BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap kepala keluarga harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based

BAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek

2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI

BAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. organisasi dengan bukti meningkatnya hubungan konflik kerja-keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara suami dan istri, sikap saling percaya-mempercayai dan sikap saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagian besar usia responden di Ruang Rawat Inap RSUD dr.rasidin

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti yaitu : a) Peneliti melihat para responden dihadapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tekanan karyawan. Menurut Greenberg dalam Mauladi dan Dihan

PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA PASIEN PSIKIATRI DI TURKI

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. haruslah bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan terjangkau oleh seluruh

I. PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang setidak-tidaknya menawarkan tiga iklim: perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional. Berbagai isu aktual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap kepala keluarga harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tapi banyak istri juga bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Wanita pada zaman dahulu hanya berperan sebagai seorang ibu yang mengurus suami dan anak-anaknya saja, namun kini wanita mempunyai peran kedua yaitu sebagai wanita bekerja. Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita untuk bekerja (Anoraga, 2002). Wanita bekerja atau disebut juga wanita karir berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang, hal ini disebabkan karena wanita cenderung pula ingin memperoleh pekerjaan, penghasilan, jabatan, dan sebagainya. Istilah wanita karier kurang tepat bila ditujukan pada semua wanita yang bekerja dikantor saja, sebenarnya tidak selalu seperti itu, bekerja apa saja asal mendapatkan penghasilan dan suatu kemajuan dalam kehidupannya itulah karir (Tua,2006). Menjadi wanita karir merupakan dambaan wanita, wanita lajang, wanita yang telah berumah tanggapun ingin menjadi wanita karir, mempunyai pekerjaan yang menghasilkan uang dan menempati posisi atau jabatan disuatu perusahaan. Kondisi tesebut sejalan dengan konsep emansipasi, dimana wanita juga ingin 1

2 dihargai sebagaimana pria, selain itu tuntutan kehidupan yang semakin lama semakin meningkat turut mendorong wanita untuk bekerja. Kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu perusahaan dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, atau tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. Konflik Peran Ganda atau dalam istilah lain Work-family konflictpadawanita yang bekerja dan tidak bisa dihindari, karena berhubungan sangat kuat dengan depresi juga dengan peran tradisional wanita yang hingga saat ini tidak bisa dihindari, karena berhubungan dengan tanggung jawab dalam mengatur rumah tangga dan membesarkan anak. dalam Davis (2002) Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu, seperti; pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan deadline. Tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga dan menjaga anak ditentukan oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota lain. Terdapat dua permasalahan yang dihadapi wanita dalam konflik peran ganda, dalam hal ini di satu sisi konflik pekerjaan keluarga mempunyai pengaruh menurunnya kehidupan rumah tangga,/keluarga, dan di sisi lain mengganggu aktifitas bekerja. Seperti halnya di Rumah Sakit Prof. DR.Tabrani Pekanbaru kesuksesan dari kinerja perusahaan bisa dilihat dari kinerja yang dicapai oleh karyawannya oleh sebab itu perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu

3 menampilkan kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh karyawan terutama bagian keperawatan berpengaruh pada kinerja dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Pada saat pemilik perusahaan tidak melibatkan issuework-family konflict ke dalam kebijakan yang berhubungan dengan karyawan, maka para pekerja wanita dalam perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan karir dan keluarga. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada karyawan, tekanan tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan menurunkan produktifitas karyawan yang kemudian secara langsung mempengaruhi profitabilitas. Berdasarkan data dilapangan, karyawan Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru terbagi menjadi tiga bagian, yaitu karyawan bagian medis (dokter dan perawat), bagian non medis (administrasi, keuangan, perlengkapan, driver, security, marketing dan tehnisi), dan bagian penunjang medis (apotik, labor, gizi, loundry, dan Medical Record). Ketiga departemen atau bagian tersebut memiliki tugas yang berbeda, tetapi memiliki kewajiban mentaati peraturan yang sama, terutama tentang absensi. Jumlah karyawan RS. Prof. DR. Tabrani Pekanbaru adalah sebanyak 180 orang yang terdiri atas 88 karyawan wanita dan 32 orang karyawan pria. Khusus untuk bagian keperawatan jumlah karyawan wanita yang sudah menikah berjumlah 70 orang. Dari 70 orang perawat wanita yang bekerja ternyata 50 orang dimutasi atau dipindahkan ruang kerjanyanya. Hal ini disebebkan karena kinerja yang di hasilkan oleh karyawan bagian kerawatan terhadap perawat wanita yang telah menikah adalah menunjukkan hasil kinerja

4 yang menurun atau buruk, seperti datang terlambat dan sering tidak ada ditempat pada jam kerja (Wawancara dengan Kepala Personalia RS. Prof. Tab rani Pekanbaru,2013). Oleh sebab itu, tujuan dari pihak rumah sakit melakukan mutasi ruangan adalah agar perawat wanita tersebut dapat lebih fokus lagi dalam bekerja. Karena karyawan atau perawat wanita yang telah menikah sering mencampurkan urusan peran dalam rumah tangga dengan urusan pekerjaan, sehingga tidak fokus dalam bekerja. Terlebih lagi rumah Sakit Prof. DR. Tabrani merupakan perusahaan yang memberikan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat Sedangkan jadwal kehadiran karyawan Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru terbagi dalam tiga sift yaitu, sift pagi yang dimulai pada pukul 07.30 14.00 WIB, sift sore dimulai pada pukul 14.00 21.00 WIB, sedangkan sift malam adalah dimulai pada pukul 21.00 07.30 WIB, Konflik peran ganda muncul disaat perawat wanita tersebut harus meninggalkan keluarganya untuk bekerja terlebih lagi jika pasien yang berobat ke Rumah Sakit sangat banyak, sedangkan disisi lain perawat wanita harus menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga terutama pada jam kerja sift malam. Karena tuntutan dari Rumah Sakit terhadap karyawannya adalah tetap bekerja dan harus menghasilkan kinerja yang baik. Hasil kinerja karyawan bagian keperawatan akan menurun jika konflik peran ganda terus berlangsung, karena kesulitan dari perawat wanita tersebut dalam membagi perannya di rumah maupun di tempat kerja (Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru).

5 Kinerja yang diharapkan oleh pihakrumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru kepada para karyawannya adalah menjalankan aktifitas kerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di rumah sakit, yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada pasien yang berobat. Sebagai salah satu rumah sakit yang bergerak dalam memberikan layanan jasa kesehatan, Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pasien. Salah satu upaya tersebut tidak hanya memberikan fasilitas kesehatan tetapi juga memberikan layanan jasa kesehatan, yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusianya agar bekerja dengan baik karena jika konflik peran ganda karyawan yang tidak teratasi denga baik akan mengakibatkan hasil kerja atau kinerja yang buruk. Hal ini dibuktikan dari absensi karyawan yang sering izin bahkan tidak masuk kantor, seperti yang tertera pada tabel berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan RS. Prod. DR. Tabrani Pekanbaru (Januari-Desember 2013) No Bagian Meninggalkan Jumlah Karyawan Alfa Sakit lokasi kerja pada jam kerja Terlambat 1 Medis 108 43 67 210 310 2 Non Medis 38 12 23 56 128 3 Penunjang medis 34 35 35 159 162 Jumlah 180 90 125 425 600 Sumber: Bagian Personlia RS. Prof. DR. Tabrani Pekanbaru Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dilihat bahwa tingkat absensi karyawan Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru cukup tinggi, dalam hal ini

6 pada kategori Terlambat yang mencapai 600 kali Pertahun dan pada kategori yang terbanyak, sedangkan Alfa mencapai 90 kali Pertahun Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:apakah ada pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan bagian keperawatan pada Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:untuk mengetahui apakah ada pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan bagian keperawatan pada Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang mirip dengan yang dilakukan peneliti saat ini oleh peneliti sebelumnya Rianto (2008 ) dengan judul analisis konflik peran ganda bagi karyawan dengan rumusan masalah: Apa saja faktor yang mempengaruhi wanita yang bekerja, bagaimana kedudukan peran ganda wanita pada mengambil keputusan dalam rumah tangga dan bagaimana tingkat pendidikan anak wanita.yang bekerja di bagian keperawatan,darihasil penelitian terdahulu menguraikan tentang Faktor-faktor yang Mendorong Wanita di Kelurahan Padang

7 Bulan Menjadi wanita karir adalah. faktor pendidikan, dalam hal ini wanita, faktor pendidikan sebagai pendorong wanita bekerja dikarenakan pendidikan wanita adalah memiliki pendidikan yang rendah. Faktor Terhindar Dari Negative Thingking Dewayanti (2009 ) membahas masalah konflik peran ganda bagi perempuan yang berkarir atau bekerja di Kota Pekanbaru, dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik peran gandanya adalah berupa faktor ekonomi, status sosial dan pendidikan. Ruyadi (2010 ) membahas tentang analisis peran ganda pegawai negeri Wanita yang bekerja di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pelalawan yang meneliti tentang faktor kebutuhan ekonomi sebagai faktor utama yang menyebabkan terjadinya peran ganda pegawai perempuan dalam bekerja. Faktor status sosial mengikuti setelah terjadinya pengorbanan pegawai perempuan dalam bekerja untuk keperluan dan kebutuhan keluarga. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan sebagai perbedaan atau perbandingan dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penulis membahas tentang pengaruh antara konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan bagian keperawatan pada Rumah Sakit Prof. DR. Tabrani Pekanbaru dan bagaimanaupaya pihak RS. Prof. DR. Tabrani Pekanbaru dalam mengatasi konflik peran ganda karyawan bagian keperawatan.

8 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya bidang Sumber Daya Manusia dalam kaitannya dengan konflik peran ganda dan kinerja pada karyawan wanita. 2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan terutama berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut konflik peran ganda dan kinerja pada karyawan wanita. b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini berguna bagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat melakukan eksplorasi dengan mengembangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan selain yang digunakan dalam penelitian ini.