KAJIAN WACANA IKLAN BARIS PADA HARIAN GORONTALO POST ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Oleh SALMAN ALADE NIM 311411171 PROGRAM STUDI S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO APRIL 2015
KAJIAN WACANA IKLAN BARIS PADA HARIAN GORONTALO POST ARTIKEL Oleh Salman Alade Dakia N.Djou Supriyadi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO APRIL 2015 Abstrak Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi tentang penggunaan unsur internal wacana iklan baris Harian Gorontalo Post dan penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris pada Harian Gorontalo Post. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, kemudian dilanjutkan dengan teknik baca, dan terakhir menggunakan teknik catat. Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian berikut: (1) penggunaan unsur internal wacana dalam iklan baris Harian Gorontalo Post terdiri atas penggunaan ejaan dalam iklan baris terdapat kekeliruan penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tidak sesuai dengan fungsinya. Pada aspek morfologi yaitu penggunaan singkatan, iklan baris harian Gorontalo Post cukup beragam dan memiliki ciri penyingkatan huruf. Penggunaan afiks dan reduplikasi juga masih terdapat kekeliruan. Pada penggunaan leksikon, iklan baris harian Gorontalo Post tidak lepas dari penggunaan kosa kata bahasa asing. Pada aspek sintaksis yang meliputi penggunaan frasa dan klausa dalam iklan baris harian Gorontalo Post cukup beragam, namun penggunaan frasa lebih banyak dibanding penggunaan klausa karena iklan baris kurang menggunakan fungsi predikat (P). (2) penggunaan unsur eksternal wacana dalam iklan baris Harian Gorontalo Post berupa aspek kohesi dan koherensi yakni iklan baris ada yang mengandung kohesi dan ada yang tidak kohesi, namun keseluruh iklan baris mengandung koherensi yang tinggi. Pada aspek skema iklan baris dapat dimaknai isinya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca, Pada aspek interpretasi lokalpun demikian iklan baris dapat dimaknai berdasarkan interpretasi pembaca terhadap aspek bahasa tersekat yang ada dalam iklan baris. Kata-kata kunci: kajian wacana, iklan baris, harian Gorontalo Post Pendahuluan
Informasi dalam segala bidang kehidupa dengan mudah dapat diperoleh melalui media massa. Menurut Ardianto dkk (2012:19) media massa merupakan penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, pemirsa. Segala informasi diperoleh seseorang melalui bantuan media diantaranya berupa media massa. Salah satu media massa yang sering dibaca masyarakat adalah surat kabar atau koran. Surat kabar adalah salah satu media yang digunakan masyarakat dalam memperoleh berita. Di dalam koran banyak bentuk informasi yang disajikan dalam bentuk berita, feature, artikel, dan iklan. Surat kabar memiliki fungsi sebagai salah satu media pemberi informasi kepada masyarakat yang disampaikan melalui bahasa tulis. Melalui surat kabar, informasi yang diperoleh masyarakat akan lebih jelas dan bisa diperoleh kapan saja bahkan dibaca berulangulang. Berbeda dengan media lain, seperti televisi ataupun radio terkadang dengan menggunakan televisi atau radio, informasi yang diperoleh tidak terlalu akurat bahkan sangat dibatasi oleh waktu dan tidak bisa diperoleh kembali jika informasi yang disampaikan tersebut telah berlalu. Dalam menyampaikan informasi, bahasa yang disampaikan lewat media masa dan media elektronik lainnya pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula, salah satunya surat kabar. Bahasa yang digunakan dalam surat kabar berbeda-beda bergantung pada jurnalis itu sendiri, sehingga bahasa surat kabar sering disebut juga bahasa jurnalistik. Menurut Yunus (2010:80) bahasa jurnalistik dapat diartikan sebagai gaya bahasa yang dipakai wartawan dalam menulis berita. Banyak orang menyebut bahasa jurnalistik sebagai bahasa koran. Akan tetapi sebaiknya dari karakteristik tersebut tidak harus menimbulkan makna banyak serta kabur bagi pembaca surat kabar, sehingga pembaca pun tidak salah tafsir terhadap bacaannya. Masyarakat atapun khalayak umum biasanya memperoleh informasi tertulis itu melalui iklan yaitu salah satunya iklan baris. Iklan baris mengutamakan informasi yang paling inti yang perlu diketahui oleh peminatnya. Oleh karena itu, biasanya iklan baris hanya memuat informasi seperlunya dan hanya membutuhkan beberapa baris saja. Hal inilah yang membuat iklan baris lebih murah biayanya dibanding iklan pada umumnya. Dalam dunia jurnalistik terkadang penggunaan bahasanya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan bahkan masih banyak dijumpai kesalahan. Seperti halnya pada iklan baris di Harian Gorontalo Post yang banyak mengalami pemadatan terhadap isi iklan baris tersebut. Selain sulit ditafsirkan dikarenakan isi dari iklan baris bahasanya singkat dan padat membuat iklan baris sulit dikenali strukturnya. Hal ini juga akan berdampak jika
pemaknaan terhadap isi iklan baris tersebut yang sulit dimengerti sehingga akan menimbulkan salah tafsir. Penelitian ini merupakan aplikasi studi analisis wacana dengan formulasi judul Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post. Tujuan penelitian ini, yaitu: pertama, mendeskripsikan penggunaan unsur internal wacana iklan baris pada Harian Gorontalo Post, dan kedua, mendeskripsikan penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris pada Harian Gorontalo Post. Banyak dan berbagai macam definisi tentang wacana yang telah dikemukakan oleh para ahli. Namun, dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, Chaer mengemukakan (2007:267) pada dasarnya bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Menurut Jorgensen dan Phillips (2010:4) wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi berkesinambungan, yaitu mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apa pun. Menurut Chaer (2007:267) sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Iklan baris memiliki pengertian yang sama dengan pengertian iklan pada umumnya. Secara umum, iklan merupakan sebuah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang di dalamnya memuat sesuatu untuk dipromosikan. Menurut Dunn dan Barban (dalam Widyatama, 2007:15) iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. Menurut Widyatama (2007:16) di Indonesia, masyarakat periklanan Indonesia mengartikan iklan sebagai bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Wacana memiliki unsur pendukung utama yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek struktur kebahasaan sebuah wacana. Menurut Mulyana (2005:9) unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau kalimat, yang dimaksud
satuan kata ialah tuturan-tuturan yang berwujud satu kata. Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar, satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan bergabung. Unsur internal wacana dapat meliputi aspek-aspek kebahasaan yang penggunaan unsur internal wacana iklan baris yaitu terkait dengan aspek-aspek kebahasaan yang penggunaan ejaan, aspek morfologi (penggunaan singkatan, penggunaan akronim, penggunaan afiks, penggunaan reduplikasi, dan penggunaan aspek leksikon), aspek sintaksis (penggunaan frasa dan penggunaan klausa). Unsur eksternal berkaitan dengan sesuatu yang menjadi bagian wacana tetapi tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran unsur eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Sebagai sebuah struktur, wacana merupakan satuan gramatikal yang terbentuk dari dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan isi. Kepaduan makna (kohesi) dan kekompakkan bentuk (koherensi) merupakan dua unsur yang turut menentukan keutuhan wacana. Unsur eksternal wacana dapat meliputi Kohesi dan koherensi, interpretasi lokal, dan skema. Interpretasi Lokal dalah interpretasi yang didasarkan konteks lokal atau konteks terdekat dari bahasa tersebut. Sedangkan kohesi Kohesi mengacu pada hubungan antarkalimat dalam wacana, baik dalam tataran gramatikal maupun dalam tataran leksikal. Koherensi merupakan unsur isi dalam wacana, sebagai organisasi semantik, wadah gagasan-gagasan disusun dalam urutan yang logis untuk mencapai maksud dan tuturan dengan tepat. Menurut Jorgensen dan Phillips (2010:4) kohesi merupakan keserasian hubungan unsurunsur dalam wacana, sedangkan koheren merupakan kepaduan wacana sehingga komunikatif mengandung satu ide. Skema merupakan pengetahuan yang terkemas secara sistematis dalam ingatan manusia. Menurut Kartomiharjo (1992:23) skema merupakan struktur pengetahuan tingkat tinggi yang kompleks. Bagi mereka yang berpandangan sangat positif terhadap schemata, schemata dianggap sebagai sesuatu yang sangat menentukkan bagi orang yang memiliki suatu pengalaman tertentu sehingga pengalamannya itu diinterpretasikan secara pasti, tidak berubah-ubah. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan unsur internal dan unsur eksternal wacana iklan baris pada koran harian Gorontalo Post. Sumber data dalam penelitian ini adalah koran Harian Gorontalo Post yang memuat iklan baris pada setiap edisinya yang dikumpulkan pada periode bulan April 2014 hingga Desember 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yakni
mengutip data-data berupa wacana iklan baris pada harian Gorontalo Post mengenai penggunaan unsur internal dan eksternal wacana. Kemudian dilanjutkan dengan teknik baca yakni membaca secara keseluruhan iklan baris pada harian Gorontalo Post, dan terakhir menggunakan teknik catat yakni mencatat penggunaan unsur internal dan eksternal wacana seluruh iklan baris pada Harian Gorontalo Post. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah yaitu; (1) menentukan penggunaan unsur internal dan eksternal wacana pada Harian Gorontalo post. (2) mengklasifikasi iklan baris berdasarkan penggunaan unsur internal dan ekternal wacana. (3) menganalisis setiap penggunaan unsur internal mengkaji penggunaan unsur internal wacana iklan baris yaitu terkait dengan aspek-aspek kebahasaan yang dikaji, antara lain penggunaan ejaan, aspek morfologi (penggunaan singkatan, penggunaan akronim, penggunaan afiks, penggunaan reduplikasi, dan penggunaan aspek leksikon), aspek sintaksis (penggunaan frasa dan penggunaan klausa). Penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris yaitu aspek kohesi dan koherensi, aspek interpretasi lokal, dan aspek skema. (4) Menyimpulkan hasil analisis data. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini mengkaji penggunaan unsur internal wacana iklan baris yaitu terkait dengan aspek-aspek kebahasaan yang dikaji, antara lain penggunaan ejaan, aspek morfologi (penggunaan singkatan, penggunaan akronim, penggunaan afiks, penggunaan reduplikasi, dan penggunaan aspek leksikon), aspek sintaksis (penggunaan frasa dan penggunaan klausa). Selain mengkaji penggnaan unsur internal wacana iklan baris peneliti juga mengkaji penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris yaitu aspek kohesi dan koherensi, aspek interpretasi lokal, dan aspek skema. Berikut dipaparkan hasil kajian wacana iklan baris tersebut. Penggunaan Unsur Internal Wacana Iklan Baris Harian Gorontalo Post Penggunaan unsur internal wacana iklan baris yaitu terkait dengan aspek-aspek kebahasaan yang dikaji, antara lain penggunaan ejaan, aspek morfologi (penggunaan singkatan, penggunaan akronim, penggunaan afiks, penggunaan reduplikasi, dan penggunaan aspek leksikon), aspek sintaksis (penggunaan frasa dan penggunaan klausa). Aspek Ejaan
Penggunaan unsur internal wacana iklan baris menyangkut aspek kebahasaan salah satunya penggunaan ejaan. Penggunaan ejaan menyangkut tanda baca dan penggunaan huruf kapital dalam iklan baris yang dimuat dalam harian Gorontalo Post. 1. Penggunaan Tanda Baca Penggunaan tanda baca menyangkut penyingkatan dengan menggunakan lambang bilangan dan tanda baca, karena pada umumnya iklan baris banyak menggunakan singkatan dengan menggunakan lambang bilangan dan tanda baca. Penggunaan Tanda Baca pada Data Iklan Baris (1) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 5 April 2014) Data pada iklan baris (1) di atas menunjukkan penggunaan tanda baca / (garis miring) yang berarti menggantikan kata atau. Selain itu pula, penulisan Roda 2 pada contoh data (1) merujuk pada arti roda dua bukan roda-roda 2. Penggunaan Huruf Kapital Penggunaan huruf kapital pada umumnya iklan baris banyak keliru. Kekeliruan itu terlihat seperti pada contoh berikut. Penggunaan Ejaan pada Data Iklan Baris (5) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 20 April 2014) Data pada iklan baris (5) di atas menunjukkan penggunaan huruf kapital yakni penulisan kata tomulabutao dituliskan dengan menggunakan huruf kecil pada huruf awal kata tersebut. Seharusnya huruf awal pada kata tersebut menggunakan huruf kapital karena kata tersebut menunjukkan nama tempat. Sehingga penulisannya menjadi Tomulabutao. Aspek Morfologi
1. Penggunaan Singkatan Penggunaan singkatan dalam iklan baris merupakan hal yang umum. Ciri dari iklan baris salah satunya menggunakan singkatan pada kata-kata yang dimuat di dalamnya. Seperti pada contoh berikut. Penggunaan Singkatan pada Data Iklan baris (7) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 7 Mei 2014) Data pada iklan baris (7) di atas menunjukkan penggunaan singkatan yakni pada penulisan PDAM merupakan singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, SHM yang merupakan singkatan dari Surat Hak Milik. Singkatan tersebut merupakan singkatan umum yang sering digunakan dalam dunia periklanan. 2. Penggunaan Akronim Sama halnya dengan penggunaan singkatan, penggunaan akronim dalam iklan baris merupakan hal yang umum. Salah satu ciri dari iklan baris adalah menggunakan akronim. seperti pada contoh berikut. Penggunaan Akronim pada Data Iklan Baris (9) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 20 Mei 2014) Data pada iklan baris (9) di atas menunjukkan penggunaan akronim, Penulisan Ruko merupakan akronim dari rumah toko. Penggunaan akronim ruko sudah sering dijumpai pada iklan baris jenis jual beli. 3. Penggunaan Afiks
Penggunaan afiks dalam iklan baris dianggap penting, karena afiks yang melekat pada kata dapat mengubah arti dari kata yang dilekatkan. Namun, pada iklan baris terdapat beberapa contoh iklan baris yang menghilangkan penggunaan afiks, seperti penghilangan prefiks pada contoh berikut. Penggunaan Afiks Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (18) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 18 Juni 2014) Data pada iklan baris (18) di atas menunjukkan penggunaan afiks yakni penulisan kata jual rumah oleh pemasang iklan telah menghilangkan afiks berupa prefiks di-, yang seharusnya pada kata jual tersebut dibubuhi dengan prefiks di- sehingga penulisannya menjadi dijual rumah. 4. Penggunaan Reduplikasi Penggunaan afiks dalam iklan baris dianggap penting. Dalam iklan baris terkadang dijumpai tidak sesuai dengan penulisan yang seharusnya, seperti penggunaan reduplikasi atau kata ulang pada contoh berikut. Penggunaan Reduplikasi Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (20) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 29 Juni 2014) Data pada iklan baris (20) di atas menunjukkan penggunaan reduplikasi yakni penulisan kata Surat2an merupakan contoh penulisan reduplikasi yang keliru karena menggunakan angka 2 sebagai tanda pengulang kata surat, yang seharusnya penulisan reduplikasi kata tersebut adalah surat-suratan dituliskan lengkap unsur kata yang menjadi pengulang dari kata tersebut. 5. Penggunaan Leksikon
Menurut KBBI leksikon merpakan komponen bahasa yang memuat memuat sesuatu inormasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa atau disebut kosakata. Dari aspek leksikon, struktur iklan memanfaatkan kosakata daerah dan bahasa asing. Berikut adalah contohnya. Penggunaan Leksikon Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (26) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 16 Juli 2014) Data pada iklan baris (26) di atas menunjukkan penggunaan leksikon. Penulisan jarang pake merupakan penggunaan dialek bahasa Manado, hal itu dikarenakan iklan baris harian Gorontalo post merupakan masyarakat Gorontalo yang dalam kehidupan sehari-hariinya sering menggunakan dialek tersebut. Aspek Sintaksis 1. Penggunaan Frasa Frasa (dari bahasa Inggris phrase) adalah kesatuan bahasa yang lebih besar daripada kata karena frasa selalu terdiri atas dua patah kata atau lebih. berikut contoh pengunaan frasa pada data iklan baris. Penggunaan Frasa Dapat Dilihat pada Data Iklan baris (22) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 9 Juli 2014) Data pada iklan baris (22) di atas menunjukkan penggunaan frasa yakni frasa yang terdapat pada fungsi subjek (S) pada iklan di atas yaitu Salon Humairah. Frasa juga terdapat pada fungsi Objek (O) pada iklan baris di atas yaitu karyawan wanita, selain itu beberapa frasa juga terdapat pada fungsi keterangan (Ket) pada iklan baris di atas yaitu yang berpengalaman, di bidang facial, totok wajah, hubungi 08525686867, beberapa frasa tersebut menduduki fungsi keterangan yang berjenis keterangan pewatas atau keterangan yang berisi pembatasan terhadap
suatu hal. Hal yang sama juga terdapat pada contoh iklan baris jenis lowongan pekerjaan berikutnya. 2. Penggunaan Klausa Klausa ialah kesatuan bahasa yang terdiri atas dua bagian yang berfungsi sebagai subjek (S) dan predikat (P). Klausa juga bisa terdiri atas dua kata atau lebih. Walaupun klausa terdiri atas dua unsur pokok yaitu S dan P, yang terpenting dalam klausa adalah unsur P-nya. Berikut ini pemaparannya. Penggunaan Klausa Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (24) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 9 Juli 2014) Data pada iklan baris (24) di atas menunjukkan penggunaan klausa yakni kalimat iklan di atas memiliki beberapa klausa yaitu pada tulisan dibutuhkan karyawan/wati MCC CAbang Gorontalo yang menduduki fungsi predikat (P) dan subjek (S), sedangkan klausa yang selanjutnya yaitu bawa lamaran lengkap yang menduduki fungsi predikat (P) dan objek (O). Walaupun klausa terdiri atas dua unsur pokok yaitu S dan P, yang terpenting dalam klausa adalah unsur P-nya. Penggunaan Unsur Eksternal Wacana Iklan Baris Penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris yaitu berkaitan dengan melihat prinsipprinsip pemaknaan wacana, yaitu aspek kohesi dan koherensi, interpretasi lokal, skema. Berikut pemaparannya. 1. Kohesi dan Koherensi Prinsip Kohesi dan Koherensi Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (37) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 15 Desember 2014)
Data pada iklan baris (37) di atas menunjukkan prinsip kohesi dan koherensi. Wacana iklan baris jenis lowongan pekerjaan di atas terdiri atas satu paragraf yang terdiri beberapa kalimat tunggal sebagai berikut. (1) Dibutuhkan segera SPV, SPG, dan Staf Administrasi Dealer Motor Honda PT. Nusantara Surya Sakti, umut max 38 thn. (2) Fasilitas : Gaji Pokok, Komisi, Reward, dll. (3) Langsung interview hubungi : 085210048474 (ikbal) 081342229214 (Fany) Iklan jenis kedua ini sudah mengandung kohesi dan koherensi. Kohesi ditunjkkan dengan adanya konjungsi. Pada kalimat pertama terdapat konjungsi dan yang menunjukkan hubungan penggabungan. Dalam hal koherensi, iklan di atas sudah berkoherensi cukup baik. Karena bentuk wacana iklan termasuk ke dalam wacana procedural, maka jarang sekali ditemui adanya konjungsi antarkalimat. Dalam hal ini kalimat berdiri sendiri-sendiri, namun membentuk kesatuan yang padu. Masing-masing kalimat sering bertautan. Kalimat pertama diawali dengan nama perusahaan yang membutuhkan karyawan beserta posisi karyawan yang dibutuhkan sekaligus dengan persyaratan umur. Kalimat kedua menunjukkan fasilitas yang akan diperoleh oleh calon karyawan ketika bekerja. Sedangkan kalimat terakhir berisi keterangan bahwa calo pelamar akan langsung diinterview dan juga berisi nomor telepon yng dapat dihubungi oleh calon pelamar yang merasa tertarik. Dari iklan baris di atas dapat ditangkap maksud pembuat iklan bahwa PT. Nusantara Surya Sakti membutuhkan karyawan dengan posisi sebagai SPV, SPG, dan Staf Administrasi Dealer Motor Honda dengan syarat usia maksimal 38 tahun. Bagi calon karyawan yang akan diterima nanti akan mendapatkan fasilitas berupa Gaji Pokok, Komisi, Reward, dll. Pelamar yang akan melamar akan diinterview pada saat itu juga. Dapat menghubungi nomor telepon yang tertera pada iklan di atas jika ada yang ingin ditanyakan. 2. Interpretasi Lokal Prinsip interpretasi lokal merupakan interpretasi wacana yang didasarkan pada konteks lokal atau aspek terdekat dengan penutur/pembaca. Dalam hal ini prinsip interpretasi lokal digunakan oleh peneliti dan sekallgus pembaca dalam memahami teks iklan baris.
Aspek interpretasi lokal dapat dilihat pada data iklan baris (29) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 19 Agustus 2014) Data pada iklan baris (29) di atas menunjukkan aspek interpretasi lokal. Dilihat dari penulisan No.Hp : 085240308885-082293565617 pada data iklan baris (29) di atas, maksud interpretasi makna iklan secara lokal pada teks iklan baris di atas adalah penulis iklan baris meminta calon pembeli mobil Toyota Fourtuner jika merasa tertarik untuk membeli mobil tersebut dengan cara menghubungi nomor telepon yang dicantumkan pada iklan di atas, bukan untuk menghubungi nomor telepon lain. 3. Skema Prinsip skema merupakan interpretasi wacana yang didasarkan atas pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki oleh pembaca. Pembaca iklan baris, skema berfungsi untuk memahami teks iklan baris dalam hal ini skema berupa deskripsi dari maksud dari pemasang iklan yang terkandung dalam isi iklan baris. Contoh dan penjelasan selengkapnya dipaparkan sebagai berikut. Prinsip Skema Dapat Dilihat pada Data Iklan Baris (33) (Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi 20 November 2014) Data pada iklan baris (33) di atas menunjukkan aspek skema. Berdasarkan prinsip skema yang dimiliki pembaca dalam hal ini peneliti, data di atas dapat dideskripsikan isi iklan tersebut adalah pemasang iklan ingin menjual sekapling tanah dengan luas 400 meter persegi, tanah tersebut bersertifikat hak milik (SHM), lokasi tanah tersebut berada di depan jalan raya dengan
beralamatkan jalan baru di samping kost ilmiah atau berada di depan kantor PU Provinsi. Selain itu pula, jika calon pembeli merasa tertarik apat menghubungi nomor telepon 081340575501. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan unsur internal dan eksternal wacana iklan baris pada Harian Gorontalo Post, penggunaan unsur internal wacana secara bervariasi yang pada iklan baris Harian Gorontalo Post, juga banyak yang mengalami kekeliruan terhadap fungsinya sehingga dapat menimbulkan ketidakpahaman terhadap pembaca terutama dalam pemaknaan. Kekeliruan banyak terjadi pada penggunaan ejaan dari segi penggunaan tanda baca misalkan penulisan roda dua, kata dua ditulis dengan menggunakan angka seperti Roda 2. Pada iklan baris jual beli terdapat kata tomulabutao yang merupakan nama sebuah tempat dituliskan dengan menggunakan huruf kecil pada hururf awal kata tersebut. Seharusnya huruf awal pada kata tersebut menggunakan hururf kapital karena kata tersebut menunjukkan nama tempat. Sehingga penulisannya menjadi Tomulabutao. Kekeliruan juga terjadi pada aspek morfologi yakni penggunaan afiks berupa prefiks. Pada iklan baris jual beli terdapat kata di antar yang dituliskan secara terpisah antara prefiks dan kata dasar. Seharusnya prefiks dan kata dasar dituliskan secara melekat karena di- pada kata tersebut berfungsi sebagai prefiks bukan preposisi. Pada aspek Sintaksis yakni penggunaan frasa dan klausa. Iklan baris harian Gorontalo Post cukup beragam dalam penulisannya, dalam setiap iklan baris yang ditulis pada harian Gorontalo Post penggunaan frasa lebih banyak dibanding penggunaan klausa. Hal ini disebabkan iklan baris sedikit menggunakan fungsi predikat (P),walaupun klausa terdiri atas dua unsur pokok yaitu S dan P, tetapi yang terpenting dalam klausa adalah unsur predikat atau P-nya. Dalam iklan baris Harian Gorontalo Post, penggunaan unsur eksternal wacana digunakan secara bervariasi. Berdasaran aspek kohesi dan koherensi yakni iklan baris ada yang mengandung kohesi dan ada yang tidak kohesi, namun keseluruh iklan baris mengandung koherensi yang tinggi. Pada aspek skema iklan baris dapat dimaknai isinya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca, Pada aspek interpretasi lokalpun demikian iklan baris dapat dimaknai berdasarkan interpretasi pembaca terhadap aspek bahasa tersekat yang ada dalam iklan baris.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wacana iklan baris Harian Gorontalo Post kurang memperhatikan aspek bahasa, namun umumnya iklan baris tersebut dapat dimaknai. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) penggunaan unsur internal wacananya dalam iklan baris Harian Gorontalo Post ditemukan ada iklan baris yang kurang memperhatikan penggunaan aspek kebahasaannya, (2) ditinjau dari penggunaan unsur eksternal wacananya dalam iklan baris Harian Gorontalo Post berupa skema, interpretasi lokal, iklan baris belum menunjukkan adanya kekohesifan sebuah wacana. Namun menunjukan sebuah koherensi yang tinggi. Saran Memperhatikan kemungkinan kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, demi perbaikannya ke depan peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) Penelitian terhadap iklan baris sangat penting untuk dilakukan dalam usaha pengkajian bahasa, mengingat bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis, maka diharapkan kepada media massa khusunya penulis iklan dapat memperhatikan penggunaan unsur internal wacana dan unsur eksternal wacana yang benar dalam penulisan iklan baris. Agar penulisan iklan baris yang ada dalam koran harian Gorontalo tidak menimbulkan makna yang tidak jelas ketika dibaca oleh khalayak umum. (2) Diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan komentar serta saran untuk menyempurnakan kembali penelitian mengenai iklan baris yang telah dilakukan oleh peneliti. (3) Pihak media Gorontalo Post diharapkan untuk menyajikan iklan yang memperhatikan penggunaan unsur internal dan eksternal wacana iklan baris. DAFTAR RUJUKAN Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2012. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Chaer, Abdul.2007. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta. Jorgensen, Marianne W dan Louise J. Philips. 2010. Analisis Wacana (Teori dan Metode). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kartomihardjo, Soeseno. 1992. Analisis Wacana dan Penerapannya. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. (Pidato Ilmiah dalm Rangka Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.