bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SHOWROOM MOTOR SPORT HONDA DI TANGERANG 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

a) Bagaimana merancang perpustakaan pusat yang berstandar internasional?

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

BAB LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR BANDUNG MUSIC INDEPENDENT (INDIE) CENTER DENGAN PENDEKATAN BAND INDIE BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN FURNITURE SEKOLAH TK DI KELAPA GADING, JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam suatu. perusahaan sangat diperlukan dengan tujuan penyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

JURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang penting dalam dunia pendidikan untuk mendidik generasi penerus bangsa. Saat ini telah banyak sekolah yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak, salah satunya adalah sekolah alam. Maryati (2007) menyebutkan bahwa sekolah alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Lingkungan sekolah alam bernuansa natural dengan bangunan sekolah berupa rumah panggung yang biasa disebut sebagai saung dengan dikelilingi oleh berbagai kebun buah, sayur, bunga bahkan areal peternakan, tidak seperti suasana ruang kelas yang ada di gedung bertingkat pada umumnya. Di Indonesia sekolah alam telah banyak didirikan pada lingkungan hijau yang dominan dengan pepohonan, area pertanian, area peternakan, maupun area perkebunan, baik natural maupun artifisial. Contohnya ialah pada objek perancangan kali ini, yaitu sekolah Alam Lampung yang terletak di Desa Way Hui Lampung Selatan. Sama seperti sekolah alam lainnya, Sekolah Alam Lampung juga memiliki ciri khas pada pengembangan kurikulumnya. Sekolah ini memberikan penekanan terhadap mata pelajaran kewirausahaan, di mana sekolah ini memiliki tujuan untuk mencetak generasi terlatih dengan entrepreneur skill yang memuaskan. Salah satu program penunjangnya ialah dengan diadakannya crafting dari barang bekas untuk kemudian dijual di acara bazaar yang mereka adakan di sekolah. Namun, di sekolah ini belum ada fasilitas terolah yang dapat menunjang program tersebut. Ruang kelas yang ditempatkan di saung juga belum diolah secara khusus untuk mendukung aktivitas belajar siswa di kelas. Pengolahan atau desain ruang-ruang ini perlu memperhatikan dampak terhadap bangunan dan lingkungan sekitar, dengan kata lain desain tidak keluar dari konsep alam, tidak merusak lingkungan alam sekitar, dan tidak merusak bangunannya sendiri yang telah menyatu dengan alam. Terkait dengan hal-hal tersebut, bangunan Sekolah Alam Lampung dibuat dengan konsep yang menyatu dengan alam, di mana struktur dan bentuk bangunan tidak merusak alam, justru menjadi bagian dari alam itu sendiri. Komplek sekolah ini memiliki sepuluh bangunan yang tersebar secara terpisah dengan dua macam karakter yang berbeda, yaitu bangunan dengan sistem struktur beton dan bangunan saung dengan struktur kayu kelapa. Masing-masing karakteristik bangunan ini memerlukan penerapan treatment yang berbeda dalam rancangannya. 1

Mempertimbangkan konsep pembelajaran di sekolah alam dan juga konsep dari bangunan sekolah alam yang mengedepankan wawasan lingkungan, Eco-design menjadi salah satu pendekatan yang cocok untuk mendesain interior ruangan sekolah alam tersebut. Eco-design adalah salah satu pendekatan desain dengan mempertimbangkan dampak pemakaian barang yang didesain terhadap kerusakan alam lingkungan dan mengutamakan hemat energi. Tidak hanya pada saat pemakaian barang saja, namun termasuk keseluruhan life cycle dari barang tersebut. Melalui pendekatan eco-design, anak juga diharapkan dapat memperoleh edukasi tambahan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, sesuai dengan tujuan model pembelajaran yang ada di sekolah alam. 1.2. Identifikasi Masalah Secara umum, Ruang pada sekolah Alam Lampung memiliki masalah sebagai berikut, yaitu : a. Perlu adanya penyediaan fasilitas yang terolah untuk mendukung mata kuliah utama di sekolah ini. b. Adanya penerapan desain yang berbeda terhadap masing-masing karakter bangunan dengan struktur beton dan struktur kayu untuk mendukung aktivitas belajar siswa dari segi fungsi maupun estetika berdasarkan konsep yang ingin dicapai. 1.3. Rumusan Masalah a. Fasilitas seperti apa yang perlu disediakan untuk mendukung mata kuliah utama di sekolah alam Lampung? b. Bagaimana pengolahan interior sekolah alam pada masing-masing bangunan yang dapat menunjang aktivitas pembelajaran anak-anak di dalam ruang dengan baik? 1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah a. Perancangan berfokus pada Sekolah Alam Lampung yang berlokasi di Jalan Airan raya, Desa Way Huwi Lampung dengan luasan 2048 m 2. b. Perancangan mencakup seluruh bangunan Sekolah Alam Lampung, yang terdiri dari dua tipe bangunan, yaitu tipe struktur beton dan tipe saung dengan struktur kayu. Bangunan dengan struktur beton berfokus pada pengolahan layout, elemen pembentuk ruang, elemen pengisi ruang, dan elemen pendukung ruang. Sementara 2

bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut. 1.5. Tujuan dan Manfaat a. Bagi siswa sekolah alam Untuk memberikan rancangan interior sekolah alam yang mampu mendukung aktivitas belajar anak di dalam ruangan tanpa menghilangkan identitas atau ciri khas sekolah. Untuk memberikan rancangan interior yang dapat memfasilitasi mata pelajaran khusus yanga ada di Sekolah Alam Lampung. b. Bagi pengelola sekolah alam Untuk menciptakan sekolah alam yang juga tidak kalah saing dengan sekolah konvensional dalam memenuhi standar sarana dan prasarana yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa. Untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah alam. 1.6. Sasaran a. Mengolah ruang pada masing-masing tipe bangunan di sekolah alam sesuai dengan permasalahan dan batasan perancangan masing-masing. b. Mendesain fasilitas belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum dan standar saranaprasarana tanpa menghilangkan identitas sekolah. 1.7. Metode Perancangan a. Identifikasi masalah Identifikasi masalah diperoleh dari fenomena yang ada, di mana Sekolah Alam Lampung di Desa Way Hui Lampung Selatan yang belum memiliki pengolahan khusus pada interiornya untuk memfasilitasi kegiatan siswa pada mata pelajaran entrepreneurship. Interior di sekolah alam ini juga masih perlu dibenahi untuk memenuhi kebutuhan siswa dan memenuhi standar sarana-prasarana sebuah sekolah sehingga perlu adanya tindak redesain yang mampu menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. 3

b. Pengumpulan data Data primer yang diperoleh adalah data yang diperoleh dari survey lokasi secara langsung, berupa hasil pengukuran, dan dokumentasi. Data sekunder yang diperoleh adalah data yang diperoleh dari literatur jurnal, buku dan wawancara. c. Analisa (Programming) Proses ini merupakan proses menganalisa masalah dan data-data yang telah terkumpul. Analisis ini dilakukan terprogram hingga akhirnya menghasilkan solusi yang tersusun dalam proses sintesa. Pada proses ini, ada beberapa hal dilakukan, yaitu sebagai berikut : Goals (menetapkan tujuan dan sasaran perancangan) Facts ( mengumpulkan dan menganalisis data objek perancangan) Concepts (memunculkan gagasan/konsep awal yang masih bersifat umum) Needs (mengetahui kebutuhan perancangan yang meliputi besaran ruang, fasilitas, dan sebagainya berdasarkan aktivitas pengguna) d. Sintesa (Desain) Setelah sebelumnya muncul problem statement, yaitu bagaimana caranya mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan melalui desain tertentu, maka selanjutnya yang perlu dilakukan ialah tahap sintesa, di mana pemecahan masalah tersebut diwujudkan dalam ide konsep perancangan. e. Design Development Pada fase ini, ide konsep perancangan dilanjutkan dalam bentuk gambar kerja perancangan. 4

1.8. Kerangka Berpikir 5

1.9. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pendahuluan mencakup judul proyek, latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, teknik pengumpulan data, kerangka berpikir desain, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teori dan Data Perancangan Mengemukakan kajian teoritis tentang perancangan interior Sekolah Alam, yang meliputi dasar pemikiran, pembahasan teori dan literatur yang berkenaan tentang tinjauan umum Sekolah Alam. Bab ini juga memuat data-data yang berkenaan dengan perancangan Sekolah Alam. Bab III Konsep Perancangan Desain Interior Berisi konsep perancangan yang meliputi tema, suasana yang diharapkan, daftar kebutuhan ruang dan fasilitas berdasarkan aktivitas, juga penjabaran elemen interior yang digunakan. Bab IV Konsep Perancangan Khusus Berisi tentang perancangan denah dan area khusus interior Sekolah Alam. Bab V Kesimpulan Merupakan kesimpulan dari proses analisis yang sekaligus merupakan konsep dari perancangan interior Sekolah Alam. 6