Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

Pengembangan Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu terhadap Ketahanan Aus Pada Kondisi Kering dan Basah

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

STUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi. yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat

VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

PENGARUH BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR TEMBAGA (CU) TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PENGARUH WAKTU TAHAN SINTERING (EKSOTERM) TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS NON ASBES DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

VARIASI UKURAN TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT EPOXY ALUMUNIUM-SERBUK TEMPURUNG KELAPA UNTUK KAMPAS REM

Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN KAMPAS REM DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PENGIKAT

Pengaruh Variasi Ukuran Serbuk Kuningan Dan Alumunium Pada Performa Kampas Rem Dengan Resin Serbuk Sebagai Pengikat

Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor

PENGEMBANGAN KETAHANAN KEAUSAN PADA BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU SINTERING DENGAN VARIASI 60, 90, DAN 120 MENIT DENGAN SUHU 250 C PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIK PHENOLIC RESIN

PEMBUATAN PRODUK KAMPAS REM NON ASBES PADA SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN PEREKAT VINYLESTER RESIN TYPE RIPOXY R-802

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

STUDI PEMANFAATAN CAMPURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA-ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

VARIASI KOMPOSISI KUNINGAN PADA PEMBUATAN KAMPAS REM NON ASBES BERMATRIK RESIN VINYLESTER TIPE RIPOXY R-802

TUGAS SARJANA PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BAHAN SERBUK PHENOLIC RESIN TERHADAP KEAUSAN KAMPAS REM BERBAHAN DASAR SERABUT KELAPA

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN KAMPAS REM NON- ASBES BERBAHAN FIBERGLASS DAN KARUNG GONI

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELETIAN PEMBUATAN REM KOMPOSIT KERETA API MENGGUNAKAN SERBUK PASIR BESI NON FERRO DAN SERAT KULIT KELAPA

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

PEMANFAATAN SERBUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KAMPAS REM NON-ASBESTOS SEPEDA MOTOR. Prisma Frendi Wardana, Yuyun Estriyanto, Suharno.

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

PENGUJIAN PERFORMA KAMPAS REM NON ASBES VARIASI CALCIUM CARBONATE DENGAN PEREKAT PHENOLIC RESIN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HOT PRESS PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR KERJA PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAMPAS KOPLING PLAT GESEK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat. berkembang cepat dan berpengaruh serta berdampak baik bagi

PENGARUH WAKTU SINTERING PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PRAKATA. Pekanbaru, 26 November Tim Peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Pengaruh variasi komposisi arang kelapa dan kayu berpenguat serat ijuk terhadap sifat fisik dan mekanik komposit kampas rem

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN KOMPAKSI TERHADAP PERFORMA KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH VARIASI GAYA TEKAN PADA PROSES KOMPAKSI KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

PENGARUH VARIASI UKURAN SERBUK KUNINGAN DAN ALUMUNIUM PADA PERFORMA KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH KACA DAN PISTON BEKAS SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KANVAS REM SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE METALURGI SERBUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL TERHADAP KETAHANAN BAKAR KOMPOSIT FLY ASH-RIPOXY R-802

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM

: SYAIFUL ANWAR SANI D JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR. Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH KOMPOSISI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KOEFISIEN GESEK DAN TEMPERATUR GESEK PADA BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN DARI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA SERBUK TEMBAGA FIBERGLASS DENGAN MATRIK PHENOL Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: pramukoip@ymail.com Bambang Waluyo Febriantoko Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: bambangwf@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan dengan menggunakan fraksi berat serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass dengan resin phenolic terhadap keausan dan kekerasan specimen kampas kopling dan membandingkannya dengan kampas kopling yang sudah ada di pasaran Special Genuine Part (SGP ). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, dan resin phenolic. Pembuatan dilakukan dengan proses kompaksi, dengan gaya sebesar 2 ton dan ditahan selama 60 menit. Setelah mencapai holding time yang diinginkan, dies (cetakan) dimasukkan kedalam oven dan dilakukan proses sintering dengan suhu 80 0 C selama 40 menit dan specimen dikeluarkan dari cetakan. Setelah didapat tiga specimen kampas kopling variasi serart kelapa, serbuk tembaga, dan fiberglass lalu dilakukan proses pengujian kekerasan Brinell dengan standar ASTM F 1957-99 dan pengujian keausan dengan standar ASTM D 3702-94 kemudian dilakukan foto makro untuk melihat kepadatan dan sifat masing-masing bahan penyusun specimen kampas kopling. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan dengan fraksi berat serat kelapa sebesar 40 %, serbuk tembaga sebesar 20 %, fiberglass 20 % dan resin phenolic 20% didapat harga kekerasan 4,098 kg/mm 2, harga keausan uji kering sebesar 0,14 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,19 mm/jm. Sehingga mendekati harga kampas kopling SGP dengan harga kekerasan 3,974 kg/mm 2, harga keausan uji kering sebesar 0,15 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,20 mm/jm. Kata kunci : kampas kopling, serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, resin phenol, kekerasan, keausan. ABSTRACT The aim of this research is to study coconut fiber composite with copper powder, fiberglass and phenolic resin as matrice, due to wear and its hardness. The composite will be used for clutch, then compare with existing product material. This clutch material consist of coconut fiber composite with copper powder, fiberglass and phenolic resin as matrice. Clutch material pressed in a dies with 2 tonage, with 60 minutes pressing time and 80 0 C sintering temperature with 40 minute holding time.the result were composite with composition coconut fiber 40 % weight, copper powder 20 %, fiberglass 20 % and phenolic resin 20% its hardness is 4,098 kg/mm 2, dry wearness is 0,14 mm/hr and wet oil wearness is 0,19 mm/hr. The result is near with existing cluthc that hardness is 3,974 kg/mm 2, dry wearness 0,15 mm/hr and wet condition wearness is 0,20 mm/hr. Keyword : clutch material, coconut fiber, phenolic resin, hardness, wearness. 1. PENDAHULUAN Serat sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai komponen komposit kampas kopling/clutch, karena sifat modulus elastisitas yang rendah (kenyal), namun mempunyai harga koefisien gesek yang tinggi. Resin phenolic merupakan salah satu resin yang sering dipakai sebagai bahan pengikat atau matriks 137

komposit, karena sifat kerekatannya serta tahan panas yang cukup tinggi sampai 300 o C, mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan reaksi dan gas. Logam tembaga bersifat keras dan mempunyai konduktivitas panas yang baik, sehingga akan mudah untuk mengevakuasi panas dari hasil gesekan pada saat kopling bersegesekan. Tembaga juga mempunyai sifat melepas panas, sehingga sangat tepat untuk mengevakuasi panas dari permukaan gesek kopling menjadi cepat dingin kembali. Dari pertimbangan-pertimbangan di atas peneliti mencoba untuk memanfaatkan nya sebagai bahan pembuatan kampas kopling clutch kendaraan. Dalam penelitian ini pengujian yang dilakukan adalah kekerasan (Brinell), foto makro, dan karakterisasai gesekan dengan test dinamometer, dengan perbandingan variasi komposisi yang sudah ditentukan. Setelah diketahui harga variasi komposisi yang optimal dalam hal ikatan permukaan, dan kekerasannya maka selanjutnya pada tahun kedua dilakukan percobaan pada dinamometer test untuk mengetahui : harga koefisien gesek, kemampuan torsi pentransmisiannya, dan suhu maksimal saat bergesekan. Keausan suatu bahan komposit semakin besar atau semakin mudah aus dapat dipengaruhi oleh besarnya waktu yang diberikan pada proses kompaksi [1]. Bila waktu penekanannya semakin besar maka tingkat keausan pun juga semakin besar. Nilai kekerasan suatu bahan terpengaruh oleh besar waktu penekanan kompaksi yang diberikan dalam proses pembuatan bahan kampas rem. Dalam pembuatan kampas, nilai kekerasan kampas juga berpengaruh. Dengan semakin besar kompaksi yang dibebankan maka semakin keras pula komposit tersebut, karena komposit tersebut sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam proses pembuatan dari bahan menjadi komposit dan beberapa penyebabnya yaitu: variasi bahan, beban kompaksi yang diberikan serta lamanya beban kompaksi, dan pemanasan (sinter). Semakin tinggi suhu sintering berpengaruh pada tingkat keausan [2]. Jika semakin tinggi suhu sinteringnya maka menyebabkan nilai keausan meningkat. Maka keausan semakin tinggi. Peningkatan suhu sintering juga berpengaruh pada kekerasan kampas. Semakin tinggi suhu sinteringnya maka nilai kekerasannya akan semakin menurun. Bahan komposit banyak terdapat di alam, karena bahan komposit bisa terdiri dari organik dan anorganik seperti bambu, kayu, daun, dan sebagainya, yang bisa digunakan sebagai kampas rem atau kampas kopling gesek. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama, dilakukan optimasi pencarian sifat fisis berupa pemeriksaan struktur mikro, dan optimasi pemeriksaan sifat mekanisnya berupa kekerasannya untuk berbagai kondisi penekanan spesimen dari tekanan 1000 kg, 1500 kg dan 2000 kg, sesuai dengan kelaziman penekanan pada pembuatan kampas kopling. Tahap kedua memeriksa karakteristik performasi kopling gesek, berupa kemampuan untuk mentransfer torsi, daya dan koefisien geseknya. Parameter yang dicari adalah koefisien geseknya, dengan waktu pengkoplingan yang singkat (waktu gesek pendek) kenaikan suhu kopling yang minimal. Dengan demikian diperoleh sifat kopling gesek yang mampu meneruskan torsi dan daya, reaktip cepat kerjanya, dan kenaikan suhu yang rendah, dan awet. 2.1 Bahan-bahan Pembentukan Komposit Serat alam yang dipakai untuk kampas rem kandungan airnya 5% saja.berat Jenis antara 600-900 kg/m 3. Dengan kekuatan antara 8,6-200 MN/m 2. Fiber glass dalam bahan komposit berperan sebagai bagian utama yang menahan beban. Serbuk Logam Sebagai tambahan terhadap kekutan mekaniknya.logam yang dipakai tembaga yang memberikan sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus dan koefisien pemuaian rendah. Matriks ic sebagai pengikat serat. Komposisi bahan dilakukan seperti pada komposisi tabel 1. Tabel 1. Komposisi bahan komposit bahan spesimen 1, 2, 3 kampas kopling No.Spesimen Serat Kelapa Fiber glass Serbuk Tembaga (Cu) Polimer ic 1 40% 20% 20% 20% 2 30% 30% 20% 20% 3 20% 40% 20% 20% 138

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Gesek Pengujian gesek dilakukan pada cakram atau pringan yang dihubungkan dengan motor listrik. Cakram yang berputar dilapisi dengan plat logam. Plat kopling diletakkan dia atasnya dengan tekanan 1000 kg. Penekanan dilakukan seperti simulasi pembebanan pada kopling. Batasannya adalah dari tekanan permukaan maksimum permukaan gesek, yang diperoleh dari tabel kekuatan bahan yang mendekati bahan yang dibuat. Daya listrik dicatat dari tegangan dan arus yang masuk motor lisrik. Koefisien gesek dihitung dari hasil pengamatan tachometer, dan daya motor yang terhitung. Torsi yang didapat adalah gaya gesek dikalikan posisi jari-jari kopling. Gaya gesek sama dengan koefisien gesek dengan gaya tekan permukaan. 3.1.1 Hasil Pengujian Gesek Kering 40% Serat Kelapa, 20% Serbuk Tembaga, 30% Serat Kelapa, 30%Serbuk Tembaga, 20% Serat Kelapa, 40%Serbuk Tembaga, SGP Gambar 1. Histogram hasil koefisien gesek kering Dari gambar 1, histogram hasil pengujian koefisien gesek kering, menunjukkan bahwa dari pengujian koefisien gesek kering didapat koefisien gesek spesimen 1 sebesar 0,026,spesimen 2 sebesar 0,026,spesimen 3 sebesar 0,028 dan SGP sebesar 0,023. Dari semua pengujian koefisien gesek kering yang paling rendah adalah kampas SGP. Koefisien gesek tertinggi terdapat pada kampas dengan komposisi nomor 3, artinya dalam hal gesekan, maka komponen serbuk logam tembaga menjadi komponen yang paling dominan dalam hal menentukan angka koefiien gesek. Hal ini terjadi karena logam pasangannya juga terbuat dari baja. 3.1.2 Hasil Pengujian Gesek Pengaruh Oli Percobaan koefisien gesek dengan pembasahan oli dilakukan dengan cara penyemprotan dengan oli. Hal ini dilakukan sebagai simulasi pada kopling yang pemakaiannya dicelupkan dengan oli. 40% Serat Kelapa, 20% Serbuk Tembaga, 30% Serat Kelapa, 30%Serbuk Tembaga, 20% Serat Kelapa, 40%Serbuk Tembaga, SGP Gambar 2. Histogram hasil koefisien gesek oli 139

Dari gambar 2 histogram pengujian koefisien gesek oli, didapat harga koefisien gesek spesimen 1 sebesar 0.025, spesimen 2 sebesar 0.024, spesimen 3 sebesar 0.027 dan kampas SGP sebesar 0.020. dari pengujian koefisien gesek oli yang paling rendah adalah kampas SGP.Pada pengujian dengan pembasan oli. Koefisien gesek tertinggi terdapat pada kampas dengan komposisi nomor 3. Gambar 3. Besar daya untuk setiap percobaan dan berbagai media pembasahan. Dari gambar 3, pada pengujian daya gesek diperoleh hasil daya terbesar didapat pada spesimen kopling SGP, baik pada kondisi kering, pembasahan oli, maupun pembasahan air. Untuk penerusan daya spesimen yang di buat mempunya kemampuan meneruskan daya rata-rata, yaitu sekitar 700 watt. Karena daya merepresentasikan penerusan torsi dan putaran. Torsi merepresentasikan koefisien gesek, sedangkan harga koefisien gesek tertinggi adalah pada variasi 2, maka kemampuan meneruskan torsi pada variasi bahan kopling variasi komposisi 2 akan lebih baik digunakan pada kondisi putaran rendah. Untuk operasional mesin pada putaran yang tinggi dipilih sebaiknya dipilih dengan menggunakan variasi 3. 3.2 Hasil percobaan Temperatur Gesek. SGP spesimen1 spesimen 2 spesimen3 SGP spesimen 1 spesimen 2 spesimen 3 Gambar 4. Hasil pengukuran temperatur gesek untuk berbagai media pembasahan Dari gambar 4. pengukuran temperatur gesek rata-rata kopling, diperoleh hasil bahwa dengan bahan komposisi variasi 2 didapat temperatur gesek yang paling rendah, yaitu sekitar 60 o C, dengan temperatur gesek terendah pada pengujian di udara (kering). Hasil temperatur gesek variasi 2, pada udara terbuka adalah 100 o C. Sedang pada bahan kampas kopling SGP, temperatur geseknya cukup tinggi, 140

yaitu pada kondisi kering mencapai sekitar 170 o C. Pada semua varian, kondisi kering menghasilkan temperatur yang tertinggi, dan pada kondisi pembahasan oli dicapai harga temperatur gesek yang rendah.temperatur terendah pada pembasahan oli terdapat pada komposisi bahan kampas kopling variasi 1. 3.3 Hasil Pengujian Waktu Gesek SGP spesimen1 spesimen 2 spesimen3 Gambar 5. Hasil pengukuran temperatur gesek untuk berbagai media pembasahan Dari percobaan waktu gesek, maka temperatur rata-rata kopling dengan bahan komposisi variasi 2 menghasilkan waktu gesek yang terpendek, yaitu sekitar 0,28 detik. Sedang pada kampas SGP waktu gesek bervariasi cukup jauh diantara pengkondisian di udara, air dan minyak. Paling kecil waktu geseknya adalah pada kondisi kering, dengan besar 0,18 detik. Waktu gesek pada kondisi pembasahan oli pada semua varian menunjukkan angka yang besar. Terutama pada variasi komposisi bahan kampas kopling 1, dengan waktu gesek sebesar 0,49 detik. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian spesimen kampas kopling yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan: a) Harga koefisien gesek yang paling tinggi dicapai dari komposisi bahan kopling nomor 3. (20% serat kelapa, 40% serbuk tembaga, 20% fiber glass, 20% resin phenol) dengan harga koefisien gesek sebesar 0,028 saat pengujian kering dan 0,027 saat pengujian dengan pembasahan oli. b) Temperatur gesek untuk kondisi kering terkecil terdapat pada bahan kopling dengan variasi komposisi 2, yaitu sebesar 103 o C, sedangkan tertinggi pada variasi SGP dengan temperatur 170 0. Kondisi pembasaham air terkecil pada variasi 2, sebesar 63 o C dan terbesar 173 o C pada bahan SGP. Untuk pebasahan oli, terkecil pada variasi 2, dengan harga 62 o C, dan terbesar pada komposisi SGP 74 o C. c) Waktu gesek untuk kondisi kering terkecil terdapat pada bahan kopling dengan variasi komposisi 2, yaitu sebesar 0,26 detik, sedangkan tertinggi pada variasi 3 sebesar 0,44 detik. Kondisi pembasaham air terkecil pada variasi 3, sebesar 0,26 detik dan terbesar 0,31 detik pada bahan SGP. Untuk pebasahan oli, terkecil pada variasi 2, dengan harga 0,31 detik, dan terbesar pada komposisi SGP 0,31 detik. 5. SARAN Setelah penulis melakukan penelitian ini, ada beberapa saran untuk mengembangkan penelitianpenelitian selanjutnya, yaitu : a) Proses pencampuran bahan harus dilakukan dengan teliti dan dipastikan campuran telah tercampur merata. b) Pembuatan spesimen yang lebih banyak dengan variasi yang beragam akan lebih memudahkan dalam pengamatan hasil pengujian kampas. Dan dapat meningkatkan kualitas spesimen yang dibuat. 141

DAFTAR PUSTAKA [1] Irfan, Pramuko. 2009. Pengaruh Variasi Tekanan Kompaksi Terhadap Ketahanan Kampas Rem Gesek Sepatu. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Agustus 2009, Surakarta. [2] Imam Setiyanto, Pramuko. 2009. Pengaruh Variasi Temperatur Sintering Terhadap Ketahanan Aus Bahan Rem Gesek Sepatu. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Agustus 2009, Surakarta. 142