BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB. I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, kedisiplinan, kemandirian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Sanusi dalam Mulyasa (2008:3) perubahan itu mencakup perkembangan masyarakat

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kuat. Kedisiplinan berasal dari kata bahasa Inggris discipline yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2014:12) Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merasa, atau tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas ditengah tengah kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sikap, dan perilaku. Disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DI TINJAU DARI SEGI MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII DI SMP IT ABUBAKAR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam

BAB I PENDAHULUAN. keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka serta juga

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

STARATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 5 LUWUK KABUPATEN BANGGAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut sebagai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu (1) Mengembangkan segi-segi kepribadian, (2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja (Sukmadinata, 2012). Pendidikan merupakan suatu lembaga, wadah atau tempat untuk membangun karakter siswa seperti disiplin dalam mematuhi peraturan tata tertib sekolah. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertuntu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentu manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2008). Disiplin belajar adalah suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturanaturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. Proses disiplin belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar (Laura, 2012). Apabila seorang siswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan belajarnya, maka kepatuhan dan ketekunan belajarnya akan terus meningkat sehingga 1

2 membuat hasil belajar meningkat juga. hal ini diungkapkan pula oleh Tu u (2008) yang menyatakan bahwa: disiplin belajar akan berdampak positif bagi kehidupan siswa, mendorong mereka belajar konkret dalam praktik hidup di sekolah serta dapat beradaptasi. Namun disiplin di sekolah bukan suatu usaha untuk membuat anak menahan tingkah laku yang tidak diterima di sekolah, melainkan suatu usaha untuk memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman, yang akhirnya membawa anak kepada pemilikan suatu disiplin dari dalam. Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah motivasi belajar. Menurut (Khairani, 2013) Motivasi belajar merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan termasuk aktifitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Motivasi atau dorongan memiliki peran yang sangat kuat dalam menentukan terwujudnya suau perbuatan yang direncanakan. Dorongan itu dapat berupa imbalan atau adanya ancaman. Dorongan dapat terjadi sebagai bagian dari kesadaran jiwa yang diimbangi oleh oleh harapan terhadap sesuatu yang akan dicapai. Menurut Bahri (2011) bahwa Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dalam kegiatan belajar mengajar ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar, hanya duduk berdiam diri dikursi memperhatikan apa yang teman-temannya kerjakan, sedikitpun tidak bergerak dihatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mereka membicarakan masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran, dilain waktu mereka minta izin ke luar dengan alasan yang dibuat-buat. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

3 Disilin belajar dan motivasi belajar merupakan faktor yang penting agar hasil belajar yang optimal dapat diperoleh. Dengan adanya disiplin belajar dan motivasi belajar yang tinggi, akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Motivasi akan membentuk kesadaran dan disiplin belajar akan berpengaruh terhadap cara dan sikap belajar yang akhirnya akan memperoleh hasil belajar. Sedangkan disilpin belajar merupakan suatu bentuk kesadaran untuk belajar seperti disiplin mengikuti pelajaran, ketepatan dalam menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam mengikuti ujian, kedisilinan dalam menepati jadwal belajar, kedisiplinan dalam menaati tata tertib yang berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik siswa dalam belajar yang hasilnya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai (Amri, 2013). SMK Negeri 3 Tebing Tinggi memiliki kompetensi pada program studi keahlian Tata Boga yaitu Pengetahuan Bahan Makanan yang diperoleh siswa dipelajari pada tingkat kelas X. Tujuan dari mata pelajaran ini yaitu peserta didik di harapkan memahami dan mengerti tentang bahan makanan yang meliputi cara memilih bahan makanan yang baik, cara menyimpan bahan makanan, dan cara mengolah bahan makanan yang baik, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara singkat peneliti pada tanggal 18 Maret 2016 dengan guru bidang studi pengetahuan bahan makanan mengungkapkan bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat siswa yang masih kurang mengerti dalam pelajaran pengetahuan bahan makanan, sehingga masih meminta bantuan kepada teman

4 atau guru dalam proses belajar mata pelajaran pengetahuan bahan makanan, hal ini yang mempersulit guru dalam mata pelajaran pengolahan makanan karena siswa masih kesulitan untuk mengenali bahan-bahan yang akan digunakan, sehingga sebelum akan melakukan praktek guru terlebih dahulu menunjukkan contoh bahan secara demontrasi. Dan masalah yang dihadapi peserta didik yaitu, ketidakdisiplinan siswa pada kegiatan belajar disekolah, seperti tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru, siswa kurang perduli terhadap pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan di rumah, pada kenyataannya diselesaikan disekolah sehingga menggagu konsentrasi belajar yang berlangsung. Dalam kegiatan belajar mengajar ditemukan siswa yang malas berpartisipasi dalam belajar, hanya duduk berdiam diri dikursi memperhatikan apa yang teman-temannya kerjakan, sedikitpun tidak bergerak dihatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mereka membicarakan masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran, dilain waktu ada siswa minta izin ke luar dengan alasan yang dibuat-buat. Sementara siswa yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Dari hasil observasi di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi diperoleh hasil belajar siswa pada mata pelajar Pengetahuan Bahan Makanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Tata Boga sebanyak 54 persen siswa mendapatkan nilai standar atau dibawah KKM, dan hanya 46 persen siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Ketuntasan Minimal yang diterapkan oleh pihak SMK Negeri 3 Tebing Tinggi adalah 3,00.

5 Berdasarkan pernyataan tersebut, diduga bahwa disiplin belajar dan motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berhubungan dengan hasil belajar siswa sehingga penelitian ini perlu dilakukan dengan judul Hubungan Disiplin Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana disiplin belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 3. Bagaimana hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 4. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 6. Bagaimana hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 7. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 8. Bagaimana hubungan antara disiplin belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi?

6 C. Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Disiplin belajar di batasi pada ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar disekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar dirumah. 2. Motivasi belajar siswa dibatasi pada motivasi intrinsik dan ekstrinsik. 3. Hasil belajar pengetahuan bahan makanan dibatasi pada hasil belajar bumbu dan rempah. 4. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana disiplin belajar siswa? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa? 3. Bagaimana hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan? 4. Bagaimana hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan? 5. Bagaimana hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan? 6. Bagaimana hubungan disiplin belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar pengetahuan bahan makanan?

7 E. Tujuan Penelitian Agar penelitian ini dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan dapat terlaksanakan dengan baik dan terarah, maka peneliti mempunyai tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui disiplin belajar siswa. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan. 4. Untuk mengetahui hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan. 5. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada pelajaran pengetahuan bahan makanan. 6. Untuk mengetahui hubungan disiplin belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar pengetahuan bahan makanan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan sumber informasi atau referensi bagi pembaca untuk mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan terkait hubungan disiplin belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. (1) Berguna bagi siswa agar dapat memotivasi dirinya dan siswa menyadari akan pentingnya disiplin dalam belajar bagi dirinya. (2) Diharapkan juga bermanfaat bagi guru untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dapat memotivasi dan menyadarkan akan pentingnya disiplin belajar bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. (3)

8 Bahan studi banding atau refrensi ilmiah bagi peneliti-peneliti lain dan bahan pertimbangan serta perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai disiplin belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar pengetahuan bahan makanan.