2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yulqi Azka Shiyami, 2015

TRANSKIP WAWANCARA Hari/Tanggal : Senin, 24 Maret 2014 : Bapak Drs. Syaefudin, M.Pd : Kepala Madrasah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dan

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. program studi yang terdapat di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas baik dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena lulusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan jenjang menengah yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan namun mengutamakan juga keterampilan siswa. Pemerintah menyatakan tujuan pendidikan menengah kejuruan pada PP No 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah pasal 3 ayat 2 yakni Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sikap profesional yang dimaksud adalah sikap siswa SMK yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi seseuai dengan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi masih banyak dari siswa SMK yang tidak siap untuk menghadapi dunia kerja, yang menyebabkan siswa kurang mampu beradaptasi dengan dunia kerja, sehingga terdapat siswa yang bertahan dalam waktu singkat maupun yang tidak mampu bekerja sama sekali. Jumlah pengangguran pada Februari 2015 menjadi 7,45 juta orang. Pada februari 2015, tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati pososi tertinggi yaitu sebesar 9,05% (BPS, 2015). Selain itu, berdasarkan hasil studi dokumentasi pada data alumni tahun 2013/2014 diketahui bahwa dari 72 siswa lulusan tahun 2013/2014 lulusan pada tahun 2013/2014 sebanyak 31 lulusan THP SMKN 1 Kuningan belum mendapatkan pekerjaan. Artinya sebanyak 43% siswa THP yang lulus pada tahun 2014 belum mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain lapangan kerja yang tersedia tidak memenuhi jumlah lulusan SMK, motivasi yang kurang dalam bekerja, kesiapan kerja siswa yang rendah ataupun kemampuan yang dimiliki siswa tidak memenuhi persyaratan lapangan kerja, sehingga masih banyak siswa yang belum mendapatkan pekerjaan. Motivasi bekerja dan kemampuan bekerja siswa merupakan satu kesatuan yang menunjang kesiapan kerja siswa, dengan kata lain

2 kesiapan kerja siswa merupakan keseluruhan kondisi individu untuk bekerja. Kesiapan kerja dapat diperoleh dari siswa itu sendiri, sekolah, dan masyarakat. Pada hakikatnya siswa SMK dibekali dengan mata pelajaran kejuruan yang berhubungan dengan kompetensi bidang tertentu. Kompetensi tersebut dapat didukung oleh mata pelajaran produktif dan praktek kerja industri (prakerin). Selain itu, PP No 29 tahun 1990 menyatakan Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuran menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional. Adapun tujuan pengoperasian unit produksi adalah pembekalan untuk kesiapan kerja siswa yang sesuai dengan kompetensi di bidangnya. SMK Negeri 1 Kuningan memiliki enam program keahlian yakni THP (Teknologi Hasil Pertanian), Grafika, Otomotif, Agronomi, Peternakan, dan Perikanan dengan dilengkapi unit produksi pada setiap program keahlian. Tujuan pengoperasian Unit Produksi untuk menyalurkan minat dan bakat siswa dalam membuat suatu produk yang dapat memiliki nilai jual. Unit Produksi SMKN 1 Kuningan juga merupakan program yang dibentuk berdasarkan kebutuhan siswa untuk mengembangkan kompetesi dan keahlian profesi. Selain itu, program unit produksi ini merupakan salah satu bentuk mata diklat kewirausahaan yang dibuat oleh sekolah, dengan memberdayakan sumberdaya yang ada, maka unit produksi ini diurus oleh siswa SMK yang biasanya dipantau oleh pihak sekolah baik itu Kepala Sekolah ataupun guru. Unit Produksi yang dimiliki oleh jurusan THP telah bekerjasama dengan KOICA (Korea International Cooperation Agency) sejak tahun 2008. Kerjasama ini membuat unit produksi jurusan THP SMKN 1 Kuningan memiliki alat-alat yang memadai untuk melakukan produksi dan menghasilkan produk berupa roti. Kegiatan unit produksi THP SMKN 1 Kuningan terdiri dari proses persiapan, proses produksi (pembuatan roti), hingga proses pemasaran. Kegiatan tersebut dilakukan setelah pulang sekolah hingga waktu yang tidak ditentukan, setelah itu siswa diharuskan untuk melakukan proses pemasaran produk. Hal tersbut membuat beberapa siswa malas untuk ikutserta dalam unit produksi yang

3 menyebabkan siswa tidak selalu hadir dan mengikuti jadwal unit produksi yang sudah ditetapkan. Unit produksi diberlakukan kepada siswa yang belum melaksanakan kegiatan prakerin yakni kelas X dan kelas XI, sedangkan siswa kelas XII tidak terlalu dilibatkan dalam unit produksi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka hal tersebut memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa siap untuk memasuki dunia kerja dengan adanya unit produksi yang telah diikuti oleh siswa THP SMKN 1 Kuningan. Sampai saat ini belum ada penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh keikutsertaan siswa dalam unit produksi terhadap kesiapan kerja siswa THP SMKN 1 Kuningan dan seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh unit Produksi terhadap kesiapan kerja siswa. Sehubungan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Unit Produksi Terhadap Kesiapan Kerja Siswa THP SMKN Kuningan. B. Identifikasi Masalah Penelitian 1. Tidak semua siswa THP SMKN 1 Kuningan mengikuti unit produksi. 2. Tidak semua siswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah. C. Batasan Masalah Penelitian Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas ruang lingkupnya. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keikutsertaan siswa dalam mengikuti Unit Produksi roti yang berada di jurusan THP SMKN 1 Kuningan 2. Kesiapan kerja siswa dalam penelitian ini adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental kerja siswa. D. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana keikutertaan siswa SMKN 1 Kuningan dalam unit produksi?

4 2. Bagaimana kesiapan kerja siswa THP SMKN 1 Kuningan di bidang Agroindustri? 3. Adakah pengaruh keikutsertaan siswa dalam Unit Produksi terhadap tingkat kesiapan kerja siswa THP di bidang Agroindustri? 4. Seberapa besar pengaruh keikutsertaan siswa dalam Unit Produksi terhadap tingkat kesiapan kerja siswa THP di bidang Agroindustri? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keikutsertaan siwa SMKN 1 Kuningan dalan unit produksi 2. Mengetahui kesiapan kerja siswa di bidang Agroindustri 3. Mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa dalam Unit Produksi terhadap kesiapan kerja siswa THP di bidang Agroindustri 4. Mengetahui besar pengaruh keikutsertaan siswa dalam Unit Produksi terhadap kesiapan kerja siswa THP di bidang Agroindustri F. Manfaat Penelitian Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberikan manfaat, jika tujuan dari penilitan ini tercapai maka manfaat-manfaat tersebut dapat dicapai pula. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai pengembangan teori mengenai kesiapan kerja siswa ataupun Unit Produksi SMK. Disamping itu penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai Unit produksi SMK dan kesiapan kerja siswa. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan informasi bagi pendidik untuk selalu memberikan pembelajaran yang optimal kepada siswa terutama dalam memenuhi kompetensi dan kesiapan kerja siswa. b. Sebagai bahan untuk membuka wawasan siswa mengenai pengelolaan usaha dibidang teknologi pengolahan hasil pertanian.

5 c. Sebagai bahan bacaan untuk peneliti yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya mengenai sistem Unit Produksi dan kesiapan kerja siswa THP. G. Struktur Organisasi Penelitian Sistematika peneltian yang dilakukan peneliti meliputi: BAB I yaitu Pendahuluan. Pada bab ini berisi mengenai pemaparan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. BAB II yaitu Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi mengenai teori yang akan digunakan peneliti untuk mendasari dan menguatkan hasil dari temuan penelitian. Pustaka yang akan digunakan pada penelitian ini adalah unit produksi dan kesiapan kerja. BAB III yaitu Metodologi Penelitian. Pada bab ini berisi tentang rencana penelitian yang meliputi: lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, desain penelitian, metode penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV yaitu Hasil dan Pembahasan. Pada bab ini berisi tentang pemaparan temuan-temuan selama penelitian dan penejelasannya yang dibahas menggunakan teori yang digunakan. BAB V yaitu Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan berdasarkan temuan-temuan yang sudah dibahas, serta berisi mengenai saran yang ditujukan untuk sekolah berdasarkan temuan dalam penelitian.