BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Pengaruh Interaksi Sosial pada Perilaku Enjokousai Tokoh Tomoko dalam Film

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Departmen ini didirikan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan, sebagai

Ringkasan Novel Grotesque

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL GROTESQUE, SINOPSIS CERITA NOVEL GROTESQUE, INTERAKSI SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK SISWA PADA NOVEL GROTESQUE

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Jepang melakukan pembangunan pabrik-pabrik yang dikelola langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku

BAB I PENDAHULUAN. memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan wujud gagasan seseorang, mengenai pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB II TINJAUAN UMUM NOVEL OUT DAN PERANAN WANITA JEPANG. Di daerah pinggiran Tokyo, empat wanita bekerja shift malam di pabrik

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Media pembelajaran sendiri berkembang dari waktu ke waktu

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. ribu lainnya pulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk. bekerja dan berbisnis di Tokyo. Tokyo adalah pusat politik,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan masyarakat. Sastrawan memiliki peranan didalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat dua jenis karya sastra yaitu karya sastra lisan (kosho bungaku)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara maju, Jepang mengalami banyak fenomenafenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena yang sedang menjamur di Jepang yaitu enjokousai. Enjokousai merupakan kegiatan atau praktik yang dilakukan oleh para remaja putri yang dibayar oleh laki-laki tengah umur dengan menemani mereka berkencan ataupun sampai dengan melakukan hubungan seksual (Smyth, 1998). Kebanyakan pelaku enjokousai berasal dari latar belakang ekonomi kelas menengah sampai kelas menengah ke atas (Wong, 2008:2) Fenomena enjokousai sebenarnya bukan masalah baru di Jepang. Pada tahun 1793, di era pemerintahan Shougun Tokugawa, pemerintah melegalkan untuk menjual anak perempuan mereka ke dalam prostitusi. Akan tetapi hal itu mereka lakukan untuk mencari uang supaya keluarganya dapat bertahan hidup (Sheldon, 1993:721). Enjokousai mulai populer di kalangan remaja Jepang seiring dengan berkembangnya terekura (servis kencan dengan media telepon) yang menjadi fasilitas untuk mempermudah pertemuan antara pelaku dan konsumen, dan berujung dengan aktivitas seksual (Wakabayashi, 2003:155). Sampai saat ini diketahui bahwa pelaku enjokousai sebagian besar dilakukan oleh gadis-gadis di bawah usia 18 tahun dan sebagian kecil dilakukan oleh gadis-gadis dewasa di atas 20-an (Wong, 2008:2). Adanya fenomena enjokousai dalam masyarakat 1

2 mendorong pengarang-pengarang di zaman modern memunculkan karya sastra yang bertemakan enjokousai. Salah satu karya sastra yang memunculkan perilaku enjokousai pada tokohnya adalah dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. Novel Grotesque adalah sebuah novel yang mengisahkan kehidupan dua orang wanita yang berprofesi sebagai seorang pelacur yang terbunuh secara sadis. Kedua wanita tersebut adalah Kazue Sato dan Yuriko. Kazue Sato memiliki dua profesi ganda. Pada siang hari Sato adalah karyawati di salah satu perusahaan terkenal di Jepang dan ketika malam ia beralih profesi menjadi seorang pelacur. Yuriko adalah seorang gadis campuran Jepang dan Swiss. Semenjak remaja ia telah mengenal kehidupan seks. Dengan bantuan temannya, ia mulai memikat pria-pria hidung belang untuk berkencan dengannya. Melalui tokoh-tokoh dalam novel ini dijelaskan mengenai kehidupan seorang enjokousai. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dipilihnya novel Grotesque karya Natsuo Kirino sebagai objek penelitian, yaitu yang pertama dalam novel ini diceritakan mengenai kehidupan seorang enjokousai. Tokoh dalam novel yang melakukan enjokousai yaitu Yuriko dan Sato. Yuriko melakukan enjokousai ketika ia berusia 15 tahun. Diawali dengan melakukan hubungan seks pertama kali dengan pamannya sendiri, kemudian ia mulai berani berhubungan seksual dengan lelaki lain yang lebih tua darinya dengan maksud untuk mendapatkan sejumlah uang. Bahkan ia menyebut dirinya sendiri sebagai seorang pencetak uang. Dengan latar belakang kehidupan yang berbeda dari Yuriko, Sato juga menerjunkan dirinya sebagai pelaku enjokousai. Kekecewaan terhadap hidupnya

3 ia lampiaskan dengan melakukan enjokousai. Baginya, ada semacam perasaan bangga bisa melakoni pekerjaan yang tidak semua perempuan berani lakukan. Kedua, novel Grotesque ditulis oleh seorang penulis Jepang terkenal bernama Natsuo Kirino yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan di bidang karya sastra. Ia pernah memenangkan penghargaan Grand Prix untuk fiksi kriminal di Jepang yang merupakan penghargaan sastra tertinggi di negeri itu. Novel Grotesque sendiri telah memenangkan penghargaan Izumi Kyōka Prize for Literature tahun 2003 (Tokyo, Kodansha:2003). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipilihlah novel Grotesque karya Natsuo Kirino sebagai objek penelitian ini khususnya tentang perilaku enjokousai dengan menggunakan teori sosiologi sastra. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino? 2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai tokoh yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

4 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Jepang agar semakin dikenal masyarakat. Selain itu, memberikan informasi kepada pembaca agar dapat memahami novel Grotesque karya Natsuo Kirino beserta aspek sosiologinya. 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino 2. Mengetahui dampak dari perilaku enjokousai tokoh dalam novel Grotesque karya Natsuo 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis, yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai karya sastra Jepang, khususnya mengenai penelitian dalam karya sastra dengan menggunakan teori sosiologi sastra dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.

5 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dan para pembelajar bahasa Jepang untuk memahami perilaku enjokousai khususnya mengenai jenis-jenis perilaku enjokousai, latar belakang serta dampak perilaku enjokousai dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Batasan-batasan penelitian diperlukan dalam sebuah penelitian. Hal ini berfungsi untuk membatasi jangkauan penelitian agar tidak melenceng dari pokok bahasan. Maka dari itu, ruang lingkup penelitian difokuskan pada perilaku enjokousai dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. 1.6 Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel asli dengan judul Grotesque karya Natsuo Kirino diterbitkan di Jepang oleh Bungei Shunju LTD pada tanggal 27 Juni 2003 dengan tebal 536 halaman. Dipergunakan pula sumber lain, yaitu buku, jurnal, sumber internet mengenai masyarakat Jepang, khususnya fenomena enjokousai sebagai sumber referensi.

6 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004). Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode kepustakaan yaitu metode yang secara khusus meneliti teks untuk dapat memahami teks dan menginterpretasikannya (Ratna, 2004:39). Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pertama dengan menetapkan sumber data, yaitu novel Grotesque. Setelah menetapkan sumber data, langkah kedua yaitu membaca secara intensif novel Grotesque, kemudian yang terakhir mencatat data yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu mengenai perilaku enjokousai dalam novel Grotesque dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ` Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan memahami data-data yang didapat kemudian dianalisis (Ratna, 2004:53). Data-data yang terdapat dalam novel dianalisis dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah dan menganalisis data-data mengenai perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel serta dampak dari perilaku enjokousai. Data-data tersebut dianalisis dengan teori sosiologi sastra dan teori patologi sosial.

7 1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah metode informal yaitu penyajian hasil analisis dengan rangkaian kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka (Ratna, 2004:50). Teknik penyajian hasil analisis data yaitu teknik narasi. Hasil analisis data mengenai perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel serta dampak-dampak dari perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino disajikan dengan rangkaian kata-kata dalam bentuk narasi.