BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. responsif agar tetap bertahan. Dalam perubahan organisasi/perusahaan baik yang

BAB I. Pendahuluan. Teknologi di Indonesia kini semakin maju, serta kondisi perekonomiannya

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB II KAJIAN TEORI. masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA INDUSTRI PAKAIAN DI JL. DENAI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis bisa sukses dan tetap eksis serta bertahan hidup (survive)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 6 Kep e em e im i pin i a n n

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain, teknologi. mengelola input menjadi output yang berguna bagi khalayak umum.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak perusahaan melakukan usaha untuk memajukan organisasi /

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Nama : Fitria Novita Sari NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang: Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. 2. Model peranan yang positif: Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. 3. Memliki keterampilan yang baik: Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat. 4. Memiliki pengaruh positif: Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaru tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. 2.1.2 Pengertian Kepemimpinan Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.

Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu 2.1.3 Pengertian Kepemimpinan Transformasional Benjamin (2006 :75) Mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai. Judge dan Bono (2000:64) menghasilkan bahwa kepemimpinan trasnformasional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap komitmen. Tucker dan Lewis (2004:78) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai pola kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan dengan cara membawa pada citacita dan nilai-nilai tinggi untuk mencapai visi misi organisasi yang merupakan dasar untuk membentuk kepercayaan terhadap pimpinan. Kepemimpinan transformasional merupakan induk kepemimpinan transaksional dan memberikan kerangka referensi pada organisasi. Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya, mempunyai karakteristik faktor-faktor penting. 1. Perilaku karismatik: a. Mendapat rasa hormat untuk dipercaya. b. Kepercayaan kepada yang lain.

c. Menampilkan standar moral yang tinggi. d. Membangun tujuan- tujuan yang menantang bagi pengikutnya. e. Menjadi model bagi para pengikutnya. 2. Motivasi inspirasional: a. Mengacu pada pemimpin transformasional dalam memotivasi. b. Memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka dengan menyampaikan visi yang lancar. c. Meningkatkan optimisme d. Semangat kelompok. e. Percaya diri. 3. Stimulasi intelektual: a. Menunjukan usaha pemimpin yang mendorong para pengikut menjadi inovatif. b. Membuat kembali kerangka permasalahan. c. Mendekati pengikut dengan cara baru. 4. Perhatian terhadap individu: a. Memberi perhatian secara personal pada semua individu. b. Membuat semua individu merasa dihargai. c. Mendelegasikan tugas sebagai cara pengembang pengikutnya. 2.1.4 Prinsip-Prinsip Transformasional: 1. Simplifikasi: Keberhasilan diawali dengan visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. 2. Motivasi: Kemampuan untuk komitmen dari tiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan, dia bisa memotivasi dan memberi energi para pengikutnya.

3. Fasilitasi: Untuk secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok/individu. 4. Inovasi: Kemampuan untuk berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. 5. Mobilitas: Pengerahan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperlakukan setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi dan tujuan. 6. Siap Siaga: Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif. 7. Tekad: Tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. 2.1.5 Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat berpengaru terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada anggota atau pegawai. 1. Kepemimpinan Demokratik. Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Para karyawan memperoleh informasi dari pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan didorong untuk mengungkapkan gagasan dan mengajukan saran

kecenderungan yang umum adalah ke arah penerapan praktek partisipasi lebih luas karena konsisten dengan model perilaku organisasi yang suportif dan kolegial. 2. Kepemimpinan Autokratik. Para pemimpin autokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri. Mereka menata situasi kerja yang rumit bagi para karyawan, yang melakukan apa saja yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh dan memikul tanggung jawab sepenuhnya. Kepemimpinan autokratik umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman, tetapi kepemimpinan seperti ini dapat pula positif, seperti yang ditujukan oleh autokratik yang murah hati (benevoleni autocratic) yang cenderung memberikan imbalan kepada karyawan. 3. Kepemimpinan Laissez Faire. Para pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab. Mereka sebagian besar bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Pemimpin hanya memainkan peranan kecil. Kepemimpinan bebas kendali mengabaikan kontribusi pemimpin dengan cara yang kurang lebih sama seperti kepemimpinan autokratik mengabaikan kelompok. Kepemimpinan ini cenderung memungkinkan berbagai unit organisasi yang berbeda untuk bergerak maju dengan tujuan yang bertentangan satu sama lain, dan ini dapat menimbulkan kekacauan. 4. Kepemimpinan Transaksional. Kepemimpinanan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikutrnya. Pemimpin dan para pengikutnya merupakan pihak-pihak independen yang masingmasing mempunyai tujuan, kebutuhan, dan kepentingan sendiri. Sering tujuan dan kepentingan tersebut saling bertentangan, sehingga mengarah ke situasi konflik.

2.1.6 Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha.(dalimunthe, 2003:32) 1. Keuntungan Keuntungan adalah hasil yang diperoleh dari penjualan dari sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai. 2. Jumlah Penjualan Jumlah penjualan adalah total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis dijual. 3. Pertumbuhan usaha Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini di ikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik. Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba- tiba dari langit. Sukses adalah proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras (Hutagalung, 2008:46). Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usahanya jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. (Nasution:2001:12) 2.1.7 Bentuk kepemilikan pada suatu usaha : Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam-macam kepemilikan bisnis antara lain: 1. Franchise Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek daganganya atau hak

ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan. 2. Milik Sendiri Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor. 3. Cabang Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut. 2.1.8 Usaha Kecil Banyak diantara para pelaku bisnis belum mengetahui bagaimana menjalankan usahanya dengan baik. Hal yang mudah diketahui untuk menjalankan bisnis. Tips-tips dalam menjalankan usaha Nickels (2005:187) Berikut ditampilkan beberapa tips dalam mempelajari usaha kecil : 1. Belajar dari orang lain. Banyak para enrtepreneur belajar menjalankan usahanya dengan menjadi pegawai atau karyawan dari orang lain. Dilain sisi, anda akan mendapatkan jaringan orang-orang yang dikenal melalui atasan perusahaan itu, sehingga mempermudah untuk membuka usaha baru.

2. Pengalaman Bekerja. Banyak para entrepreneur berasal dari manajemen korporasi. Dengan menjalankan usaha kecil part time, ketika waktu kosong atau ketika liburan. Pengalaman akan tercipta sebelum benar-benar serius mengelola usaha tersebut. 3. Mengambil Alih Perusahaan. Menjalankan manajemen usaha kecil akan menyita waktu, dedikasi dan determinasi. Para pemilik bekerja sepanjang hari dan jarang untuk liburan. Setelah menjalankan usahanya beberapa tahun, mereka akan bosan terhadap bisnis mereka. Disinilah entrepreneur berperan. Carilah usaha kecil yang prospek tapi pemiliknya kurang bersemangat dalam mengelolanya. Berikan mereka jaminan dalam menjalankan usaha dengan cara profesional dan tempatkan posisi anda langsung sebagai asisten manajer. Apabila entrepreneur tersebut berusaha keras, kemungkinan besar perusahaan itu akan dijual kepada entrepreneur untuk dikelola sendiri. 2.2 Penelitian Terdahulu Barar (2006) berjudul Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bengkel DHUHA SERVICE di Jombang S1 Program Studi Ekonomi jurusan manajemen konsentrasi bidang M SDM fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) Pada bengkel Dhuha Service.

Masrudin (2007) berjudul Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Makanan Di Jl. Dr Mansyur Medan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh spirit of entrepreneur terhadap keberhasilan usaha pada usaha makan di Jl. Dr.Mansyur Medan. Usaha makanan dan minuman merupakan salah satu usaha yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa Spirit of Entrepeneur (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) pada usaha makanan Jl. Dr.Mansyur Medan. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiono, 2005 : 49). Keberhasilan usaha Bengkel Barspeed Medan dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah gaya kepemimpinan transformasional. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu: Menurut Dalimunthe (2003:32), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha mempunyai beberapa faktor penting. 1. Keuntungan 2. Jumlah Penjualan 3. Pertumbuhan Usaha Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya. 1. Perilaku karismatik

2. Motivasi inspirasional 3. Stimulasi intelektual 4. Perhatian terhadap individu. Dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebagai Variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel (Y). Fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah memberikan motivasi kepada bawahannya, kepemimpinan transformasional diyakini memiliki pengaruh terhadap perusahaan dalam bentuk non keuangan seperti kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Pemimpin tranformasional memotivasi pengikutnya untuk melakukan sesuatu (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut: pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual. Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, agar perilaku bawahan sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam kepemimpinan suatu kelompok dan fleksibel dalam pendekatan yang mereka gunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi yang dapat meningkatkan kinerja bawahannya.

Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama, maka kinerja akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolak ukur kinerja perusahaan, semakin tinggi kinerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan memastikan tercapainya tujuan perusahaan yang berakibat pada keberhasilan usaha. Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) 1. Perilaku karismatik Keberhasilan Usaha (Y) 1. Keuntungan 2 Motivasi inspirasional Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Kerangka Konseptual berdasarkan teori McCarthy dalam Sunarto (2006) (diolah) 2.4 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Gaya Kepemimpinan Transformasional Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.