BAB I PENDAHULUAN. sebuah pelabuhan perdagangan internasional pertengahan abad VII.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA. Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis yang sangat beragam, yaitu terdiri atas 300

BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Museum Terbuka Museum Terbuka merupakan museum yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

NILAI NILAI SEJARAH CERITA MAKAM PAPAN TINGGI PADA MASYARAKAT BARUS, TAPANULI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan situs sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga

PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH KERTAS KARYA OLEH YASER ARAFAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN 3 (TIGA) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa

AWAL MASUKNYA MAZHAB SYIAH KE INDONESIA. OLEH: Dr. NURBAITI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

Pengenalan Budaya Sumatera

I. PENDAHULUAN. rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

BAB IV ANALISIS. Dalam menganalisis ini, penulis akan mencoba mengarahkan kepada tiga (3)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat.

BAB 1 PENDAHULUAN. utara Kabupaten Pasaman Barat, yang terdiri dari 1. dengan luas wilayah sekitar 340,78 km atau 8,77%. Daerah ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

BA B I PENDAHULUAN. menjadi panutan dalam masyarakatnya. Pri-kehidupan tokoh ini dapat di telisik. dengan menelaah kehidupannya dalam suatu bagian.

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

Pelestarian Bangunan Bersejarah Di Kota Lhokseumawe

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH Jl. Zainul Basri Hutagalung No.

BAB I PENDAHULUAN. banyak dikembangkan di Indonesia saat ini. Perkembangan industri pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Dryobalanops sp. untuk Peningkatan Nilai Tambah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, mulai dari tempat hidup, hingga sumber mata pencaharian. Pertanian

2015 KEMENARIKAN SUNGAI MUSI SEBAGAI WISATA SUNGAI DI KOTA PALEMBANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GLOSARIUM. Anak perempuan yang berada dalam suatu garis keturunan sebuah keluarga atau semua wanita dalam sebuah kelompok masyarakat adat Kerinci.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Bandar Barus dalam Catatan Sejarah

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2002 TENTANG DAFTAR KOORDINAT GEOGRAFIS TITIK-TITIK GARIS PANGKAL KEPULAUAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang Masalah Manduamas adalah salah satu daerah yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Tapanuli tengah dengan Aceh singkil. Daerah penduduknya berada di pantai daerah Manduamas pulau Sumatera. Letak Manduamas tidak begitu jauh dari barus yang merupakan sebuah pelabuhan perdagangan internasional pertengahan abad VII. Barus saat ini merupakan salah satu situs yang menandai masuknya Islam di Indonesia. Ini ditandai dengan dengan adanya makam makam yang ada di barus dengan batu nisan yang lebih tua daripada yang di Aceh. Dalam seminar sejarah Masuknya Islam ke Indonesia pada tanggal 17 sa mpai dengan 20 Maret 1963 yang diketuai oleh H. Muhammad said menyimpulakan bahwa daerah yang pertama di datangi Islam ialah Sumatera yaitu di Barus dan masyarakat islam terbentuk pertama kali di aceh. Ini ditandai dengan adanya makam Said mahmud di Papan tinggi dan Makam Mahligai. Meuraxa (1973:3) Namun menurut Hadji Muhammad Said selaku ketua Seminar Masuknya Islam ke Indonesia pada Tahun 1963 menyangsikan pendapat Dada Meuraxa yang menyatakan bahwa Islam pertama kali masuk di Sumatera, karena banyak diantara penelitiannya masih disandarkan pada kemungkinan kemungkinan dan bukan pada kepastian yang seteguhnya bisa dipertahankan.

Banyak sejarawan beranggapan bahwa pelabuhan bandar Barus yang dulu adalah sekecil barus yang sekarang. Sehingga mereka terkesan meneliti tentang peradaban Islam hanya di Barus, Lobu tua dan sekitarnya. Menurut H. M. Nur Tumanggor, selaku ketua MUI kecamatan Manduamas menyatakan bahwa Wilayah Bandar Barus yang dulu dimulai dari Pagar pinang kecamatan Mandumas sampai ke Muara bolak kecamatan Sosorgadong. Sehingga banyak peninggalan peninggalan bersejarah tentang masuknya Islam terdapat di beberapa kecamatan tersebut. Sebagai salah satu daerah Bandar Barus, Manduamas yang kira kira membutuhkan waktu 30 menit dari Barus juga memiliki 4 makam penyebar Islam. Ke empat Makam ini memiliki panjang rata - rata 6 sampai 9 meter hampir sama dengan makam said mahmud yang ada di Papan tinggi. Menurut Jahiruddin (2008: 1) Makam makam tua tersebut umumnya disebut penduduk, terutama orang orang tua, dengan Kuburan aulia 44 ( empat puluh - empat) negeri Barus. Nama tempat Fansur dan balus yang dikaitkan sebagai penghasil kamper terdapat dalam banyak sumber bahasa Arab dan Persia, antara lain buku buku perjalanan, botani, kedokteran dan pengobatan. Kamper asli dari daerah ini yang disebut kapur barus atau Kapur borneo, diperoleh dari pohon dryobalanops aromatica Gaertn, keluarga Dipterocarpacea. Guillot (2002: 217). Keempat makam yang terdapat di Kecamatan Manduamas terletak di desa Sago,desa Mangkir,dan di Pinggir sungai muara Tapus. Sampai saat ini tidak begitu banyak peneliti sejarah yang tahu tentang keberadaan makam tersebut, sehingga informasi mengenai makam tersebut hanya dapat diidentifikasi melalui sumber lisan. Padahal Nisan yang terdapat dimakam tersebut dapat mengungkap awal mula masuknya Islam di Barus dan Manduamas. Bisa dipastikan bahwa keempat makam ini adalah bagian rombongan penyebar islam dari Arab, Guzarat, dan Persia. Umumnya Makam makam ini sangat dihormati dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Banyak kejadian kejadian yang tidak masuk akal sering terjadi di sekitar Makam

makam tersebut. Masyarakat percaya jika kita mempunyai hazat dan berziarah ke makam ini, Insya allah hazat tersebut akan terkabulkan. Dalam berdoa doa juga,masyarakat setempat selalu memanjatkan doa kepada 44 Aulia tersebut sebagai rasa terima kasih dan penghormatan karena telah menyebarkan islam di wilayah barus. Alasan Obyektif peneliti mengkaji ini adalah karena Penelitian mengenai makam bukanlah hal yang baru. Namun penelitian tentang keberadaan makam ini belum pernah diteliti sejarawan sekalipun. Melalui penelitian ini diharapkan akan semakin membuktikan Islam pertama kali masuk di Barus. Meuraxa (3:1973). Disamping itu dari segi Ornamen makam agak sedikit berbeda dari makam makam yang sebelumnya pernah diteliti. Oranamen makam ini dapat menambah jenis ornamen yang telah diketahui sebelumnya. Selain itu Keberadaan Makam ini tidak banyak masyarakat yang tahu karena medan untuk menuju ke lokasi harus menyeberangi sungai dan sulit ditempuh dan jaraknya yang terpisah pisah. Banyak sejarawan dan peneliti yang hanya mengetahui bahwa makam makam aulia penyebar islam hanya terdapat di Barus. Atas dasar ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul Identifikasi Situs Sejarah Makam Penyebar Islam di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah. Sebagai informasi kepada khalayak umum bahwasanya di Manduamas juga terdapat peninggalan peradaban islam pada abad ke VI, agar nantinya dijadikan sebagai Situs sejarah tentang masuknya Islam di Barus.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identifikasikan beberapa masalah antara lain : 1. Identifikasi Makam Penyebar Islam Abad ke 17 di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah 2. Ornamen Makam Penyebar Islam yang berada di kecamatan Manduamas C. Rumusan Masalah Berdasarkarkan Identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Identifikasi Makam penyebar Islam abad ke 17 yang terdapat di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah? 2. Bagaimanakah Ornamen dari makam penyebar Islam yang berada di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah? C. Tujuan Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengidentifikasi makam penyebar Islam yang terdapat di Kecamatan Manduamas 2. Untuk mengetahui bagaimana Ornamen dari Makam Penyebar Islam yang berada di kecamatan Manduamas

D. Manfaat Penelitian Manfaat peneitian menurut dapat di kategorikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis berfungsi sebagai pengembangan Ilmu sejarah dan menambah bahan pembelajaran khususnya Mahasiswa jurusan pendidikan Sejarah Unimed. Sedangkan Manfaat Praktis berfungsi : 1. Peneliti mengharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah menjaga dan melestarikan keberadaan Makam Makam penyebar Islam tersebut 2. Supaya pemerintah menetapkan Undang- Undang khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah, agar situs situs bersejarah Yang ada di kabupaten ini bisa terpelihara dengan baik