PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

KEMENTERIAN PERINDUSTRI. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon:

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

ISU STRATEGIS, PROGRAM PRIORITAS DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI DEDI MULYADI

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI. Oleh : DR. Dedi Mulyadi, M.Si

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

Willem P. Riwu. Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri (PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI-BPKIMI-KEMENPERIN)

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

Kementerian Perindustrian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI 28 Februari 2011

Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam jumlah penduduk dan sumber daya alam Jumlah Penduduk yang Besar Periode Bonus Demografi Sumber Daya Alam yang Melimpah 2

...posisi daya saing Indonesia telah mengalami peningkatan 160 140 120 135 123 129 122 100 80 60 40 20 54 55 54 51 42 54 35 44 0 2007 2008 2009 2010 Versi WEF Versi IMD Versi World Bank (Doing Business) tetapi masih tertinggal dibanding Malaysia, Thailand dan Brunei 3

Pertumbuhan (%)...sektor industri belum mampu pulih kembali seperti saat sebelum krisis 15 13,52 13,09 11,66 10 5 7,54 8,22 7,82 6,11 4,7 3,54 7,02 4,92 3,95 3,83 4,39 3,68 4,88 3,83 5,03 7,57 5,86 5,68 5,25 5,48 6,35 6,01 4,55 5,82 4,69 5,15 4,05 2,52 0 0,79-5 Sebelum Krisis Setelah Krisis -10-13,1-13,13-15 Industri Pengolahan Non Migas Ekonomi 4

...industri harus tumbuh secara signifikan diatas pertumbuhan ekonomi di masa depan 2014 Pertumbuhan Ekonomi : 7,0-7,70% Petumbuhan Industri Non Migas 8,95% Konstribusi industri trhd PDB : 24,21% 2025 Pertumbuhan Ekonomi : 7,0 8,0% Petumbuhan Industri Non Migas 9,0% Konstribusi industri trhd PDB : 29,61% Sumber : Bappenas, Kemenperin 2011... diperlukan transformasi industri

..transformasi industri dilakukan melalui percepatan pembangunan industri di daerah Membangun daya saing industri di daerah berlandaskan keunggulan komparatif dengan memfasilitasi percepatan pembangunan infrastruktur industri di daerah 6

..transformasi industri diharapkan dapat mempercepat pembangunan industri nasional Indikator 2010 2014 2025 PDB per Kapita US$ 2.963 US$ 4.803 US$ 12.855 Pertumbuhan Industri 5,1 % 8,95 % 9,00 % Peranan Industri 21,6 % 24,21 % 29,61 % Penyebaran : - Jawa 72,81 % 64,79 % 40,00 % - Luar Jawa 27,19 % 35,21 % 60,00 % Tingkat Daya Saing Peringkat 54 Peringkat 45 Peringkat 31 7

... struktur industri didorong ke arah industri yang mengolah sumber daya alam dan industri padat teknologi Struktur Industri 2025 Padat Teknologi 35% Padat Karya 30% Padat Teknologi 30% Struktur Industri 2010 Padat Karya 43% Padat SDA 35% Padat SDA 27% 8

... konsentrasi industri didorong ke luar Jawa Penyebaran Industri 2025 Penyebaran Industri 2010 Luar Jawa 40% Jawa 60% Luar Jawa 25% Jawa 75% 9

... struktur output industri yang lebih berimbang antara industri kecil, menengah dan besar Struktur Output Industri 2025 Struktur Output Industri 2010 IK 20% IK 13% IB 50% IM 30% IB 75% IM 12% 10

...transformasi industri merupakan satu kesatuan dalam kebijakan industri nasional RPJPN 2005-2025 Perubahan Lingkungan RPJMN 2010-2014 Kebijakan Industri Nasional Perpres 28/2008 Rencana Strategi Pengembangan Industri Nasional 2010-2014 Rencana Kerja Permasalahan industri Lingkungan global/ daya saing Perkembangan Fokus pada nasional industri tertentu Mengkombinasikan pendekatan sektoral dan regional industri Tuntutan untuk mempercepat proses pembangunan industri Rencana Strategis Tranformasi Industri 2010-2014 Rencana Aksi 11

.transformasi Industri mengkombinasikan pendekatan Sektoral dan Regional SEKTORAL REGIONAL TRANFORMASI INDUSTRI TRANSFORMASI EKONOMI pendekatan sektoral melalui pengembangan klaster industri, industri unggulan provinsi, dan kompetensi inti industri daerah yang berlandaskan pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah dan pendekatan regional melalui penyebaran konsentrasi industri ke daerah yang diarahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan industri 12

strategi yang akan dilakukan 1 2 3 Mengembangkan industri unggulan provinsi dan kompetensi inti industri daerah yang prospektif Mengembangkan kawasan industri terpadu Memperkuat konektivitas antara pusatpusat pertumbuhan industri 13

..strategi Strategi Pengembangan pengembangan Kompetensi industri Inti unggulan Industri provinsi dan kompetensi inti industri daerah 1 2 3 4 Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai untuk komoditi unggulan daerah Merancang rekayasa kelembagaan dalam menunjang komoditi unggulan daerah Membangun jejaring dengan seluruh pemangku kepentingan Memperkuat dan mengembangkan industri kecil dan menengah secara terpadu 14 14

1 Pengembangan industri unggulan provinsi 2 Pengembangan kompetensi inti industri daerah 3 Pengembangan kawasan industri 4 5 Pengembangan fasilitasi infrastruktur industri di daerah Peningkatan kerjasama sektor industri di daerah antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi 15

peta panduan (roadmap) industri unggulan provinsi yang telah ditetapkan Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Barat Sumatera Selatan Riau Kepulauan Riau Bangka Belitung Lampung Kalimantan Timur Kalimantan Barat DI. Yogyakarta Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan NTB NTT Papua 16

REKAPITULASI KAB/KOTA YANG TELAH DILAKUKAN KAJIAN KOMPETENSI INTI DAERAH.. kabupaten/kota yang telah memiliki kompetensi inti industri daerah 211 2007 71 KK 2008 72 KK 2009 38 KK 2010 25 KK Kab/Kota 2006 5 KK

perkembangan perkembangan kawasan kawasan industri industri di di Indonesia Indonesia Generasi I Pembangunan kawasan industri dilakukan dan dikelola serta dikendalikan pengembangannya oleh Pemerintah. Generasi II Pembangunan kawasan industri dilakukan dan dikelola oleh pihak swasta dimana Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian. namun banyak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan. 18

..dibutuhkan pembangunan kawasan industri yang modern Generasi III Fokus pada klaster industri berbasis sumber daya industri daerah Didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu Berwawasan lingkungan Inovatif dengan ketersediaan lembaga litbang industri Dilengkapi oleh lembaga pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia Dilengkapi dengan fasilitas sarana penunjang seperti kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan rekreasi, kawasan penghijauan, dll 19

1. Sumatera Sei Mangke, Sumatera Utara (Kelapa Sawit) Dumai, Riau (Kelapa Sawit) Muara Enim, Sumatera Selatan (Batubara) Sei Bamban, Sumatera Utara (Karet) Karimun, Kepulauan Riau (Perkapalan) 2. Kalimantan Maloy, Kalimantan Timur (Kelapa Sawit) Batu Licin, Kalimantan Timur (Besi Baja) Menpawah, Kalimantan Barat (Alumina) Puruk Cahu, Kalimantan Barat (Batubara) Tayan, Kalimantan Barat (Alumina) 3. Jawa Bandung, Jawa Barat (Telematika) Karawang, Jawa Barat (Mesin dan Peralatan Transportasi) Bandung Selatan, Jawa Barat (Tekstil) Lamongan, Jawa Timur (Perkapalan) Semarang, Jawa Tengah (Tekstil) 20

4. Sulawesi Gowa, Sulawesi Selatan (Kakao) Palu, Sulawesi Tengah (Kakao) Soroako, Sulawesi Selatan (Ferronikel) Bitung, Sulawesi Utara (Sedang Dikembangkan) Mandiodo, Sulawesi Tenggara (Ferronikel) Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Ferronikel) 5. Maluku Halmahera, Maluku Utara (Ferronikel) 6. Papua Tangguh, Papua Barat (Minyak dan Gas) Timika, Papua (Tembaga) Merauke, Papua (Sedang Dikembangkan) 21

Penetapan dan Implementasi Roadmap Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Penetapan dan Implementasi Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kab/Kota Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Industri di Daerah Penyusunan Master Plan Pengembangan Pusat Inovasi Industri Berbasis Kelapa Sawit dan Kakao Penyusunan Master Plan, Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial, Renstra Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Studi Pengembangan Kawasan Industri Kecil Menengah Sistem Informasi Peluang Potensi Sumber Daya Perwilayahan Industri Pemetaan Fasilitas Infrastruktur untuk Industri di Daerah Pengembangan Pola Kerjasama Pengembangan Industri di Daerah Melalui Skema Public Private Partnership (PPP) Penyusunan Mekanisme Kerjasama antara Pusat dan Daerah serta Antar Daerah 22

Penetapan dan Implementasi Roadmap Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Penetapan dan Implementasi Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kab/Kota Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Industri di Daerah Penyusunan Master Plan, Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial, Renstra Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Pendirian Kawasan Industri Kecil Menengah Pilot Project Pembangunan Pusat Inovasi Industri Fasilitasi Bimbingan Teknis Pengembangan Industri di Daerah Promosi Investasi Potensi Kawasan Industri di Daerah Peningkatan Kerjasama Teknis dalam Rangka Peningkatan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan 23

24