Efektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Upaya Menurunkan Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Susanto, Munandar/ PEDAGONAL Vol 1 No 2 (2017) VOL 1 NO 2 (2017) E-ISSN : P E D A G O N A L

Reduksi Didaktik Bahan Ajar Spermatophyta untuk Mempermudah Information Processing dan Menurunkan Usaha Mental Siswa SMA

BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI INTERDISIPLIN BERBASIS DIMENSI BELAJAR.

Penggunaan Framing pada Praktikum Klasifikasi Tumbuhan untuk Menurunkan Beban Kognitif Siswa SMA

2015 REDUKSI DIDAKTIK BAHAN AJAR SPERMATOPHYTA SEBAGAI UPAYA MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA SESUAI GAYA BELAJAR

DAFTAR PUSTAKA. Creswell, J. W.(2008). Educational Research. New Jersey: Person Education.Inc.

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERDASARKAN TEORI BEBAN KOGNITIF

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Nanda Dwi Prasepty dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Pengaruh Model Student Team Achievement Division

Penerapan Pendekatan Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual dalam Pembelajaran Matematika di Kelas XI-IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, generative model, ICT learning outcomes

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Unnes Physics Education Journal

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BEBAN KOGNITIF MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS DIMENSI BELAJAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 6 X Koto Singkarak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TSTS BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI SMP

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN VAK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Rahdian Raksabrata, 2015

Transkripsi:

SP-009-8 Munandar et al. Efektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray Efektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Upaya Menurunkan Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Siswa The Effectiveness of Learning Two Stay Two Stray to Reduce Cognitive Load Accordance Student Learning Styles Rifki Risma Munandar 1, Adi Rahmat 2*, Topik Hidayat 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia 2 Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154, Telp./Fax. 022-2001937 *Email: adirahmat_upi@yahoo.com Abstract: Keywords: This research is motivated by the lack of effectiveness in the learning process in receiving and processing information to acquire reasoning abilities as students still had cognitive load. The purpose of this study was to determine the effect of learning for two stay two stray on Spermatophyta material to decrease the intrinsic cognitive load corresponding student's learning style. The method used is a quasi-experimental design with posttest only. The subjects were high school students of class X IPA at SMAN 7 Bandung. Control class (34 students) using conventional pembalajaran strategies and experimental classes (33 students) teaching methods two stay two stray. The research instrument used in the form of essay that describes the students' reasoning ability and task complexity are arranged in the form of questions in worksheet students to determine the ability to receive and process information. Data were analyzed by using a different test average and correlation test. The results of the calculation of average ability to receive and process information on the audio learning styles experimental class is higher than the control class. In the experiment class decline intrinsic cognitive load correlated with increased learning outcomes for students with learning style audio. These results illustrate that the use of learning strategies two stay two stray has lowered the intrinsic cognitive load of students who have learning style audio. cognitive load, learning styles and learning methods two stay two stray 1. PENDAHULUAN Belajar merupakan proses seseorang untuk menerima dan mengolah informasi. Proses belajar bisa dilakukan secara formal atau secara non formal, proses belajar secara formal dilakukan di suatu lembaga pendidikan yang dirancang untuk mengajar siswa dibawah pengawasan guru, atau biasa disebut dengan sekolah. Menurut Susanti (2012) sekolah merupakan tempat untuk belajar dan mengajar, serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Pelajaran yang diberikan di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memberikan arahan pada siswa agar siswa dapat menerapkan keterampilan dan pengetahuan dalam kehidupannya dengan mendorong berkembangnya kemampuan berpikir siswa. Akan tetapi, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia yaitu masih lemahnya proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa kurang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir atau daya nalarnya, siswa hanya diarahkan untuk menghafal informasi yang diterimanya (konseptual) (Herman, 2007). Selain itu, guru juga kurang memerhatikan keadaan psikologis siswa pada saat proses pembelajaran, apakah dengan pembelajaran yang digunakan membebani siswa dalam mengolah informasi atau tidak. Kebanyakan dewasa ini guru-guru kurang memerhatikan masalah tersebut, karena yang diperhatikan oleh para guru hanyalah hasil akhir dari proses pembelajaran saja yaitu hasil belajar, dengan mengidahkan hasil belajar tersebut diperoleh oleh siswa dari mana, yang penting hasil belajar yang diperoleh oleh siswa meningkat. Padahal sebenarnya yang paling penting dalam proses belajar adalah bukan hanya hasil belajar saja, walaupun tidak menutup kemungkinan memang tujuan akhir dari proses belajar adalah itu. Akan tetapi, ada hal yang harus diperhatikan oleh guru diantaranya yaitu keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar di kelas tidak lepas dari strategi, metode, dan pendekatan yang digunakan oleh guru. Apabila komponen tersebut tidak bisa dikelola dengan baik oleh guru, maka kemungkinan besar siswa akan mengalami kesulitan ketika belajar di kelas. Karena pada padasarnya strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran merupakan hal yang penting 470 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

dalam menyampaikan informasi kepada siswa, supaya siswa mampu mengelola informasi sesuai memori kerjanya dan dapat disimpan dalam memori jangka panjang. Seperti yang dikemukaan oleh Sunhaji (2008) bahwa strategi pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran. Apabila strategi pembelajaran yang digun- akan tidak dapat membantu untuk menyampai- kan informasi, maka kemampuan siswa untuk berpikir menjadi kurang terlatih dan kemampuan daya nalar siswa akan menjadi berkurang terutama dalam memahami fenomena alam yang terjadi ataupun ketika menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat diberi permasalahan baru, mereka hanya bisa memindahkan kalimat-kalimat dari buku teks ke kertas kosong (Siwa et al., 2013). Oleh karena itu, strategi pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelajaran terutama dalam memban- tu menyampaikan informasi. Selain itu, pelajaran di sekolah khusunya pelajaran biologi, ada beberapa materi pelajaran yang cukup sulit dipahami oleh siswa diantaranya yaitu mengenai klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi. Klasifikasi tumbuhan ini memiliki tingkat kompleksitas materi yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari isi (content) materi klasifikasi tumbuhan yang berkaitan erat dengan dasardasar ilmu biologi, seperti bahasa ilmiah, morfologi, anatomi dan ekologi (Suraida, 2012). Akan tetapi tidak hanya itu, adanya pola sistem klasifikasi yang berbedabeda yang telah dikembangkan oleh para ahli membuat peserta didik menjadi bingung untuk memahami mengenai materi klasifikasi tumbuhan. Oleh karena itu, maka dapat dimaklumi bahwa klasifikasi tumbuhan merupakan salah satu materi biologi yang dianggap cukup sulit untuk dikuasai oleh siswa. Adanya permasalahan di atas akan membebani siswa dalam menerima informasi ketika proses pembelajaran berlangsung, beban yang diterima siswa dalam hal ini menurut Sweller (2010) yaitu beban kognitif. Beban kognitif dapat didefinisikan sebagai beban melakukan tugas tertentu yang berdampak pada sistem pengolahan kognitif. Menurut Sweller (2010) bahwa beban kognitif dalam memori kerja disebabkan oleh tiga sumber, yaitu; 1) Intrinsic cognitive load (kemampuan menerima dan mengolah informasi); 2) Extraneous cognitive load (usaha mental); dan 3) Germane cognitive load (kemampuan penalaran). Permasalahan siswa dalam menerima dan mengelola informasi terutama pelajaran klasifikasi tumbuhan yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk kedalam beban kognitif intrinsic karena beban kognitif intrinsic merupakan beban yang terbentuk akibat kompleksitas materi ajar yang tinggi serta materi tersebut memiliki interkoneksi yang tinggi, sehingga siswa tidak mampu menyim- pan informasi tersebut sesuai dengan kapasitas memori kerjanya (Kalyuga, 2010). Selain itu, menurut Dewi (2013) adanya kecenderungan guru dalam memilih metode pelajaran yang kurang menarik dan kurang interaktif, akan berakibat pada keberlang- sungan proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaran terganggu akan berdampak pada pengelolaah informasi. Selain itu, selama ini pelaksanaan pembelajaran pada materi klasifikasi tumbuhan hanya mengacu pada buku pelajaran saja dan guru hanya mengambil beberapa sampel tumbuhan saja untuk dijadikan contoh, justru hal inilah yang berdampak pada beban kognitif yang tinggi bagi siswa. Sedangkan menurut Van Gog et al (Jalani et al., 2012) bahwa dengan memberikan contoh-contoh solusi masalah dalam proses pengajaran diharapkan akan menurunkan beban kognitif ekstraneous siswa, karena secara tidak langsung akan membantu siswa membangun skema solusi masalah. Berdasarkan adanya permasalahan di atas akan memberikan dampak beban kognitif extraneous yang tinggi bagi siswa karena beban kognitif extraneous dapat terbentuk akibat faktor lain dalam pembelajaran selain dari materi ajar, misalnya iklim kelas maupun strategi pembelajaran yang diberikan (Sweller, 2010). Akibatnya siswa akan melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi tambahan di luar proses pembelajaran, karena siswa merasa informasi yang diterima pada saat di kelas belum cukup atau belum puas. Menurut Paas et al., (2003) dalam suatu strategi pembelajaran, usaha mental akan menjadi sangat penting bila kemampuan menerima dan mengolah infomasi peserta didik tinggi, karena usaha mental merupakan suatu usaha yang dilakukan selain dari menggunakan kapasistas sistem kognitif (Rahmat et al., 2014). Beban kognitif germane merupakan beban yang penting pada proses belajar. Beban ini disebut juga sebagai beban efektif karena beban yang dihasilkan merupakan beban untuk mengkontruksi skema kognitif seperti mengor- ganisasikan pengetahuan dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Oleh karena itu, supaya tercapai- nya pembelajaran yang efektif dapat tercapai yaitu melalui mengelola beban kognitif intrinsic dan mengurangi beban kognitif extraneous sehingga akan meningkatkan beban kognitif germane siswa (Plass et al, 2010). Akan tetapi pada artikel ini, beban kognitif yang diambil hanya beban kognitif intrinsic dan beban kognitif germane saja. Selain itu, menurut Hasrul (2009) demi terwujudnya pembelajaran yang efektif, hal yang harus diketahui seorang pengajar adalah mengetahui gaya belajar peserta didiknya. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi dan Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 471

informasi yang diterimapun mampu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Karena informasi yang diterima sesuai dengan cara yang siswa inginkan atau dengan kata lain siswa merasa nyaman dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru. Individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada yang belajar dengan cara auditory, ada yang belajar dengan visual, serta belajar dengan cara kinestetik (Philibin, et.al., dalam Tanta, 2010). Akan tetapi gaya belajar yang diambil pada jurnal ini hanya gaya belajar audio. Sehingga dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mencakup semua permasalahan di atas, salah satu alternatif strategi pembelajaran yang bisa mencakup hal tersebut yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) karena pembelajaran Two Stay Two Stray memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Lie, 2008; Huda, 2011). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS akan mengarahkan siswa untuk lebih aktif untuk mengolah informasi baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman, sehingga permasalahan proses pembelajaran yang telah dijelaskan sebelu- mnya akan terfasilitasi dengan strategi pembelajaran ini. Menurut Prasepty & Tanjung (2014) melalui kegiatan kelompok, siswa dituntut untuk berperan serta secara aktif dan saling berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dan menggali informasi baik secara diskusi maupun studi pustaka dan mampu berbagi informasi dengan siswa lain baik dalam kelompok maupun dengan kelompok yang lain dibantu juga dengan disain kegiatan praktium (DKL) yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok dengan melakukan pengamatan pada beberapa jenis tumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk untuk menge-tahui pengaruh pembelajaran two stay two stray pada materi Spermatophyta terhadap penurunan beban kognitif sesuai gaya belajar siswa. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMA N 7 Bandung pada kelas X semester Genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode quassy experiment dengan disain Posttest only Group. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling, diperoleh 2 kelas sampel dari populasi yang terdiri dari 4 kelas X MIA SMA Negeri 7 Bandung. Kelas X MIA 1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran two stay two stray, yaitu dengan adanya pembagian tugas pada setiap kelompok, dua orang siswa tinggal di dalam kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil diskusi kelompoknya, sedangkan dua orang yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya dan menjelaskan kembali informasi yang di dapat dari kelompok lain kepada teman kelompok yang bertugas untuk tinggal. Sedangkan kelas X MIA 3 dijadikan sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati spesimen tumbuhan, diskusi mengenai DKL yang diberikan oleh guru kepada kelompok awal, menyampaikan informasi kepada kelompok bertamu, bertamu pada kelompok lain dan mencatat hal-hal penting selama pembelajaran. Teknik pengumpulan data untuk menjaring beban kognitif intrinsic menggunakan rubric test complexity dari Brunken et al (2010) dan Untuk menjaring data beban kognitif germane digunakan butir tes kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan penalaran berdasarkan dimensi pengetahuan menurut Marzano et al (1993). Data yang diperoleh kemudian dianali- sis untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Analisis data digunakan uji t untuk mengetahui taraf signifikansi peningkatan hasil belajar siswa. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian ini berupa nilai rata-rata kemampuan menerima dan mengolah informasi dan korelasi kemampuan menerima dan mengolah informasi terhadap hasil belajar pada gaya belajar audio. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran two stay two stray disajikan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Nilai Rata-Rata MMI dan Hasil Belajar pada Gaya Belajar Audio Gaya MMI Hasil Belajar Belajar Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperi men Visual 57.75 72.30 66.50 79.47 Keterangan: MMI : menerima dan mengolah informasi HB : Hasil belajar Berdasarkan hasil analisis data menunjuk- kan bahwa gaya belajar audio pada kelas kontrol memiliki nilai rata-rata kemampuan menerima dan mengolah informasi lebih rendah daripada kelas eksperimen, yaitu sebesar 57.75 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 72.30. kemudian hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 79.47 sedangkan kelas kontrol sebesar 66.50. Dengan kategori sangat baik pada kelas eksperimen dan kategori baik pada kelas kontrol. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dikategorikan sedang pada kelas kontrol dan kategori baik pada kelas eksperimen. Selain itu dilihat juga korelasi kemampuan menerima dan mengolah informasi terhadap hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada gaya belajar audio (Tabel 2). 472 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Gambar 1. Rata-Rata Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi dan Hasil Belajar Gaya Belajar Audio Tabel 2. Korelasi MMI terhadap HB pada Gaya Belajar Audio r MMI terhad ap HB 80 70 60 50 40 30 20 10 0 MMI HB kelas kontrol 57,75 66,5 kelas eksperimen 72,3 79,47 Koefisien korelasi Kontrol Eksperimen r r 2 Sig. r r 2 Sig. 0,564-0,089 0,648 0,419 0,009 Keterangan: MMI : Menerima dan mengolah informasi HB : Hasil belajar Hasil analisis menunjukkan bahwa korelasi kemampuan menerima dan mengolah informasi terhadap hasil belajar gaya belajar audio pada kelas eksperimen memiliki koefisien korelasi yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu pada kelas eksperimen dengan kategori kuat dengan koefisien determinasi sebesar 0,419, sedangkan pada kelas kontrol dengan kategori sedang. Nilai signifikansi pada kelas kontrol 0,05 dan signifikansi pada kelas eksperimen 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menerima dan mengolah informasi pada gaya belajar audio kelas eksperimen 41,9% berkontribusi terhadap kemampuan penalaran, sedangkan pada kelas kontrol tidak dapat menunjukkan determinasinya karena memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05. Dengan kata lain pada kelas kontrol untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi siswa melakukan usaha mental yang tinggi juga, ditunjukan dengan tidak signifikannya korelasi kemampuan menerima dan mengolah informasi terhadap hasil belajar. Berdasarkan data yang diperoleh menunju- kkan kemampuan menerima dan mengolah informasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dan pada kategori baik dari kelas kontrol yang berada pada kategori sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa beban kognitif intrinsik siswa pada kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Dengan tersimpannya informasi maka kemampuan menerima dan mengolah informasi akan tinggi, tinggi ini menunjukkan rendahnya beban kognitif intrinsik yang dimiliki siswa, besarnya beban kognitif intrinsik berbanding terbalik dengan kemampuan menerima dan mengolah informasi (Moreno & Park, 2010; Sweller, 2010). Kemudian strategi pembelajaran yang dapat membantu mengelola informasi sesuai memori kerja atau dapat menurunkan beban kognitif intrisik, maka akan berdampak pada penurunan beban kognitif germane (Sweller, 2010) Lebih rendahnya beban kognitif intrinsik dan beban kognitif germane siswa pada kelas eksperimen diduga kuat dampak dari strategi pembelajaran two stay two stray yang digunakan sesuai atau dapat memfasilitiasi gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa mampu untuk menerima dan mengolah informasi yang diberikan pada saat pembelajaran. Efektifnya proses pembelajaran, terkait dengan langkah strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran ini yaitu dengan adanya pembagian tugas pada setiap kelompok, dua orang siswa tinggal di dalam kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil diskusi kelompoknya dengan bantuan media, sedangkan dua orang yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya dan menjelaskan kembali informasi yang di dapat dari kelompok lain kepada teman kelompok yang bertugas untuk tinggal. Interaksi aktif antara siswa dengan siswa dalam memperoleh informasi pada saat bertamu dan tinggal menandakan bahwa siswa akan belajar dengan apa yang didengarnya pada saat pembelajaran sehingga akan membantu siswa yang mempunyai gaya belajar audio. Siswa yang dominan memiliki gaya belajar auditori merasa nyaman belajar, apabila belajar dengan berdiskusi secara verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan (Restami et al., 2013). Seperti yang telah dikemukakan sebelum- nya bahwa orang yang mempunyai gaya belajar audio akan cenderung lebih mengerti jika proses pembelajaran dilakukan melalui penjelasan oleh temannya atau gurunya. Menurut Awang (2014) bahwa cara belajar orang yang mempunyai gaya belajar audio yaitu dengan mendengarkan apa yang dibelajarkan, berdiskusi, meminta pendapat teman, ia akan mendengar ulang (replay) di pikirannya. Oleh karena itu jika proses pembelajarannya bisa memenuhi kebutuhan orang yang begaya belajar audio, maka orang tersebut akan bisa menerima dan mengolah informasi secara lengkap dan tidak akan melakukan usaha mental. Meningkatnya kemampuan menerima dan mengolah informasi sesuai kapasitas memori kerja, akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar (Sweller, 2010). Hal ini sesuai dengan pendapat Saragih & Kumara (2009) bahwa pelajar dengan gaya belajar audio dapat Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 473

belajar dengan lebih efektif melalui pendengaran, yang diberikan secara lisan. Sehingga siswa dengan gaya belajar audio akan memperoleh kemampuan menerima dan mengolah informasi yang tinggi atau memiliki beban kognitif intrinsik yang rendah yang berdampak pada rendahnya beban kognitif germane. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran two stay two stray mampu menurunkan beban kognitif yaitu beban kognitif intrinsik dan strategi pembelajaran two stay two stray bisa memfasilitasi siswa yang mempunyai gaya belajar audio karena terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan pada strategi pembelajaran two stay two stray, sehingga informasi yang diterima dapat disimpan sesuai memori kerja siswa dalam jangka waktu lama. Kendala menggunakan strategi pembelajar- an two stay two stray yaitu memerlukan waktu yang lama dalam melakukan proses diskusi terutama ketika proses bertamu dan tinggal. Selain itu, kendala dalam penelitian ini yaitu kurangnya penguasaan materi yang dipelajari oleh siswa. Terlihat ketika siswa bertamu dan tinggal pada setiap kelompok, ada beberapa siswa yang masih merasa kebingunan untuk menjelaskan pada kelompok lain, sehingga memungkinkan ada informasi yang tidak tersampaikan secara lengkap. 4. KESIMPULAN Pembelajaran dengan menggunakan metode two stay two stray pada materi Spermatophyta mampu menurunkan beban kognitif sesuai gaya belajar siswa, terutama siswa yang bergaya belajar audio. Hal tersebut disebabkan oleh langkah-langkah pada pembelajaran tersebut seperti bertamu, sehingga mampu memfasilitasi siswa yang mempunyai gaya belajar audio, sehingga siswa mampu menerima dan mengolah informasi sesuai kapasitas memori kerjnya. Semakin tinggi kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah informasi maka semakin rendah beban kognitif intrinsik yang dimiliki siswa untuk memperoleh hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu langkahlangkah pembelajaran koperatif two stay two stray harus dimodifikasi lagi supaya bisa memfasilitasi seluruh gaya belajar yang dimiliki oleh siswa terutama media pembelajaran yang digunakan. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M.Si. dan Dr.Topik Hidayat, M.Si. 6. DAFTAR PUSTAKA Awang, M.N. (2014). Perilaku Dan Gaya Belajar Dengan Prestasi Mahasiswa Semester IV Jalur Umum Tahun Akademik 2013/2014 Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes 474 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Kupang Tahun 2013 Di Kupang. Jurnal Info Kesehatan. Vol. 12, (1): 500-519. Dewi, Z.I.K (2013). Upaya Meningkatkan Berfikir Kreatif Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai Berdasarkan Teori Beban Kognitif. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol. 15 (2): 243-249. Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek, Vol. 1(2). Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Journal Educationist. ISSN : 1907 8838. Vol. 1(1). Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jalani, N.H. & Serin, L.C. (2012). Beban Kognitif Dalam Pembelajaran Berasaskan Masalah. Proceedings of 2012 World Congress, 26-36. Kalyuga, S. (2010). Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances, Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.), Cognitive Load Theory Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Marzano, R. J., Pickering, D. & McTighe, J. (1993) Assessing Student Outcomes, Performance Assesment Using the Dimensions of Learning. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Moreno R. & Park, B. (2010). Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation to Other Theories, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory. Paas, F., Tuovinen, J.E., Tabbers, H., Gerven, P. W. M. V. (2003). Cognitive Load Measurement as a Means to Advance Cognitive Load Theory. Educational Psychologist. 28 (1): 63-71. Plass, J.L, Kalyuga, S., & Leutner, D. (2010). Cognitive Load Theory: Individual Differences and Cognitive Load Theory, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory. Prasepty, D, N. & Tanjung, R. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (Tsts)Terhadaphasilbelajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Alat Alatoptik Di Kelas X Semester Ii Sma Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013. Jurnal Inpafi. Vol. 2 (1): 90-99. Rahmat, A., Soesilawaty, A., Fachrunnisa, S. R. Wulandari, S., Suryati, Y., & Rohaeni, H. (2014). Beban Kognitif Siswa SMA Pada Pembelajaran Biologi Interdisiplin Berbasis Dimensi Belajar. Seminar Nasional Mathematics and Sciences Forum, Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas PGRI Semarang,1-6.

Restami, M.P., Suma, K., Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict- Observeexplaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3. (1): 1-11. Saragih, S. L. & Kumara, A.(2009). Penggunaan Strategi Belajar Bahasa Inggris Ditinjau dari Motivasi Intrinsik dan Gaya Belajar. Jurnal Ilmiah Psikologi. Psikobuana. Vol. 1(2): 110 127. Siwa, I.B., Muderawan, I. W., & Tika, I. N. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3: 1-13. Sunhaji.(2008). Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. INSANIA. Vol. 13(3): 474-492 Suraida. (2012). Identifikasi Tumbuhan Penghijauan Sebagai Media Belajar Biologi. Jurnal Edu-Bio. Vol. 3: 55-64. Susanti, D. (2012). Pendidikan Nasional: Arah Ke mana?, Dalam Sutjipto (eds), Inovasi dan Penelitian Bagi Pemerataan Pendidikan Berkualitas. Jakarta: PT. Media Kompas Nusantara. Sweller, J. (2010). Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances, Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.), Cognitive Load Theory. Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih. Jurnal kependidikan dasar. Vol. 1(1): 7-21. Penanya 1: Elin Nailur Rahmah (Pasca Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia) Pertaanyaan: Jika nilai ulangan harian tinggi, nilai akhir semester memungkinkan untuk turun, penerapan pembelajaran tersebut seperti apa serta bagaimana indikatornya? Bagaimana cara mengurangi beban kognitif? Jawaban: Indikator beban kognitif disesuaikan dengan kategori dalam kemampuan penalaran (menurutt Sugiyono) Intrinsic cognitive load dan Germane cognitive load mengacu pada kategorisasi Extraneous cognitive load berkebalikan dengan Intrinsic dan Germane cognitive load Jika Extraneous cognitive load tinggi berarti siswa merasa terbebani dengan pembelajaran, namun jika beban Intrinsic dan Germane cognitive load tinggi berarti bahwa siswa tidak terbebani Upaya untuk mengurangi beban kognitif Guru mencari strategi pembelajaran yang tidak membebani Guru mereduksikan bahan ajar (dipilih yang essensial) Penggunaan media (misalnya: animasi) Animasi bersuara akan menigkatkan split attention Penanya 2: Chaerul Novitasari (Pendidikan Biologi UNS) Pertanyaan: Beban kognitif pada setiap usia apakah sama? Beban kognitif pada setiap materi apakah sama? Bagaimana meminimalisisr beban kognitif? Jawaban: Pada dasarnya beban kognitif pada setiap usia sama, tergantung bagaimana kita sebagai guru untuk menerapkan soal tersebut sesuai dengan jenjangnya. Bentuk soal yang dapat diberikan dapat berupa essay untuk Intrinsic dan Germane cognitive load, sedangkan untuk Extraneous cognitive load soalnya dalam bentuk skala richter dari kegiatan yang sudah dilakukan Upaya untuk meminimalisir beban kognitif terhadap siswa dapat dilakukan dengan cara Guru mencari strategi pembelajaran yang tidak membebani Guru mereduksikan bahan ajar (dipilih yang essensial) Penggunaan media (misalnya: animasi) Animasi bersuara akan menigkatkan split attention Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 475