PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT PEMAHAMAN GURU TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PROFESIONALISME GURU, DAN TINGKAT PENDIDIKAN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

MKF403: S1 PTI & PTE Pertemuan ke-2

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

Prinsip Dasar dan Standar Penilaian Matematika SMK

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

ainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

Document Title KATA PENGANTAR

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI STANDAR PENILAIAN DI PROVINSI LAMPUNG. Oleh: Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd.

STANDAR PENILAIAN BIMBINGAN AKREDITASI SMK Oleh : A L M A N

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh MARINA DWI ARIANI A

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH Survei:Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Studi PendidikanEkonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh: Diana Pramesti NIM: 091324032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh: Diana Pramesti 091324032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

ii

iii

PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW Bapak Sugiran dan Ibu Sunarti yang tak hentinya memberikanku doa, semangat dan kasih sayang Adikku Sidiq Satrio Mandiri Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberikan persahabatan yang tulus. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan penuh warna Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009 Almamaterku Universitas Sanata Dharma iv

MOTTO Siapa yang Bersungguh-Sungguh Pasti Berhasil Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan Tak ada rahasia untuk menggapai sukses sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan ~Mario Teguh~ Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 15 Juli 2013 Penulis Diana Pramesti vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Diana Pramesti Nomor Mahasiswa : 091324032 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH (Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman, DIY) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Juli 2013 Yang menyatakan Diana Pramesti vii

ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman Diana Pramesti Universitas Sanata Dharma 2013 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingka tpendidikan, dan status sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sleman pada bulan Mei 2013. Populasi dari penelitian ini adalah guru ekonomi yang berjumlah 44 orang. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan tes. Uji instrument berupa uji validitas dan reliabilitas hanya digunakan pada variabel tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Analisis data menggunakan anova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja (nilai sig. 0,954> = 0,05), (2) tidak ada perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan (nilai sig. 0,297> = 0,05), (3) tidak ada perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah (nilai sig. 0,609> = 0,05). viii

ABSTRACT THE DIFFERENT PERCEPTION OF ECONOMICS TEACHERS TOWARDS THE STANDARD OF EDUCATION ACCESSMENT PERCEIVED FROM THE LENGTH OF THE SERVICE, LEVEL OF EDUCATION, AND SCHOOL STATUS A Survey: Economics Teacher Senior High Shool/ Islamic Senior High School in Sleman Diana Pramesti Sanata Dharma University 2013 This study aims to find out the differences of the level of understanding of economics teachers toward the education assessment standards perceived from the length of service, level of education, and school status. This research is a quantitative research conducted in Senior High School and Islamic Senior High School in Sleman district in May 2013. The population of this research were 44 economics teachers. Samples were taken by a simple random sampling technique. Data were collected by using a test. A test instrument validity and reliability were only used at variable rate teachers understanding of the assessment education standard. Data were analyzed by ANOVA. The results show that: (1) there is no difference in the understanding of the economics teachers towards the education assessment standard perceived from the length of service (the sig. 0,954> = 0,05), (2) there isn t any difference in the understanding of the economics teachers towards the education assessment standard perceived from the level of education (the sig. 0,297> = 0,05), (3) there is no difference in teachers understanding towards the standard of economic assessment perceived from the status of the school in terms of education (the sig. 0,609> α = 0,05). ix

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari: 1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., Rektor Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma. 3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D.,wakil rektor III Universitas Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan kemahasiswaan. 4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. x

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 6. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan semangat. 7. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini. 8. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi ini. 9. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi abstract penulis. 10. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah. Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan tidak akan pernah saya lupakan. 11. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis. 12. Bapak Sugiran dan Ibu Sunarti, selaku orangtua saya. Terimakasih atas doa, semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini. 13. Bapak dan Ibu Guru Ekonomi SMA dan MA di Kabupaten Sleman yang telah berkenan membantu saya. 14. Mbak Yacinta yang memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi penulis. xi

15. Mbak Tri. Terimakasih telah menjadi kakak sekaligus sahabat yang baik buatku. Terimaksih atas waktu dan kesetiaannya dalam suka maupun duka selama ini. 16. Hesti, Ratna, Widia. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik di Pendidikan Ekonomi 2009. 17. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009 lainnya yang selalu menjaga kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini. 18. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini. Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya yang lebih baik. Yogyakarta, 15 Juni 2013 Diana Pramesti xii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 4 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 A. Deskripsi Teori... 10 1. Penilaian... 10 2. Standar Penilaian Pendidikan... 13 3. Guru... 28 4. Masa Kerja... 36 5. Tingkat Pendidikan... 37 6. Status sekolah... 38 B. Hasil Penelitian Sebelumnya... 41 C. Kerangka Berpikir... 41 D. Hipotesis Penelitian... 43 BAB III METODE PENELITIAN... 45 A. Jenis Penelitian... 45 B. Tempat dan Waktu Penelitian... 45 C. Subjek dan Objek Penelitian... 45 xiii

1. Subjek Penelitian... 45 2. Objek Penelitian... 46 3. Populasi Penelitian... 46 4. Sampel Penelitian... 46 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 47 E. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 48 F. Teknik Pengumpulan Data... 53 G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 54 1. Pengujian Validitas... 54 2. Pengujian Reliabilitas... 55 H. Teknik Analisis Data... 56 1. Pengujian Statistik Deskriptif... 56 2. Pengujian Prasyarat Analisis... 56 3. Pengujian Hipotesis... 57 BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN... 60 A. Deskripsi Sekolah... 60 B. Deskripsi Responden... 62 C. Deskripsi Data... 65 D. Analisis Data dan Pembahasan... 71 1. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 71 2. Analisis Data... 74 3. Pembahasan... 79 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 88 A. Kesimpulan... 88 B. Saran... 89 C. Keterbatasan Penelitian... 90 DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN... 92 xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari proses penilaian yang dilakukan guru kepada peserta didik untuk melihat perkembangan peserta didik. Sistem penilaian yang baik dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik. Untuk melakukan proses penilaian, seorang guru tidak hanya asal menilai melainkan harus merujuk pada standar penilaian pendidikan. Guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 14 tahun 2005. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian. Fenomena yang sering dilakukan pendidik di sekolah terhadap proses penilaian saat ini terkadang tidak mencerminkan prestasi peserta didik yang sebenarnya. Guru sering kali melakukan penilaian kepada peserta didik tanpa memperhatikan standar penilaian pendidikan yang didalamnya memuat mekanisme, prosedur, dan penilaian hasil belajar peserta didik. Misalnya, ada seorang peserta didik yang bersikap kurang aktif di dalam proses pembelajaran, maka nilai yang diperoleh peserta didik dikurangi dengan alasan karena peserta didik tersebut kurang aktif. Hal tersebut tentunya akan mengganggu hasil pencapaian prestasi yang akan mengakibatkan peserta didik mempunyai persepsi bahwa 1

2 dirinya kurang mendapatkan apresiasi dalam pembelajaran. Terdapat pula guru yang melakukan penilaian dengan alasan subjektifitas semata yang akan menimbulkan ketidakadilan terhadap peserta didik yang lain. Oleh karenanya agar proses penilaian dapat berjalan dengan baik dan benar maka guru harus mengetahui standar penilaian pendidikan yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Di Kabupaten Sleman jumlah guru lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari besarnya ketersediaan guru itulah yang membuat pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang salah satunya adalah peningkatan pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Guru-guru ekonomi diberikan pembekalan yang lebih besar jika dibandingkan dengan kabupaten lain sehingga diharapkan guru memiliki pemahaman yang baik terhadap standar nasional pendidikan. Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam melaksanakan penilaian, standar penilaian pendidikan menjadi hal penting bagi setiap guru karena didalamnya termuat tujuan, teknik dan instrumen, prinsip, mekanisme dan prosedur pendidikan, penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah serta penentuan kelulusan siswa oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh guru harus dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau kemajuan

3 dan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dan mengukur sejauh mana tingkat pemahaman materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa. Oleh karena itu setiap pendidik hendaknya memberikan penilaian yang objektif dan menggambarkan pencapaian prestasi peserta didik yang sebenarnya. Pemahaman para guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan diduga mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor dalam guru itu sendiri yang berdampak signifikan dalam membentuk pandangan setiap guru tentang penilaian pendidikan, seperti dalam hal masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah. Perbedaan masa kerja akan mempengaruhi guru dalam penilaian. Guru yang memiliki masa kerja bertahun-tahun akan mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih tentang standar penilaian pendidikan dari pada guru yang memiliki masa kerja beberapa tahun. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan yaitu tingkat pendidikan. Guru yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi diduga akan memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik mengenai standar penilaian pendidikan daripada guru yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Pada aspek status sekolah, secara umum guru yang bekerja di sekolah negeri akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik mengenai standar penilaian pendidikan daripada guru yang bekerja di sekolah swasta. Pengetahuan tentang penilaian

4 pendidikan tersebut banyak diperoleh dari sosialisasi yang sering diadakan pemerintah, pelatihan dan seminar. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini akan mengungkap perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi di kabupaten Sleman terhadap standar penilaian pendidikan. B. Identifikasi Masalah Tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: Masa Kerja, Tingkat Pendidikan Guru, Status Sekolah, Status Kepegawaian, Lingkungan Sosial Guru, Status Kepegawaian, Prestasi Guru. Karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Faktor-faktor tersebut antara lain: masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah.

5 C. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan? 2. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja? 3. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan? 4. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan. 4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah.

6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian pendidikan. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membuka wawasan tentang pentingnya melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Penilaian Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 17 ). Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik, penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Penilaian merupakan istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. (Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, 2004). Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai 7

8 bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, serta memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007). Adapun prinsip penilaian menurut Badan Standar Nasional Pendidikan bahwasannya pelaksanaaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data yang sahih yang diperoleh melalui prosedur dan istrumen yang memenuhi persyaratan dengan mendasarkan diri pada prinsip-prinsip: a. Mendidik, yaitu proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan seara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait secara objektif.

9 c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran. e. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa. g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran. h. Adil, bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.

10 i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penialaian juga harus memperhatikan standar umum penilaian yang merupakan aturan main dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan penilaian, sehingga untuk melakukan penilaian pendidik harus selalu mengacu pada standar umum penilaian sesuai dengan standar nasional pendidikan yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Pemilihan teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik. 2) Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. 3) Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masingmasing. 4) Pendidik harus selalu mencatat perilaku siswa yang menonjol baik yang bersifat positif maupun negatif dalam buku catatan perilaku. 5) Melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang ulangan akhir semester.

11 6) Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan 7) Pendidik harus selalu memeriksa dan memberikan balikan kepada peserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas lanjutan. 8) Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian untuk setiap siswa yang berada di bawah tanggung jawabnya. Pendidik harus pula mencatat semua kinerja siswa, untuk menentukan pencapaian kompetensi siswa. 9) Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam standar kompetensi dan standar lulusan. 10) Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus melaporkan kegiatan siswa kepada wali kelas untuk dicantumkan jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan. 11) Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa dan tidak disampaikan kepada pihak lain tanpa seijin yang bersangkutan maupun orang tua/ wali murid. a) Fungsi dan Tujuan Penilaian Fungsi dari penilaian menurut Sudjana, (1995:4) adalah sebagai berikut: (1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional

12 (2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain. (3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya Sedangkan tujuan dari penilaian menurut Sudjana, (1995: 4) adalah sebagai berikut : (1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. (2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. (3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya.

13 (4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. 2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 11 Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa cakupan penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari: a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 64 dijelaskan pula mengenai penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar, dan

14 memperbaiki proses pembelajaran. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian diakui melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik serta ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik dan ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah BSNP menerbitkan paduan penilaian untuk: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

15 d. Kelompok mata pelajaran estetika e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 65 bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian akhir yang dilakukan juga mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolah atau madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Untuk dapat mengikuti ujian sekolah atau madrasah peseta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih besar dari batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, yaitu pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah atau madrasah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

16 Penilaian hasil belajar oleh pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 66 bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional yang dilakukan secara objektif, berkeadilan, dan akuntabel. Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. Dalam hal ini pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan. Dalam penyelenggaraan ujian nasional Badan Standar Nasional Pendidikan bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten atau Kota, dan satuan pendidikan. Fungsi dari hasil ujian nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentu kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian

17 nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan tanpa dipungut biaya. Untuk peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan BSNP. Peserta ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggaraan Ujian Nasional. Pada jenjang SD/MI/SDLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada progam paket A, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pada SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran yang menjadi cirikhas program pendidikan. Pada program paket C, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

18 Inggris, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran yamg menjadi ciri khas program pendidikan. Pada jenjang SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas program pendidikan. Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan lulus Ujian Nasional. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Standar Penilaian Pendikan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007. Penilaian pendidikan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian

19 sekolah/madrasah, ujian nasional. Yang dimaksud dengan ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengatur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pedidikan. Dalam peraturan menteri tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan adanya kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KMB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan, KKM pada

20 akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. Prinsip penilaian diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penialai. 3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian. 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi sengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

21 7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Selain itu dijelaskan pula tentang Teknik dan Instrumen Penilaian yang meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknis tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan antara lain substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, kontruksi adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan bahasa adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan

22 oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun. Adapun mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 yaitu penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Ulangan tengah semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas

23 prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah menyusun kisi-kisi ujian, mengembangkan instrumen, melaksanakan ujian, mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah madrasah, dan melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Penilaian akhlak mulia yang,merupakan aspek afektif dan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan

24 berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti remidi. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN yang diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional bekerjasama dengan instansi terkait. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Kemudian hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian

25 bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester, mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran, mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih, melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan, kemudian melakukan pengolahan hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, mengembalikan hasil belajar dan kesulitan belajar kepada peserta didik, memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh, melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan

26 nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan penidik, mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik, menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik, menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah, menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari

27 ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian sekolah/madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan, melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota. Adapun pihak satuan pendidikan ikut berperan dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, lulus ujian sekolah/madrasah, dan lulus UN dan menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional serta Ijazah kepada setiap peserta didik yang lulus bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada

28 mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan keserasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkab hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP. 3. Pengertian Guru Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

29 pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Istilah profesional dalam pengertian tersebut merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pihak pihak penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat serta memiliki kompetensi. yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam tugas keprofesionalan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki setiap guru yang didalamnya memuat penguasaan

30 karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi ke dua yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia yang di dalamnya memuat aspek aspek penting meliputi Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;

31 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Kompetensi ke tiga yang harus dimiliki guru adalah kompetensi Profesional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan memungkinkan membimbing peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Kompetensi yang ke empat adalah kompetensi Sosial. Menurut Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga