neonate Daphnia magna merupakan hewan uji paling sensitif, jika dibandingkan dengan Planaria sp dan Poecilia reticulate (APHA, 2005). H. Hipotesis Limbah cair kertas tanpa IPAL termasuk dalam kriteria memiliki toksisitas akut (acutely toxic) pada pendedahan lebih dari 24 jam.