PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

Pembangunan Pariwisata di Indonesia

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB II KAJIAN TEORI...

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BLORA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

Prasarana dan Sarana Pariwisata

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

Transkripsi:

INDUSTRI PARIWISATA PERTEMUAN 9

PENDAHULUAN Pariwisata sebagai industri semakin berkembang pembangunan hotel berbagai tipe dan kelas, peningkatan sarana-prasarana pariwisata, dan peningkatan keahlian SDM di bidang pariwisata. Di Indonesia, pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusinya terhadap ekonomi, sodial dan budaya bangsa kesempatan kerja, pendapatan negara, kondisi sosial masyarakat yang lebih baik, apresiasi kebudayaan.

PENDAHULUAN (2) Sebagai sebuah industri, priwisata akan berdampak terhadap neraca perdagangan, lingkungan hidup, politik, sosial dan budaya suatu bangsa. Menurut ahli ekonomi industri pariwisata adalah industri yang menjual pelayanan dan jasa kepada orang yang sedang melakukan perjalanan (visitors) Oleh karena itu, industri wisata dikenal juga dengan sebutan invisible export

UNSUR POKOK INDUSTRI PARIWISATA Industri pariwisata dilaksanakan atas landasan prinsip dasar yang bergantung pada sepuluh landasan/unsur pokok pelaksanaannya membutuhkan kebijaksanaan yang tepat, terpadu, dan konsisten.

UNSUR POKOK INDUSTRI PARIWISATA (2) Kesempatan berbelanja Politik pemerintah Perasaan ingin tahu Publisitas dan promosi Hargaharga 10 UNSUR POKOK Sifat ramah tamah Jarak dan waktu Pengangkutan Akomodasi Atraksi

POLITIK PEMERINTAH Politik pemerintah = sikap dan kebijakan pemerintah terhadap kunjungan wisatawan dan kegiatan pariwisata di suatu daerah yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata. Politik Pemerintah Langsung sikap terhadap kunjungan wisatawan luar negeri Tidak Langsung situasi dan kondisi (politik, ekonomi, keamanan) yg stabil di dlm negeri

POLITIK PEMERINTAH (2) Beberapa kebijakan pemerintah dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata: 1 Ketetapan MPR RI no. II/MPR/1993 tentang GBHN Bab IV merumuskan bahwasanya pariwisata dijadikan sektor andalan kegiatan ekonomi; terpelihara kepribadian serta kelestarian fungsi n mutu lingkungan hidup; dll 2 3 UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Surat keputusan Menteri kehakiman No. MO2-IZ.01.02 tahun 1993 tentang pemberlakuan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) kepada beberapa negara selama 2 bulan

PERASAAN INGIN TAHU Dasar hakiki utama yang melahirkan pariwisata adalah perasaan manusia yang hakekatnya ingin tahu segala sesuatu di dalam dan di luar lingkungannya. Rasa ingin tahu tersebut terkait dengan kebudayaan, tata cara hidup dan adat istiadat suatu daerah, cuaca dan iklim negara lain, kekayaan dan keindahan alam daerah lain, dll yang tidak ada dalam lingkungannya sehari-hari. Guna memfasilitasi keingintahuan wisatawan, Indonesia membuka kantor Penerangan Promosi Pariwisata Indonesia (P3I) di 7 kota besar di berbagai negara

SIFAT RAMAH TAMAH Hasil peninjauan Pasific Area travel Association (PATA) Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat ramah (extremely hospitable). Sifat ramah tamah yang alamiah di berbgai sektor merupakan modal potensial dalam pengembangan industri pariwisata.

JARAK DAN WAKTU (AKSESIBILITAS) Jarak dan waktu terkait dengan: 1. Keberagaman dan keterkinian berbagai jenis alat transportasi 2. Pentingnya efisiensi waktu (ketepatan, kecepatan dan kelancaran) yang harus dipergunakan di pelabuhan pintu gerbang masuk, waktu pemeriksaan barang bawaan dan dokumen perjalanan wisatawan

ATRAKSI Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat atraksi/ objek wisata Dalam kegiatan pariwisata, atraksi harus dikoordinasikan dalam suatu penyajian yang harmonis, menarik dan terpadu Atraksi bisa ditawarkan dalam bentuk paket wisata Indonesia perlu mengembangkan paket atraksi wisata tahunan yang waktu pelaksanaannya (penanggalan) jelas, mis: sail bunaken, festifal layang-layang, promosi diskon kemerdekaan atau kahir tahun, dan tour de indonesia.

AKOMODASI Akomodasi bisa dikembangkan sesuai dengan konsep wisata yang ditawarkan. Akomodasi bisa bersifat modern, back to nature, home stay, akomodasi dengan arsitektur tradisional dan khas budaya lokal, dll

PENGANGKUTAN Pengangkutan di industri pariwisata berhubungan erat dengan aksesibilitas jalan menuju tempat wisata dan alat trasportasi. Yang terpenting mengenai pengangkutan dalam industri pariwisata adalah ketetapan rencana jadwal perjalanan yang teratur.

HARGA-HARGA Faktor harga baik untuk barang dan jasa pariwisata maupun ongkos perjalanan merupakan faktor penting dalam menarik minat wisatawan. Target wisatawan yang akan diharapkan berkunjung juga harus diperhatikan

PUBLISITAS DAN PROMOSI Publisitas dan promosi kampanye kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan kontinyu Yang terpenting dalam kampanye pemasaran pariwisata adalah setiap aspek yang dipromosikan untuk dijual harus sesuai fakta

KESEMPATAN BERBELANJA Kesempatan berberbelanja dalam industri pariwisata identik dengan kesempatan untuk membeli souvenir di daerah tujuan wisata Rata-rata wisatawan mancanegara membelanjakan US$ 1085,75selama berwisata di indonesia

PENGGOLONGAN USAHA INDUSTRI PARIWISATA Agar pengembangan industri pariwisata berhasil dan berdampak pada perekonomian nasional, maka sebuah negara harus membangun industri pariwisata secara integral, yang berarti membangun perusahaan atau cabang usaha yang ada hubungannya dengan kepariwisataan. Perlu adanya penggolongan yang jelas antara perusahaan utama dan sekunder yang bergerak dalam industri pariwisata, baik langsung maupun tidak langsung, dengan perusahaan yang bukan bergerak di bidang pariwisata

PENGGOLONGAN USAHA INDUSTRI PARIWISATA (2) 1. Perusahaan Pariwisata Utama Langsung adalah semua perusahaan yang tujuan pelayanannya khusus diperuntukkan bagi perkembangan kepariwisataan, dan yang kehidupan usahanya benar2 tergantung pada pariwisata Perusahaan pariwisata utama langsung terbagi atas dua bagian, yaitu objek sentra dan subjek sentra.

PENGGOLONGAN USAHA INDUSTRI PARIWISATA (3) Perusahaan yang tergolong objek sentra : a. Perusahaan akomodasi b. Tempat peristirahatan khusus c. Perusahaan angkutan pariwisata d. Erusahaan pengrajin dan toko souvenir Perusahaan yang tergolong subjek sentra : a. Perusahaan peneritah kepariwisataan promosi pariwisata b. Usaha yang membiayai kepariwisataan travel bank, travel credit, dll c. Perusahaan asuransi pariwisata

PENGGOLONGAN USAHA INDUSTRI PARIWISATA (4) 2. Perusahaan Pariwisata Sekunder Tak Langsung adalah semua usaha yang tidak sepenuhnya tergantung wisatawan tapi juga masyarakat sekitar kawasan wisata. Perusahaan pariwisata sekunder tak langsung, antara lain: a. Usaha katering, warung, dll b. Perusahaan pembuat kapal pesiar, kereta wisata, motor boat, dll c. Toko pakaian, perhisan, alat fotografi, dll d. Toko binatu, salon, dll

PERLENGKAPAN INDUSTRI PARIWISATA Pembagian perlengkapan industri wisata berdasarkan kegiatan yang dilakukan: a. Transportasi pengangkutan dengan kapal, bus, kereta api, dan pesawat b. Akomodasi dan perusahaan pangan hotel, sanatorium, cottage, mess, perkemahan, home stay, restoran,dll c. Perusahaan jasa perusahaan jasa industri pariwisata (tourist service trade), seperti, biro perjalanan, porter, perushaan hiburan, guide, asuransi wisata, dll

DESAIN PRODUK INDUSTRI PARIWISATA Secara singkat dalam melakukan desain produk wisata agar berkembang menjadi industri wisata yang berhasil, terdapat tiga tahap yang perlu diperhatikan: a. Tahap I desain produk industri wisata oleh dan dilokasi komponen industri masing2 (langsung dan tidak langsung) b. Tahap II dedsain produk diciptakan bersama oleh komponen industri untuk kebutuhan pengadaan dan permintaan (supply dan demand) pasaran industri pariwisata baik di dalam maupun di luar negeri c. Tahap III desian produk yang sudah jadi, diolah dan dikombinasikan secara harmonis sehingga siap untuk di promosiakan dan dijual.

INDUSTRI PARIWISTA DAN EKONOMI KREATIF Input utama ekonomi kreatif adalah ide dan kemampuan berpikir dalam menghasilkan inovasi Pariwisata memiliki kitan erat dengan ekonomi kreatif pengembangan desa wisata produk kerajinan/cendera mata, kulinary, dll Tantangan dalam pengembangan ekonomi kreatif dalam industri pariwisata agar inovasi terus berkembang: a. Perlindungan HAKI b. Lingkungan yang baik c. Modal Untuk filedtrip tambahkan identifikasi ekonomi kreatif, untuk mikromakro wisata tambahkan kasus di kelayakan