Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

dokumen-dokumen yang mirip
Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Kulit masohi SNI 7941:2013

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Analisis kadar abu contoh batubara

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Biji kakao AMANDEMEN 1

Cara uji daktilitas aspal

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Cara uji sifat tahan lekang batu

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Cara uji penetrasi aspal

Susu segar-bagian 1: Sapi

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Bambu lamina penggunaan umum

Cara uji berat jenis aspal keras

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Semen portland komposit

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Rambu evakuasi tsunami

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Bibit sapi perah holstein indonesia

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Tuna dalam kemasan kaleng

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi bibit rumput laut grasilaria (Gracilaria verrucosa) dengan metode sebar di tambak

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Sosis ikan SNI 7755:2013

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Semen cair babi SNI 8034: Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di

Air demineral SNI 6241:2015

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii ) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Persyaratan bibit... 1 4 Cara pengukuran dan pemeriksaan... 2 Bibliografi... 3 BSN 2011 i

Prakata Standar ini disusun agar dapat digunakan oleh pembudidaya, pelaku usaha dan instansi lainnya yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Standar ini disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan mengingat proses produksi mempunyai pengaruh terhadap mutu bibit rumput laut kotoni yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. Standar ini dirumuskan oleh Subpanitia Teknis 65-05-S2 Perikanan Budidaya dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis serta terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 23 Juni 2010 di Bandung, dihadiri oleh anggota Subpanitia Teknis 65-05-S2 Perikanan Budidaya, wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, lembaga penelitian/pakar dan instansi terkait lainnya serta telah memperhatikan: 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.01/MEN/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 2 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 07/MEN/2004 tentang Pengadaan dan Peredaran Benih Ikan. 3 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik. 4 Keputusan Menteri Pertanian no. 26 Tahun 1999 tentang Pengembangan Perbenihan Nasional. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 24 Januari 2011 sampai dengan 25 Maret 2011 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2011 ii

1 Ruang lingkup Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Standar ini menetapkan persyaratan bibit secara kualitatif dan kuantitatif serta cara pengukuran dan pemeriksaan bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii). 2 Istilah dan definisi 2.1 bibit rumput laut thallus muda berumur 25 hari 30 hari yang diperlukan untuk penanaman rumput laut secara vegetatif 2.2 organisme penempel makhluk hidup yang menempel pada thallus rumput laut 2.3 penyakit rumput laut mikroba yang hidup di dalam thallus rumput laut dapat menimbulkan kerusakan ataupun kematian rumput laut 2.4 rumput laut kotoni biasa juga disebut Kappaphycus alvarezii adalah jenis tumbuhan laut tingkat rendah yang hidup di dasar perairan dan atau menempel pada substrat, termasuk kelompok karaginofit yang merupakan sumber kappa karaginan 2.5 thallus seluruh bagian rumput laut yang dapat tumbuh 3 Persyaratan bibit 3.1 Persyaratan kuantitatif a) umur 25 hari - 30 hari; b) thallus minimal bercabang 3; c) diameter thallus utama minimal 0,5 cm dan seragam; d) berat per rumpun 50 gram - 100 gram. 3.2 Persyaratan kualitatif a) thallus tampak cerah dan segar; b) bersih dari kotoran, organisme penempel dan lumut; c) bebas penyakit; d) thallus tidak luka dan patah; e) bertunas runcing; f) bentuk proporsional. BSN 2011 1 dari 3

3.3 Penanganan bibit a) bibit tidak pernah terkena air tawar atau air hujan; b) tidak terkena minyak; c) bibit tidak terkena cahaya matahari secara langsung selama 2 jam; d) bibit dijauhkan dari sumber panas; e) menghindari bibit dari tumpukan benda; f) bibit dalam keadaan basah atau lembab; g) menghindari dari permukaan kasar untuk mengurangi luka akibat gesekan; h) disimpan pada tempat teduh dan terlindung dari angin. 3.4 Metode pemilihan bibit a) bibit diambil dari cabang ujung thallus yang muda; b) pemotongah bibit dilakukan dengan benda tajam; c) minimal terdapat dua percabangan thallus untuk memudahkan pengikatan; d) bibit dapat digabung maksimal 3 rumpun dalam satu ikatan; e) bibit diambil dari bagian thallus rumput laut yang besar. 4 Cara pengukuran dan pemeriksaan 4.1 Bobot Dilakukan dengan menggunakan timbangan dengan kapasitas 1 kg, dengan skala 10 gram. 4.2 Diameter thallus Dilakukan dengan menggunakan jangka sorong atau mistar, satuan sentimeter. 4.3 Umur Dihitung sejak bibit ditanam, dalam satuan hari. 4.4 Cara pengamatan kesehatan 4.4.1 Pengamatan visual atau organoleptik Pengamatan visual dilakukan dengan pengamatan kondisi fisik rumput laut dengan tujuan pemeriksaan ekto-parasit dan morfologi rumput laut. 4.4.2 Pengamatan mikroskopik Pengamatan mikroskopik dilakukan secara laboratoris untuk pemeriksaan jasad patogen (jamur dan bakteri) di laboratorium uji. 4.5 Organisme penempel Diperiksa dengan mikroskop atau secara visual. BSN 2011 2 dari 3

Bibliografi Petunjuk Teknis Budidaya Laut Rumput Laut Eucheuma spp Tahun 2008. Direktorat Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. BSN 2011 3 dari 3