BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

DAFTAR ISI Ismail, 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

III. METODE PENELITIAN. ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian ini metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang cara-cara yang dapat digunakan untuk merancang rencana pembelajaran yang melatihkan literasi sains pada siswa SMP pada topik suhu dan pemuaian. Untuk itu, perlu diadakan analisis profil literasi sains siswa. Dari profil literasi sains siswa ini peneliti dapat merancang Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang dirasakan dapat melatihkan literasi sains. Riset profil kesulitan literasi sains ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yusuf Sulun (2009). Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka peneliti menggunakan desain penelitian survey yang diadopsi dari Creswell (2012). Hasil survey dari sebuah sampel atau seluruh populasi dideskripsikan untuk mendapatkan karakteristik sampel atau populasi tersebut. Desain Cross- Sectional dipakai untuk mendapatkan data yang lengkap. Dalam hal ini datadata tersebut bersumber dari RPP, observasi, dan wawancara. Pengambilan data menggunakan desain Cross-Sectional dilakukan dalam waktu yang singkat, pada satu waktu, dan dapat dilakukan pada level individu, kelompok, komunitas atau negara. Data yang diperoleh dari hasil analisis profil, RPP, dan observasi menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui pada bagian mana dari RPP yang perlu dilengkapi untuk memfasilitasi literasi sains siswa. Alur penelitian penelitian survey ini dapat dilihat pada gambar 3.1.1. 36

Kajian Pustaka: Apaitu LS, dan Domainnya 1. Observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses pembelajaran langkah ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang menyebabkan LS siswa rendah, 2. Pengetahuan apa yang diterima siswa pada proses pembelajaran? 3. Bagaimana proses sains dilatihkan kepada siswa? 4. Permasalahan kontektual yang diperoleh siswa? Pengujian Tes LS terkait dengan topik suhu dan pemuaian 1. Memilih soal LS ( baik dari TIMSS atau PISA) dan lakukan analisis karakter soal terkait dengan domain LS. 2. Pengujian kepada sejumlah siswa, klasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil LS siswa 3. Wawancara untuk mendapatkan informasi kesulitan LS siswa (penguasaan conten, proses sains yang tidak dimengerti, konteks yang tidak dimiliki) berdasarkan analisis tes LS yang telah dilakukan pada point 2 Tafsiran % dan analisis hasil tes Menghasilkan profil kesulitan LS pada topik suhu Analisis kurikulum dan jurnal bermuatan literasi sains Dari analisis kurikulum diketahui konten dan kompetensi pada topik suhu dan pemuaian. Dan dari analisis jurnal bermuatan didapatkan pembelajaran apa saja yang dapat melatihkan LS Analisis hasil observasi dan RPP Hasil observasi dan RPP dianalisis berdasarkan capaian hasil literasi sains siswa untuk menemukan langkah-langkah yang diperlukan untuk perbaikan Survey dan analisis pustaka : Menemukan permasalahan konstekstual, menemukan kontes wilayah (regional- Global), tema-tema demonstrasi dan eksperimen yang dapat digunakan untuk melatihkan proses sains dalam topik suhu dan pemuaian Rancangan Pembelajaran Gambar 3.1.1 Sains Bagan pada Riset topik Penelitian Suhu dan Pemuaian Gambar 3.1.1. Bagan Riset Penelitian 37

3.2 Partisipan Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Dengan populasi penelitian 172 siswa yang seluruhnya merupakan siswa kelas VII tahun ajaran 2014-2015 di sekolah tersebut. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 120 siswa dari populasi. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil literasi sains siswa maka populasi dalam penelitian inia adalah siswa kelas VII pada salah satu SMPN di Bandung yang telah mempelajari suhu dengan guru yang sama sebanyak 172 siswa. Mayoritas siswa berumur 12-13 tahun. Siswa laki-laki berjumlah 73 orang dan siswa perempuan berjumlah 99 orang. 3.3.2 Subjek Penelitian Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random yakni dengan cara melakukan pengundian bagi sejumlah populasi yang ada. Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan menggunakan Rumus Slovin (dalam Riduan, 2005: 65). (1) Keterangan: n = sampel N = populasi d = nilai presisi 95% atau sig. 0,05 ( ) 38

Sehingga jumlah sampel ditentukan berdasarkan populasi sejumlah 172 siswa kelas VII pada salah satu SMPN di Bandung dengan rumus Slovin adalah 120 siswa. 3.4 Instrumen Penelitian Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan dan sumber data. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, butir soal tes literasi Sains, dan wawancara. Berikut uraian masing-masing instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti. 1. Lembar Observasi Pembelajaran Penelitian ini menggunakan observasi untuk mengumpulkan data berupa bagaimana proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMP yang sedang diteliti, apakah siswa dilatihkan proses sains selama mengikuti kegiatan belajar, dan hal apa saja yang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Untuk itu, peneliti melakukan pengamatan secara langsung selama proses belajar mengajar pada topik suhu dan pemuaian berlangsung. Berdasarkan kebutuhan ini, maka lembar observasi dikembangkan berdasarkan domain literasi sains PISA 2015. Lembar observasi memuat indikator pada tiap domain kompetensi dan pengetahuan (dilihat pada lampiran 6). Hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa selama belajar dituliskan ke dalam lembar observasi dan dipilah termasuk pada proses pembelajaran yang melatihkan domain apa saja. Dari lembar observasi akan dianalisis kegiatan belajar apa saja yang termasuk melatihkan literasi sains dan proses pembelajaran apa saja yang belum terfasiliasi. 2. Lembar Wawancara Guru Lembar wawancara guru digunakan untuk mendapatkan informasi tambahaan terkait kendala yang dihadapi guru selama mengajarkan materi suhu di kelas dan bagaimana persiapan guru untuk mengajar di kelas-kelas yang menjadi sampel penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam lembar wawancara meliputi penyebab tidak sesuainya proses 39

pembelajaran yang di kelas dengan yang di RPP jika memang ditemukan, apakah respon yang diberikan siswa ketika guru bertanya atau meminta siswa bertanya telah sesuai dengan yang direncakan oleh guru atau tidak dan sebagainya. 3. Lembar Analisis RPP Selain lembar observasi, instrumen yang diperlukan dalam menganalisis proses pembelajaran siswa menggunakan lembar analisis rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Proses pembelajaran yang dimuat dalam RPP dianalisis berdasarkan domain kompetensi dan pengetahuan PISA 2015 (dapat dilihat pada lampiran 7). Dari analisis RPP akan didapati informasi berupa kegiatan pembelajaran apa saja yang memuat domain kompetensi dan melatihkan domain pengetahuan literasi sains siswa. Selain itu, hal-hal yang perlu dilakukan selama mengisi lembar analisis RPP adalah mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran yang memuat literasi. Dari tahapan ini akan diperoleh gambaran berupa proses pembelajaran apa saja yang belum terlaksana, dan proses pembelajaran apa saja yang perlu ditambahkan guna melatihkan literasi sains pada siswa. Hasil analisis RPP ini selanjutnya menjadi rujukan dalam merancang RPP yang dapat melatihkan literasi sains. 4. Tes Literasi Sains Tes literasi sains bertujuan untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa dalam domain pengetahuan, domain kompetensi dan domain kontekstual. Tes ini terdiri dari 16 soal pilihan ganda mengenai topik suhu dan pemuaian. Pembuatan soal dalam tes ini mengacu pada PISA 2015. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes literasi sains adalah: a. Membuat matrikulasi soal terhadap domain pengetahuan, domain kompetensi, domain kontekstual dan sebaran tuntutan kognitif. b. Menentukan indikator yang dicapai sesuai dengan panduan PISA 2015 c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi soal d. Membuat kunci jawaban 40

e. Judgment ahli dosen Tabel 3.4.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Suhu dan Pemuaian Karakteristik Soal Kode Soal Pengetahuan Kompetensi (P) (K) Konteks P1 P2 P3 K1 K2 K3 P1K101 Personal P1K102 Personal P1K201 Personal P1K202 Personal P1K301 Personal P1K302 Personal P2K101 Personal P2K102 Personal P2K201 Personal P2K202 Personal P2K301 Personal P2K302 Personal P3K101 Personal P3K102 Personal P3K301 Personal P3K302 Personal Keterangan : P1 : Pengetahuan Konten P2 : Pengetahuan Prosedural P3 : Pengetahuan Epistemik K1 : Kompetensi Menjelaskan Fenomena Ilmiah K2 : Kompetensi Mengevaluasi dan Merancang Penelitian Ilmiah K3 : Kompetensi Menginterpretasi dan Bukti-bukti Ilmiah Hasil tes literasi sains tersebut dianalisis berdasarkan domain literasi untuk melihat persentase profil kemampuan literasi sains siswa. Selain itu, peneliti juga melakukan analisis butir soal tes literasi sains meliputi validitas item, reabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 41

1) Validitas item Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen menurut Arikunto (2013:211). Keterangan: ( )( ) ( ( ) )( ( ) (2) = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N = jumlah siswa X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal Nilai validitas butir soal hasil perhitungan diinterpretasikan berdasarkan pendapat Arikunto (2013:75) seperti tabel berikut. Tabel 3.4.2. Interpretasi nilai validitas Nilai r Interpretasi 0,800 1,000 Sangat tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah 0,000 0,200 Sangat rendah Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel 3.4.5. 2) Reabilitas tes Uji reliabilitas instrumen merujuk pada konsistensi respon yang diberikan pada item pertanyaan yang mengukur sebuah Konstruk Teori. Pengukuran reliabilitas menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan menjamin pengukuran tersebut. Keterangan: ( ) ( ). (3) = koefisisen reabilitas yang sudah disesuaikan 42

= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Hasil perhitungan nilai reliabilitas diinterpretasikan menurut pendapat Arikunto (2013:75) seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.4.3. Interpretasi nilai reabilitas Nilai r Interpretasi 0,800 1,000 Sangat tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah 0,000 0,200 Sangat rendah Hasil perhitungan reabilitas yang diperoleh adalah 0,650. Perolehan hasil ini menunjukkan bahwa reabilitas soal tinggi. 3) Tingkat kesukaran Menurut Arikunto (2013) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dari suatu butir soal pada instrumen dapat diketahui melalui rumusan: (4) (Arikunto, 2013:213) Keterangan: P = tingkat kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Tingkat kesukaran setiap butir soal pada sebuah instrumen diinterpretasikan melalui kriteria berikut. Tabel 3.3.4. Kriteria tingkat kesukaran Nilai Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Tingkat Kesukaran 0,00 0,25 Sukar 0,26 0,75 Sedang 43

0,76 1,00 Mudah 44 Arikunto (2013:210) Hasil pengujian tingkat kesukaran tes literasi sains dapat dilihat pada tabel 3.4.5 berikut. Nomor Soal Tabel 3.4.5. Hasil Uji Butir Soal Literasi Sains Nilai Validitas Tingkat Kesukaran Indeks Ket Indeks Ket 1 0,521 Cukup 0,800 Mudah T 2 0,424 Cukup 0,667 Sedang T 3 0,613 Tinggi 0,600 Sedang T 4 0,680 Tinggi 0,633 Sedang T 5 0,691 Tinggi 0,267 Sedang T 6 0,655 Tinggi 0,533 Sedang T 7 0,522 Tinggi 0,500 Sedang T 8 0,707 Tinggi 0,300 Sedang T 9 0,756 Tinggi 0,167 Sukar T 10 0,403 Cukup 0,133 Sukar T 11 0,442 Cukup 0,767 Mudah T 12 0,161 Sangat Rendah Ket 0,400 Sedang TT 13 0,492 Cukup 0,233 Sedang T 14 0,522 Cukup 0,467 Sedang T 15 0,434 Cukup 0,633 Sedang T 16 0,528 Cukup 0,533 Sedang T 17 0,505 Cukup 0,567 Sedang T 18 0,064 Keterangan: T TT 3.5 Prosedur Penelitian : Terima : Tidak Terima Sangat Rendah 0,600 Sedang TT

Prosedur penelitian meliputi: 1. Mengkaji Literasi Sains dan domainnya menurut panduan PISA 2015 2. Menentukan sekolah tempat penelitian 3. Melakukan observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses pembelajaran mengenai topik suhu dan pemuaian 4. Memilih soal Literasi Sains (dari TIMSS dan PISA) dan dilakukan analisis karakter soal terkait dengan domain Literasi Sains 5. Membuat soal Literasi Sains dengan panduan domain PISA 2015 6. Judgment soal Literasi Sains ke ahli 7. Mengujikan soal Literasi Sains kepada sejumlah siswa (sampel), mengklasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil Literasi Sains siswa 8. Menafsirkan dan menganalisis hasil tes menghasilkan profil kesulitan Literasi Sains pada topik suhu dan pemuaian 9. Menganalisis kurikulum indonesia dan kurikulum luar negeri mengenai topik suhu dan pemuaian 10. Menganalisis hasil observasi dan RPP yang digunakan oleh guru dalam mengajar berdasarkan hasil capaian siswa pada tes literasi sains. 11. Menganalisis hasil survei dan pustaka menghasilkan tema-tema demonstrasi dan eksperimen yang dapat digunakan untuk melatihkan proses sains dalam topik suhu dan pemuaian. 12. Membuat matrikulasi perbaikan RPP pada topik suhu dan pemuaian 13. Membuat isntrumen tes essay untuk pengujian Literasi Sains pada topik suhu dan pemuaian 14. Merekonstruksi pembelajaran sains pada topik suhu dan pemuaian. 3.6 Analisis Data Tes Literasi Sains Hasil tes literasi sains diolah berdasarkan perhitungan berikut ini: a. Menghitung skor yang diperoleh siswa pada tiap domain b. Melakukan perhitungan persentasi rerata skor menggunakan rumus : 45

.(5) Selanjutnya data yang telah diolah kemudian dianalisis secara deskriptif persentasi. Lalu hasil analisis diklasifikasikan berdasarkan domain literasi sains PISA 2015 sehingga didapatkan gambaran profil literasi sains siswa secara keseluruhan dan capaian hasil literasi sains untuk setiap domain. Secara umum, hasil analisis ini ditampilkan dalam bentuk penyajian data berupa tabel atau grafik. Persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasi menurut Arikunto (2012) dengan kriteria seperti tertera dalam tabel berikut. Tabel 3.6.1. Penentuan Kriteria Hasil Capaian Literasi Sains Pesentase Interpretasi 80-100 Baik sekali 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang 0-39 Gagal 46