PERATURAN PERMAINAN, REGULASI, FAIR PLAY DAN KOMPETENSI DALAM SEPAKBOLA

dokumen-dokumen yang mirip
DRS. HERWIN, M.PD.

OPTIMALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN FAIR PLAY MELALUI PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI. Oleh: Herwin, M.Pd.*

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

PERATURAN UMUM PERTANDINGAN PSSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SURAT PERNYATAAN. Yang bertandatangan dibawah ini, Nama :... Jabatan :... Alamat :... Telpon :...

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. TINGKATAN UMUR SEKOLAH SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

Respect For The Rules dalam Permainan Sepak Bola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

2015 HUBUNGAN ANTARA VO2MAX DAN DAYA JELAJAH WASIT SEPAK BOLA LISENSI C3 DALAM SUATU KOMPETISI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

PTUN, Undang-Undang dan BOPI

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah mengoper (Passing),

PENDAHULUAN. Pasal 1 Tujuan Kode Disiplin PSSI

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

MANUAL PERTANDINGAN LIGA MAHASISWA U21 PIALA MENPORA 2018

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

SEKOLAH SEPAKBOLA PERSIJA JAKARTA Analogi Gerak BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

PERATURAN PERTANDINGAN INTERSPORT PASSION GOAL 2016 BABAK REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

Pilihlah salah satu huruf didepan jawaban yang anda anggap benar! 1. Organisasi induk bulu tangkis Indonesia adalah. a. PSSI b. PBSI c. PASI d.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PERATURAN PERMAINAN, REGULASI, FAIR PLAY DAN KOMPETENSI DALAM SEPAKBOLA DRS. HERWIN, M, Pd. ( herwin@uny.ac.id ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Materi disampaikan pada Pelatihan dan Coaching Clinics Sepakbola bagi Pemain Sepakbola SMA Muhammadiyah 7 (SMA MUTU) Yogyakarta tanggal 19 Desember 2013

PENDAHULUAN Dualisme organisasi yang memiliki otoritas pengelola persepakbolaan nasional, sempat terbelah menjadi dua kubu, yaitu: Indonesian Super League (ISL) dan Indonesian Primer League (IPL). Masing-masing otoritas memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mengganggu kelangsungan pembinaan sepakbola nasional; secara organisasi (klub) maupun pembinaan SDM. Namun demikian masa transisi pembinaan sepakbola nasional dengan regulasi dualisme tersebut cukup berlangsung selama kurang lebih dua tahun (2012-2013). Pada tahun 2014 sudah menjadi kesepakatan PSSI menjadi satu organisasi kembali. Permainan sepakbola saat ini membutuhkan karakter pemain memiliki integritas secara total dan kompetensi yang mumpuni dan sportif, serta paham tentang peraturan permainan. Regulasi pembinaan sepakbola dunia dan peraturannya semakin berkembang pesat. Pemain harus memiliki kualitas kompetensi dan kemampuan yang benar-benar prima yang mampu bermain di level tertinggi. Peraturan permainan tentang back pass, under wear suit, dan jumlah wasit yang memimpin pertandingan semakin berkembang. Penggunaan teknologi informasi berupa media analisis pertandingan juga dilakukan. Pembinaan sepakbola memiliki tahapan mulai usia muda (SSB) hingga senior (klub), pelajar ( POPNAS; LPI) dan mahasiswa ( POMNAS; Universiade). Sehingga pembinaan sepakbola membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mencapai hasil berupa prestasi maksimal. Konteks pembinaan sepakbola pelajar sekarang sudah mendapat perhatian yang cukup besar melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kemenpora, KONI dan PSSI, berupa pertandingan antar pelajar mulai tingkat SD, SMP, SMA dan Mahasiswa. Tingkat SD-SMA berupa O2SN, POPNAS, dan Liga Pendidikan Indonesia (LPI) untuk jenjang SMP -SMA. Liga mahasiswa berupa POMNAS. Cukup banyak event yang dapat digunakan sebagai

wadah pembinaan kompetensi sepakbola pemain. Selain kegiatan tersebut diatas, pemain dapat mengembangkan kemampuannya melalui klub perkumpulan lokal maupun klub sepakbola anggota liga sepakbola nasional PSSI. Untuk dapat menjadi pemain sepakbola yang baik harus memiliki beberapa kompetensi kemampuan; antara lain: fisik yang baik, teknik yang mumpuni; pemahaman taktik, mental sebagai dasar karakter pemain yang baik; serta kemampuan berinteraksi sosial pemain dengan lingkungannya (pemain, pelatih, ofisial, wasit, suporter dan media). Untuk mendukung semua kompetensi kemampuan pemain tersebut perlu didukung pemahaman terhadap peraturan permainan yang menjadi regulasi PSSI dan FIFA, sebagai dasar pelaksanaan semua kegiatan sepakbola nasional dan dunia. Terdapat perubahan statement dasar pembinaan sepakbola dunia mulai dari Anggaran Dasar Pembinaan Sepakbola Nasional, kemudian Pedoman Dasar Sepakbola Nasional, Statuta Sepakbola Nasional dan terkahir menjadi Statuta Asosiasi Sepakbola Nasional (Asosiasi PSSI). Dari semua perubahan regulasi tersebut; tidak banyak yang berubah drastis; peraturan permainan tentang lapangan dan ukurannya, bola, kelengkapan pemain, pemain, wasit, level pertandingan dan pertandingan internasional. Peraturan dalam setiap perlombaan/pertandingan pada prinsipnya menjunjung tinggi sportivitas, menghormati keputusan wasit/juri, serta menghargai lawan, baik pada saat bertanding maupun di luar arena perftandingan. Jika peraturan tersebut benar-benar diterapkan, berarti olahraga dapat berperan sebagai sarana penyemaian dan penerapan nilai-nilai moral fair play, yang mengedepankan kejujuran, sportivitas, dan persahabatan. Untuk membudayakan fair play di kalangan peserta didik, panitia atau penyelenggara perlombaan/ pertandingan juga perlu

mengembangkan pola pemberian penghargaan kepada para juara/pemenangnya. PEMBAHASAN Kompetensi dan kemampuan secara teknis yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang pemain sepakbola berupa: 1. Kemampuan Fisik 2. Kemampuan Teknik 3. Kemampuan Taktik 4. Kemampuan Mental 5. Dan Kemampuan Interaksi Sosial Kemampuan fisik menjadi dominan, bila kedua tim memiliki kemampuan teknik dan taktik serta aspek lainnya seimbang. Bagaimana permainan menjadi lebih cepat atau tempo lambat serta memiliki akurasi skill selama pertandingan berlangsung 2 X 45 menit. Demikian juga kemampuan teknik dengan bola dan tanpa bola juga harus dimiliki oleh seorang pemain; berupa: a. Gerak dasar ( Basic movement): kemampuan gerak dasar jalan, lari, joging, sprint, berhenti mendadak, berputar, meloncat, melompat, diving (meluncur), dan merubah arah. Kemampuan ini merupakan bagian kondisi fisik yang harus dimiliki pemain; berupa kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi, kelentukan, dan keseimbangan. b. Teknik dasar (Basic tehniques): 1) Juggling 2) Dribbling; running with the ball 3) Passing: short; long 4) Receiving and controlling 5) Tackling 6) Throw in 7) Shooting 8) Goal keeping

c. Taktik Dasar (Basic tactics): 1) Defending: individual, unit, team 2) Attcking: individual, unit, team 3) Take over; blind side; crossing; short corner; long corner; set piece d. Mentalitas (Mentality): 1) Disiplin (discipline) 2) Kerja Keras (hard work) 3) Semangat juang (struggle) 4) Konsentrasi (concentration) 5) Percaya diri (self convidence) 6) Mental juara; ingin menang (willing to win) e. Interaksi Sosial (Social Interaction): 1) Hubungan sesama pemain (player to player) 2) Hubungan pemain dengan pelatih (player to coach) 3) Hubungan pemain dengan pengurus (manajemen) (player to official) 4) Hubungan pemain dengan wasit (player to referee) 5) Hubungan pemain dengan suporter (player to supporter) 6) Hubungan pemain dengan media (player to media) PERATURAN PERMAINAN DALAM SEPAKBOLA Peraturan permainan sepakbola (law of the games) yang diterapkan dalam sebuah pertandingan sepakbola terdiri 17 pasal yang secara mendasar perlu dipahami pelaku sepakbola (pemain, pelatih, ofisial, manajemen, wasit, penonton dan media). Bagian peraturan yang harus dipahami antara lain tentang: lapangan, ukuran dan fasilitas yang harus ada dilingkungannya; bola, bahan, dan ukurannya; jenis pertandingan; jenjang dan tingkatan pemain; peserta kompetisi; jenis pertandingan dan turnamen, penghitungan skor/nilai; dan hadiah; serta regulasi lainnya yang mengatur perubahan-perubahan penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam sebuah pertandingan internasional yang sifatnya friendly games atau pertandingan resmi. Kadang peraturan permainan sepakbola ini masih dianggap sepele oleh pelaku sepakbola diatas. Keterbukaan regulasi peraturan semakin ketat

diawasi oleh badan yang bertanggung jawab menegakkan peraturan permainan yang baik. Penyimpangan yang terjadi akan mempunyai dampak yang kurang baik dalam pembinaan sepakbola yang dilakukan pada level tertentu, termasuk level pembinaan sepakbola pelajar. MEMBANGUN KARAKTER MELALUI NILAI FAIR PLAY DALAM SEPAKBOLA Fair Play adalah sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam keolahragaan, menghormati peraturan yang berlaku dan menghindari mendapatkan keuntungan dari lawan yang kondisinya sakit/tidak memungkinkan meneruskan pertandingan. Kode Fair Play yang perlu dan harus diperhatikan serta dilaksanakan dalam sebuah aktivitas/pertandingan olahraga adalah: 1. Menghormati dan menghargai sepanjang waktu terhadap peserta, pelatih, official, teman, pendukung/penonton, lawan, petugas pertandingan/administrator dan sukarelawan yang membantu terlaksananya kegiatan tersebut. 2. Berlaku sportif sebagai olahragawan dalam menghadapi persiapan, selama dan ikut serta dalam kegiatan pertandingan menampilkan kemampuan terbaik dan mengakui kekalahan yang dialami. 3. Memiliki pengetahuan tentang peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta patuh dan tunduk pada peraturan permainan yang berlaku. 4. Keikutsertaan dalam pertandingan adalah lebih penting dengan mendemonstrasikan/menampilkan yang baik daripada sekedar mendapatkan kemenangan. Merasa senang, berteman, menunjukkan keterampilan dan menampilkan kinerja/prestasi individu terbaik adalah penting selama keikutsertaan dalam sebuah pertandingan. Dalam setiap pertandingan olahraga selalu ada pihak yang menang dan kalah. Namun, hal yang lebih penting adalah bagaimana menampilkan

permainan terbaik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam setiap pertandingan olahraga, semua pihak yang terlibat seyogianya menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Pihak terkait atau pelaku olahraga yang dimaksud adalah olahragawan, pelatih, juri/wasit, ofisial, panitia, orang tua, pendukung/masyarakat, dan media. Fair play dapat diterapkan dalam sikap dan perilaku pemain sepakbola. Mereka harus memahami kode atau simbol-simbol nilai yang terdapat pada setiap permainan sepakbola. Kode yang harus dipahami oleh pemain sepakbola adalah sebagai berikut: Olahragawan menduduki posisi sentral dalam setiap pertandingan sepakbola, baik dalam meraih kemenangan maupun menegakkan nilai-nilai sportivitas yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai sportivitas yang sepatutnya dilakukan oleh setiap pemain sepakbola adalah: a. menerima hasil keputusan tim keabsahan saat screening dalam sebuah kompetisi dan turnamen; b. mengikuti pertandingan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku; c. menghargai setiap keputusan dan ketetapan wasit; d. memperlihatkan sikap jujur dan sopan (tidak bersikap anarkis); e. menampilkan semangat juang yang tinggi, baik secara individu maupun tim; f. menunjukkan sikap sportif (bertepuk tangan jika, baik tim sendiri maupun tim lawan, menampilkan permainan yang baik); g. meraih kemenangan dengan cara; h. menyadari bahwa pertandingan adalah sarana untuk memperoleh kesenangan, persahabatan, dan dapat meningkatkan keterampilan untuk mencapai prestasi terbaik; i. memelihara hubungan baik dengan berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan pelatih, teman satu tim, dan tim lawan, wasit, ofisial, suporter, dan media.

Permainan sepakbola dilakukan dengan mempertemukan dua tim dengan tujuan utama untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Dalam permainan ini tidak jarang terjadi benturan fisik antar pemain, baik pada saat menerima, merebut, menendang, menyundul, dan/atau menguasai bola. Permasalahan yang terjadi di lapangan, antara lain dapat disebabkan oleh ketidakpahaman pemain pada peraturan pertandingan. Untuk itu, peran guru penjasorkes atau pelatih yang membina olahraga di sekolah (baik intra maupun ekstra kurikuler), seharusnya membekali siswa dengan memberikan pemahaman terhadap peraturan-peraturan pertandingan secara sederhana dan mudah dipahami. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah pelanggaran kode etik olahraga sepak bola ini sehingga setiap pemain berperilaku santun dan patuh pada keputusan wasit. Permainan sepak bola ini juga menjunjung tinggi kejujuran, persahabatan, dan sportivitas sehingga sebagai siswa/pemain dapat terhindar dari hal-hal seperti di bawah ini: 1. pemalsuan legalitas (usia, rapor, dan lain-lain); 2. dengan sengaja mengatur skor menang atau kalah; 3. praktik suap-menyuap; 4. pemakaian doping atau obat-obatan terlarang; 5. dengan sengaja mengulur-ulur waktu dalam permainan; 6. sikap tidak bersedia menerima kekalahan; 7. sikap tidak menghargai lawan yang menang atau kalah; 8. sikap tidak menghargai wasit beserta keputusannya. PENUTUP Untuk menjadi pemain sepakbola yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik, diperlukan proses latihan yang panjang dan berbagai jenjang atau level kompetisi. Untuk mencapai hasil yang maksimal membutuhkan proses yang dilewati secara bertahap.

Untuk mendukung hal tersebut diperlukan komitmen dalam pembinaan sepakbola, termasuk pengembangan kemampuan pemain agar menjadi maksimal. Regulasi organisasi dan peraturan permainan sangat penting untuk dipahami oleh setiap pemain yang ingin tumbuh menjadi pemain besar dan baik. Pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai sportivitas dan fair play sudah selayaknya mendapat perhatian yang cukup besar. Tindak hanya sukses penyelenggraaan dan keberhasilan perolehan medali atau piala serta besarnya hadiah yang diraih, namun bagaimana upaya yang dilakukan untuk mendapatkannya sesuai dengan norma dan peraturan cabang olahraga yang dipertandingan adalah lebih penting. Bukan menanamkan berbagai cara yang tidak diperbolehkan yang penting mendapat medali atau piala, tetapi bagaiman proses yang dilakukan sejak awal pembinaan hingga pelaksanaan pertandingan atau perlombaan. Keterlibatan berbagai lembaga terkait, KONI, organisasi induk cabang olahraga nasional dan daerah, pemerintah pusat dan daerah, Kemenpora, Kemendiknas, dan perguruan tinggi sudah selayaknya menyatukan visi dan misinya membangun pembinaan olahraga yang berkarakter, berbudi luhur penuh dengan penanaman nilai sportivitas dan fair play. Guru penjasorkes, tenaga profesional, serta pelatih cabang olahraga dengan pengetahuan tentang norma-norma peraturan cabang olahraga dan nilai-nilai sportifitas dan fair play yang terkandung dalam setiap cabang olahraga. Sehingga pembinaan olahraga prestasi di sekolah dapat terlaksana dengan baik.