PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP NEGERI SE-KOTA JAMBI. Tiara Aprilini Universitas Negeri Jambi

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KINERJA GURU DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI No. 34/I TERATAI MUARA BULIAN SKRIPSI

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulah sebagai berikut:

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

BAB III METODE PENELITIAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

Patton Quinn Michael, Metode Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006 Pratiwi, A. D., Biologi untuk Kelas XI KTSP Standar Isi 2006,

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PEMENUHAN 8 SNP, PROSES PEMBELAJARAN DAN RELEVANSI BUKU AJAR YANG DIGUNAKAN DI SALAH SATU SMP DI NGAWI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

PENERAPAN PRAKTIKUM BIOLOGI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI KELAS XI IPA MAN BUNTET PESANTREN CIREBON

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik analisis data. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

ANALISIS PROFIL KESIAPAN SISWA KELAS XII IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TAHUN 2014 DI SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI.

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

JURNAL SKRIPSI. Oleh Nuryadin Bambang Sutjiroso

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berlansung dalam latar yang wajar dengan menggunakan paradigma fenomenologis

METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di FKIP Unila Bandar

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KECAMATAN TAMBUSAI

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN SE-KABUPATEN PATI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE LATIHAN BERSAMA TEMAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 5 MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

Jurnal Elementary ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan kebijakan, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif

ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAJALENGKA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Yogyakarta: Ar-Ruz Media Group, Mukyasa, Kurikiulum Tingkat KTSP, Bandung: PT Remaja

Transkripsi:

PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI Lauraceae Luciana Universitas Negeri Jambi lauraceae_luciana@yahoo.co.id Abstrak. Pembelajaran merupakan inti dan muara pada proses pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari pelaksanaan proses pembelajarannya. Oleh karena itu kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta kualitas pembelajaran biologi kelas XI Semester 1 SMA Negeri di Kota Jambi. Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan kualitas pembelajaran biologi dimasa akan datang dan memberikan informasi mengenai peta kualitas pembelajaran biologi di Kota Jambi. Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei yang menggambarkan dan mengungkap/memetakan kondisi riil dari kualitas pembelajaran biologi SMA di Kota Jambi. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan penilaian Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah (BANS) SMA Negeri di Kota Jambi, dan ditentukan secara bertujuan yaitu terdiri atas 4 sampel SMA Negeri kelas XI semester 1, masing-masing 2 berakreditasi A dan 2 berakreditasi B. Yang menjadi acuan dalam pemetaan kualitas pembelajaran ini adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP). Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data pada angket dengan menggunakan skala Gutman, wawancara menggunakan rating scale, sedangkan observasi dan dokumentasi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pembelajaran biologi berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), SMA berakreditasi A mendapat kualitas dalam kategori tinggi dan SMA berakreditasi B mendapat kualitas dalam kategori cukup. Pada standar proses kegiatan pembelajaran oleh siswa SMA berakreditasi A mendapat kategori sangat tinggi, sedangkan SMA berakreditasi B dalam kategori tinggi. Didukung oleh data dokumentasi nilai siswa, SMA berakreditasi A mendapat rerata nilai 80,14 sedangkan berakreditasi B mendapat rerata nilai 64,46. Hasil observasi sarana dan prasarana pendukung pembelajaran biologi menunjukkan kualitas lebih baik pada SMA berakreditasi A. Namun data hasil standar penulisan RPP dan kualifikasi akademik guru biologi, didapat kualitas baik pada SMA berakreditasi A dan B. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran biologi SMA berakreditasi A lebih tinggi dari pada SMA berakreditasi B. Hal ini ditunjang oleh sarana dan prasarana yang lebih lengkap pada SMA berakreditasi A, serta pembelajaran biologi yang lebih terorganisasi dengan baik, sehingga hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada SMA berakreditasi B. Kata kunci : Pemetaan, kualitas pembelajaran biologi.

PENDAHULUAN Pendidikan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat untuk berkembang. Perubahan atau perkembangan pendidikan memang seharusnya terjadi, sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Oleh karena itu maka tiap satuan pendidikan harus mampu mencapai mutu pendidikan yang baik demi melahirkan peserta didik yang berpotensi dan berkualitas. Relevansi pendidikan ditentukan oleh adanya keselarasan antara upaya pendidikan dengan tujuan yang ingin diraih. Untuk mencapai keselarasan antara upaya pendidikan dan tujuan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan wajib disesuaikan dengan tuntunan kehidupan nyata didalam lingkungan pembelajaran. Delapan standar yang dikembangkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) itu hendaknya menunjang pengembangan sumber daya manusia sesuai tuntutan dengan keadaan daerah, situasi nasional, dan trend globalisasi dalam proses pembelajaran. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan (SNP) bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang akan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global ini meliputi satndar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (Hayat dan Yusuf, 2010:16). Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi sebagai wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap, dan bertanggung jawab kepada lingkungan. Yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta

tetapi juga proses penemuan (Budiono, 2001:6). Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus terjadi peningkatan mutu kualitas pendidikan dalam pembelajaran biologi. Kualitas pembelajaran berkaitan dengan penilaian sejauh mana suatu produk memenuhi kriteria atau standar tertentu melalui pengukuran konkret ataupun pengamatan kualitatif. Kualitas pembelajaran dalam arti luas ditentukan oleh tingkat keberhasilan keseluruhan upaya pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006:64), tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penentuan tujuan, guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam hal pengadaan evaluasi, pemerintah telah mengadakan program Akreditasi yang dilaksanakan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) tentang penjamin mutu satuan pendidikan. Menurut Soedjono (2012:162), akreditasi pada hakekatnya merupakan kegiatan penilaian tentang kelayakan dan kinerja penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukan oleh suatu sekolah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan kinerja dan kelayakan itu harus diperiksa untuk memperoleh informasi tentang keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan indikator-indikator yang dikaitkan dengan kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian. Dari hasil penilaian akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah SMA Negeri di Kota Jambi tahun 2013, yang terdiri dari 11 SMA, terdapat 8 SMA yang berakreditasi A dan 3 SMA yang berakreditasi B. Mutu kualitas pembelajaran biologi di setiap sekolah tentunya berbeda-beda, sesuai dengan tingkat Akreditasi sekolah itu sendiri. Adanya perbedaan akreditasi, kemungkinan terdapat perbedaan peta kualitas pembelajaran biologi. Sekolah yang akreditasinya tinggi diharapkan dapat memberikan kualitas pembelajaran biologi yang baik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peta kualitas pembelajaran biologi di kelas XI semester 1 SMA Negeri di kota Jambi. METODE Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei yang mengambarkan dan mengungkap/memetakan kondisi riil dari kualitas pembelajaran biologi SMA di Kota Jambi. Menurut Arikunto (2005:234), menyatakan bahwa penelitian yang di maksud untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada yaitu gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan. Dalam bidang pendidikan, pelaksanaan penelitian survei mungkin bervariasi dalam hal tingkat kompleksitasnya, dari yang hanya dengan menggunakan teknik analisis frekuensi sederhana sampai dengan menggunakan teknik analisis hubungan antar variabel kompleks (Darmadi, 2011:236). Populasi dalam penelitian ini adalah semua SMA Negeri kelas XI semester 1 yang berada di kota Jambi. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan hasil penilaian akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah SMA Negeri di Kota Jambi, dan ditentukan secara bertujuan yaitu terdiri atas 4 sampel SMA Negeri kelas XI semester 1, yang masing- masing 2 berakreditasi A dan 2 berakreditasi B. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Data primer dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh langsung berdasarkan pengisian angket, wawancara dan observasi. Data skunder pada penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari sekolah yaitu berupa data dokumentasi. Menurut Iskandar (2009:118), data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Sedangkan data skunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat dan mendengarkan. Analisa data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis respondenya, mentabulasi data berdasarkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan (Sugiyono, 2010:147). 1. Analisis angket Pengolahan data menggunakan persentase yang mengacu pada teori Riduwan (2011:89), dengan rumus sebagai berikut: F P = 100% N Keterangan: P = Persentase F = Skor jawaban responden N = Skor total Rumus pengolahan data akhir tersebut digunakan untuk menghitung hasil pengumpulan data dari instrumen angket yang diisi oleh siswa. Hasil persentase akhir tersebut ditafsirkan menggunakan kriteria penafsiran persentase aspek kualitas, sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.2 Kriteria penafsiran persentase teori Riduwan No Persentase Kategori/Aspek kualitas 1. 81-100 Sangat tinggi 2. 61-80 Tinggi 3. 41-60 Cukup tingggi 4. 21-40 Rendah 5. 0-20 Sangat rendah Riduwan (2007:13) 2. Analisis wawancara Pengelolaan data menggunakan numerical rating scale menurut Widoyoko (2012:120), dengan pengumpulan data menggunakan angka sebagai tanda kualitas sesuatu yang diukur. Dalam penelitian ini kualitas tertinggi pada angka 3, sedang 2, rendah 1. I = ( T- R) / 3 Keterangan: I = Interval T = Skor tertinggi R = Skor terendah

Tabel 3.3 Kriteria interval rating scale Jumlah Skor Rerata Skor Klasifikasi Kinerja Individu Kelompok 107 s/d 135 212 s/d 270 >2,34 s/d 3,0 Tinggi 76 s/d 106 151 s/d 211 >1,67 s/d 2,34 Cukup 45 s/d 75 90 s/d 150 1,0 s/d 1,67 Rendah 3. Analisis observasi dan dokumentasi Data yang diperoleh dari hasil dokumentasi berupa kelengkapan standar penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kualifikasi akademik guru biologi, dan nilai biologi siswa, dianalisis secara deskriptif. Begitu juga data yang diperoleh dari hasil observasi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran biologi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kota Jambi pada bulan Oktober hingga November 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi data pemetaan kualitas pembelajaran biologi SMA Negeri di Kota Jambi berdasarkan Akreditasi sekolah. Kualitas pembelajaran biologi yang dilaksanakan di SMA Negeri Kota Jambi tentunya berbeda-beda berdasarkan ketercapaian suatu sekolah dalam memenuhi kriteria standar pendidikan yang menjadi acuan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Tabel 4.1 Pencapaian kualitas pembelajaran guru biologi pada SMA Negeri di Kota Jambi No Responden Rerata Skor Total Kualitas Pembelajaran Biologi 1 SMA Akreditasi A 2,6 Tinggi 2 SMA Akreditasi B 2,2 Cukup Tabel 4.1 menerangkan distribusi skor kualitas pembelajaran biologi yang diambil berdasarkan teknik wawancara pada guru biologi SMA Negeri di Kota Jambi, menunjukkan hasil skor secara keseluruhan meliputi 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu, standar isi, satndar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tabel 4.2 Pencapaian kualitas pembelajaran biologi siswa pada SMA Negeri di Kota Jambi No Kualitas Akreditasi A Akreditasi B Pembelajaran Biologi Frekuensi (F) Persentase (%) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Rendah Sekali 0 0 0 0 2 Rendah 0 0 0 0 3 Cukup Tinggi 2 7,14 32 41,56 4 Tinggi 5 17,86 42 54,54 5 Sangat Tinggi 21 75 3 3,9 Jumlah 28 100 77 100 Tabel 4.2 menerangkan data kualitas pembelajaran biologi yang diambil berdasarkan pengisian kuesioner angket pada siswa SMA Negeri di kota Jambi, menunjukkan hasil persentase secara keseluruhan meliputi 1 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar proses. Berikut penyebaran nilai interval setiap variabel dari kualitas pembelajaran biologi SMA Negeri di Kota Jambi. No. Standar Nasional Pendidikan (SNP) Kategori Interval Kualitas Pembelajaran Akreditasi A Akreditasi B 1. Standar isi Tinggi Tinggi 2. Standar proses Tinggi Cukup 3. Standar kompetensi lulusan Tinggi Cukup 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan Tinggi Tinggi 5. Standar sarana dan prasarana Tinggi Cukup 6. Standar pengelolaan Cukup Cukup 7. Standar pembiayaan Cukup Cukup 8. Standar penilaian pendidikan Tinggi Cukup 2. Deskripsi kelengkapan standar penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru biologi SMA Negeri di Kota Jambi. RPP yang merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dalam penulisan perencanaan ini terdiri dari beberapa komponen yang harus dilengkapi agar dapat terencana dengan baik. Didapat hasil pada SMA berakreditasi A dan B berdasarkan analisis dokumentasi bahwa 90% standar penulisan RPP telah dicantumkan.

3. Deskripsi data kualifikasi akademik guru biologi SMA Negeri di Kota Jambi. Hasil analisis dokumentasi didapat kualifikasi akademik guru biologi SMA Negeri berakreditasi A dan B di Kota Jambi seluruhnya bergelar Sarjana Pendidikan. Dan masing-masing guru tersebut merupakan Sarjana Pendidikan biologi. 4. Deskripsi data nilai biologi siswa SMA Negeri di Kota Jambi. Berdasarkan data dokumentasi yang telah dikumpulkan pada tiap sekolah sebagai data pelengkap untuk mengetahui kualitas pembelajaran biologi yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata nilai biologi siswa SMA berakreditasi A lebih tinggi yaitu 80,14 sedangkan nilai rerata SMA berakreditasi B hanya 64,46. 5. Deskripsi data ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran biologi. Data observasi sarana dan prasarana pembelajaran biologi berdasarkan penelitian yang dilakukan pada SMA Negeri yang berakreditasi A dan B di Kota Jambi menunjukan hasil kualitas sarana dan prasarana pada SMA berakreditasi A lebih tinggi dari pada SMA berakreditasi B. Berikut ini adalah peta kualitas pembelajaran biologi yang dilihat berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi dan dokumentasi: Persentase kualitas pembelajaran guru biologi SMA Tinggi Cukup Rendah 61% 36% 2% 34% 51% 14% Akreditasi A Akreditasi B Gambar 4.10 Peta kualitas pembelajaran guru biologi pada SMA Negeri di kota Jambi Gambar 4.10 menunjukkan persentase kualitas pembelajaran biologi SMA Negeri di kota Jambi melalui teknik wawancara kepada guru biologi, didapat hasil lebih tinggi pada SMA berakreditasi A dari pada SMA berakreditasi B.

Persentase kualitas pembelajaran biologi siswa SMA 75% Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Rendah Rendah sekali 54.54% 41.56% 17.86% 7.14% 0 0 3.90% 0 0 Akreditasi A Akreditasi B Gambar 4.11 Peta kualitas pembelajaran biologi siswa pada SMA Negeri di kota Jambi Gambar 4.11 menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran biologi pada SMA Negeri di kota Jambi melalui pengisian kuesioner angket, didapat hasil lebih tinggi pada SMA berakreditasi A dari pada SMA berakreditasi B. Persentase Kualitas Data Dokumentasi dan Observasi Pembelajaran Biologi 93% 80% Akreditasi A Akreditasi B Gambar 4.12 Peta kualitas data dokumentasi pembelajaran biologi Gambar 4.12 menunjukkan kualitas pembelajaran biologi yang dilihat berdasarkan pengumpulan data dokumentasi dan observasi pada SMA Negeri di kota Jambi. Kualitas lebih tinggi dicapai SMA berakreditasi A dari pada SMA berakreditasi B. PENUTUP Kesimpulan. Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peta kualitas pembelajaran biologi SMA Negeri di kota Jambi menunjukan persentase yang lebih tinggi pada SMA berakreditasi A dari pada SMA berakreditasi B. 2. Dalam pembelajaran biologi SMA berakreditasi A lebih ditunjang oleh sarana dan prasarana yang lebih lengkap dari pada SMA berakreditasi B.

3. Pada SMA berakreditasi A pembelajaran biologi lebih terorganisasi dengan baik, sehingga hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada SMA berakreditasi B. 4. Kualitas Akademik guru biologi SMA Negeri di kota Jambi dikatakan sangat baik pada SMA berakreditasi A dan B. Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan agar: 1. Perlu adanya kerjasama antara pihak sekolah, guru dan siswa dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di SMA. 2. Sekolah hendaknya lebih memperhatikan sarana dan prasarana pembelajaran biologi untuk menunjang pembelajaran biologi. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. Diakses tanggal 13 Maret 2014. Standar Pelayanan Minimal Departemen Pendidikan Nasional. http://educatededucator.files.wordpress.com., 2006. Diakses tanggal 28 Juli 2013. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan. http://www.aidsindonesia.or.id/uploads.permendiknas_no 22 Th 2006.pdf., 2008. Diakses tanggal 13 Maret 2014. Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 52 Tahun 2008. http://www.academia.edu/5103564., 2011. Diakses tanggal 26 Juli 2013. Kajian Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal. Kementrian Pendidikan Nasional. http://www.dikti.go.id/files/atur/rbi/akreditasiprodi.pdf. 2013. Data Sekolah dan Nilai Akreditasi SMA Negeri/Swasta Dalam Kota Jambi Tahun 2013. Dinas Pendidikan Kota Jambi. Anwar, M.I., 1987. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa. Arikunto, S., 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Budiono, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas. Budimansyah, D., 2003. Model Pembelajaran Biologi Fortopolio. Bandung: PT. Ganeshindo. Darmadi, Hamid., 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hanafiah, N & Suhana, C., 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Haryati, S., 2012. Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi. Jurnal Pengembangan Humaniora, 12(3): 199-204. Hayat, B & Yusuf, S., 2010. Mutu Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press. Kimball, J.W., 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. Listyaningrum, R. I., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inductive Thinking Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X. 7 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan, 4(1): 56-67. Mahalik, O., 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Muslich, M. 2009. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, H. B., 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Riduwan, 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soedjono, 2012. Penerapan Model Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang. Jurnal Media Pendidikan, 1(2): 155-176. Sudjana, N & Ibrahim, 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjoko, S.M., 1985. Pengajaran Biologi Secara Individual. Jakarta. Universitas Indonesia. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widoyoko, E.P., 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.