PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI MERAK DAN AGREGAT KASAR DARI BATU GADUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU NORMAL

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN BATU KAPUR PADAT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

EKO YULIARITNO NIM : D

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Volume 2, Nomor 3, Agustus 2012 ISSN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

1.2. TUJUAN PENELITIAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN PECAHAN KACA (BELING) SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton normal dan untuk mengetahui apakah cangkang lokan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti agregat halus untuk campuran beton normal K 225 sesuai dengan kekuatan yang direncanakan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan benda uji dengan cetakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 3 cm, dengan rancangan eksperimen untuk penggunaan serbuk cangkang lokan pengganti agregat halus adalah %, 1%, 2%, dan 3%. Pengujian terhadap benda uji dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan dengan menggunakan serbuk cangkang lokan diperoleh kuat tekan beton karakteristik mencapai 177,31 kg/cm 2. Kuat tekan karakteristik beton yang menggunakan serbuk cangkang lokan sebagai pengganti agregat halus akan bertambah tinggi apabila persentase campuran serbuk cangkang lokan lebih ditingkatkan. Kata Kunci: Beton normal, serbuk cangkang lokan, kuat tekan. 1. Pendahuluan Secara umum kita melihat bahwa pertumbuhan atau perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat, meskipun harus masalah krisis ekonomi. Agar dapat merancang kekuatannya dengan baik, artinya dapat memenuhi kriteria aspek ekonomi yaitu rendah dalam biaya dan memenuhi aspek teknik yaitu memenuhi kekuatan struktur, seorang perencana beton harus mampu merancang campuran beton yang memenuhi kriteria tersebut. Dengan didasari suatu pembaharuan dicoba suatu penelitian terhadap cangkang lokan yang mana nantinya dapat dipakai sebagai alternatif penganti aggregat halus untuk campuran beton dan bisa saja lokan ini menghasilkan beton dengan mutu yang lebih baik. Sebagai bahan utama pada peneitian ini adalah serbuk cangkang lokan yang jumlahnya selalu bertambah banyak terbuang percuma. Maka dari itu dicoba melakukan pengujian supaya cangkang lokan dapat digunakan sebagai pengganti aggregat halus. Dari pengembangan-pengembangan campuran beton tentunya tidak terlepas dari standar peraturan campuran beton tentang fungsi dan kemampuan beton tersebut kepada bahan yang akan digunakan. Banyak pertanyaan yang akan timbul dalam penggunaan cangkang lokan pada suatu perencanaan beton, apakah cangkang lokan dapat sebagai pengganti agregat halus. Seberapapun besar karakteristik beton normal dengan perencanaan K 225 jika memakai agregat halus dengan cangkang lokan. Penelitian ini hanya meninjau kesanggupan cangkang lokan sebagai pengganti agregat halus untuk campuran beton normal K 225. Dalam penggunaan cangkang lokan ini memakai butiran dengan ukurannya bervariasi antara ukuran 4,75 mm dan,15 mm (standar saringan ASTM). 2. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini secara garis besar tahapan penelitian dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut: 1. Pembuatan agregat halus dari cangkang lokan 2. Pengujian karakteristik agregat halus serbuk cangkang lokan 3. Perencanaan mix design campuran beton 39

4. Pembuatan dan perawatan benda uji 5. Pengujian kuat tekan beton 2.1 Pembuatan Agregat Halus Pada penelitian ini dipersiapkan agregat halus berupa serbuk cangkang lokan. Cangkang lokan diperoleh dari sisa-sisa pengambilan isi lokan untuk pembuatan sate lokan yang terbuang percuma begitu saja. Cangkang lokan tersebut dibersihkan dengan cara mencuci lalu dikeringkan, kemudian dihancurkan secara manual, yaitu menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat berupa palu. Untuk memperoleh gradasi ukuran butiran yang baik, maka proses penghancuran tidak dilakukan terlalu keras, karena proses pengancuran yang terlalu keras akan menghasilkan banyak ukuran agregat yang terlalu halus, menyerupai debu (lolos saingan ). Cangkang lokan yang telah dihancurkan diperoleh berupa serbuk kemudian disaring dengan menggunakan saringan ukuran dengan ukuran bervariasi antara 4,75 mm dan,15 mm (standar saringan ASTM). 2.2 Pengujian Karakteristik Pengujian karakteristik agregat sangat penting dilakukan, karena karakterisitik agregat sangat menentukan mutu beton yang dihasilkan. Prosedur pengujian karakteristik agregat yang dilakukan pada penelitian ini dilaksanakan menurut peraturan ASTM. Pengujian karakteristik yang dilakukan antara lain: 1. Analisis Ayakan Agregat Halus Tabel 1. Analisa Saringan Aggregat Halus (Cangkang Lokan) Ukuran Saringan Inch mm Gambar 1. Hasil penghancuran cangkang lokan Berat Tertinggal (Gram) Berat jumlah tertinggal (Gram) Jumlah Tertinggal (%) Jumlah Melalui (%) Passing % No. 4 4.75 No. 8 2. 36 2.5 2.5.41 99.59 No. 16 1.18 158.42 16.47 32.9 67.91 68 No. 3.6 11.55 262.2 52.4 47.6 48 No..3 84.75 346.77 69.35 3.65 31 FM = 1,54 Sumber: Hasil Penelitian Labor Teknik Sipil ITP Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa analisa saringan aggregat halus (cangkang Lokan) memenuhi standar ASTM C 33-93 yang butiran pasirnya lolos saringan No.4 yang hasilnya termasuk dalam daerah susunan butiran pasir Zone I yang dapat dilihat pada Gambar 2. 4

% Lolos Saringan 9 8 7 6 4 3 2 1 8 4 3/8" 4 16 8 8 16 3 16 3 3 16 8 4 3/8" No Saringan Series1 Series2 Series3 Gambar 2. Grafik Daerah susunan butiran pasir Zone I 2. Berat Jenis dan Penyerapan Tabel 2. Pemeriksaan Berat Jenis (Cangkang Lokan) No Uraian Kerja Berat Satuan A Labu takar No 1 - B Berat labu takar + benda uji ssd 672,42 Gram C Berat labu takar 172,42 Gram D Berat benda uji (2-3) Gram E Berat labu takar + air + benda uji 98,67 Gram F Berat labu takar + air 669,98 Gram G Berat benda uji 481,82 Gram Sumber: Hasil Penelitian Lab. Teknik Sipil ITP Dari data pada Tabel 2 didapatkan hasil berat jenis semu 2,82 gram, berat jenis masa dasar kering 2,55 gram, berat jenis masa dasar jenuh 2,64 gram, dan penyerapan air 3,77%. Berdasarkan hasil berat jenis dan penyerapan air yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai berat jenis Apparent, Dry Basis, SSD Basis lebih besar dari nilai yang telah ditetapkan yaitu minimalnya 2,3 menurut SK. SNI-M-9-1989-F. 2.3 Perencanaan Mix Design Camburan Beton Kekuatan tekan beton karakteristik yang direncanakan σ bk = 225 kg/cm 2 pada umur 28 hari dengan faktor cacat 5%. Deviasi standar diambil baik dengan pertimbangan kondisi alat yang dipakai untuk mengaduk adalah molen biasa. Dari hasil mix design dengan menggunakan metode ACI diperoleh komposisi campuran untuk bahan yang digunakan dalam pembuatan benda uji, sebagai berikut: 1. Komposisi campuran untuk 1 m 3 beton: a. Semen = 377,78 kg. b. Air = 17 Liter. c. Pasir = 62,98 kg. d. Koral (1-2) = 887,7 kg. 2. Volume 1 silinder: V = 1/4 x 3,14 x 15 2 x 3 =,53 3. Penyusutan: (1,5% x,53) +,53 =,5379 41

4. Nilai slump beton: Tabel 3. Nilai Slump Beton No Pengukuran Nilai Slump (cm) I 12,62 II 13,75 III 13,4 Slump Rata-rata 13,26 Sumber: Hasil Penelitian, Lab. Teknik Sipil ITP Dari Tabel 3 dapat dilihat nilai slump beton masih berada dalam batas sesuai dengan rencana yaitu antara, 6-18 mm maka dapat dikatakan bahwa pengaruh pemakaian cangkang lokan terhadap slump beton dapat dikatakan baik. 2.4 Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Pembuatan benda. uji yang akan digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 3 cm, untuk umur beton 28 hari. Tabel 4. Benda uji No Persentase Lokan Jumlah Sampel 1 % 4 2 1 % 5 3 2 % 5 4 3 % 5 Jumlah Sampel 19 Sumber: Hasil Penelitian, Lab. Teknik Sipil ITP Perawatan benda uji merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil pengujian kuat tekan beton. Dalam masa perawatan beton akan mengalami proses penyempurnaan pengerasan. Pada penelitian ini perawatan benda uji dilakukan dengan cara merendam dalam bak perendam yang di isi air penuh dan dikeluarkan apabila umurnya telah mencukupi umur 28 hari. Gambar 3. Perawatan benda uji 2.5 Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk mengetahui kuat tekan karakteristik dari beton yang dibuat sekaligus menentukan mutu betonnya. Pengujian dilakukan dengan alat Compressive Strength Machine. Pengujian kuat tekan pada benda uji dilakukan pada umur beton 28 hari. 42

Kuat Tekan Beton (Kg/Cm2) Kuat Tekan Beton (Kg/Cm2) Gambar 4. Pengujian kuat tekan 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Dari hasil perhitungan kuat tekan beton karakteristik didapat hasil yaitu mencapai 177,31 kg/cm 2. % Lokan 26 255 2 245 24 235 23 225 22 255.81 256.49 257.87 233.15 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 No Sampel Gambar 5. Grafik kuat tekan beton % serbuk cangkang lokan Pada campuran % serbuk cangkang lokan diperoleh nilai kuat tekan beton maksimum adalah 257,87 kg/cm 2, dengan rata-rata nilai kuat tekan beton adalah 2,83 kg/cm 2. 1% Lokan 3 3 2 1 294.8 256.37 26.24 29.32 121.77 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 No Sampel Gambar 6. Grafik kuat tekan beton 1% serbuk cangkang lokan Pada campuran 1% serbuk cangkang lokan diperoleh nilai kuat tekan beton maksimum adalah 294,85 kg/cm 2, dengan rata-rata nilai kuat tekan beton adalah 228,51 kg/cm 2. 43

Kuat Tekan Beton (Kg/Cm2) Kuat Tekan Beton (Kg/Cm2) Kuat Tekan Beton (Kd/Cm2) 2% Lokan 3 2 25.1 218.33 268.74 273.82 278.67 1 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 No Sampel Gambar 7. Grafik kuat tekan beton 2% serbuk cangkang lokan Pada campuran 2% serbuk cangkang lokan diperoleh nilai kuat tekan beton maksimum adalah 278,67 kg/cm 2, dengan rata-rata nilai kuat tekan beton adalah 248,9 kg/cm 2 3% Lokan 3 3 2 1 293.51 31.98 243.6 245.39 247.99 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 No Sampel Gambar 8. Grafik kuat tekan beton 3% serbuk cangkang lokan Pada campuran 3% serbuk cangkang lokan diperoleh nilai kuat tekan beton maksimum adalah 31,98 kg/cm 2, dengan rata-rata nilai kuat tekan beton adalah 266,49 kg/cm 2. Perbandingan Kuat Tekan Beton 27 26 2 24 23 22 21 266.494 2.83 248.942 228.51 % 1% 2% 3% Persentase Campuran Lokan Gambar 9. Grafik perbandingan kuat tekan beton 44

Kuat Tekan Beton (kg/cm2) Berdasarkan pada Gambar 9. dilihat bahwa kekuatan beton pada campuran lokan 1% dan 2% dengan kuat tekan beton lebih rendah dari kuat tekan beton normal. Tetapi pada campuran lokan 3% mengalami kenaikan kuat tekan beton, hal ini membuktikan bahwa penggunaan cangkang lokan sebagai pengganti aggregat halus yang baik. Series1 Linear (Series1) 4 4 3 3 2 1 y = 189,92x + 21 Tabel 5. Persentase Campuran Lokan dan kuat tekan beton Persentase Campuran Kuat Tekan Beton 1 % 228,992 2 % 247,984 3 % 266,976 4 % 285,968 % 34,96 6 % 323,952 7 % 342,944 8 % 361,936 9 % 38,928 % 399,92 Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 5 dapat dilihat bahwa makin banyak pemakaian campuran serbuk cangkang lokan sebagai agregat halus, maka makin tinggi pula kuat tekan beton yang akan diperoleh. Dari rumus statistik dapat kita lakukan peningkatan campuran serbuk lokan sampai dengan %. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian beton yang lakukan dengan menggunakan serbuk cangkang lokan sebagai agregat halus untuk campuran beton normal K. 225 didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Cangkang lokan dapat digunakan sebagai agregat halus untuk campuran beton normal. 2. Ukuran gradasi butiran maksimum 4.75 mm 3. Dengan menggunakan cangkang lokan sebagai aggregat halus didapat hasil kuat tekan beton karakteristik mencapai 177.312 kg/cm. 4. Kuat tekan karakteristik beton yang menggunakan cangkang lokan akan bertambah tinggi bila persentase campuran lokan lebih ditingkatkan. 5. Beton yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan cangkang lokan relatif lebih mudah dibuat, karena material yang digunakan mudah diperoleh. R 2 = 1 % 1% 2% 3% 4% % 6% 7% 8% 9% % Persentase Campuran Lokan Gambar 1. Grafik kenaikan kuat tekan beton 45

Daftar Pustaka ACI Manual of Concrete, Recomende of Selection Proportions of Normal and Hevy Weight Concrete, Detroit. Michigon, 1995. Amran, D., Dasar-Dasar Pekerjaan Agregat Beton, Padang, IKIP Padang, 1986. DPU, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK-SNI-T-199-3, Bandung, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Mulyono, T., Teknologi Beton, Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, 3. Nugraha, P., Teknologi Beton, Yogyakarta, CV. Andi Offset, 7. Tatang, S., Tata Cara Pengolahan dan Pengecoran Beton, Bandung, Karya Sederhana, 3. 46