BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman. 1 Tanah merupakan medium atau. pertahanan, dan seringkali makanan, 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

BAB I PENDAHULUAN. arthropoda dunia terdapat di indonesia. 1 Arthropoda merupakan organisme

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari hutan belantara seluas km 2, rawa-rawa 18,115 km 2,

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional BatchII

BAB I PENDAHULUAN. kuasa dan kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. organisme dapat disebut alamat suatu organisme. Relung (Ninche) adalah

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

IV. KONDISI UMUM 4.1. Taman Nasional Tesso Nilo Sejarah Kawasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUTAN: FUNGSI DAN PERANANNYA BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

INVENTARISASI TANAMAN JELUTUNG (DYERA COSTULATA HOOK) SEBAGAI TUMBUHAN LANGKA YANG TERDAPAT DI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga tanah merupakan serangga yang hidup di tanah, baik yang hidup di dalam tanah maupun yang hidup di permukaan tanah. Serangga tanah pada suatu komunitas berperan sebagai perombak bahan bahan organik yang mana hasil perombakan tersebut berupa humus yang bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman. 1 Tanah merupakan medium atau substrat tempat hidup bagi kebanyakan jenis makhluk hidup, yang meliputi mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Banyak serangga tanah meluangkan sebagian atau seluruh hidup mereka di dalam tanah. Secara umum tanah bagi serangga tanah berfungsi sebagai tempat hidup, tempat pertahanan, dan seringkali makanan, 2 kebanyakan dari serangga tanah meluangkan sebagian atau seluruh hidup mereka di dalam tanah. Bagi serangga tanah, tanah berfungsi sebagai tempat hidup, tempat pertahanan, dan seringkali sebagai sumber makanan. Kehidupan serangga tanah tergantung pada habitatnya karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah ditentukan oleh keadaan habitatnya tersebut. Keberadaan populasi, jenis dan aktivitas organisme dalam tanah tergantung dari faktor lingkungan (abiotik dan biotik). Faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi seperti suhu, kadar 1 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 131 2 Tracy I. Storer & Robert L. Usinger, Dasar-dasar Zoologi, alih bahasa Evi Luvina Dwisang, Tangerang: Binarupa Aksara, t.th., h.

2 air, ph, kadar organik. Sedangkan faktor biotiknya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan lainnya, sehingga dari kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi keberadaan suatu serangga tanah. 3 Keanekaragaman serangga tanah di setiap tempat berbeda beda, setiap serangga memiliki cara hidup tersendiri yang tergantung pada jenis lingkungan yang ditempatinya. Daur hidup pada spesies sangat disesuaikan dengan kondisi iklim lingkungan. Pada suatu ekosistem tanah berbagai organisme bertahan hidup dan berkompetisi dalam memperoleh ruang, oksigen, air, hara dan kebutuhan hidup lainnya baik secara simbiotik maupun non simbiotik serta menimbulkan berbagai bentuk interaksi antar individu. 4 Semua makhluk hidup yang belum punah baik tumbuhan, hewan, manusia maupun mikroorganisme merupakan sumber daya alam yang diperbaharui. Pembaharuan sumber daya alam dimungkinkan oleh kemampuan makhluk hidup untuk berkembangbiak atau beregenerasi. Kemampuan makhluk hidup tersebut sangat terbatas, sehingga dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati ini perlu memperhatikan kelestariannya. 5 Adanya proses perkembangbiakan tersebut, menyebabkan semua makhluk hidup di dunia ini tanpa terkecuali tumbuh dalam beranekaragam. 3 Nurdin Muhammad Suin, Ekologi Hewan Tanah, Jakarta: Bumi Aksara,1989, h.1 4 Ibid., h.198 h. 28 5 Noor Hujjatusnaini, Bahan Ajar Pengetahuan Lingkungan, Palangka Raya, STAIN, 2010,

3 Oleh sebab itu kita harus menjaga kelestarian dan keanekaragaman baik itu tumbuhan maupun hewan. Demikian pula halnya dengan keanekaragaman hayati yang ada di tempat wisata Arboretum Nyaru Menteng menurut Anonim sebagaimana yang dikutip oleh Eka Kanty Rahayu. Arboretum Nyaru Menteng adalah sebuah kawasan hutan yang didalamnya terdapat banyak spesies flora dan fauna dan merupakan tempat pelestarian plasma nuftah ekosistem hutan rawa di Kalimantan Tengah dengan luas 65,2 hektar. Arboretum Nyaru Menteng dibangun pada tahun 1988 dan merupakan areal eks HPH (Hak Penguasaan Hasil Hutan) yang telah dieksploitasi sejak tahun 1974. Nama nyaru menteng berasal dari bahasa dari bahasa dayak yang berarti Gagah Berani. Sejak tahun 1994, pengelolaan arboretum ini dilaksanakan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah. 6 Lokasi Arboretum Nyaru Menteng terletak di sebelah Timur jalan raya Tjilik Riwut Km 28 dari Palangka Raya menuju kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. 7 6 Eka Kanty Rahayu, Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Arburetum Nyaru Menteng Palangka Raya, Skripsi, 2007, t.d., h.1. 7 Arboretum Nyaru Menteng Hutan Wisata Palangkaraya dalam http://hasanzainuddin.wordpress.com (online 28 November 2012)

4 Jenis vegetasi yang hidup pada kawasan ini adalah jenis-jenis yang tumbuh dalam ekosistem hutan rawa. Berdasarkan hasil identifikasi, jenis pohon yang tumbuh di Arboretum Nyaru Menteng dapat digolongkan ke dalam 43 famili dengan jumlah spesies sebanyak 139 jenis. Jenis-jenis yang telah teridentifikasi antara lain Ramin (Gonistylus bancanus), Meranti rawa (Shorea spp), Mahang (Macaranga maingayi), Geronggang (Cratoxylon arborescens), Makakang (Melastoma sp), Kapur Naga (Dryobalanop sp), Kempas (Koompasia malaccensis), Rengas (Gluta Rengas), Palawan (Tristania maingayi), Belangiran (Shorea balangeran), Punak (Tretramerista glabra). Sedangkan ada beberapa pohon yang tergolong langka di Arboretum Nyaru Menteng adalah Terentang (Camnospermum sp), Mentibu (Dactylocladus stenostachys), Bintangur (Callophyllum sp), Jelutung (Dyera costulata), Agathis (Agathis sp), Bangkirai (Hopea sp), Gelam Tikus (Melaleuca leucadendron), Jambu-jambu (Eugenia sp) dan Tumih (Combretocarpus rotundotus). Selain itu terdapat 4 (empat) jenis Kantong Semar yang teridentifikasi di kawasan ini yaitu Nepenthes raffesiana, N. maxima, N. ampullaria dan N. Gracilis. Jenis-jenis eksotik yang berasal dari luar kawasan yang ditanam di kawasan ini antara lain Alau (Dacridium sp), Galam (Eucalyptus sp), Nangka (Arthocarpus heterophylus), Sinonim (Arthocarpus integra), Jambu Mente (Anacardium occidentale), Rambutan (Nephelium lappaceum), Saga (Adenathera microsperma), Akasia (Acacia auliculiformis), Sungkai

5 (Peronema canescens), Cempedak (Arthocarpus cempedak), Durian (Durio zibethinus) dan Cemara (Casuarina sp). 8 Menurut Anonim sebagaimana yang dikutip oleh Eka Kanty Rahayu, bahwa di Kawasan tersebut juga terdapat berbagai jenis satwa liar yang teridentifikasi diantaranya Aves dengan jumlah sebanyak 89 jenis antara lain beo (Gracula religiosa) dan Cucak Rowo (Pyononotus zeylanicus). Jenis lain seperti Biawak (Varanus sp), Ular, Monyet. 9 Arboretum Nyaru Menteng melestarikan sumber daya alam yang merupakan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan secara lestari ekosistem hutan tersebut, di antaranya sebagai pengatur tata air, hidrologi, flora dan fauna serta penunjang budidaya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam surah Al-Jaatsiyat: 13. Allah berfirman dalam Al-Qur an Surah Al- Jatsiyat ayat 13 sebagai berikut : Artinya : Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. 10 8 File, Arboretum Nyaru Menteng, BKSDA Palangka Raya, 2013 9 Eka Kanty Rahayu, Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Arburetum Nyaru Menteng Palangka Raya, Skripsi, 2007, t.d., h. 2. 10 Q.S Al-Jaatsiyah 45: 13 (Qur an In Word Versi 1.0.0)

6 Dari ayat di atas dijelaskan usaha untuk memelihara dan memakmurkan lingkungan bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan. Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kakayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari keanekaragaman flora dan fauna yang telah diidentifikasi, Taman Alam Arboretum Nyaru Menteng memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang cukup kaya. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, bahwa keanekaragaman serangga khususnya pada serangga tanah di Arboretum belum di ketahui. Hal tersebut menjadi landasan pemikiran bagi peneliti untuk melakukan inventarisasi, khususnya tentang serangga tanah melalui sebuah penelitian dengan judul Inventarisasi Jenis Serangga Tanah dengan Menggunakan Metode PitFall Trap di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian terbatas pada Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. 2. Objek penelitian terbatas pada serangga tanah yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi selama masa penelitian.

7 3. Objek penelitian terbatas pada serangga tanah yang aktif pada malam hari. 4. Metode inventarisasi dalam penelitian terbatas pada metode Pitfall Trap, dengan kedalaman kurang lebih 10 cm. 5. Identifikasi serangga tanah dilakukan sampai tingkat Famili. 6. Faktor abiotik yang diukur pada penelitian ini terbatas pada ph, suhu, kelembaban. 7. Indeks keanekaragaman yang diukur menggunakan rumus Shanon and Weaver. 8. Karakteristik populasi yang diukur meliputi indeks nilai penting (INP) yang terdiri dari kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi, dan frekuensi relatif. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan permasalahan dalam penelitian di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa saja famili serangga tanah yang terdapat di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya? 2. Apa famili serangga tanah yang Dominan di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya? 3. Bagaimana indeks keanekaragaman serangga tanah di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya?

8 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui famili serangga tanah yang terdapat di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui famili serangga tanah yang dominan di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. 3. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman serangga tanah di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa, dapat menambah khazanah ilmu dan keterampilan tentang cara identifikasi. 2. Pengajar, dosen, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan penunjang dalam penyusunan penuntun praktikum dan sumber belajar mata kuliah Zoologi Invertebrata. 3. Peneliti yang lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi dan landasan penelitian lebih lanjut. 4. Pemerintah daerah, sebagai bahan informasi tentang keanekaragaman serangga tanah di lokasi dalam upaya mempertahankan kelestariannya.

9 F. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa istilah, yaitu : 1. Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk mengoleksi jenis-jenis obyek pengamatan yang terdapat pada suatu daerah. 2. Identifikasi adalah kegiatan untuk menentukan apakah suatu obyek pengamatan dianggap identik dengan obyek sebelumnya yang telah diberi nama dan diklasifikasi. 3. Keanekaragaman atau diversitas adalah suatu variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya termasuk di daratan, ekosistem ekosistem perairan, dan kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dan ekosistem. 4. Serangga tanah adalah serangga yang hidup di tanah, baik itu yang hidup di permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah. 5. Pitfall Trap adalah metode atau cara yang digunakan dalam mengetahui keanekaragaman makrofauna tanah. 6. Arboretum adalah salah satu kawasan konservasi flora dan fauna ekosistem dataran rendah yang terdapat di wilayah kota Palangka Raya. 7. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 8. Spesies adalah jenis dari suatu individu.