Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR THE EFFECT OF RANGE OF MOTION EXERCISE TO ENHANCING CAPABILITY OF KNEE JOINTS EXTREMITIES FUNCTION TO THE PATIENT OF FRATURES FEMURE OF POST OPERATION (ORIF) Sri Mintarsih* dan Nabhani Program Studi D Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Jalan Tulang Bawang Selatan No 6 Tegalsari Kadipiro Banjarsari Surakarta. 76. Telp (07) 749 * Email : mintarsihmimin@yahoo.co.id ABSTRAK Kecelakaan lalu lintas terjadi sekitar 66.00 tiap tahun. Hampir sepertiga dari 7,000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas tiap tahun di wilayah Eropa. Sekitar 0.000 (6%) dari,6 milyar penderita mengalami kecacatan akibat lalu lintas (Suparjo, 008). Salah satu masalah yang terjadi pada pasien post ORIF (Open Reduction Internal Fixation) fraktur femur keterbatasan gerak sendi lututyang dialami oleh pasien. Range Of Motion (ROM merupakan latihan gerakan sendi yang pat memungkinkan fungsi sendi dapat digerakan secara normal baik secara aktif ataupun pasif. Penelitian Pre Eksperimental Design dengan menggunakan pendekatan One Design Pretest-Postest Group. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling, sejumlah 0 responden (penderita post orif frakur femur). Instrumen yang di gunakan untuk mengukur gerak sendi menggunakan alat Geniometer. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Analisa bivariate dilakukan uji statistik analisa uji Paired t test. Hasil uji paired t test diperoleh hasil t hitung -0.86 dengan p value.000 oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel ( -0.86 >,70) Maka hipotesis yang berbunyi ada pengaruh ROM terhadap kemampuan gerak sendi lutut di terima. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh latihan ROM terhadap kemampuan fungsi ektremitas sendi lutut pada pasien post operasi fraktur femur. Kata Kunci : Fraktur femur, Post ORIF, ROM ABSTRACT Traffic accidents are occurred around 66,00 every year. Almost a third of the 7 000 deaths from traffic accidents are occurred every year in Europe. Approximately 0,000 (6%) of the.6 billion patients go through disability due to traffic accidents (Suparjo, 008). One of the problems that is occurred in the post ORIF (Open Reduction Internal Fixation) femoral fracture patients is limitation of the knee joint movement. Range Of Motion (ROM) is a practice of joint movement that can make joint function normally either actively or passively.the study of Pre Experimental Design by using One Design Pre test-post Test Group approach. The sampling is taken by using Accidental Sampling technique, to the 0 respondents (the patients of fracture femur of post orif). The instrument which is used to measure the motion of the joints is Geniometer. The research instrument is observation sheet. Researchers uses Bivariate analysis to know the statistical tests exactly Paired t test analysis.from the paired t test is got t -0 86 with p value.000 therefore t is greater than t table (-0 86>.70). So, the hypothesis of the research says that there is ROM influence to the ability of knee joint movement is received. There is influence of ROM exercises to the ability of knee joint extremity function to the patient of femur fracture operation post. 7
Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 Keywords: Femur fracture,post ORIF,ROM PENDAHULUAN Kecelakaan lalu lintas terjadi sekitar 66.00 tiap tahun. Hampir sepertiga dari 7,000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas tiap tahun di wilayah Eropa. Sekitar 0.000 (6%) dari,6 milyar penderita mengalami kecacatan akibat lalu lintas (Suparjo, 008). Salah satu masalah yang terjadi pada pasien post ORIF (Open Reduction Internal Fixation) fraktur femur keterbatasan gerak sendi lututyang dialami oleh pasien. Range Of Motion (ROM merupakan latihan gerakan sendi yang pat memungkinkan fungsi sendi dapat digerakan secara normal baik secara aktif ataupun pasif. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Pre Eksperimental Design dengan menggunakan pendekatan One Design Pretest-Postest Group. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling, sejumlah 0 responden (penderita post orif frakur femur). Instrumen yang di gunakan untuk mengukur gerak sendi menggunakan alat Geniometer. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Analisa bivariate dilakukan uji statistik analisa uji Paired t test. Dalam penelitian ini terdapat satu kelompok subyek penelitian. Sebelum memulai perlakuan, kelompok subyek penelitian diberi pretest (observasi awal) untuk mengukur kondisi awal yaitu diberikan perlakuan khusus berupa Latihan ROM aktif dan pasif. A. Analisa Univariat HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengambilan data dari responden dari bulan Februari Juli 0 terkumpul data 0 responden. Hasil dapat disajikan dalam bentuk sebagai bentuk:.. Diskriptif Tentang Umur Responden Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Umur Freekuensi Prosentase 4 0 6 0 6 40 4 4 7 6,6 6,6, 6,6 6,6 Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur yang berumur antara 0- tahun sebanyak orang (6,6 %), umur antara 6-0 tahun sebanyak orang (6,6 %), umur antara - tahun sebanyak 7 orang (, %), umur antara 6-40 tahun sebanyak orang (6,6 %), dan umur antara 4-4 tahun sebanyak orang(6,6 %)... Diskriptif Tentang Jenis Kelamin Responden Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase %. Laki-laki 0. Perempuan 0 Total 0 00 8
Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8.. Diskriptif Tentang Derajat Sendi Sebelum ROM Respoden Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat Sendi Lutut Sebelum ROM Derajad frekuensi Prosentase Mean Std. Deviasi.8, 7 8 0 4 6 7 8 40 4 4 0.0 0.0 0.0 0.0 0 00 Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sebelum latihan ROM mean rentang gerak.8, sedang mode rentang gerak berada pada derajad, derajad terendah derajad dan derajad tertinggi 4 derajad Diskriptif Tentang Derajat Sendi Setelah Latihan ROM Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat Sendi Lutut Setelah Latihan ROM Derajad frekuensi Prosentase Mean Std. Deviasi 4. 6,47 8 9 40 4 4 44 4 48 49 0 8 7 4 0.0 0 00 Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sebelum latihan ROM mean rentang gerak 4., sedang mode rentang gerak berada pada 40 derajad, derajad terendah derajad dan derajad tertinggi 8 derajad Uji Prasyarat Uji prasyarat digunakan untuk menentukan analisa kedua variabel, dimana berdistribusi normal atau tidak. Jika berdistribusi normal (nilai p >0,0) maka data di uji dengan statistik parametris, namun jika sebaliknya (nilai p < 0,0) maka data di uji dengan stat atistik non parametris. Uji prasyarat yang digunakan adalah Shapiro-Wilk. 9
Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 Tabel. Hasil Uji Prasyarat No Variabel Nilai p P hitung P value Keterangan Sebelum ROM 0.60 0,0 P hitung > p value (0.60 > 0.0), berdistribusi normal. Setelah ROM 0.00 0,0 P hitung > p value (0.00 > 0,0), berdistribusi normal. Metode parametrik dapat digunakan apabila semua variabel berdistribusi normal. Dari tabel 4.6 diketahui bahwa uji normalitas variable sebelum ROM menghasilkan nilai p = (0.60). Oleh karena nilai p > 0,0 maka data variabel sebelum ROM dinyatakan berdistribusi normal. Adapun uji normalitas variabel setelah ROM menghasilkan nilai p = (0.00) Oleh karena nilai p > 0,0 maka data variabel perilaku dinyatakan berdistribusi normal. Karena dari semua variabel berdistribusi nomal maka metode parametrik dapat digunakan. Analisis bivariat hubungan kedua variabel penelitian dilkukan dengan metode parametrik yaitu dengan menggunakan teknik uji Paired t Test. a. Karakteristik berdasarkan umur Hasil penelitian diketahui pembagian responden berdasarkan umur. Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur yang paling banyak berumur antara 6 0 tahun sebanyak orang (6,6%) dan umur sebanyak 7 orang (,%), yang pali ng sedikit berumur 6 40 sebanyak orang (6,6%) dan umur 4 4 sebanyak orang (6,6%) dan umur paling sedikit 0 sebanyak orang (6,6%) Berdasar kelompok umur pada tabel terlihat bahwa kelompok usia 6 0 (6.6%) kejadian terbanyak, kelompok usia tersebut merupakan kelompok umur produktif dan banyak aktifitas sehingga peluang terjadi trauma lebih besar. Kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan tulang, seperti pendapat (Muttaqin, 008) bahwa Waktu penyembuhan tulang anak-anak jauh lebih cepat dari pada orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan aktivitas proses osteogenesis pada periosteum dan endosteum serta proses pembentukan tulang pada bayi sangat aktif. Apabila usia bertambah, proses tersebut semakin berkurang. b. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Hasil penelitian diketahui pembagian responden berdasarkan jenis kelamin. Dari responden sebanyak 0 bahwa klien fraktur femur yang kelamin laki-laki sebanyak orang (0 %) sedangkan berjenis kelamin perempuan sebanyak orang (0%). Persamaan jumlah responden antara laki-laki dan perempuan sama memang disengaja karena peneliti ingin mengetahui perbedaan efektifitas ROM antara pasien laki-laki dan perempuan. c. Karakteristik berdasarkan Derajat Sendi Sebelum ROM Hasil penelitian diketahui pembagian responden berdasarkan Derajat Sendi Sebelum ROM. Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sebelum latihan ROM dengan derajat sendi terkecil adalah derajat sebanyak orang (,%), dan terbesar 4 derajat sebanyak orang (,%). Sedangkan mean rentang gerak.8 0 Secara fisiologis rentang gerak terdapat rentang maksimal 0 derajad, bila mean rentang gerak sebelum latihan ROM.8 0 maka kemampuan gerak sebelum latihan baru mencapai. %, hal ini dipengaruhi oleh adanya ketakutan untuk bergerak karena adanya rasa nyeri dan ketidak tahuan pasien akan pentingnya latihan gerak secara dini. d. Karakteristik berdasarkan Derajat Sendi Sesudah ROM Hasil penelitian diketahui pembagian responden berdasarkan Derajat Sendi Setelah ROM. Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sesudah latihan ROM dengan derajat sendi terkecil adalah derajat sebanyak orang (,%), sedangkan terbesar 8 derajat sebanyak orang (,%) sedang mean rentang gerak 4. 0. (kemampuan ROM.6%) Dengan melihat hasil perubahan ROM sebelum dan setelah latihan rata - rata.8 0 menjadi 4. 0, berarti ada kenaikan 9. derajad atau ada peningkatan 7.% 40
Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 B. Analisa Bivariat Tabel 6. Hasil Analisa Bivariat t df Sig. (-tailed) -0.86 9.000 Analisis bivariat ini dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata derajat sendi lutut pada pasien post operasi (ORIF) fraktur femur. Perhitungan uji Paired t Test menghasilkan harga t hitung signifikan pada 9%. sebesar (-0.86) dan harga p value sebesar 0,000. Nilai p < 0,0 dan t hitung lebih besar dari t tabel ( -0.86 >,70). maka diputuskan hipotesis diterima berarti ada pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kemampuan fungsi ekstremitas sendi lutut. Pair ROM_POS ROM_PRE & N Correlation Sig. 0.68.000 Keeratan pengaruh antara variabel menunjukkan hubungan yang sedang dengan Paired Samples Correlations 0.68 Hipotesis Dalam penelitian pada 0 responden. Hasil uji t paired test diperoleh hasil t hitung (-0.86) dan harga p value sebesar 0,000. Nilai p < 0,0 dan t hitung lebih besar dari t tabel (-0.86 >,70). maka diputuskan hipotesis HO di tolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kemampuan fungsi ekstremitas sendi lutut. Pengujian hasil nilai rata-rata sebelum latihan ROM,8⁰ capaian gerak,% dan setelah latihan ROM 4.⁰ capaian gerak,6% dapat disimpulkan ada peningkatan derajat sendi lutut walaupun masih jauh dari normal fleksi sendi lutut capaian 00% yaitu 0-0⁰. Dan nilai selisih rentang derajat sendi lutut pada pasien post operasi (ORIF) fraktur femur sebelum dan setelah latihan ROM adal ah 9,⁰. Mobilisasi merupakan kemampuan individu bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya (Aziz, 009). Latihan rentang gerak (ROM) dapat mencegah terjadinya kontraktur, atr opi otot, meningkatkan peredaran darah ke ekstremitas, mengurangi kelumpuhan vaskuler, dan memberikan kenyamanan pada klien. Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur. Akan tetapi, gerakan yang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi (Muttaqin, 008). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut :. Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sebelum latihan ROM mean rentang gerak.8, sedang mode rentang gerak berada pada derajad, derajad terendah derajad dan derajad tertinggi 4 derajad. Dari responden sebanyak 0 orang, didapatkan bahwa klien fraktur femur sebelum latihan ROM mean rentang gerak 4., sedang mode rentang gerak berada pada 40 derajad, derajad terendah derajad dan derajad tertinggi 8 derajad. Ada pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kemampuan fungsi ekstremitas sendi lutut. harga t hitung pada signifikasi 9%. sebesar -0.86 dan harga p value sebesar 0,000. ( -0.86 >.70 dan p value 0.000 < 0.0). Keeratan pengaruh antara variabel menunjukkan hubungan yang sedang dengan Paired Samples Correlations 0.68 4. Ada pengaruh latihan ROM terhadap kemampuan fungsi ektremitas sendi lutut pada pasien post operasi fraktur femur. 4
Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 UCAPAN TERIMA KASIH. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes. Selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah mengeluarkan izin penelitian serta dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.. LPPM STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah membantu dan memfasilitasi terlaksananya penelitian ini.. Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan izin lahan penelitian. 4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang ikut membantu penyusunan laporan ini. DAFTAR PUSTAKA Aziz, A. (009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya: Salemba Medika. Muttaqin, A. (008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Suparjo. ( 0 0 8) Kecelakaan Lalu Lintas. http//nursingbegin.com/kecelakaan lalu lintas. Diakses tanggal 7 November 0. Jam.00. 4