HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn

TINJAUAN BEBERAPA MODEL MEKANISTIK TINGKAT KONSUMSI BAHAN BAKAR UNTUK DITERAPKAN PADA PROGRAM SIMULATOR MENGEMUDI HEMAT ENERGI SMART DRIVING

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASIS

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

TINJAUAN/REVIEW MODEL EMPIRIK KONSUMSI BAHAN BAKAR KENDARAAN

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASIS

HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

III. METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

JURNAL ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN ZAT CAMPHOR PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP KINERJA MESIN MOTOR BENSIN (SUPRA X 125)

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Simulasi Performa Konsumsi Energi pada Kendaraan Umum Mohammad Adhitya

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Jurnal Teknik Mesin UMY

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Panduan Mengemudi Efisien BBM (Eco-driving)

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN OLI MESIN TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Motor Yamaha Jupiter MX dengan camshaft 209 (standart)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

BAB I PENDAHULUAN I-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Transkripsi:

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR Tabah Priangkoso 1*, Aditya Wildana 1, Setyoko 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236. * Email: tabah.unwahas@gmail.com Abstrak Harga bahan bakar minyak (bbm) cenderung terus meningkat sehingga memaksa pengguna kendaraan bermotor perlu melakukan penghematan konsumsi bbm. Sepeda motor menjadi jenis kendaraan yang paling banyak digunakan di Indonesia dengan jumlah lebih dari 76 juta unit dan terus meningkat jumlahnya. Pengendara sepeda motor perlu mendapat informasi jumlah konsumsi bbm pada tiap kecepatan, posisi gigi, dan jenis bbm agar dapat beroperasi pada kisaran yang paling efisien. Penelitian ini menguji pengaruh kecepatan, posisi gigi, dan jenis bahan bakar pada sepeda motor, menggunakan Honda Supra X125, Suzuki Shogun 125, dan Yamaha Jupiter MX135 dengan bahan bakar Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Penggunaan gigi yang lebih tinggi menurunkan konsumsi bbm pada ketiga jenis sepeda motor dan ketiga jenis bahan bakar. Peningkatan kecepatan juga menurunkan konsumsi bahan bakar pada setiap gigi dan untuk ketiga jenis bahan bakar. Perubahan penggunaan Premium ke Pertamax menurunkan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 7,73% dan perubahan penggunaan Premium ke Pertamax Plus menurunkan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 17,64% Kata kunci: konsumsi bbm, kecepatan, posisi gigi, jenis bahan bakar PENDAHULUAN Jumlah sepeda motor di Indonesia pada akhir tahun 2012 sebanyak lebih dari 76 juta unit (BPS, 2014) dan jumlahnya terus meningkat sejalan dengan pembatasan bbm untuk kendaraan pribadi (Anonim, 2012). Hal ini juga berarti akan terjadi peningkatan konsumsi bbm untuk sepeda motor. Kecenderungan peningkatan harga bbm akan memaksa pengendara untuk melakukan efisiensi. Salah satu cara termudah dan termurah adalah melakukan metode berkendara hemat energi, yaitu dengan menyesuaikan pola pengendaraan dengan kecepatan dan posisi gigi dimana konsumsi bahan bakar paling efisien. Informasi konsumsi bahan bakar terhadap kecepatan kendaraan tidak mudah didapatkan di Indonesia, khususnya konsumsi bahan bakar sepeda motor. Informasi mengenai konsumsi bahan bakar sangat dibutuhkan sebagai masukan untuk melaksanakan pengendaraan hemat energi. Informasi ini sangat berguna sehingga pengendara dapat memilih posisi gigi dan kecepatan yang paling efisien dalam berkendara. Beberapa penelitian tentang hubungan posisi gigi dan kecepatan terhadap konsumsi bahan bakar kendaraan penumpang telah dilakukan, namun penelitian yang sama untuk sepeda motor belum pernah dilakukan. Konsumsi Bahan Bakar Salah satu faktor penting bagi pengguna kendaraan bermotor adalah laju konsumsi bahan bakar kendaraan. Laju konsumsi bahan bakar ini secara garis besar dipengaruhi empat faktor yaitu kendaraan, lingkungan, pengemudi, dan kondisi lalu lintas. Variabel utama dalam lalu lintas meliputi kecepatan, jumlah berhenti, dan percepatan. Faktor lingkungan pengendaraan yang dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah kemiringan jalan, kondisi angin, temperatur lingkungan, ketinggian, jenis permukaan jalan (misalnya aspal, tanah, paving block), dan kondisi permukaan jalan (kekasaran, basah, kering) (Ardekani, et al., 1992). Dilihat dari sisi kendaraan, konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh massa total kendaraan, ukuran mesin, jenis mesin (misalnya bensin, diesel, listrik, hibrid), jenis transmisi, jenis dan ukuran ban, tekanan ban, kelurusan roda, kondisi sistem rem dan pembakaran, temperatur mesin, viskositas oli, spesifikasi bahan bakar, bentuk kendaraan, dan tingkat penggunaan peralatan tambahan seperti pengkondisi udara, wiper, dan peralatan lain. Sementara dari faktor pengemudi, konsumsi bahan bakar disebabkan oleh perilaku Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 7

Hubungan Kecepatan, Posisi Gigi, Dan... (Tabah Priangkoso,dkk) pengemudi dalam berkendara, misalnya dalam melakukan percepatan atau memilih kecepatan. Penelitian hubungan kecepatan terhadap konsumsi bahan bakar yang telah dilakukan pada kendaraan penumpang menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu konsumsi bahan bakar tinggi pada kecepatan rendah dan akan menurun seiring dengan peningkatan kecepatan, kemudian sampai batas kecepatan tertentu konsumsi naik seiring dengan peningkatan kecepatan. Studi-studi empirik menunjukkan kurva berbentuk U yang menghubungkan pengaruh kecepatan terhadap konsumsi bahan bakar, misalnya pada Bennet dan Greenwood (2001) serta Ardekani (1992). Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan penumpang dirumuskan dalam model PERE sebagai (Nam, 2004) dimana kecepatan kendaraan, m/s 8 percepatan kendaraan, m/s 2 perhitungan faktor massa untuk massa berputar ( 0,1) percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2 ) kemiringan jalan koefisien hambatan gelinding ( 0,009) kerapatan udara ( 1,2 kg/m 3 ) koefisien hambatan aerodinamik luas frontal (m 2 ) massa (kg) Daya tersebut dihasilkan dari energi bahan bakar yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar (Haworth, et al., 2001). Tidak semua energi bahan bakar digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Hanya sebagian kecil yang digunakan untuk bergerak, yaitu sebesar 12,6%, sedangkan sisanya 62,4% dibuang sebagai panas gesekan mesin, 5,6% mengkompensasi gesekan transmisi, 2,2% untuk asesoris, dan 17,2% terbuang karena stasioner (mesin berputar, tetapi kendaraan tidak bergerak/idle). METODOLOGI Penelitian dilakukan dengan menguji tiga sepeda motor pada kelas yang sama dengan merek yang berbeda, yaitu Honda Supra X125, Suzuki Shogun 125, dan Yamaha Jupiter MX135, semuanya bertransmisi semi otomatik dimana perpindahan gigi hanya bisa dilakukan oleh pengendara, namun tidak menggunakan kabel kopling sehingga clutch tidak mengunci pada putaran stasioner. Setelan mesin tidak diubah dari setelan bengkel resmi masingmasing merek. Pengujian dilakukan untuk tiga faktor yang mungkin mempengaruhi laju konsumsi bahan (1) bakar, yaitu kecepatan, posisi (1) gigi, dan jenis bahan bakar. Kecepatan divariasikan untuk setiap gigi dengan kecepatan terendah 5 kpj untuk gigi 1, dan tertinggi 50 kpj untuk gigi 4. Kecepatan maksimum 50 kpj dianggap sebagai kecepatan tertinggi yang aman bagi pengendaraan sepeda motor di jalan raya. Bahan bakar yang digunakan adalah produksi PT Pertamina yang memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, yaitu Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Idealnya, pengujian terbaik dilakukan langsung di jalan raya. Tetapi, dengan mengingat banyak faktor yang mempengaruhi pengendaraan di jalan raya, maka pengujian dilakukan di laboratorium menggunakan dynamometer chassis untuk mensimulasi pengendaraan pada kecepatan tetap di jalan raya dengan menghilangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Dinamometer digunakan untuk memberi beban kepada sepeda motor dengan beban sesuai dengan beban yang harus ditanggung sepeda motor untuk bergerak di jalan raya. Besarnya beban diperkirakan dengan menggunakan persamaan (1) yang kemudian dikonversi menjadi torsi yang harus dilawan roda belakang sepeda motor di atas rol dinamometer. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui pengaruh kecepatan, posisi gigi, dan jenis bahan bakar pada sepeda motor sehingga

diperoleh informasi konsumsi bahan bakar yang paling rendah. HASIL DAN DISKUSI Hasil pengujian menunjukkan kecenderungan sama antara kendaraan penumpang dan sepeda motor, dimana peningkatan kecepatan pada setiap posisi gigi menunjukkan kecenderungan penurunan konsumsi bahan bakar kendaraan. Kecenderungan ini terjadi pada penggunaan ketiga jenis bahan bakar. Konsumsi bahan bakar lebih hemat pada gigi-gigi yang lebih tinggi dibanding gigi yang lebih rendah pada kecepatan yang sama. (lihat Gambar 1, 2, dan 3). Namun demikian, bentuk U pada kurva hubungan kecepatan dengan konsumsi bahan bakar tidak terjadi pada sepeda motor mengingat kecepatan pengujian hanya dibatasi maksimum 50 kpj pada gigi 4 dan belum mencapai kecepatan tertinggi pada masingmasing gigi. Gambar 2 Konsumsi bbm Pertamax pada berbagai posisi gigi Gambar 1 Konsumsi bbm Premium pada berbagai posisi gigi Gambar 3 Konsumsi bbm Pertamax Plus pada berbagai posisi gigi Jenis bahan bakar berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar sepeda motor. Bahan bakar jenis Premium menjadi bahan bakar yang paling boros digunakan, sedangkan Pertamax Plus merupakan jenis bahan bakar yang paling rendah dikonsumsi untuk kecepatan dan posisi gigi yang sama (lihat Gambar 4, 5, 6, dan 7). Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 9

Hubungan Kecepatan, Posisi Gigi, Dan... (Tabah Priangkoso,dkk) Gambar 4 Konsumsi bahan bakar pada posisi gigi 1 Gambar 5 Konsumsi bahan bakar pada posisi gigi 2 Gambar 6 Konsumsi bahan bakar pada posisi gigi 3 Gambar 7 Konsumsi bahan bakar pada posisi gigi 3 Penurunan konsumsi bahan bakar pada penggunaan Pertamax dibandingkan Premium adalah sebesar 9,53% untuk posisi gigi 1, 9,49% untuk posisi gigi 2, 8,23% untuk posisi gigi 3, dan 3,67% untuk posisi gigi 4. Terdapat kecenderungan bahwa penghematan menjadi semakin kecil pada posisi gigi yang semakin tinggi, dan penghematan konsumsi bahan bakar yang paling kecil adalah pada posisi gigi 4. Rata-rata penghematan karena penggunaan Pertamax adalah 7,73%. Tabel 1 Persentase penurunan konsumsi bbm dari Premium ke Pertamax Kecepatan kpj Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi 4 5 9,32 10,19 10 9,04 10,13 9,73 15 10,14 9,23 9,87 3,28 20 9,61 9,59 8,33 3,52 25 8,33 7,80 3,07 30 7,08 3,87 35 6,56 4,57 40 4,29 45 2,23 50 4,56 Rata-rata 9,53 9,49 8,23 3,67 Rata-rata total 7,73 Penggunaan Pertamax Plus untuk menggantikan Premium memberikan penghematan konsumsi bahan bakar sebesar 17,64%. Pada posisi gigi 1, Pertamax Plus menghasilkan penghematan sebesar 16,08% dan 19,09% pada posisi gigi 2. Pada posisi gigi 10

3, penghematan yang diperoleh sebesar 17,73% dan pada posisi gigi 4 sebesar 17,66%. Tabel 2 Persentase penurunan konsumsi bbm dari Premium ke Pertamax Plus Kecepatan kpj Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi 4 5 16,10 20,37 10 15,66 18,99 20,35 15 15,94 18,97 19,74 18,85 20 16,59 19,18 17,78 19,01 25 17,92 16,59 18,40 30 15,93 18,23 35 15,98 18,27 40 17,14 45 15,18 50 16,18 Rata-rata 16,08 19,09 17,73 17,66 Rata-rata total 17,64 KESIMPULAN Secara umum, kecenderungan bahwa penggunaan gigi yang lebih tinggi lebih menghemat bahan bakar sesuai dengan kecenderungan pada kendaraan penumpang. Kecenderungan ini juga terjadi pada penggunaan ketiga jenis bahan bakar yaitu Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Penggunaan Pertamax Plus sebagai pengganti Premium, menurunkan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 17,64% dan penurunan konsumsi bahan bakar terjadi pada semua posisi gigi. Penggantian Premium dengan Pertamax menghasilkan penurunan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 7,73% dan penurunan konsumsi bahan bakar terjadi pada semua posisi gigi. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, (2012), Jumlah Pengguna Sepeda Motor Diprediksi Akan Meningkat, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php /read/news/2012/01/07/106156jumlah- Pengguna-Sepeda-Motor-Diprediksi-Akan- Meningkat, Diakses 19 Agustus 2014, pukul 09:00 wib. Ardekani, S., Hauer, E., & Jamei, B., (1992), Traffic Impact Model, In N. Gartner, C. J. Messer, & A. K. Rathi, Traffic Flow Theory, Fairbank Highway Research Center. Bennett, C. R., & Greenwood, I. D., (2001), Modelling Road User and Environtmental Effect in HDM-4, Paris: The World Road Association (PIARC). BPS, (2014), Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2012, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabe l=1&id_subyek=17&notab=12, Diakses 19 Agustus 2014, pukul 10:00 wib. Haworth, N., & Symmon, M., (2001), Driving to Reduce Fuel Consumption and Improve Road Safety, Road Safety Research, Policing, and Educaton Conference. Heywood, J. B., (1988), Internal Combustion Engine Fundamentals, New York: McGraw- Hill Inc. Nam, E., (2004), Advanced Technology Vehicle Modeling in PERE. SARAN Pengujian lebih lanjut pada kecepatankecepatan yang lebih tinggi perlu dilakukan sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang konsumsi bahan bakar sepeda motor, mengingat informasi ini sangat diperlukan masyarakat dalam berkendara agar berada pada kecepatan dan posisi gigi yang paling hemat. Selain itu, pengujian lanjutan juga perlu dilakukan dengan melakukan penyetelan mesin sepeda motor menyesuaikan dengan spesifikasi setiap jenis bahan bakar sehingga sepeda motor beroperasi pada kisaran yang sesuai dengan jenis bahan bakar yang digunakan. Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 11