BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pidana yang berupa pembayaran sejumlah uang dinamakan pidana denda. Kedua

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Terhadap antinomi peraturan perundang-undangan berdasarkan

BAB III PENUTUP. korupsi dan kekuasaan kehakiman maka penulis menarik kesimpulan. mengenai upaya pengembalian kerugian negara yang diakibatkan korupsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

SANKSI PIDANA BAGI KORPORASI ATAS PEMALSUAN UANG RUPIAH 1 Oleh : Putri Sofiani Danial 2

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

Lex Crimen Vol. V/No. 1/Jan/2016. SANKSI PIDANA DALAM PERKARA PENYELANGGARAAN TRANSFER DANA 1 Oleh: Fani Alvionita Sapii 2

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

PENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Lex Privatum Vol. V/No. 7/Sep/2017

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A. Zainal, 2007, Hukum PidanaI, Sinar Grafika, Jakarta. Alam, A.S, 2010, Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, akhirnya penulis

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dengan adanya pembangunan pada sektor ekonomi seperti

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

BAB II PERATURAN-PERATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG DI INDONESIA

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB III HASIL PENELITIAN KESEIMBANGAN SANKSI PIDANA KURUNGAN SEBAGAI SANKSI PENGGANTI SANKSI PIDANA DENDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Secara yuridis status keuangan Negara yang diinvestasikan dalam

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 003/PUU-IV/2006 Perbaikan 3 April 2006

Pelaksanaan Pidana Mati kemudian juga diatur secara khusus dalam Peraturan Kapolri Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara atau perekonomian negara yang akibatnya menghambat

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, Teguh Prasetyo, 2005, Bisnis E-Comerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum Di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

Presiden Republik Indonesia,

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

Lex Crimen Vol. V/No. 1/Jan/2016. PENERAPAN PASAL 303 KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PERJUDIAN 1 Oleh : Christy Prisilia Constansia Tuwo 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PERAN PENYIDIK DALAM MELAKUKAN IDENTIFIKASI PERILAKU TINDAK PIDANA PERKOSAAN (STUDI DI POLRES KOTA MALANG)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis. menyimpulkan bahwa :

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Bab IX : Sumpah Palsu Dan Keterangan Palsu

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data seperti yang tertuang pada Bab II, maka. dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 5/Juni/2016

Bab XII : Pemalsuan Surat

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

BAB II PIDANA TAMBAHAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERUPA UANG PENGGANTI. A. Pidana Tambahan Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Berupa Uang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

LUMAJANG TENTANG DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIAN

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN (STUDI KASUS PADA PENGADILAN NEGERI DI SURAKARTA)

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali & Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Cetakan ke 1,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2012 TLD NO : 07

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Transkripsi:

114 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui penelitian tesis ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengaturan hukum tentang pidana denda dan pidana kurungan pengganti sebagai berikut : a. Pidana denda Pengaturan pidana denda di dalam KUHP terdapat dalam Pasal 10, Pasal 30 ayat (1), dan Pasal 42, yang pada intinya menentukan bahwa pidana denda merupakan salah satu dari pidana pokok dengan jumlah maksimal denda sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima sen) dan semua uang denda tersebut masuk ke kas negara. Pengaturan pidana denda di luar KUHP terdapat pada: 1). Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika Pasal 59 sampai dengan Pasal 65 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) maksimal Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. 2). Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 78 sampai dengan Pasal 95 dan Pasal 99 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) maksimal Rp. 114

115 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. 3). Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 53 sampai dengan Pasal 55 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) maksimal Rp. 60.000.000.000,- (enam puluh milyar rupiah) dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. 4). Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 77 sampai dengan Pasal 89 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. 5). Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan Pasal 13, Pasal 21, sampai dengan Pasal 24 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) maksimal Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. 6). Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pasal 44 sampai dengan Pasal 49 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti.

116 7). Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 80 sampai dengan Pasal 82, Pasal 84 dan Pasal 86 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti.. 8). Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 41 sampai dengan Pasal 44 yang pada intinya menentukan bahwa denda minimal Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) maksimal Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah), dan tidak mengatur pidana kurungan pengganti. b. Pidana kurungan pengganti: Di dalam KUHP Pasal 30 ayat (2), Pasal 30 ayat (3), Pasal 31 ayat (1), dan Pasal 31 ayat (2) yang pada intinya menentukan bahwa bagi terpidana yang tidak membayar pidana denda maka diganti pidana kurungan pengganti minimal satu hari dan maksimal enam bulan dan terpidana boleh menjalani pidana kurungan tersebut tanpa menunggu habisnya tempo untuk membayar denda dan juga setiap waktu berhak melepaskan dirinya dari pidana kurungan pengganti dengan membayar pidana denda tersebut, sedangkan di luar KUHP tidak diatur mengenai pidana kurungan pengganti sehingga dalam pelaksanaannya Hakim menggunakan Pasal 30 KUHP tersebut bagi terpidana yang tidak membayar denda. 2. Pemasukan keuangan negara melalui pelaksanaan putusan pidana denda terhadap terpidana yang melakukan kejahatan di dalam KUHP tidak ada,

117 sedangkan pemasukan keuangan negara melalui pelaksanaan putusan pidana denda terhadap terpidana yang melakukan kejahatan di luar KUHP adalah Rp. 9.800.000,- (sembilan juta delapan ratus ribu rupiah). 3. Pengaturan hukum tentang pelaksanaan putusan pidana denda yang dimungkinkan / seharusnya berlaku sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara yaitu ketentuan-ketentuan dalam pidana denda yang justru menghambat efektifitas pidana denda itu sendiri harus diubah yaitu yang diatur pada : a. Pasal 30 ayat (1) KUHP. b. Pasal 30 ayat (3) KUHP. Selain itu harus dibuat peraturan peraturan baru sehingga pidana denda dapat diusahakan untuk dilaksanakan secara nyata supaya dapat memberikan kontribusi terhadap keuangan negara. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu diatur lamanya pidana kurungan pengganti seiring kenaikan jumlah pidana denda. 2. Perlu diatur lembaga sita eksekusi dengan mengacu pada ketentuan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang merupakan tindakan-tindakan paksaan yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya pembayaran denda dalam hal terpidana tidak dapat membayar dalam batas waktu yang telah ditentukan sehungga menjalani pidana

118 kurungan pengganti benar-benar merupakan pilihan terakhir (ultimum remidium), jika perlu mengacu pada Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu pidana kurungan diganti dengan pidana penjara sehingga adanya jaminan nestapa dan efek jera bagi pelaku kejahatan-kejahatan yang telah merugikan perekonomian negara. 3. Perlu diatur sistem penetapan jumlah atau besarnya pidana denda. 4. Perlu dinaikkan mengenai besarnya pidana denda di dalam KUHP karena masih relatif ringan sehingga kurang memenuhi rasa keadilan masyarakat.

119 DAFTAR PUSTAKA Andi Hamzah, 2004, Asas-asas Hukum Pidana, Cetakan II, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Jimly Asshidddiqie, 2004, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, diterbitkan atas kerjasama Mahkamah Konstitusi RI dan pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI Jakarta. Kerlinger, F.N. dan Lee, H.B., 1973, Foundations of Behavioral Research, Second Edition, Holt, Rinehart and Winston, Inc.,New York. Leden Marpaung, 2008, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta. Lilik Mulyadi, 2008, Bunga Rampai Hukum Pidana, Cetakan I, Penerbit Alumni, Bandung. Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Cetakan II, Sinar Grafika Offset, Jakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Cetakan IV,41, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Riawan Tjandra, W., 2006, Hukum Keuangan Negara, Edisi I, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Schravendijk, H.J., 1955, Buku Pelajaran tentang Hukum Pidana Indonesia, Jakarta- Groningen: J.B. Wolters. Sjahruddin Rasul, 2003, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Percetakan Negara RI, Jakarta. Subagio, M. 1991, Hukum Keuangan Negara RI, Rajawali Pers, Jakarta. Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum Pidana, Cetakan IV, Penerbit Alumni, Bandung. Sugeng Istanto, 2007, Penelitian Hukum, Cetakan I, CV Ganda, Yogyakarta. Soge, Paulinus, 2008, Pengaruh Perkembangan Kehidupan Masyarakat Terhadap Pengaturan Hukum Tentang Aborsi di Indonesia, Disertasi Doktor, Fakultas Hukum UGM Yogyakarta. Sunarso, S., 2005, Hubungan Kemitraan Badan Legislatif dan Eksekutif di Daerah,Mandar Maju, Bandung. xi

120 Sjahruddin Rasul, 2003, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Percetakan Negara RI, Jakarta. Waluyadi, 2003, Hukum Pidana Indonesia, Djambatan. Wirjono Prodjodikoro, 2003, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Edisi III, PT. Refika Aditama. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Karjadi, M. dkk 1997, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasan Resmi dan Komentar, Politeia, Bogor. Soesilo, R., 1993, Kitab Undang-undang Hukum Pidana serta Komentarkomentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor. Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671. Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 3687. Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152. xii

121 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, 2006, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286. Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419. xiii

122 LAMPIRAN xiv

123