BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dielakan

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sumber kehidupan mahluk hidup termasuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat persaingan yang semakin

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya adalah untuk memperoleh laba atau keuntungaan yang. optimal dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya.

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR: 22 TAHUN 2013 TENTANG TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian.

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis, baik jasa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, jasa dan perdagangan maupun sektor lain. Setiap. kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi berbagai kebutuhan pokok. Salah satu kebutuhan pokok bagi makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi krisis ekonomi. Krisis ini telah menyebabkan merosotnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur. pemerintah. Berdasarkan PERMENPAN No. 38 Tahun 2012 pengertian

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

Metodologi Penelitian

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN : ANALISIS PENYESUAIAN TARIF DASAR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki semester kedua pertumbuhan perekonomian Indonesia. diprediksi akan mengalami kenaikan antara 4,3%-4,6%, seiring dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dimana kemungkinan tingkat polusinya juga meningkat jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang didirikan oleh Pemerintahan Daerah dalam rangka memberikan

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA OPERASIONAL PDAM KOTA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang melanda perekonomian Indonesia sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan ini air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Dalam semua aktivitas kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun dalam dunia usaha. Jika ketersediaan air bersih tidak memadai dengan baik, maka dapat menyebabkan munculnya berbagai permasalahan di masyarakat seperti kegiatan rumah tangga terganggu, perusahaan yang membutuhkan supply air tidak dapat melaksanakan kegiatan usahanya, dan pelayanan bagi masyarakat lainnya dapat menjadi terganggu. Maka dari itu air memiliki peranan penting bagi berbagai sektor kehidupan sehingga air merupakan bagian dari manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam kesehariannya. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purwakarta merupakan perusahaan yang memiliki aktivitas dalam menyediakan air bersih di masyarakat dengan membangun, mengelola, mengembangkan dan memelihara sumber-sumber produksi air, jaringan pipa transmisi dan distribusi serta perlengkapan lainnya yang biayanya berasal dari penjualan air dan jasa jasa lainnya. Dari uraian diatas terlihat bahwa perusahaan memiliki tugas pokok untuk dapat menyediakan kebutuhan air untuk masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum lainnya.

2 Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan air bersih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, maka perusahaan idealnya akan mampu meningkatkan penjualan air bersih dan pada gilirannya nanti perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang besar dari penjualan air tersebut. Dengan perolehan pendapatan yang bertambah maka laba yang dihasilkan perusahaan juga seharusnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa laba merupakan topik yang sangat sering diperbincangkan karena laba merupakan ukuran dari pencapaian tujuan perusahaan. Laba dalam akuntansi terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah laba operasional. Pendapat Soemarso (2004:234) mengatakan salah satu jenis laba yang ada pada perusahaan adalah laba operasional (income from operation), yaitu laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan yang merupakan selisih antara pendapatan bersih dengan harga pokok penjualan dan biaya operasi. Jadi dapat ditarik kesimpulan laba operasional merupakan pendapatan lebih dari operasi yang dilakukan oleh perusahaan dari kegiatan usahanya. Dengan tercapainya laba operasional yang optimal, maka akan memberikan kesejahteraan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan akan meningkatkan nilai dari perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Tabel berikut ini merupakan perolehan laba operasional PDAM Kabupaten Purwakarta selama periode tahun 2006 sampai 2010 antara lain:

3 Tabel 1.1 Perolehan dan Perkembangan Laba Periode 2006-2011 Tahun Laba Operasional yang Dicapai Perkembangan Laba Operasional Naik Turunnya Laba (Rp) Persentase Pertumbuhan laba (%) 2006 Rp 450.123.963 - - 2007 Rp 665.740.001 Rp 215.616.038 47,90 2008 Rp 331.580.618 Rp (334.159.384) (50,19) 2009 Rp 369.299.622 Rp 37.719.004 11,38 2010 Rp 289.152.266 Rp (80.147.356) (21,70) (Sumber:PDAM Kab. Purwakarta, Diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.1 selama tahun pengamatan, secara umum bahwa laba operasional yang diperoleh perusahaan selama periode 2006-2010 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini menunjukan keadaan yang tidak baik bagi perusahaan, karena perolehan laba operasional biasanya dijadikan suatu acuan untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan. Dengan demikian seharusnya laba yang diperoleh oleh perusahaan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Namun yang terjadi pada perusahaan justru mengalami penurunan dalam hal memperoleh laba operasional. Hal ini terjadi pada tahun 2008 dimana laba yang diperoleh menurun hingga 50,19% atau menurun sebesar Rp. 334.159.384,- dari tahun sebelumnya. Tahun selanjutnya yaitu tahun 2009 perusahaan berhasil meningkatkan perolehan laba operasionalnya menjadi sebesar Rp. 369.299.622,- atau meningkat 11,38% dari tahun 2008. Tetapi kenaikan tersebut tidak sejalan pada tahun 2010 karena pada tahun tersebut laba yang

4 diperoleh perusahaan kembali mengalami penurunan sebesar 21,70% atau menurun Rp. 80.147.356,-. Untuk lebih memperjelas mengenai keadaan perolehan laba operasional pada perusahaan yang mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun pada periode tahun 2006-2010 tersebut, dapat dilihat dalam grafik dibawah ini antara lain : Gambar 1.1 Perkembangan Laba Operasional Periode 2006-2010 2006 2007 2008 2009 2010 Dengan melihat gambar 1.1 diatas, secara umum dapat digambarkan keadaan yang menunjukan perolehan laba operasional pada periode tahun 2006-2010 pada perusahaan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun. Jika laba yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan dan perolehan laba tersebut mengalami penurunan, maka ini dapat berpotensi mengganggu operasional perusahaan, karena timbal balik dari biaya-biaya yang telah dikorbankan hanya menghasilkan pendapatan dibawah yang telah

5 direncanakan perusahaan sebelumnya. Dengan keadaan seperti ini tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun di masa yang akan datang perusahaan berpotensi mengalami kerugian dan kebangkrutan. Untuk itu perusahaan harus dapat meningkatkan perolehan laba operasionalnya supaya kelangsungan operasional perusahaan dapat tetap dilaksanakan, karena walaupun kenyataannya PDAM merupakan perusahaan milik pemerintah daerah yang bertujuan melayani kepentingan publik tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang lainnya yaitu untuk mendapatkan laba yang lebih optimal, sebab dengan perolehan laba yang optimal tersebut selain menjadi pemasukan daerah, perusahaan juga dapat memacu pertumbuhan usahanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan adalah dengan meningkatkan pendapatan operasionalnya, namun jika perusahaan melakukan itu dengan cara menaikan tarif dasar air, kemungkinan konsumen dengan daya beli yang tidak terlalu kuat akan mengurangi konsumsinya atau bahkan berpaling pada alternatif penyediaan air yang lain. Ini berarti jika harga jual dinaikan belum tentu konsumen mampu membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dan hal ini dapat menyebabkan volume penjualan menurun dan bahkan dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan sehingga berdampak pada perolehan laba operasional perusahaan. Cara lain adalah dengan mengefisienkan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan asumsi pendapatan operasional tetap atau bahkan meningkat maka laba

6 operasional yang optimal akan dapat diperoleh perusahaan. Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat yang dikatakan oleh Ajang Mulyadi (2002:22), yaitu Untuk meningkatkan laba dapat ditempuh dua alternatif, yaitu (1) meningkatkan Total Revenues (TR) dan mengusahakan agar Total Costs (TC) tetap atau bahkan turun, TR dapat ditingkatkan jika harga (P) naik walaupun kuantitas (Q) tetap, atau jika P tetap maka Q yang harus naik. Dan (2) jika TR sulit diharapkan naik maka alternative yang dimiliki perusahaan hanya menurunkan TC, baik melalui jalur fixed cost (FC) maupun Variabel Cost (VC). Menurunkan TC melalui jalur VC harus hatihati, mengingat bahwa VC memiliki hubungan searah dengan Q, baik dalam perspektif kuantitas Q maupun kualitas Q. oleh karenanya jalur yang paling aman adalah menurunkan FC Selanjutnya faktor yang dapat mempengaruhi perolehan laba menurut Mulyadi (2002:225) adalah volume penjualan, harga jual dan biaya. Pada PDAM Purwakarta laba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tarif dasar air, jumlah air yang diproduksi untuk dikeluarkan, dan biaya yang dikeluarkan. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan laba pada perusahaan karena biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi tarif dasar air yang akan ditetapkan, kemudian tarif dasar air tersebut juga akan mempengaruhi besarnya volume dari penjualan air pada perusahaan. Namun pada kenyataannya dalam menetapkan tarif dasar air tidak dapat ditentukan oleh perusahaan karena selain perusahaan merupakan perusahaan milik daerah yang notabenya aset dari daerah, dalam menentukan harga jual ke masyarakat harus melalui persetujuan Bupati Purwakarta. Selain itu penentuan tarif dasar air juga harus melihat faktor kondisi masyarakat sendiri karena tidak semua kalangan masyarakat yang memakai jasa PDAM berekonomi menengah ke atas artinya jika perusahaan akan menaikan tarif dasar air memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu mulai dari faktor internal maupun eksternal

7 karena jika salah dalam mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal belum tentu dengan menaikan tarif dasar air pemakaian air oleh pelanggan akan bertambah. Hal tersebut tentu berhubungan dengan volume air yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dari penjelasan mengenai ketentuan dalam menetapkan tarif dasar air tersebut maka diketahui volume air yang dikeluarkan perusahaan kepada masyarakan akan menjadi konstan atau dapat juga mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Peningkatan volume pada setiap tahunnya ini ditunjukan dengan adanya peningkatan sambungan langganan baru pada masyarakat purwakarta dan sekitarnya. Namun peningkatan tersebut tidak selalu ditunjukan pada setiap tahun karena ada kalanya pada tahun tertentu sambungan langganan baru menunjukan penurunan sehingga berindikasi pada volume air yang terjual mengalami penurunan. Dengan keadaan seperti itu maka fluktuasi perolehan laba operasional dengan kecenderungan menurun yang terjadi pada PDAM Kabupaten Purwakarta ini penyebabnya adalah melonjaknya jumlah biaya operasional yang dikorbankan pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah gambaran yang menunjukan kondisi dari biaya operasional yang dikeluarkan PDAM Kabupaten Purwakarta pada periode tahun 2006 sampai 2010, antara lain:

8 Gambar 1.2 Perkembangan Biaya Operasional Periode 2006-2010 2006 2007 2008 Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat diketahui pengeluaran biaya operasional pada PDAM Kabupaten Purwakarta selalu mengalami lonjakan yang signifikan pada tiap tahunnya. Seperti pada tahun 2006 ke tahun 2007 biaya operasional perusahaan adalah Rp 11.511.524.036,- mengalami kenaikan menjadi Rp.12.159.827.398,- atau bisa dikatakan mengalami kenaikan sebesar 5,63%. kemudian pada tahun selanjutnya biaya operasional naik menjadi sebesar Rp.13.691.977.657,- atau meningkat 12,60%. Pada tahun 2009 biaya operasional menjadi sebesar Rp 14.857.141.704,- kenaikan ini sebesar 8,51% dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 biaya operasional perusahaan kembali mengalami kenaikan yaitu menjadi Rp.15,648,057,880,- atau mengalami kenaikan sebesar 5,32% dari tahun sebelumnya. Biaya operasional sendiri mengandung arti sesuatu yang dikorbankan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan dan ini dilakukan untuk memperoleh pendapatan dari operasi perusahaan tersebut. Pada PDAM Kabupaten Purwakata biaya operasional terdiri dari biaya operasional

9 langsung dan biaya operasional tidak langsung. Biaya operasional langsung merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan utama operasional air, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama operasional air merupakan biaya operasional tidak langsung. Biaya tersebut tidak termasuk dalam operasional air karena biaya tersebut merupakan biaya pendukung dari kegiatan utama dalam penjualan air. Dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Soleh Ridwan (2010) dengan judul penelitian Analisis biaya operasional dan pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM Kota Bandung. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara biaya operasional terhadap tingkat laba bersih pada PDAM kota Bandung. Persamaan yang ada pada penelitian ini adalah subjek penelitian bertempat pada instansi yang sama yaitu Perusahaan Daerah Air Minum, sedangkan perbedaan yang ada pada penelitian ini adalah pada daerah penelitian, biaya operasional (Variabel X) dijadikan dua subvariabel yaitu biaya operasional langsung dan biaya operasional tidak langsung, kemudian laba yang diteliti adalah laba operasional (variabel Y) perusahaan. Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan diberi judul Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba (Studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta periode tahun 2006-2010).

10 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini merumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana pengaruh biaya operasional langsung secara parsial terhadap laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta. 2) Bagaimana pengaruh biaya operasional tidak langsung secara parsial terhadap laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta. 3) Bagaimana pengaruh biaya operasional (langsung dan tidak langsung) secara serentak terhadap laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari, menganalisis, dan menyimpulkan serta memperoleh pemahaman tentang pengaruh biaya operasional yang terdiri dari biaya operasional langsung dan biaya operasional tidak langsung terhadap laba pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional langsung secara parsial terhadap laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta.

11 2) Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional tidak langsung secara parsial terhadap laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta. 3) Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional langsung maupun tidak langsung secara serentak terhadap laba yang ada pada PDAM Kabupaten Purwakarta. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Aspek Akademis Kegunaan penelitian pada aspek akademis diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian, untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam menyempurnakan dan mendalami kajian spesifik mengenai biaya operasional dan laba pada PDAM Kabupaten Purwakarta maupun subjek yang lain. 1.4.2 Aspek Praktis Pada aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa rekomendasi dan masukan konstruktif serta positif yang berguna dalam memperbaiki dan mengembangkan PDAM Kabupaten Purwakarta, khususnya untuk memperbaiki dalam pengelolaan biaya operasional di masa yang akan datang agar penggunaan dan pengelolaannya menjadi lebih efisien dan tepat sasaran dalam memperoleh pendapatan sehingga perolehan laba operasional pada perusahaan menjadi optimal yaitu sesuai dengan yang telah ditetapkan dan diharapkan.