BAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, anjing, burung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut, salah satu fase penting dan menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu malaria, schistosomiasis, leismaniasis, toksoplasmosis, filariasis, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. Seligman (2004), menyatakan bahwa biasanya orang akan menunjukkan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebahagiaan menjadi satu hal yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semua ini membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada retardasi mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia terlahir di dunia dengan kekurangan dan kelebihan yang berbedabeda.

PENGANTAR. kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertimbangan. Pertama, fokus permasalahan dalam studi ini mencakup kebahagiaan sejati

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban moral. Biasanya orang akan menunjukkan tingkah laku yang baik jika mereka merasa bahagia. Perilaku yang baik berkaitan dengan kondisi psikis yang sehat yang kemudian juga akan berimplikasi kepada kehidupan yang berkualitas pada diri seseorang (Seligman, 2005). Kebahagiaan yang ingin dicapai oleh seseorang bukanlah kebahagiaan yang bersifat sementara atau berupa kenikmatan saja. Kebahagiaan yang autentik adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik meliputi gagasan bahwa kehidupan seseorang sudah autentik, dimana istilah autentisitas menggambarkan tindakan memperoleh gratifikasi dengan jalan mengerahkan salah satu kekuatan-khas seseorang (Seligman, 2005). Jika seseorang tersebut mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya, seperti terkena penyakit, atau lain sebagainya yang dapat menyebabkan afek negatif seperti keputus asaan, ketakutan, dan gangguan psikis 1

lainnya, dan afek-afek tersbut sering tejadi terhadap wanita, karena wanita memiliki emosi yang lebih kuat. Salah satu penyakit yang membuat wanita merasa khawatir salah satunya adalah penyakit TORCH. Sekitar 40% wanita hamil pengidap TORCH pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi dan 15% mengalami keguguran atau kelahiran dini. Sebanyak 17% janin terinfeksi pada trimester pertama, 24% pada trimester kedua dan 62% pada trimester ketiga. Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80 90% bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10% dapat mengalami gangguan pendengaran (Herdiyani, 2011). Data di Amerika Serikat pada tahun 2006 menyatakan 15%-30% wanita mempunyai antibodi terhadap toxoplasma. Menurut Sunaryo, infeksi TORCH di Indonesia pada kehamilan menunjukkan prevalensi cukup tinggi, berkisar antara 5,5% sampai 84%. Beberapa penelitian di Indonesia memperoleh, dari ibu yang menderita Toxoplasmosis, sebanyak 56% bayi dapat penderita Toxoplasmosis kongenital bila ibu tersebut tidak diberi pengobatan selama kehamilan. Infeksi TORCH oleh Cornain dan kawan kawan, pada 67% wanita kasus infertilitas didapatka sebanyak 10,3 Toxoplasma, 13,8% positif Rubella, 13,8% positif infeksi CMV. Prevalensi toxoplasmosis di Jakarta sebesar 61,6%, Bandung 74,5%, Surabaya 55,5%, Yogyakarta 55,4%, Denpasar 23,0%, dan Semarang 44,0%. Insiden kelainan bawaan di Indonesia tahun 2009 berkisar 15 per 1.000 kelahiran. Angka kejadian ini akan menjadi 4 5% bila bayi diikuti terus sampai berusia 1 tahun. Menurut Maryuni angka kejadian kelainan kongenital dibeberapa rumah sakit di Indonesia yaitu RSCM Jakarta tahun 1975 1979 2

sebanyak 11,61 per 1.000 kelahiran hidup dan RS Pirngadi Medan tahun 1977 1980 sebanyak 3,3 per 1.000 kelahiran hidup (Huda, 2014). Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa jumlah pengidap TORCH cukup banyak. Banyaknya wanita yang mengalami keguguran dan tidak dapat mengalami kehamilan dikarenakan virus TORCH ini. Penyebab virus ini masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui lantaran hewan yang berada di sekitar kita, seperti kucing, ayam, tikus, burung, anjing, sapi dan lain sebagainya. Meskipun kita tidak dekat dengan hewan-hewan di atas namun virus ini dapat menular melalui sayuran, daging setengah matang, udara. Virus ini juga sangat mudah menular seperti halnya penyakit HIV (Ramli, 2014) Banyaknya wanita yang mengalamai infeksi virus TORCH saat ini membuat wanita semakin sering mengalami kesedihan akibat virus ini, mereka mengalami keguguran berkali-kali karena virus TORCH. Dalam kegugurannya tersebut selain mengalami kesedihan karena anak dalam kandungannya telah meninggal, mereka juga mengalami gunjingan dari masyarakat mereka mengatakan bahwa ia tidak dapat menjaga kehamilannya, bahkan mereka dikucilkan oleh masyarakat karena mereka memiliki virus yang menular. Wanita memiliki perasaan yang sensitive mereka merasa tidak percaya diri ketika dalam perkawinannya ia belum memiliki keturunan. Dan tak jarang pula mereka dikatakan mandul. Kesedihan lain yang dirasakan wanita penderita TORCH yaitu ketika ia merasa sebagai wanita yang tidak sempurna karena tidak mampu memiliki keturunan bagi suaminya. Ia mengatakan ia takut jikalau suaminya meninggalkannya. kadang saya berfikir kalu saya kurang begini bagaimana kalau suami saya meninggalkan saya atau sebagainya, atau karena orangnya sudah ingin punya anak misalnya, tapi suami saya baik, dia tidak membebani saya dan tidak menekan ingin punya anak dan sebagainya (wawancara 28 April 2014). 3

Selain dapat menyebabkan keguguran, ketidak sempurnaan bayi, dan sulitnya mendapatkan keturunan, virus ini memunculkan berbagai masalah psikologis seperti ketakutan, keputusasaan yang disertai dengan prasangka buruk, diskriminasi dari orang lain, serta perasaan bahwa dirinya adalah wanita yang tidak mampu memberikan keturunan kepada suaminya, yang kemudian dapat menimbulkan tekanan psikologis. Terkait dengan perasaan dimana wanita merasa putus asa karena tidak mampu memberikan keturunan kepada suaminya hal ini juga menambah tekanan psikis pada wanita penderita TORCH yaitu diskriminasi dari mertua dan keluarga lainnya yang menganggapnya menular. Menurut pendapat lili menyatakan bahwa diskriminasi dari keluarga dan kerabat lain dapat menimbulkan rasa malu pada wanita penderita TORCH yang terkait dengan depresi atau dengan kata lain, kurangnya dukungan dari keluarga dapat meningkatkan kemungkinan depresi pada wanita penderita TORCH. Menurut Gunawan kurangnya dukungan sosial juga membuat keputusasaan wanita penderita TORCH akan bertahan lebih lama dan semakin parah (Kaloeti, 2011). Seseorang yang mengalami virus TORCH ini dapat menyebabkan anak yang dilahirkan tidak sempurna dan cacat secara fisik maupun mental. Ini tentunya membuat seorang ibu merasa sedih, hal ini terjadi terhadap salah satu wanita penderita TORCH di desa Plandi yang memiliki anak namun hingga kelas tiga SD ia belum bisa membaca karena virus TORCH menyerang saraf sang anak. Setiap hari ia merasa kasihan terhadap anaknya dan ketika sang anak dianggap anak yang bodoh disekolah ia merasa sedih jika banyak yang menganggap anaknya anak yang tidak pintar (wawancara, 28 april 2014). Masalah kehidupan social yang merupakan salah satu factor kebahagiaan membuat seseorang harus melakukan interaksi social dengan lingkungannya. Infeksi virus TORCH dapat 4

ditularkan seperti halnya virus HIV/AIDS. Wanita penedita TORCH terkadang mengalami hambatan dalam bersosial. Salah satu yang membuat subjek I dalam penelitian ini merasakan emosi negative adalah dijauhi oleh lingkungannya. Ketika subjek I ingin menyentuh anak salah satu saudaranya, orang tuanya melarang ia mengatakan kalau nanti menulakan kepada anaknya ataupun dirinya (wawancara, 1 mei 2014). Seseorang yang mengalami depresi, keputusasaan serta ketakutan menyebabkan ketidak bahagiaan, karena mereka lebih banyak merasakan afek negatif. Padahal, sedikitnya afek positif (seperti kebahagiaan) yang dirasakan berhubungan dengan banyaknya gangguan psikologis yang ada. Schimoff menyatakan bahwa tidak jarang, energi ketidakbahagiaan yang dirasakan dapat membuat individu mempertanyakan mengenai kualitas kehidupannya, karena mereka tidak ingin terus menerus berada dalam ketidakbahagiaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Frankl bahwa individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan dalam situasi apapun, termasuk untuk bahagia atau tidak bahagia (Seligman, 2005). King dan Hicks menyatakan bahwa penemuan cara untuk bahagia ketika individu memiliki pengalaman hidup yang terasa berat tersebut merupakan tantangan besar, karena terkait dengan penentuan ulang tujuan dan prioritas (Kaloeti, 2011). Kebahagiaan menurut Snyder & Lopez, dalam Kaloeti (2011) sendiri merupakan kondisi psikologis yang dirasakan individu secara subjektif. Carr dalam Kaloeti (2011) mencirikan kebahagiaan dengan level emosi positif yang tinggi, dan level emosi negatif yang rendah sebagai indikasi adanya interpretasi yang positif terhadap kehidupannya sehingga dapat memunculkan kepuasan dalam hidupnya 5

Berkaitan dengan teori kebahagiaan, Snyder dan Lopez memaparkan aspek kebahagiaan, bahwa kebahagiaan memiliki dua aspek, yakni afektif dan kognitif. Aspek afektif mewakili pengalaman emosional seperti riang, gembira, senang, dan emosi positif yang lain. Di sisi lain, aspek kognitif mewakili evaluasi kognitif dalam kepuasan terhadap berbagai domain dalam kehidupan individu. Berdasarkan aspek kebahagiaan tersebut, rekonstruksi kebahagiaan adalah proses individu dalam membangun kembali kebahagiaannya, yang mengindikasikan adanya perubahan kognisi berupa pengembangan penilaian mengenai kebahagiaan, juga perubahan afeksi berupa peningkatan emosi positif yang dirasakan (Kaloeti, 2011). Emosi positif yang dirasakan oleh subjek I adalah emosi positif terhadap masa lalu, ia mengatakan kalau ia merasa bangga terhadap pendidikan yang dapat ia capai karena perjuangannya dulu sangat sulit, Subjek I memiliki harapan yang tinggi mengenai keinginannya dalam memiliki keturuan, subjek I juga mempercai agama dengan baik (wawancara 5 mei, 2014). Seseorang yang beragama adalah orang yang mampu meraih kebahagiaan yang autentik. Terkait dengan pengalaman emosional yang dirasakan, Seligman merumuskan tiga emosi positif berdasarkan orientasi waktunya, yakni emosi positif yang ditujukan pada masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Emosi positif yang ditujukan pada masa lalu, seperti rasa puas, damai dan bangga. Emosi positif yang ditujukan pada masa sekarang, seperti kenikmatan lahiriah (misalnya kelezatan makanan, kehangatan, dan orgasme) dan kenikmatan yang lebih tinggi seperti senang, gembira, dan nyaman. Emosi positif yang ditujukan pada masa depan, seperti optimisme, harapan, kepastian (confidence), kepercayaan (trust), dan keyakinan (faith). Emosi positif pada masa depan tersebut ditunjang oleh bagaimana individu memandang masa depannya (Seligman, 2005). Subjek pertama dalam penelitian ini tetap berobat meskipun belum diketahui 6

dapat disembuhkan atau tidak virus tersebut. Hal ini merupakan emosi positif yang dialami oleh subjek pertama, ia memiliki harapan untuk masa depannya. Penelitian dengan judul kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH ini menggunakan dua subjek penelitian. Kedua subjek penelitian merupakan wanita yang positif terinfeksi virus TORCH. Subjek pertama yaitu wanita penderita TORCH yang belum memiliki keturunan. Kemudian subjek kedua merupakan wanita penderita TORCH yang telah memiliki keturunan. Penelitian mengenai kebahagiaan sejati telah dilakukan oleh beberapa orang salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wiyanti Maratus Sholihah dengan judul Makna kebahagiaan sejati (authentic happiness) calon tenaga kerja wanita yang akan bekerja diluar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kebahagiaan sejati adalah bisa menyenangkan dan membahagiakan ibunya, adiknya dan keluarganya, bisa berbagi dengan orang lain, bisa melakukan hal untuk orang lain dan bisa membuat orang lain bahagia, bersosialisasi dengan orang lain bercanda dan merawat anak dan bekerja, berkumpul bersama keluarga merawat orang tua, dan bisa membalas budi orag tua. Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti melihat ada masalah yang perlu diteliti. Permasalahan yang perlu diteliti yaitu banyaknya kedihan dan permasalahan-permasalahn yang telah dilalui oleh wanita penderita TORCH namun mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap kehidupannnya dengan selalu berobat untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakitnya. Mereka juga tetap menerima takdir dari sang pencipta. Menurut Seligman seseorang yang memiliki harapa dimasa depan merupakan seseorag yang merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu peneliti memilih judul kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH. 7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan mengenai rekonstruksi kebahagiaan tersebut, rumusan masalahnya adalah bagaimana kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas yaitu untuk mengetahui kebahgaiaan sejati wanita penderita virus TORCH D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat untuk semua phak yang bersangkutan, baik secara praktis maupunteoritis: : 1. Bidang keilmuan, manfaat secara teoritis dari penelitian ini yaitu bagi jurusan Psikologi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan informasi tentang kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH, serta dapat dijadikan referensi bagi studi kajian psikologis terutama dalam kajian psikologi positif, dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Peneliti sendiri, sebagai tambahan khazanah keilmuan baru berkaitan dengan makna kebahagiaan wanita penderita TORCH. 3. Manfaat praktis bagi pembaca dapat memberi informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kebahagiaan sejati. Kemudian dapat dijadikan informasi untuk mengembangkan diri agar mampu mengalami dan menggunakan kekuatan khas sehingga bisa hidup bahagia. Bagi desa Plandi diharapkan mampu menjadi pengetahuan agar masyarakat mengetahui cara mendapatkan kebahagiaan sejati. 8