BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Analisis Laporan keuangan. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana atau penanaman

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau

BAB II LANDASAN TEORI

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2013 : 1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010 : 5) laporan keuangan dapat diartikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi keuangan, yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut. Laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemakai laporan keuangan yang dapat menghasilkan keuntungan yang bersifat ekonomi. Laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan harus mengikuti standar yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan media informasi yang memberikan manfaat bagi pemakai laporan keuangan mengenai posisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK (5) laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984), laporan keuangan memiliki tujuan yaitu : 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba; 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi; 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. APB (Accounting Principle Board) Statement No. 4 AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu : 1.Tujuan Umum Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2. Tujuan Khusus Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan. 2.1.3 Kriteria Laporan Keuangan Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kriteria persyaratan laporan keuangan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai atau pembaca laporan

keuangan. Menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia), SAK dan APB Statement Nomor 4, sifat kualitatif laporan keuangan sebagai berikut : 1. Relevan 2. Dapat dimengerti 3. Daya uji 4. Netral 5. Tepat waktu 2.1.4 Jenis Laporan Keuangan Jenis laporan keuangan pada umumnya terdiri dari : 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca menurut (Hery, 2012 : 69) menyatakan bahwa neraca adalah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva (kekayaan), kewajiban (hutang), dan ekuitas (modal) perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham, neraca dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat likuiditas, struktur modal, dan efisiendi perusahaan, serta menghitung tingkat pengembalian aktiva atas laba bersih. 2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) Laporan laba/rugi menurut Hery (2012 : 52) adalah laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan ini memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. 3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) Menurut (Hery, 2012 : 50) laporan arus kas adalah

laporan ini menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukkan besarnya kenaikan atau penuruan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode. 4. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner s Equity) Menurut Hery (2012 : 50) laporan ini ialah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statement) Catatan atas laporan keuangan menurut Hery (2012 : 21) merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan penjelasan informasi yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. 2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak dan pemakai dengan kebutuhan yang berbeda. Laporan keuangan tersebut bermanfaat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, para pemakai dapat membandingkan informasi laporan keuangan tersebut dan mengambil keputusan dan tindakan ekonomi yang tepat. Keputusan yang diambil oleh pihak pemakai laporan keuangan diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang. Pihak pengguna laporan keuangan terdiri dari: 1. Pemilik Perusahaan

Laporan keuangan dapat membantu pemilik perusahaan untuk menilai prestasi atau hasil yang diperoleh oleh pihak manajemen. Laporan keuangan juga sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang. Informasi ini membantu perusahaan untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan dapat membandingkan dengan usaha sejenis, dan perusahaan lainnya. 2. Manajer Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang dipimpinnya. Dengan demikian, manajer dapat mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi bagian, atau segmen. 3. Investor Investor berkepentingan untuk menilai adanya kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan dan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. 4. Kreditur atau Banker Dengan mengetahui kondisi keuangan dari calon debitur, kreditur atau banker dapat menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan. 5. Pemerintah Laporan keuangan digunakan untuk menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar dan menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. 6. Masyarakat

Masyarakat seperti analisis, akademis dan pusat data bisnis menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat. 2.2 Analisis Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Dengan adanya laporan keuangan, para pemakai laporan keuangan dapat menganalisis laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan pendapat atas kinerja keuangan perusahaan. Menurut (Harahap, 2013 : 190) analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lebih baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Bernstein (1983 : 3) analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Perusahaan dapat menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan. Menurut Harahap (2013 : 20) teknik analisis laporan keuangan yang dapat digunakan terdiri dari : 1. Metode komparatif; 2. Analisis tren; 3. Laporan keuangan bentuk command size; 4. Metode index time series; 5. Analisis rasio 6. Teknik analisis lain seperti analisis: Analisis sumber dan penggunaan dana Analisis break even

Analisis gross profit Dupont analysis 7. Model analisis seperti: Bankruptcy model Net cash flow prediction model Take over prediction model. Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Metode ini dapat menghubungkan satu pos dengan pos lainnya yang dapat memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan. Analisis ini juga mempermudah perusahaan dan pemakai laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan mengenai perusahaan seperti pembelian saham perusahaan, memberikan pinjaman dan memprediksi perubahan atas kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan difokuskan kepada neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan. 2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan perusahaan dan pihakpihak penting lainnya untuk mengetahui informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis laporan keuangan dapat menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Menurut (Harahap, 2013 : 195) tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan. 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik diakitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain : 1) Dapat menilai prestasi perusahaan. 2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a. Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal) b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya) c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas atau profitabilitas g. Indikator pasar modal 4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu. 5) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. 7. Dapat menentukan peningkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. 2.3 Analisis Rasio Keuangan 2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan Menurut Harahap (2013 : 297) pengertian rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan (berarti). Menurut Pulungan (2010 : 3) analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis

prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Menganalisis dengan menggunakan rasio keuangan, bermanfaat bagi perusahaan dalam membandingkan kinerja keuangan perusahaan di masa lalu dan masa sekarang. Dengan ini perusahaan dapat mengambil keputusan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan atas kelemahan yang ada. 2.3.2 Manfaat Rasio Keuangan Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Menurut (Harahap, 2013 : 298) keunggulan rasio keuangan adalah : Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain; Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score); Menstandarisir size perusahaan; Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series ; Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. 2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan Disamping keunggulan yang dimiliki rasio, analisis rasio juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan analisis rasio adalah :

Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 2.3.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Menurut Harahap (2013 : 301) adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah : Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Pertumbuhan Market Based (Penilaian Pasar) Rasio Produktivitas Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. 2.4 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas menurut Harahap (2013 : 301) adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yang terdiri dari aktiva

lancar dan utang lancar. Jika perusahaan dapat menyelesaikan dan memenuhi kewajibannya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditur seperti banker. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar, rasio cepat, rasio kas atas aktiva lancar, rasio kas atas utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva, dan aktiva lancar dan total utang. Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah current ratio, quick ratio dan cash ratio. 2.4.1 Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Rasio ini dapat membantu perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera di penuhi. Jika perusahaan menggunakan aktiva lancar dengan baik, hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan laba. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan adalah : 2.4.2 Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick ratio atau rasio cepat menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin aman bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini disebut juga acid ratio. Rumus yang digunakan adalah :

2.4.3 Kas Rasio (Cash Ratio) Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan. Rumus yang digunakan adalah : 2.5 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Menurut Harahap (2013 : 304) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus mendapatkan profit (untung). Dengan keuntungan yang dimiliki perusahaan, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari berbagai hal seperti pinjaman dari kreditor dan investasi saham dari pihak luar. Rasio ini terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu margin laba, asset turn over, return on investment, return on equity, return on total asset, basic earning power, earning per share dan contribution margin. Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah gross profit margin (GPM), return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

2.5.1 Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumus yang digunakan adalah : 2.5.2 Return on Assets (ROA) Return on asset menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Rumus yang digunakan adalah : 2.5.3 Return on Equity (ROE) Return on equity menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham sehingga menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar angka rasio ini semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rumus yang digunakan adalah :

2.6 Laba 2.6.1 Pengertian Laba Dalam teori ekonomi, laba diartikan sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Laba merupakan indikator dari kinerja perusahaan. Laba berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan, oleh karena itu perusahaan diharapkan mampu memperoleh laba yang maksimal. 2.6.2 Jenis-Jenis Laba a. Laba Kotor (Gross Profit) Menurut Hery (2012 : 49) laba kotor merupakan penjualan bersih setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan, dan belum memperhitungkan beban operasional yang turut dikeluarkan dalam rangka penciptaan atau pembentukan pendapatan. b. Laba Operasional (Operating Income) Menurut Hery (2012 : 49) laba operasional adalah mengukur kinerja fundamental operasi perusahaan dan dihitung sebagai selisih antara laba kotor dengan beban operasional. Laba operasional menggambarkan bagaimana aktivitas operasi perusahaan telah dijalankan dan dikelola secara baik dan efisien, terlepas dari kebijakan pembiayaan dan pengelolaan pajak penghasilan. c. Laba Bersih Sebelum Pajak (Earning Before Tax)

Laba ini merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biaya. d. Laba Bersih (Net Income / Profit) Laba bersih adalah angka terakhir dari jumlah laba yang diperoleh perusahaan setelah adanya pemotongan pajak. 2.6.3 Karakteristik Laba Adapun menurut (Chairi dan Ghozali, 2003 : 214) laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut : a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, b. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan, d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 2.7 Pengertian Pertumbuhan Laba Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja dan keberhasilan suatu perusahaan. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan laba perusahaan karena akan menentukan pengambilan keputusan seperti investasi bagi pemegang saham. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan sumber daya yang ada secara

efektif dan efisien. Untuk menilai pertumbuhan laba, rumus yang digunakan adalah : Angkoso (2006) menyebutkan bahwa faktor faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba antara lain sebagai berikut : 1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4. Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba seamakin tinggi. 5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. 2.8 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah banyak dilakukan di Indonesia untuk menguji rasio keuangan dalam menganalisis laporan keuangan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berpedoman dari penelitan-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Faulia Syafrina (2010) menggunakan uji F dan menemukan delapan rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, leverage ratio, operating profit margin, net profit margin, total assets tunnover,

return on investment dan return on equity mempunyai pengaruh secara simultan terhadap predeksi pertumbuhan laba. Namun berdasarkan hasil uji t tidak menemukan satu pun dari delapan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap predeksi pertumbuhan laba. Dalam penelitian Indah Widya Ningsih (2011) menemukan bahwa delapan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba secara signifikan terdiri dari current ratio, debt equity ratio, debt asset ratio, total asset turnover, return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory turnover. Sedangkan berdasarkan hasil uji parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Indra Setiawan (2012) melakukan penelitian dan menemukan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga ada pengaruh cash ratio, debt ratio, perputaran aktiva dan return on assets terhadap pertumbuhan laba teruji kebenarannya. Sedangkan secara parsial hanya debt ratio dan return on assets yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Riza Nur Fahmi dan Abdullah Taman (2013) menemukan bahwa secara signifikan current ratio, qucik ratio, total asset turnover, dan inventory turnover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara simultan keempat ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Nurhairani Alviani (2013) mendapatkan hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa hanya variabel return on asset yang secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel yang Digunakan Faulia Syafrina (2010) Indah Widya Ningsih (2011) Indra Setiawan (2012) Riza Nur Fahmi dan Abdullah Taman (2013) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Predeksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Cash Ratio, Debt Ratio, Perputaran Aktiva dan Return on Assets Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Perubahan Laba Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Leverage Ratio, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total Assets Turnover, Return on Investment, Return on Equity Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt Asset Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin, Inventory Turnover Cash Ratio, Debt Ratio, Perputaran Aktiva, Return on Assets Current Ratio, Qucik Ratio, Total asset Turnover, Inventory Hasil Penelitian Dengan menggunakan uji F, delapan rasio keuangan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap predeksi pertumbuhan laba. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari delapan rasio keuangan tersebut secara parsial mempunyai pengaruh terhadap predeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji simultan, delapan rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh current ratio, total asset turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hipotesis menyatakan keempat rasio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya debt ratio dan return on assets yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Secara signifikan keempat ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara

Nurhairani Alviana (2013) Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sumber : Data diolah peneliti 2013 2.9 Kerangka Konseptual Turnover Return on Asset, Current Ratio, Debt to Total Assets Ratio simultan keempat ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hanya variabel return on asset secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, quick ratio, cash ratio, gross profit margin, return on asset dan return on equity. Sedangkan yang menjadi variable dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba (profit growth). Semakin tinggi current ratio, maka perusahaan semakin likuid dan perusahaan semakin mudah memperoleh dana dari kreditur maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan sehingga laba juga akan meninggkat. Semakin tinggi quick ratio semakin aman bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi cash ratio, semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan kas yang tersedia di perusahaan. Semakin tinggi gross profit margin, maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga dapat

mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh. Semakin tinggi return on asset, maka semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi return on equity, maka semakin tinggi perolehan laba bersih perusahaan yang diukur melalui modal pemilik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial dan secara simultan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut : Current Ratio (X 1 ) H 1 Quick Ratio (X 2 ) H 2 Cash Ratio (X 3 ) Gross Profit Margin (X 4 ) H 3 H 4 Profit Grow (Y) Return on Asset (X 5 ) H 5 Return on Equity (X 6 ) H 6 H 7 Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 2 : Quick ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 3 : Cash ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 4 : Gross profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 5 : Return on asset berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 6 : Return on equity berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. H 7 : Current ratio, quick ratio, cash ratio, gross profit margin, return on asset dan return on equity berpengaruh secara simultan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.