BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA STATIS TUGAS AKHIR. Diajukan oleh: MUHAMMAD D

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

NASKAH PUBLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN PADA SEPEDA STATIS

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

MAKALAH ACUK FEBRI NURYANTO D

Speed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN DENGAN MOTOR DC SEBAGAI PRIME MOVER

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

DESAIN JARAK STATOR DENGAN ROTOR YANG PALING OPTIMAL PADA GENERATOR MAGNET PERMANEN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

Universitas Medan Area

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel. Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pembuatan Alternator Axial Flux Coreless Dengan Menggunakan Magnet Permanen

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

GENERATOR ARUS SEARAH

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

NASKAH PUBLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SWING KIDS (AYUNAN ANAK) SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SATU FASA TIPE AXIAL. Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 1, Acuk Febrianto 2

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

KONSTRUKSI GENERATOR DC

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB III METODE PENELITIAN

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pembangkitan Listrik Melalui Proses Kimia. dapat menghasilkan listrik DC. Proses kimia pembangkitan listrik (discharging)

DIGITAL CLAMP AMPERE METER

PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

PEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

DESAIN SEPEDA STATIS DENGAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK YANG RAMAH LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN ATAU BAYU (PLTB)

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

Mekatronika Modul 7 Aktuator

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Induksi Elektromagnetik

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penggerak generator adalah dari kayuhan sepeda untuk menghasilkan listrik yang disimpan dalam akumulator 12 Volt 10Ah yang akan digunakan sebagai sumber listrik. Generator magnet permanen ini, memiliki dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Stator tersebut terdiri dari 8 buah stator core yang terbuat dari bahan baja dengan setiap stator core terdiri dari kawat email 180 lilitan berdiameter 0.8 mm. Untuk bagian rotornya terdiri dari 8 buah magnet permanen berukuran 2 cm x 7 cm x 1cm. Perubahan fungsi generator menjadi motor atau sebaliknya dilakukan dengan menggunakan sebuah saklar. 4.1. Hasil Penelitian Data penelitian berdasarkan pada hasil pengujian generator magnet permanen dengan penggerak kayuhan sepeda pada 23 Oktober 2013. Data penelitian ini meliputi pengukuran output tegangan yang dihasilkan generator sebelum dibebani, pengukuran arus yang mengalir ke dalam akumulator setelah dibebani, pengukuran tegangan setelah dibebani dan lama pengisian arus pada akumulator yang kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel hasil pengujian dan grafik analisa. 4.1.1. Hasil Percobaan Pertama Percobaan pertama yaitu pengukuran output tegangan pada saat belum dibebani atau dipasang akumulator terhadap perubahan 24

25 kecepatan putar rotor dalam RPM. Hasil pengujian dari percobaan pertama dapat dilihat dari tabel 4.1. Tabel 4.1. Output tegangan pada saat belum dipasang akumulator terhadap perubahan kecepatan putar rotor dalam RPM. No. Tegangan Output Sebelum Indikator Kecepatan Dipasang Accu Lampu TL Putar (RPM) Output VAC Output VDC 12 VDC (Volt) (Volt) 1. 230 8.2 8 Redup 2. 460 10.2 9.3 Nyala Redup 3. 690 12.9 12 Nyala terang 4. 920 15.7 13.6 Nyala terang 5. 1150 17.4 15.8 Nyala terang Output VDC merupakan tegangan keluaran searah karena sudah disearahkan dengan rectifier (dioda bridge). Belum ada arus yang mengalir karena belum terpasang beban akumulator. Indikator lampu TL menunjukkan bahwa generator mampu menghasilkan listrik, semakin besar kecepatan putar semakin terang nyala lampu. 4.1.2. Hasil Percobaan Kedua Percobaan kedua yaitu pengukuran output tegangan, arus dan daya pada saat setelah dibebani akumulator terhadap perubahan kecepatan putar rotor dalam RPM. Hasil pengujian dari percobaan kedua dapat dilihat dari tabel 4.2.

26 Tabel 4.2. Output tegangan, arus dan daya pada saat setelah dibebani akumulator terhadap perubahan kecepatan putar rotor dalam RPM. No. Tegangan Output Setelah Kecepatan Dipasang Accu Arus Daya Indikator Lampu Putar Output VAC Output VDC (ma) (watt) TL 12 VDC (RPM) (Volt) (Volt) 1. 230 6.9 12 40 0.48 Redup 2. 460 8.7 12 80 0.96 Nyala redup 3. 690 11.3 12 130 1.56 Nyala terang 4. 920 13.9 12 250 3 Nyala terang 5. 1150 15.1 12 340 4.08 Nyala terang output VDC merupakan tegangan keluaran searah karena sudah disearahkan dengan rectifier (dioda bridge). Sudah ada arus yang mengalir karena sudah terpasang beban akumulator. Indikator lampu TL menunjukkan bahwa generator mampu menghasilkan listrik dan mengisi akumulator, semakin besar kecepatan putar semakin terang nyala lampu. 4.2. Analisa Data Tinggi rendahnya kecepatan putar rotor selama waktu tertentu mempengaruhi tegangan yang di hasilkan oleh generator. Jika generator di beri beban yang tinggi dengan kecepatan RPM yang konstan maka tegangan yang dihasilkan generator akan turun akibat drop tegangan. Sesuai dengan

27 hukum Faraday..(2.2.3) besar kecilnya tegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor jumlah lilitan dan kecepatan putar rotor yang mempengaruhi perubahan fluks magnetik tiap satuan waktu. Semakin besar panjang kawat dan semakin kecil luas penampang atau diameter kawat maka hambatan (R) semakin tinggi dan sebaliknya. Semakin besar hambatan (R) semakin kecil arus yang mengalir dan sebaliknya. Hal ini dapat ditunjukkan oleh persamaan hukum Ohm. I=.......(4.1) dengan : I = arus (Ampere) V = tegangan (Volt) R = hambatan (Ohm) Dari persamaan (4.1) dapat dilihat bahwa tegangan dan arus mempunyai hubungan yang sebanding. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan semakin tinggi pula arus yang mengalir dan sebaliknya. Frekuensi dari generator dipengaruhi oleh jumlah kutub generator dan kecepatan putar rotor. Hubungannya dapat diketahui dengan persamaan berikut : F=.........(4.2) Dimana : F = frekuensi (Hertz) nr = kecepatan putaran rotor (RPM) p = jumlah kutub

28 Dengan persamaan (4.4) frekuensi dari generator dengan jumlah 4 kutub dapat dihitung dan hasilnya dapat dilihat dari tabel (4.3). Tabel 4.3. Nilai frekuensi generator sesuai dengan kecepatan putar rotornya. No. Nr = Kecepatan Frekuensi Putar (RPM) = Nr x P/120 (Herzt) 1. 230 7.6 2. 460 15.3 3. 690 23 4 920 30.6 4. 1150 38.3 4.2.1. Analisa Hasil Percobaan Pertama Hasil percobaan pertama, menunjukkan output VAC dan output VDC sebelum dibebani atau dipasang akumulator, dapat dianalisa dengan grafik pada gambar 4.1. Tegangan 20 15 10 5 0 8.28 10.2 9.3 12.9 15.7 13.6 17.4 15.8 TEGANGAN OUTPUT VAC (VOLT) TEGANGAN OUTPUT VDC (VOLT) 230 460 690 920 1150 Kecepatan putaran rotor (RPM) Gambar 4.1. Grafik hubungan output tegangan AC (Volt) dan output tegangan DC (Volt) ketika belum terpasang akumulator terhadap perubahan kecepatan putar rotor (RPM)

29 Grafik pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 230 RPM output tegangan AC sebesar 8.2 Volt dan tegangan output DC sebesar 8 Volt. Pada kecepatan putar rotor 460 RPM output tegangan AC sebesar 10.2 Volt dan output tegangan DC sebesar 9.3 Volt. Pada kecepatan putar rotor 690 RPM output tegangan AC sebesar 12.9 Volt dan output tegangan DC sebesar 12 Volt. Pada kecepatan putar rotor 920 RPM output tegangan AC sebesar 15.7 Volt dan output tegangan DC sebesar 13.6 Volt.Pada kecepatan putar rotor 1150 RPM output tegangan AC sebesar 17.4 dan tegangan output DC sebesar 15.8V Semakin tinggi kecepatan putar rotor (RPM) semakin tinggi pula output tegangannya. Hal ini bisa ditunjukkan dengan persamaan hukum Faraday (2.2.3). Output tegangan DC merupakan tegangan keluaran searah setelah dilewatkan melalui rectifier (dioda bridge). Nilai tegangan DC mengalami penurunan setelah disearahkan dari tegangan AC karena ada rugi-rugi pada saat konversi dari AC menjadi DC di dalam penyearah tersebut. 4.2.2. Analisa Hasil Percobaan Kedua Hasil percobaan kedua, menunjukkan output VAC dan output VDC setelah dibebani atau dipasang akumulator, dapat dianalisa dengan grafik pada gambar 4.2.

30 16 14 13.9 15.1 Tegangan 12 10 8 6 4 12 12 12 11.3 12 12 8.7 6.9 TEGANGAN OUTPUT VAC (VOLT) TEGANGAN OUTPUT VDC (VOLT) 2 0 230 460 690 920 1150 Kecepatan putaran rotor (RPM) Gambar 4.2. Grafik hubungan output tegangan AC (Volt) dan output tegangan DC (Volt) setelah terbebani atau terpasang akumulator terhadap perubahan variabel kecepatan putar rotor (RPM) Grafik pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 230 RPM output tegangan AC sebesar 6.9 Volt. Pada kecepatan putar rotor 460 RPM output tegangan AC sebesar 8.7 Volt. Pada kecepatan putar rotor 690 RPM output tegangan AC sebesar 11.3 Volt. Pada kecepatan putar rotor 920 RPM output tegangan AC sebesar 13.9 Volt.Pada kecepatan putar rotor 1150 RPM output tegangan AC sebesar 15.1 Volt Semakin tinggi kecepatan putar rotor (RPM) semakin tinggi pula output tegangan AC-nya. Tegangan DC untuk semua kecepatan putar menunjukkan nilai yang sama karena merupakan tegangan dari akumulator yaitu 12 Volt.

31 Pada percobaan kedua ini, arus mengalir ke dalam akumulator karena ada beban yang menarik arus yaitu akumulator itu sendiri. Grafik pada gambar 4.3. menunjukan besarnya arus yang mengalir dalam akumulator tiap perubahan kecepatan putar rotor (RPM). Arus (ma) 400 350 300 250 200 150 100 50 0 40 80 130 250 340 Arus (ma) 230 460 690 920 1150 Kecepatan putaran rotor (RPM) Gambar 4.3. Grafik hubungan nilai arus yang mengalir (ma) terhadap perubahan kecepatan putar rotor (RPM) Grafik pada gambar 4.3. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 230 RPM arus yang mengalir sebesar 40 ma, pada kecepatan putar rotor 460 RPM arus yang mengalir sebesar 80 ma, pada kecepatan putar rotor 690 RPM arus yang mengalir sebesar 130 ma, pada kecepatan putar rotor 920 RPM arus yang mengalir sebesar 150 ma, pada kecepatan putar rotor 1150 RPM arus yang mengalir sebesar 340 ma. Semakin tinggi kecepatan putar rotor (RPM) semakin tinggi pula arus yang mengalir ke dalam akumulator. Grafik pada gambar 4.4. menunjukan nilai daya yang keluar pada saat sudah dibebani pada tiap perubahan kecepatan putar rotor (RPM)

32 Daya (watt) 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0.48 0.96 1.56 3 4.08 Daya (watt) 230 460 690 920 1150 Kecepatan putar rotor (RPM) Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai daya yang keluar (watt) terhadap perubahan kecepatan putar rotor (RPM) Grafik pada gambar 4.4. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 230 RPM daya yang keluar sebesar 0.48 Watt, pada kecepatan putar rotor 460 RPM daya yang keluar sebesar 0.96 Watt, pada kecepatan putar rotor 690 RPM daya yang keluar sebesar 1.56 Watt, pada kecepatan putar rotor 920 RPM daya yang keluar sebesar 3 Watt, pada kecepatan putar rotor 1150 RPM daya yang keluar sebesar 4.08 Watt. Besar tegangan yang dihasilkan mempengaruhi arus yang mengalir, karena jika tegangan yang dihasilkan tidak sesuai atau berbeda jauh dengan tegangan kebutuhan akumulator (12 Volt), arus yang mengalir juga kurang maksimal, bahkan dalam tegangan tertentu arus tidak mengalir. Lama waktu pengisian arus ke dalam akumulator yang berkapasitas 10 Ah dihitung dengan :

33 1. Untuk kecepatan putar 230 RPM, arus yang mengalir adalah 40 ma (0.04 A), untuk memenuhi akumulator yang berkapasitas 10 Ah maka waktu penghabisan yang di butuhkan adalah. = 250 h 2. Untuk kecepatan putar 460 RPM, arus yang mengalir adalah 80 ma (0.08 A), untuk memenuhi akumulator yang berkapasitas 10 Ah maka waktu pengisian yang dibutuhkan adalah. = 125 h 3. Untuk kecepatan putar 690 RPM, arus yang mengalir adalah 130 ma (0.13 A), untuk memenuhi akumulator yang berkapasitas 10 Ah maka waktu pengisian yang dibutuhkan adalah. = 76.92 h 4. Untuk kecepatan putar 920 RPM, dengan arus yang mengalir adalah 250 ma (0.25 A), untuk memenuhi akumulator yang berkapasitas 10 Ah maka waktu pengisian yang dibutuhkan adalah. = 40 h 5. Untuk kecepatan putar 1150 RPM, dengan arus yang mengalir adalah 340 ma (0.34 A), untuk memenuhi akumulator yang berkapasitas 10 Ah maka waktu yang dibutuhkan adalah. = 29.41 h Besar kecilnya arus dipengaruhi oleh hambatan (R) penghantar sedangkan hambatan itu sendiri dipengaruhi oleh panjang dan diameter

34 kawat. Semakin pendek panjang kawat dan semakin luas luas penampang atau diameter kawat maka hambatan (R) semakin kecil dan sebaliknya. Semakin kecil hambatan (R) semakin besar arus yang mengalir dan sebaliknya. Output tegangan AC mengalami penurunan atau drop tegangan ketika terpasang beban. Dapat ditunjukkan pada tabel 4.5. Tabel 4.4. Drop tegangan AC pada saat dibebani. No. Kecepatan Putar (RPM) Arus (ma) V AC Berbeban (Volt) V AC Tanpa Beban (Volt) Drop Tegangan (Volt) 1. 230 40 6.9 8.2 1.3 2. 460 80 8.7 10.2 1.5 3. 690 130 11.3 12.9 1.6 4. 920 250 13.9 15.7 1.8 5. 1150 340 15.1 17.4 2.3 Hal ini dikarenakan arus yang tertarik beban akan menurunkan tegangan, dengan kata lain hubungannya berbanding terbalik, semakin tinggi arus yang mengalir semakin tinggi pula drop tegangan begitu pula sebaliknya.

35 Drop Tegangan 2.5 2 1.5 1 0.5 1.3 1.5 1.6 1.8 2.3 Drop Tegangan 0 40 80 120 250 340 Arus (ma) Gambar 4.5. Grafik hubungan drop tegangan (Volt) terhadap nilai arus yang mengalir (ma) Grafik pada gambar 4.4. menunjukkan bahwa pada saat arus yang mengalir 40 ma drop tegangan yang terjadi sebesar 1.3 Volt, pada saat arus yang mengalir 80 ma drop tegangan yang terjadi sebesar 1.5 Volt, pada saat arus yang mengalir 130 ma drop tegangan yang terjadi sebesar 1.6 Volt, pada saat arus yang mengalir 250 ma drop tegangan yang terjadi sebesar 1.8 Volt,pada saat arus yang mengalir 340 ma drop tegangan sebesar 2.3 Volt.

36 4.3. Hasil Pengukuran menggunakan PWM Solar Charge Controller Tabel 4.5. output tegangan terhadap perubahan putar rotor dalam RPM No. Arus Indikator Kecepatan Output VAC Output VDC (ma) Lampu TL Putar (RPM) (Volt) (Volt) 12 VDC 1. 450 11.3 10.6 34 Redup 2. 690 13.1 11.6 76 Nyala Redup 3. 920 14.8 12.5 120 Nyala terang 4. 1160 16.1 15.3 200 Nyala terang 5. 1400 18.1 16.2 300 Nyala terang Output VDC merupakan tegangan keluaran searah karena sudah disearahkan dengan rectifier (dioda bridge). Indikator lampu TL menunjukkan bahwa generator mampu menghasilkan listrik, semakin besar kecepatan putar semakin terang nyala lampu 4.3.1 Analisa Hasil percobaan Hasil percobaan, menunjukkan output VAC dan output VDC, dapat dianalisa dengan grafik pada gambar 4.3.

37 20 Tegangan 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 18.1 16.1 16.2 14.8 15.3 13.1 12.5 11.3 11.6 10.6 450 690 920 1160 1400 Kecepatan putar montor (RPM) TEGANGAN OUTPUT VAC (VOLT) TEGANGAN OUTPUT VDC (VOLT) Gambar 4.6. Grafik hubungan output tegangan AC (Volt) dan output tegangan DC (Volt) terhadap perubahan kecepatan putar rotor (RPM) Grafik pada gambar 4.3. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 450 RPM output tegangan AC sebesar 11.3 Volt dan tegangan output DC sebesar 10.6 Volt. Pada kecepatan putar rotor 690 RPM output tegangan AC sebesar 13.1 Volt dan output tegangan DC sebesar 11.6 Volt. Pada kecepatan putar rotor 920 RPM output tegangan AC sebesar 14.8 Volt dan output tegangan DC sebesar 12.5 Volt. Pada kecepatan putar rotor 1160 RPM output tegangan AC sebesar 16.1 Volt dan output tegangan DC sebesar 15.3 Volt.Pada kecepatan putar rotor 1400 RPM output tegangan AC sebesar 18.1 dan tegangan output DC sebesar 16.2V

38 Pada percobaan ini, arus mengalir ke dalam akumulator karena ada beban yang menarik arus yaitu akumulator itu sendiri. Grafik pada gambar 4.7. menunjukan besarnya arus yang mengalir dalam akumulator tiap perubahan kecepatan putar rotor (RPM). 350 300 300 250 Arus (ma) 200 150 100 50 0 34 76 120 200 Arus (ma) 450 690 920 1160 1400 Kecepatan putar rotor (RPM) Gambar 4.7. Grafik hubungan nilai arus yang mengalir (ma) terhadap perubahan kecepatan rotor (RPM) Grafik pada gambar 4.7. menunjukkan bahwa pada kecepatan putar rotor 450 RPM arus yang mengalir sebesar 34 ma, pada kecepatan putar rotor 690 RPM arus yang mengalir sebesar 76 ma, pada kecepatan putar rotor 920 RPM arus yang mengalir sebesar 120 ma, pada kecepatan putar rotor 1160 RPM arus yang mengalir sebesar 200 ma, pada kecepatan putar rotor 1400 RPM arus yang mengalir sebesar 300 ma. Semakin tinggi kecepatan putar rotor (RPM) semakin tinggi pula arus yang mengalir ke dalam akumulator.