I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI PELATIHAN DASAR TEATER PADA SISWA KELAS X. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca tidak hanya sekadar memandangi lambang-lambang tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI SISWA KELAS VIIIB SMPN 1 SUMBERMALANG SITUBONDO MELALUI KEGIATAN APRESIASI LAGU-LAGU POPULER REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB V BAHAN AJAR PENGAYAAN PENGETAHUAN UNTUK TINGKAT SMA MENGENAI MANTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa, khususnya membaca puisi. Membaca sastra/puisi sering

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Hal ini selaras dengan pernyataan Rohkmansyah (2014: 2)yang menyatakan bahwa mengapresiasi karya sastra artinya berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tertulis dalam karya sastra. Sastra menyiratkan hal yang baik atau hal yang indah. Aspek kebaikan, atau lebih tepat aspek kehidupan dalam sastra belum lengkap bila tidak dikaitkan dengan masalah kebenaran. Kebenaran dan keindahan dalam sastra hendaknya dikaitkan dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarangnya. Sejalan dengan itu, Sumardi (1997: 1) mengatakan bahwa dengan adanya nilai-nilai yang benar dan indah, sebuah karya sastra menjanjikan kepada pembacanya kepekaan terhadap nilai-nilai serta kearifan menghadapi lingkungan kehidupan, realitas kehidupan, dan realitas nasib dalam hidup. Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair yang mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dengan pilihan kata yang cermat dan tepat. Di dalam memahami puisi, seseorang harus mampu menemukan tema atau permasalahan yang diangkat, perasaan penulis dan amanat yang disampaikan. Beberapa hal tersebut sangat diperlukan penjiwaan puisi. Sejalan dengan itu, Sumardi (1997: 3) m engatakan bahwa puisi merupakan salah satu

2 jenis sastra dengan karangan bahasa yang khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi; makna, kekuatan citraan, rima, dan jangkauan simboliknya. Oleh karena itu, kata-kata dalam puisi tidak semata-mata berfungsi sebagai alat penyampai gagasan atau pengungkap rasa, tetapi juga berfungsi sebagai bahan. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang memiliki empat keterampilan bahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini sebaiknya dilaksanakan secara terpadu dan mendapat porsi yang seimbang dalam setiap kegiatan belajar-mengajar. Hal ini selaras dengan pernyataan Rahmanto (1988: 16-17) yang menyatakan bahwa pengajaran sastra dalam kurikulum dapat membantu siswa dalam keterampilan membaca dan menyimak. Siswa dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman, atau rekaman. Siswa dapat melatih keterampilan membaca dengan membacakan puisi atau prosa cerita. Pembelajaran membaca puisi merupakan bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses pembelajaran yang sangat membutuhkan komunikasi yang lebih mendalam antara guru dan siswa untuk keberhasilannya, karena pembelajaran apresiasi sastra ini

3 khususnya membaca puisi memerlukan pengenalan, pemahaman, dan penghayatan. Sejalan dengan itu Gani (2014: 38) mengatakan bahwa sebuah puisi dapat dinikmati ketika dibaca, pembaca puisi harus berusaha memahami dan mengartikan isi puisi yang dibaca, sehingga maksud puisi yang ingin disampaikan penulis tersampaikan dengan baik. Membaca puisi tidak hanya sekedar membaca puisi dengan begitu saja, seperti halnya membaca buku bacaan, novel, cerpen, atau majalah. Membaca puisi dengan baik dan benar tidak hanya membutuhkan interpretasi yang benar, akan tetapi membutuhkan kekuatan vokal, ekspresi atau mimik, penghayatan, gestur atau gerak tubuh.hal itulah yang menjadi sebab mengapa kompetensi membaca puisi perlu dikuasai siswa. Oleh karena itu, salah satu standar kompetensi pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah membaca puisi dengan menggunakan aspek penilaian yaitu, dengan memperhatikan volume suara (vokal), intonasi, artikulasi (pelafalan), mimik (gerak tubuh), dan interpretasi (penjiwaan). Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran membaca puisi di kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 diketahui bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu64 % dari jumlah keseluruhan siswa kelas X. KKM yang telah ditetapkan MGMP Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 1 Kota Metro, yaitu 75,00. Berikut tabel data rata-rata nilai murni

4 praktik membaca puisi semester ganjil pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014. Tabel 1. Data Nilai Nilai Praktik Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Kota Metro No Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 50-60 88 64 % Di bawah KKM 2 60-68 38 28 % Rata-rata KKM 3 > 68 9 8 % Di atas KKM Jumlah 135 100 % KKM = 75 Sumber: Analisis hasil praktik membaca siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Kota Metro Selama proses pembelajaran membaca puisi pada waktu peneliti mengajar banyak persoalan yang sering muncul. Persoalan tersebut meliputi, (1) keberanian siswa yang kurang untuk membacakan puisi dengan baik dan benar, (2) pemahaman siswa yang rendah terhadap puisi, (3 ) rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran pembacaan puisi, (3) penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran membaca puisi, (4) waktu pembelajaran puisi yang kurang, (5) kurangnya pemanfaataan media yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca puisi, (7) tek nik pembelajaran yang dianggap monoton dan tidak komunikatif. Berdasarkan hasil observasi saat pembelajaran membaca puisi di sekolah, khususnya di kelas X 3, seringkali ditemui siswa hanya sekedar membaca tetapi tanpa menggunakan kaidah pembacaan puisi dengan baik dan benar. Selain itu, banyak siswa yang membaca sambil tertawa karena tidak tahu bagaimana harus membawakan puisi tersebut. Bahkan, banyak siswa yang membawakan puisi

5 hanya dengan bersuara lirih dan menutupi wajah dengan teks puisi yang dibacakan. Melihat kondisi yang ada, peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa dengan menggunakan metode yang tepat dan sesuai. Untuk meningkatkan kompetensi membaca puisi guru membutuhkan metode yang tepat agar dalam membaca puisi siswa dapat menggunakan volume suara (vokal), intonasi, artikulasi (pelafalan), mimik (gerak tubuh), dan interpretasi (penjiwaan) dengan baik dan benar. Salah satu diantaranya adalah dengan metode pelatihan dasar teater yang bertujuan agar siswa mampu menggunakan vokal, intonasi, artikulasi, mimik (gerak tubuh), serta mampu memberikan interpretasi/ penjiwaan yang tepat terhadap puisi yang dibacakan. Kegiatan pembelajaran melalui pelatihan dasar teater terdapat tiga macam latihan, yaitu latihan olah vokal, olah tubuh, dan olah rasa. Olah vokal berpengaruh terhadap volume suara dan irama, olah tubuh berpengaruh terhadap mimik dan kinesik, sedangkan olah rasa berpengaruh pada penghayatan dan interpertasi siswa pada sebuah teks puisi. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.

6 Olah tubuh ( bisa juga dikatakan senam), sangat perlu dilakukan sebelum mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh akan mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot-otot kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian-bagian tubuh kita yang kaku selama latihanlatihan.tubuh yang diolah untuk kepentingan membacakan puisi meliputi muka untuk melatih mimik, tangan dan kaki untuk melatih kinesik. Latihan olah rasa merupakan latihan yang berkaitan dengan imajinasi, konsentrasi, dan kepekaan rasa. Dengan olah rasa secara langsung dapat melatih penghayatan siswa dalam membaca puisi. Ketiga latihan tersebut saling terkait satu sama lainnya, serta memiliki manfaat yang sama besar dalam penggunaannya. Ketiga hal tersebut merupakan elemen yang berkaitan dengan aspek yang dibutuhkan dalam pembacaaan puisi dengan baik dan benar. Istilah dalam teater yang sangat berguna dalam menunjang kemampuan membaca puisi. Dengan latihan yang benar dan berkelanjutan, kemampuan dasar teater tersebut akan meningkatkan kompetensi membaca puisi karena menyangkut irama, volume suara, mimik, kinestetik, dan interpretasi/ penjiwaan. Beberapa penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan pembacaan puisi, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Febriani Justitia Pahlevi dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Upaya Peningkatan Siswa Dalam Membaca Puisi Dengan Menggunakan Metode Pelatihan Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII F SMPN 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Hasil

7 penelitiannya menyatakan bahwa teknik pelatihan dasar mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII F SMPN 44 Bandung. Penelitian yang dilakukan oleh Febriani Justitia Pahlevi pada siswa tingkat SMP, tentunya akan berbeda perlakuan dan metode pelatihannya apabila dilakukan pada siswa tingkat SMA. Penelitian lain telah dilakukan oleh Dezy Aminurul dari Universitas Negeri Semarang dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Melalui Pelatihan Dasar Di Alam Terbuka Siswa Kelas X A SMA Negeri Sumpiuh. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa teknik pelatihan dasar di alam terbuka mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas X A SMA Negeri Sumpiuh. Pada penelitian ini siswa melakukan pelatihan dasar pada alam terbuka. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriani Justitia Pahlevi dan Dezy Aminurul. Pada penelitian ini, tahap awal guru memberikan teori puisi dengan menggunakan pendekatan struktur, kemudian siswa membaca puisi di depan kelas secara bergantian. Setelah mendapatkan hasil penilaian membaca puisi, guru berkolaborasi atau mendatangkan pelatih teater yang berkompeten untuk memberikan pelatihan dasar teater sekaligus dapat memberikan contoh dan referensi mengenai pembacaan puisi yang baik. Pelatihan dasar teater dalam penelitian ini tidak hanya terbatas dilakukan pada alam terbuka, tetapi dilakukan dapat di dalam ruangan kelas. Terkait permasalahan yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk mengupayakan Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi

8 Melalui Pelatihan Dasar Tetaer Siswa Kelas X 3di SMA Muhammadiyah 1 MetroTahun Ajaran 2014/2015 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakahpeningkatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membaca puisi yang tepat melalui Pelatihan Dasar Teater di SMA Muhammadiyah 1 Metro? 2. Bagaimanakahpeningkatan pelaksanaan pembelajaran membaca puisi yang tepat melalui Pelatihan Dasar Teater pada siswa kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro? 3. Bagaimanakah sistem penilaian pembelajaran membaca puisi melalui Pelatihan Dasar Teater pada siswa kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro? 4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca puisi kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro setelah dilaksanakan Pelatihan Dasar Teater? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. peningkatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membaca puisi melalui Pelatihan Dasar Teater di SMA Muhammadiyah 1 Metro. 2. peningkatan pelaksanaan pembelajaran membaca puisi melalui pelatihan dasar teater siswa kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro.

9 3. sistem penilaian pembelajaran membaca puisi melalui Pelatihan Dasar Teater pada siswa kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro 4. peningkatan kemampuan membaca puisi kelas X 3 di SMA Muhammadiyah 1 Metro melalui Pelatihan Dasar Teater. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah sumbangan konseptual terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar membaca puisi melalui pelatihan dasar teater. Adapun manfaat praktis yang diharapkan memberi manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Siswa a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi. b) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi. c) Meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Guru a) Sumbangan pemikiran bagi guru, agar selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi. b) Guru dapat termotivasi dengan pembelajaran membaca puisi melalui metode pelatihan dasar teater. c) Meningkatkan profesionalitas guru. 3. Sekolah a) Peningkatan kinerja guru

10 b) Memperkaya metode pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca puisi. c) Prestasi guru dalam pembelajaran.