TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah

responpertumbuhan stump karet terhadap pemberian asam asetik naftalen 3,0% dengan cara pengolesan di luka pemotongan akar tunggang pada beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan (William dkk., 1987 in Anzah,2010), sistematika tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang

Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Setiawan dan Andoko (2005), sistematika tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. : Hevea brasiliensis Muell Arg. penyediaan batang bagian bawah harus sungguh-sungguh baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet sudah dikenal berabad abad yang lalu.tanaman ini bukan

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Karet, Peremajaan dan Penanaman Baru Perbanyakan Bahan Tanam melalui Okulasi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II LANDASAN TEORI

PENGAMATAN PERKEMBANGAN BENIH KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) KLON PB 260 DENGAN INTERVAL PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BISNIS BUDIDAYA KARET

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

Copyright:

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Botani Tanaman. Menurut Tim Penulis PS (2004), klasifikasi tanaman karet (Hevea

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

I. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

ABSTRAK. Bibit Tanaman Karet (Havea brasiliensis) (dibawah bimbingan Yuanita, SP). Samarinda dari tanggal 20 Desember 2007 sampai 20 Pebuari 2008.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A.Kelas Kesesuaian Lahan dan Syarat Tumbuh Tanaman Karet

PENGARUH CARA OKULASI TERHADAP BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) LAPORAN PENELITIAN OLEH DJATMIKO NIDN

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut : : Hevea brasiliensis Muell Arg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Subdivisi : Angiospermae, Kelas :Monocotyledoneae, Ordo : Euphorbiales, Famili: Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies : Hevea brassiliensis Muell. Arg.

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Karet Berdasarkan (Budiman, 2012), sistematika tanaman karet, diuraikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : Dicotyledoneae; Ordo : Euphorbiales; Familia : Euphorbiaceae; Genus : Hevea; Species : Hevea brassiliensis, Muell-Arg. Daun karet terdiri atas tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, serta tepinya rata dan gundul (Sianturi, 2001). Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup tinggi dan berbatang cukup besar. Adapun tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas. Dibeberapa kebun karet, ada beberapa kecondonfan arah tumbuh tanamannya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan lateks (Tim karya tani mandiri, 2010). Tanaman karet adalah berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukan dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan pernyerbukan silang (Setyamidjaja, 1993). Akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini dapat menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Sistem perakaran yang bercabang pada setiap akar utamanya (Tim karya tani mandiri, 2010).

Stump Karet Stump karet adalah bibit yang diokulasi dilahan persemaian dan dibiarkan selama kurang dari 2 bulan setelah pemotongan batang atas pada posisi 10 cm diatas mata okulasi, dengan akar tunggang atau bercabang. Akar tunggang lebih bagus dibandingkan dengan akar tunggang bercabang, sehingga petani karet biasanya memotong akar tunggang yang panjangnya sekitar 40 cm dan akar lateral yang panjangnya 5 cm (Sarnis, 2007). Kelebihan bibit stump mata tidur ini adalah ringan, sehingga mudah diangkut. Sementara itu yang menjadi permasalahan adalah persentase kematian bibit di lapangan cukup tinggi, hal ini disebabkan perkembangan akar yang tidak optimal dan pertumbuhan tunas yang terhambat (Setiawan dan Andoko, 2005 dalam Nur, et. al, 2013). Kriteria bibit stump mata tidur yang baik adalah memiliki akar tunggang lurus, tidak bercabang, panjang minimal 35 cm dan akar lateral yang disisakan panjangnya 5 cm. Tinggi batang di atas okulasi sekitar 5-7 cm, memiliki diameter batang sekitar 2,5 cm. Bagian bekas pemotongan diolesi TB 192 atau parafin. Apabila ditoreh pada bagian okulasi berwarna hijau.jika bibit memiliki akar tunggang lebih dari satu, pilih satu akar tunggang yang paling baik dan yang lainnya dibuang (BPPP, 2008). Bibit dalam polibeg adalah stump mata tidur yang ditumbuhkan dalam polibeg sampai memiliki satu atau dua payung daun. Stump ini dapat dibuat dari batang bawah yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag. Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain prosentase kematian rendah, pertumbuhan seragam dan masa TBM lebih singkat dibanding stump mata tidur (BPTP, 2013).

Tabel 1. Klon-klon unggul anjuran pada tanaman Karet adalah : Klon Penghasil Lateks BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260. Klon Penghasil Lateks dan Kayu AVROS 2037, BPM 1, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 112, IRR 118, PB 330, PB 340, RRIC 100. Klon Penghasil Kayu IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78. (Sumber : Balai Penelitian Sembawa, 2010). Okulasi karet berdasarkan umur, warna batang bawah dan batang atas, serta diameter batang bawah dikenal dengan dua jenis okulasi, yaitu okulasi cokeat dan okulasi hijau. Okulasi coklat dilakukan pada batang bawah berumur 9-18 bulan di pembibitan, sehingga sudah berwarna cokelat dengan diameter lebih dari 1,5 cm. Sementara itu, okulasi hijau dilakukan pada batang bawah berusia 1,5-2,5 bulan di pembibitan, sehingga masih berwarna hijau dengan diameter 1-1,5 cm. Batang atasnya berumur 1-3 bulan setelah pemangkasan dan berwarna hijau. Dibanding okulasi cokelat, okulasi hijau memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) Pelaksanaan bisa lebih awal 2) Masa hidup dipembibitan lebih pendek, sehingga penyediaan bahan tanaman lebih cepat 3) Perakaran tidak terganggu saat bibit dipindah ke lapangan 4) Pertautan okulasi lebih baik dan 5) Masa matang sadap bisa dipercepat enam bulan (Damanik, et. al, 2010). Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke tanaman batang bawah yang keduanya mempunyai sifat unggul. Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari kedua tanaman dalam waktu yang relative pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang relative seragam. Sedangkan. Menurut Amypalupy (2009) okulasi adalah salah satu cara

perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat unggul. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet unggul berupa stump mata tidur, stump mini, bibit dalam polibeg, atau stump tinggi (Nur, et. al, 2013). Okulasi hijau memiliki beberapa kelebihan adalah pelaksanaan bisa lebih awal, masa hidup di pembibitan lebih pendek, sehingga penyediaan bahan tanaman lebih cepat, Perakaran tidak terganggu saat bibit dipindah ke lapangan, Pertautan okulasi lebih baik dan Masa matang sadap bisa dipercepat enam bulan (Damanik, et. al, 2010). Pada saat okulasi hijau dimana mata telah bengkak,belum muncul tunas, okulasi dibongkar untuk dipindahkan ke lapangan. Bila 8 minggu setelah pemenggalan, mata tunas tidak menunjukkan tanda- tanda pertumbuhan okulasi tersebut dianggap mati (Sianturi, 2001). Pada proses okulasi, pencabutan stump, proses pengemasan dan pengiriman merupakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan metabolisme dalam jaringan stump. Perubahan metabolisme tersebut menyebabkan perubahan dalam viabilitas stump untuk tumbuh dan berkemban kembali. Pencabutan stump dari tanah di pembibitan lapangan mengakibatkan pelukaan pada sebagian besar akar, terutama pada stump tanpa akar lateral (Hartman, et. al., 1990 dalam Sutanto, 2008). Pembongkaran bibit menjadi stum mata tidur yang akan dipindahkan kekebun atau polybag dilakukan apabila mata okulasi telah membengkak, yaitu

telah terangsang untuk tumbuh, yang tujuannya untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, juga untuk memastikan bahwa bibit yang ditanam tumbuh baik serta untuk memudahkan akar untuk menyerap unsur hara maka akar lateralnya disisakan hanya 5 10 cm (Setyamidjaja, 1993). Penggunaan bibit bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi petani perkebunan karet rakyat untuk meningkatkan produktivitas. Hasil bibit yang optimal membutuhkan pengelolaan bibit yang baik pula di lapangan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pada perkebunan karet ( BPTP, 2013) Pemotongan Akar Tunggang Pemotongan akar adalah pemangkasan akar di lahan pembibitan untuk membatasi pertumbuhan akar utama yang panjang dan tidak bercabang. Perenggutan (wrenching) akar menggunakan peralatan sama dengan pemotongan akar, tetapi mata pisau dimiringkan agar dapat mengangkat atau merenggut semai pada bedengan persemaian. Pemangkasan akar adalah memangkas sistem akar dengan standar panjang tertentu, sesudah semai dicabut dan dipilih sebelum disimpan atau ditanam (Irawan, 2011). Adanya pengaruh terhadap diameter tunas tersebut di atas membuktikan bahwa penggunaan stump karet dengan panjang 20 cm merupakan panjang stump terbaik karena dapat menyediakan bahan makanan yang mencukupi kebutuhan tanaman sehingga mampu memacu pertumbuhan tunas secara optimal. Hormon auksin yang terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu

pertumbuhan tunas dan diameter tunas dalam proses pembelahan sel (Nur, et. al, 2013). Panjang akar tunggang mempengaruhi nisbah tajuk-akar. Kerusakan akar tunggang terkecil mengahasilkan nisbah tajuk-akar terendah. Panjang akar tunggang 25 % memberikan nisbah tajuk-akar terbesar, tetapi perbedaan antara 50 %, 75 %, dan 100 % tidak nyata. Pada umur 18 minggu setelah tanam, diameter tunas, tinggi tunas, jumlah daun, bobot kering tajuk dan bobot kering akar tidak dipengaruhi oleh panjang akar tunggang dan waktu simpan setelah pencabutan. Interaksi antara kedua faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati (Sulistyono, et. al, 1994). Penggunaan stump sebagai bahan perbanyakan tanaman telah dilakukan pada tanaman karet. Laju pertumbuhan sturn karet pada panjang akar tunggang 15 cm tertekan, sedangkan pada panjang akar tunggang 25 dan 35 em pertumbuhannya lebih baik dan di antara keduanya tidak berbeda (Siagian, et al., 1987). Bibit pada urnumnya diangkut dari tempat persemaian untuk ditanam di lapang. Sehubungan dengan hal tersebut timbul masalah yang disebabkan oleh ukuran sturn yang berhubungan dengan tingkat kerusakan akar tunggang, biaya angkut sturn dan waktu simpan sturn untuk tetap mempunyai daya hidup di lapang (Sulistyono, et. al, 1994). Media Tanam Media tumbuh yang baik mengandung unsur hara yang cukup, bertekstur ringan, dan dapat menahan air sehingga menciptakan kondisi yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Media untuk pembibitan memiliki daya menahan air yang baik, cukup hara, bebas dari gulma dan patogen, serta

kemasaman tanah optimal bagi pertumbuhan tanaman (Istiana dan Sadikin, 2008) Menurut Hartman dan Kester (1978) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang baik, media perakaran harus dapat memegang stek selama perakaran, dapat menahan kelembaban, mempunyai aerasi dan drainase yang baik Tanah merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan di bumi ini, baik untuk bidang kehutanan, pertanian, perkebunan maupun bidangbidang lainnya. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkansifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah (ph), kadar bahan organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) (Anisa, 2011). Tanah yang digunakan untuk mengisi polibag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang subur yang mengandung bahan organik. Tanah tersebut kemudian diayak untuk memisahkan dari sisa-sisa akar dan kayu yang dapat menjadi sumber penyakit (Budiman, 2012). Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Pasir mengandung unsur hara phospor (0,08 g), kalium (2,53 g), kalsium (2,92 g), Fe2O3 (5,19 g) dan MgO (1,02 g) (Ismail, 2013). Media tanam yang berasal dari pasir memiliki sifat-sifat antara lain aerasi dan draenasenya lebih baik dibandingkan dengan media tanam yang berasal dari

tanah. Kemampuan mengikat air media ini sangat rendah serta unsur hara yang diberikan melalui pemupukan juga cepat terbawa air keluar dari area perakaran (Anggraini, 2012 ). Tanah pasir atau dapat juga dikatakan tanah berukuran pasir antara 2,0-0,20 mm dan sebagian besar tanah didomi nasi oleh fraksi pasir. Tanah pasir banyak mengandung pori-pori makro, sedikit pori-pori sedang dan pori-pori mikro. Tipe tanah seperti ini sulit untuk menahan air, tetapi mempunyai aerasi dan drainase yang baik. Pada umumnya tanah pasir banyak didominasi mineral primer jenis kwarsa (SiO2) yang tahan terhadap pelapukan dan sedikit mineral sekunder. Mineral kwarsa mempunyai sifat inert atau sulit bereaksi dengan senyawa lain dan sukar mengalami pelapukan. Kondisi ini menjadikan tanah pasir merupakan tanah yang tidak subur, kandungan unsur hara rendah dan tidak produktif untuk pertumbuhan tanaman (Hanafiah, 2005). Partikel pasir ukurannya jauh lebih besar dan memiliki luas permukaan yang kecil dibandingkan dengan partikel debu dan liat. Oleh karena itu, maka peranan partikel pasir dalam ikut mengatur sifat-sifat kimia tanah adalah kecil sekali, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai penyokong tanah dalam mana disekelilingnya terdapat partikel-partikel liat dan debu yang lebih aktif. Tanahtanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat. Sedangkan tanah-tanah yang mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman (Hakim, et. al, 1986).