BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap anak di Indonesia masih terbilang lemah. Hal itu terlihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

KONVENSI HAK ANAK : SUATU FATAMORGANA BAGI ANAK INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pelaksanaan pembangunan. Salah satu program dibidang

BAB I PENDAHULUAN. bernegara diatur oleh hukum, termasuk juga didalamnya pengaturan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, sejak dalam kandungan sampai dilahirkan anak. mempunyai hak atas hidup dan merdeka serta mendapat perlindungan baik

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

Perlindungan Anak Menurut KHA Dan UU No.23 Th.2002

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengatur tetntang pengertian anak berdasarkan umur. Batasan umur seseorang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya kota layak anak. Mewujudkan Kota Layak Anak merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fakta kejahatan atau kekekerasan seksual harus menjadi isu bersama. Semua

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

BAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menurut Direktur World Development Report (WDR), Norman Loayza

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai rupa yang

BAB I PENDAHULUAN. lama. Hanya saja masyarakat belum menyadari sepenuhnya akan kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

LATAR BELAKANG. Click to edit Master subtitle style

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dan terjamin untuk terselenggaranya partisipasi serta pengawasan

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. 1 Anak adalah bagian

MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENCANANGAN KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang belum tercukupi kebutuhan hidupnya. Hambatan-hambatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal baru lagi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negaranya atau orang yang berada dalam wilayahnya. Pelanggaran atas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai anggota keluarga warga negara yang sangat rentan terhadap pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT yang dapat memberikan kelangsungan suatu negara dan bangsa. Di kenyataannya sekarang anak adalah sumber daya bagi suatu negara, penerus bangsa, dan penentu masa depan bagi generasi yang akan datang. Kondisi sekarang ini masih belum ada anak yang mendapatkan pendidikan yang layak, belum semua anak yang mendapatkan kesehatan yang optimal, seperti anak-anak pengungsian, korban bencana alam daerah konflik, dan anak-anak yang mendapatkan masalah dalam melawan hukum. Berangkat dari pemikiran tersebut, kepentingan yang utama untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan anak harus memperoleh prioritas yang tnggi. Meletusya perang dunia pertama, menyebabkan banyak anak menjadi korban, mereka mengalami kesengsaraan, hak-hak mereka terabaikan dan menjadi korban kekerasan. Contoh kasus yang terjadi pada dunia International yaitu UNICEF dalam mengatasi perekrutan tentara anak di Myanmar dapat Permasalahan sosial dan masalah anak sebagai akibat dinamika pembangunan ekonomi diantaranya anak jalanan (street children), pekerja anak (child labour), perdagangan anak (child trafficking), dan prostitusi anak (child prostitution). Berdasarkan kenyataan di atas, PBB mengesahkan Konvensi Hak-hak Anak (Convention on The Rights of The Child) untuk memberikan perlindungan

2 terhadap anak dan menegakkan hak-hak anak di seluruh dunia pada tanggal 20 November 1998 1. Konvensi atau kovenan adalah kata lain dari treaty (traktat atau fakta), merupakan perjanjian diantara beberapa negara. Perjanjian ini bersifat mengikat secara yuridis dan politis, oleh sebab itu, konvensi merupakan suatu instrumen hukum international dibagi menjadi tiga peran, yaitu motivator, mediator, dan komunikator. Peran motivator ditunjukkan oleh UNICEF melalui kegiatan DDR Programme dan membentuk lokal karya konsultatif. Peran komunikator ditunjukkan melalui kegiatan sosialisasi melalui media cetak tentang tentara anak dan juga mendatangkan artis International. Peran mediator dibagi menjadi dua, yaitu meditor domestik dan via International. Keberhasilan UNICEF ditandai dengan kemauan Pemerintah Myanmar untuk merevisi Undang-undang Perlindungan anak Tahun 2003 pada tanggal 24 November 2012, membentuk kebijakan pencatatan akta kelahiran, menandatangani perjanjian join action plan dengan UNICEF pada tanggal 27 Juni 2012. Pemerintah Myanmar juga telah bersedia melakukan perjanjian-perjanjian gencatan senjata dengan kelompok separatis. UNICEF juga berhasil melakukan perantara International, sertamelepaskan sejumlah tentara anak secara berkelanjutan 2. Berdasarkan Konvensi Hak Anak, Untuk tujuan Konvensi ini, setiap manusia atau anak yang berusia 18 tahun, kecuali apabila menurut hukum yang berlaku tersebut ditentukan bahwa usia dewasa telah mencapai lebih awal 3. 1 http://bappeda.kendalkab.go.id.konvensi-hak-hak-anak.html 2 Dspace.unej.ac.id, peran United Ntaions International Childrens Fund (UNICEF) dalam menangani kasus perekrutan tentara anak di Myanmar, diakses pada tanggal 30 Januari 2016. 3 Konvensi Hak Anak, Pasal 1.

3 Pengertian ini membatasi definisi anak yang paling umum secara international. Pembahasan umur anak 18 tahun tersebut tidak mengikat di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hukum di beberapa negara, bahwa Konvensi Hak Anak memberi ruang bagi setiap Negara untuk membuat aturan khusus tentang Indonesia, pembatasan umur tersebut diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Secara resmi, berdasarkanundang-undang ini, Anak adalah orang yang berusia di bawah 18 tahun dan termasuk anak yang masih berada dalam kandungan 4.Sebagai salah satu negara hukum dan demokrasi, HAM anak di dalamnya diatur perlindungan hak-hak anak yang diharapkan sebagai masa depan bangsa dan penerus generasi yang dapat diharapkan di masa yang akan datang. Hal ini perlu di lakukan dikarenakan manusia sebagai ciptaan Allah SWT yang dianugerahi Hak Asasi Manusianya untuk menjamin harkat dan martabat kemuliaan dirinya, oleh sebab itu HAM seharusnya dilindungi, dihormati, dan tidak boleh dirampas, dihilangkan, dan dihapuskan 5. Perlindungan anak dengan segala sesuatu kegiatan menjamin dan melindungi hak-hak anaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi, agar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi 6. Ada beberapa fakta yang mengejutkan atau cukup memperhatikan. Diperkirakan sekitar 60 persen anak balita Indonesia tidak memiliki akta kelahiran. Lebih dari 3 juta anak terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya. 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014, Pasal 1 ayat (1), Batasan UsiaAnak diadopsi dari KHA. 5 Konvensi Hak Anak, Op Cit, Pasal 1 Angka 12. 6 Konvensi Hak Anak, Ibid, Pasal 1 Angka 2.

4 Bahkan, sekitar sepertiganya pekerja seks komersial yang berumur 18tahun. Sementara itu 40.000 70.000 anak lainnya telah menjadi korban eksploitasi seksualitas. Ditambah lagi sekitar 100.000 wanita dan anak-anak diperdagangkan setiap tahunnya. Belum 5000 anak yang ditahan atau di penjara. Dimana 84 persen diantaranya di penjara dewasa 7. Anak sebagai kelompok strategis penerus bangsa dan amanah dari Allah yang harus di jaga agar menjadi anak yang sehat, ceria, cerdas, mulia, dan terlindungi. Hal ini menjadi komitmen bangsa bahwa harus menghormati, memenuhi, dan menjamin hak-hak anak tersebut bahwa pemerintah bertanggung jawab atas suatu hak-hak anak tersebut. Data dari Komnas HAM anak mencatat bahwa sepanjang Januari Oktober 2015, menerima 2.792 kasus Pelanggaran Hak Anak, dari kasus tersebut 1.424 adalah sebagai pelanggaran kasus kekerasan terhadap anak. Dari jumlah tersebut kekerasan seksual menduduki peringkat teratas yakni 730 kasus, kekerasan fisik sebanyak 452 kasus, dan kekerasan mental atau psikis sebanyak 242 kasus 8. Adapun kasus yang baru terjadi di Indonesia yaitu Pelanggaran HAM atas meninggalnya Angeline serta penganiayaan seorang anak oleh beberapa anggota Marinir, yang dimana seorang anak itu harus dijaga dan tidak harus mendapatkan kekerasan dari orang dewasa. Anak memiliki hak asasi manusia sama dengan orang dewasa. Semakin muda usia anak, semakin penting hak tersebut untuk dipenuhi. 7 UNICEF, Sekilas Perlindungan Anak, diakses pada tanggal 2 November 2015 dari laman web, http://www.unicef.org/indonesia/id/protection.html 8 Komisi Pengawasan Anak Indonesia (KPAI), kasus pelanggaran anak di indonesia, di akses pada tanggal 17 Desember 2015, web hhtp://kpai.org.id/hotlineservice/data.html

5 Demi tercapainya perlindungan anak dengan sasaran semua pihak mengertiakan tanggung jawab yang dijalani dan mengingat semua orang pernah menjadi anak-anak, maka penulis bermaksud menyusun skripsi yang berjudul: Perlindungan Hak Asasi Manusia Tentang Hak Anak Ditinjau Dari Aspek Hukum International Dan Implementasinya di Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan hukum ini adalah: 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap perlindungan hak-hak anak menurut Hukum International? 2. Instansi atau pihak mana saja yang bertanggung jawab dalam perlindungan hak-hak anak, apa saja tanggung jawab mereka dan bagaimana implementasinya di dalam Hukum Indonesia? 3. Bagaimana harmonisasi norma hukum nasional Indonesia tentang perlindungan hak-hak anak dengan Hukum International Kontemporer? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah pembahasan dalam proposal ini, apapun tujuan dari proposal ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaturan hak-hak anak dalam Hukum International 2. Untuk mengetahui instansi atau pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perlindungan hak-hak anak 3. Untuk mengetahui harmonisasi norma hukum nasional Indonesia tentang perlindungan hak-hak anak dengan hukum International Kontemporer

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala berfikir serta melatih kemampuan dalam melakukan penelitian hukum dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. b. Untuk memperkaya khazanah ilmu hukum, khususnya Hukum International, serta dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dan dapat berlatih dalam melakukan penelitian yang baik. 2. Manfaat Praktis Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang berupa sumbangan pemikiran terutama ilmu pengetahuan mengenai perlindungan hukum hak-hak anak. E. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Penelitian merupakan suatu pencarian terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan 9. Sehubungan dengan adanya upaya ilmiah, maka metode berhubungan dengan masalah kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek akan yang akan menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dengan langkah-langkah yang sistematis 10. Metode ilmiah juga dapat singkatan sebagai ekspresi mengenai cara berpikir, sedangkan berpikir 9 Moh. Nazir, 1998, Metode Penelitian, Gramedia Indonesia, Jakarta, hlm. 13. 10 Koentjoroningrat, 1997, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Edisi Ketiga), PT. Gramedia Pustaka Utama,.Jakarta, hlm. 16,

7 merupakan suatu kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan 11. Guna memperoleh data konkrit, maka penelitian ini menggunakan pendekatan sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang sumber datanya hanya dari data sekunder, dimana penulis melihat dari segi perlindungan hak-hak anak yang diatur dalam UU No. 35 Tahun 2014. 2. Sifat Penelitian Spesifikasi penelitian ini bersifat deskriptif. Dikatakan deskriptif dikarenakan hasil penelitian terdiri dari atas satu variabel lebih atau lebih dari satu variabel 12. 3. Jenis data dan Sumber data a. Data Sekunder Data sekunder didapatkan melalui penelitian terhadap berbagai dokumen dan literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. 1) Bahan Hukum Primer, merupakan bahan hukum yang isinya bersifat mengikat, memiliki kekuatan hukum, serta dikeluarkan atau dirumuskan oleh pemerintah dan pihak lainnya yang berwenang untuk itu. Secara sederhana, bahan hukum primer merupakan semua ketentuan yang ada berkaitan dengan pokok pembahasan, bentuk undang-undang dan peraturan-peraturan yang ada. Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer sebagai berikut: 11 Jujun S. Suriasumantri, 1999, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 199. 12 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 11-12.

8 - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Hak Anak 2) Bahan Hukum Sekunder, merupakan bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer atau keterangan-keterangan mengenai peraturan perundang-undangan, berbentuk buku-buku yang ditulis para sarjana, literatur-literatur, hasil penelitian yang telah dipublikasikan, jurnal-jurnal hukum dan lain-lain. 3) Bahan Hukum Tersier, merupakan bahan-bahan yang menunjang pemahaman akan bahan hukum primer dan sekunder. Misalnya: kamus, ensiklopedia, dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data - Studi Dokumen Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa pendapat-pendapat atau tulisan para ahli atau pihak lain mempelajari bahanbahan kepustakaan dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Analisis Data Analisis dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengiriman secara sistematis dan konsisten terhadap gejala-gejala tertentu. 13 Data yang terkumpul dalam penelitian ini baik berupa data keputusan maupun data lapangan akan dianalisis dengan menggunakan analisis data yuridis kualitatif, yaitu uraian data penelitian berwujud kata-kata tanpa menggunakan angka-angka dengan berpangkal pada hukum atau norma yang berlaku. F. Sistematika Penulisan Jakarta, hlm. 37. 13 Soerjono Soekamto, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali,

9 Sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat yang hendak dicapai, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab ini terdiri dari tinjauan umum mengenai variabelvariabel yang diteliti lengkap dengan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini diuraikan lebih lanjut tentang apa saja yang diperoleh dalam penelitian yakni bagaimana bentuk tinjauan yuridis terhadap perlindungan hak asasi manusia tentang hak anak dinilai dari aspek hukum internasional. BAB IV PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan penulis berdasarkan hasil penelitian yang diperolehdi lapangan dan data-data lainnya, sedangkansaran yang dipaparkan dapat diharapkan berguna untuk menanggapi permasalahan yang dihadapi dalam masa penelitian dan juga hendaknya bermanfaat bagi semua pihak.

10