GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 288 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERJITURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 307 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 311 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 356 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 221 TAHUN 2014

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 314 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERMURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2014 TENTANG

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 296 TAHUN 2014 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 300 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. PERJlTURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 337 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSlJS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 303 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAEHAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 291 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 167 TAHUN 2010 TENTANG

B A B P E N D A H U L U A N

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 244 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 164 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 166 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM

I I3UBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEHATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 302 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 067 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAYANAN PEREDARAN HASIL HUTAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

c2y!jdota ~bda PERATURAhl GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 183 ayat (2) Feraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pasal 43 Peraturan Gubernur Nomor 229Tahun 2014tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang PembentukanPusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang I'etenagakerjaan; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khus!.Js Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 7. Undang-Undang Nomor5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

2 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peratu,an Pemerintah Nomor 8 Tahur, 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerir.tahan Daerah Kabupaten/Kota; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Oaerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 16. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 17. Peraturan Gubernur Nomor 229 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI. BAS I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus IbukotCl,Iakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang sel8njutnya disingkat BPKAD adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 7. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Biro Org~misasi dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disebut Biro Organisasi dan RB adalah Biro Organ'isasi dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Daerah Provinsi Daerah KhUSJS Ibukota Jakarta. 9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakar~a. 10. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri yang selanjutnya disingkat PPKPI adalah Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 12. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri. 13. SatLian Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 14. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutn/a disingkat UKPD adalah Unit Kerja atau Subordinat SKPD. 15. Pegawai Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jab'3tan peme,'intahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 16. Pegawai Nageri Sipil adalah warga negara Ind'Jnesid yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegc:wai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk manduduki jabatan pemerintahan. 17. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

4 18. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. 19. Tenaga Kerja adalah setisp orang yang mampu melakukan pekerjaan guns menghasilkan barang dan/atau jasa balk untul: memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 20. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 21. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, mtmingkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etas kerja pada tingkdt keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. 22. Mobile Training Unit (MTU) adalah pemberian latihan di lapangan dan/atau menjangkau komunitas. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk PPKPI. BAB III KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) PPKPI merupakan Unit Pelaksana Teknis Dina:; Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan 3neka kejuruan. (2) PPKPI dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yan9 dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 4 (1) PPKPI mempunyai tugas melaksanakan paic'tihan kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana d;maksud pada ayat (1), PPKPI menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran PPKPI;

5 b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran PPKPI; c. penyusunan pedoman, standar dan prosedur teknis PPKPI; d. penyusunan bahan program, kurikulum dan silabus pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejurua,l berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; e. penyusunan rencana pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; f. pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; g. pengelolaan fasilitas tempat dan peralata~ pelatihan; h. pemasaran program dan lulusan pelatihan; i. pelaksanaan jasa pelayanan pelatihan dan jasa pemanfaatan prasarana dan sarana pelatihan; j. pelaksanaan kerja sama pelatihan dan pemasaran PPKPI; k. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; I. pelaksanaan pemantauan lulusan pelatihar tenag::l kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejl:ruan m. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang PPKF'I; n. pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan PPKPI; o. pengelolaan kearsipan data dan informasi PPKPI; p. pengelolaan prasarana dan sarana PPKPI; q. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengc'turan acma PPKPI; r. pelaksanaan pemungutan, pencatatan, pembul<uan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi PPKPI; dan s. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI. BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal '5 (1) Susunan Organisasi PPKPI terdiri dari : a. Kepala Pusat; b. Subbagian Tala Usaha; c. Satuan Pelal~sana Pelatihan dan Uji Kompetensi; d. Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran; dan e. Subkelompok Jabatan Fungsional.

6 (2) Bagan Susunan Organisasi PPKPI sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Puset mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala Pusat Pasal 6 a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Satuan Pelaksana dan Subkelompok Jabatan Fungsional; c. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD dan/atau Instansi pemerintah/swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI; dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI. Bagian Ketiga SubbClgian Tata Usaha Pasal? (1) Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf dalam pelaksanaan administrasi PPKPI. (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat. (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran PPKPI sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran PPKPI sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. menghimpun dan menyusun bahan pedoman dan standar teknis PPKPI; d. mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran PPKPI;.e. melaksanakan monitoring, pengendalian d3r evaluasi pelaksanaan rencana strategis serta dokumen pelaksanaan anggaran PPKPI; f. melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang PPKPI; g. melaksanakan kegiatan pengelolaan kerumahtanggaan PPKPI; ketatausahaan dan

7 h. melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban PPKPI; i. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pe:r3watan bangunan gedung dan peralatan kerja PPKPI; j. melaksanakan pengelolaan ruang rapatjpertemuan dan perpustakaan PPKPI; k. melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan aeara PPKPI; I. menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan peralatan kerja PPKPI; m. menerima, menatausahakan, menyimpan dan mendistribusikan peralatan kerja PPKPI; n. melaksanakan kegiatan pengelolaan kearsipan, data dan informasi PPKPI; o. melaksanakan pemungutan, peneatatan, pembukuan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerirt'aan retribusi PPKPI p. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas PPKPI; dan q. melaporkan dan mempertanggun!;jawabkan pelaksanaan tug as Subbagian Tata Usaha. Bagian Keempat Satuan Pelak5ana Pelatihar dan Uji Kompetensi Pasal 8 (1) Satuan Peiaksana P'"latihan dan Uji Kompetell~i merupakan satuan kerja Iini PPKPI dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan dan uji kompetensi. (2) Satuan Pel2ksana Pelatihan dan Uji Kompeter:::.; dipimpin oleh seorang KepaJa Satuan Pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat. (3) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan jabatan struktural. (4) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diangkat dan diberhentika'1 oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Pusat. (5) Satuan Pelaksana Pelatihan dan Uji Kempetensi mempunyai tugas : a. menyusun bahan reneana strategis dan reneana kerja dan anggaran PPKPI sesuai dengan iingkup tugasnya; b. melaksanakan reneana strateg,s dan dokumen pelaksanaan anggaran PPKPI sesuai dengan lingkup tugasnya;

8 c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan dan uji kompetensi. d. menyusun bahan program, kurikulum dan silabus pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; e. menyusun rencana pelatihan; f. menyusun kebutuhan prasarana dan sarana pelatihan dan uji kompetensi bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; g. melaksanakan pelatihan kerja tenaga kerja di bi':lang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; h. melaksanakan kegiatan uji kompetensi PPKPI; i. memproses penerbitan sertifikat kompetensi; j. melaksanakan kerja sama dalam penyelenggara<:m pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; k. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Prcfesi; dan I. melaporkan dan mempertanggungjawabkan relaksanaan tugas Satuan Pelaksana Pelatihan dan Uji Kompetensi. Pasal9 Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam pas81 8 ayat (5), Satuan Pelaksana Pelatihan dan Uji Kompetensi mempunyai tugas melaksanakan pelatihan I~erja melalui Mobile Training Unit (MTU). Bagian Kelima Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran Pasal 10 (1) Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemas;:;:ran merupakan satuan kerja Iini PPKPI dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu pelatihan kerja serta pem8saran program dan lulusan. (2) Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat. (3) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan jabatan struktural. (4) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pad a ayat (3) diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Dinas ehas usul Kepala Pusat. (5) Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran PPKPI sesuai dengan iingkup tugasnya;

9 b. melal<sanakan rencana strategis dan dokumfm pelaksanaan anggaran PPKPI sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis pelaksanaan pengendalian mutu pelatihan kerja serta pemasaran program dan lulusan; d. melaksanakan pengendalian mutu dan evaluasi pelaksanaan pelatihan kerja dan uji kompetensi; e. menyusun rencana pemasaran program dan lulusan pelatihan tenaga kerja di bidang industri, tata niaga dan aneka kejuruan; f. melaksanakan kegiatan pemasaran program jan lulusan pelatihan; g. melaksanakan penyebarluasan informasi pelatihan kerja; h. melaksanaan kerja sama pemasaran luluscln; i. melaksanakan pemantauan lulusan pelatihan; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran. Bagian Keenam Subkelompok Jabatan Fungsional Pasal11 (1) PPKPI dapat mempunyai Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas dalarn susunan fjrganisasi struktural PPKPI. Pasal12 (1) Dalam rangka mengembangkan profesi/keahlian/kompetensi Pejabat Fungsional, dibentuk Subkelompok Jabatan Fungsional PPKPI sebagai bagian dari Kelompok Jabatan Fungsional Oinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Ketua Subkelompok Jaoatan Fungsional yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat. (3) Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diangkat dan diberhentikan oleh Kepata Dinas atas usul Kepala Pusat dari pejabat fungsional yang berkompeten dan berintegritas. (4) Ketentuc:n lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional PPKPI diatur dengan Peraturan Gubernur sebagai bagian dari pengaturan Jabatan Fungsional Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undargan.

10 BAB V STATUS JABATAN DAN ESELON Pasal 13 (1) Kepala Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Jabatan Struktllral Eselon III A. (2) Kepala Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) merupakan Jabatan Struktural Eselon IV A. BAB VI TATA KERJA Pasal 14 (1) Dalam melaksanakan tug as dan fungsinya PPKPI wajib taat dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Kepala Pusat mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD, Instansi Pemerintah/swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI. Pasal 15 Kepala Pusat, Kepa!a Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua Subkelompok Jab'atan Fungsional wajib melaksanakan tugas masingmasing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip koordinasi, kerja sama, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi. Pasal 16 (1) Kepala Pusat, Ke.pala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional pada PPKPI wajib memimpin, mengoordinasikan, memberikan bimbingan, memberikan petunjuk pelaksanaan tugas, membina dan menilai kinerja bawahan masingmasing. (2) Kepala Pusat, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional serta Pegawai pada PPKPI wajib mengikuti dan mematuhi perintah kedinasan atasan masingmasing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 17 Kepala Pusat, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua. Subkelompok Jabatan Fungsional pada PPKPI wajib mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan masing-masing serta mengambil langkah-iangkah yang diperlukan apabila menemukan adanya penyirnpangan dan/atau indikasi penyimpangan.

11 Pasal 18 (1) Kepala Pusat, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional dan Pegawai pada PPKPI, wajib menyampaikan laporan dan kendala pelaksanaan tugas i<epada atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Atasan yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menindaklanjuti dan menjadikan laporan yang diterima sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal 19 (1) Sekretariat Daerah melalui Biro Organisasi dan RB pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan, p31aporan birokrasi terhadap PPKPI. melaksanakan dan reformasi (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Gubernur. BAB VII KEPEGAWAIAN Pasal 20 (1) Pegawai pada PPKPI merupakan Pegawai Aparatur Sipil Negara terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil; dan b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. (2) Pengelolaan Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturu,~ perundang-undangan tentang Aparatur Sipil Negara. (3) Dalam pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian, PPKPI mendapat pembinaar. dari Sekretaris Daerah melalui BKD dan Biro Organisasi dan RB sebagai bagian dari pembinaan Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan Transrnigra3i. BAB VIII KEUANGAN Pasal 21 (1) Belanja pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

12 (2)?engelolaan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peratui-ctll perundang-undangan bidang keuangan negara/daerah. Pasal 22 (1) Pendap8tan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi PPKPI merupakan pendapatan daerah. (2) Pengelolaan pendapatan sebagaim8na dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan s6suai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan keuangan negara/daerah. BAB IX ASET Pasal 23 (1) Aset yang dipergunakan oleh PPKPI sebagai prasarana dan sarana kerja merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. (2) Pengelolaan aset atau prasarana dan saranil kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara/daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan barang milik negara/daerah. Pasal 24 (1) Prasarana dan sarana Kerja yang diterima PPKPI dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi dalam bentuk pemberian hibah atau bantuan barang dari pihak ketiga merupakan penerimaan barang daerah. (2) Penerim'3an barang daerah seba'gaimana dimaksud pada ayat (1) segera dilaporkan kepada Gubernur melalui Kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sekaligus Bendahara Umum Daerah untuk dicatat dalam daftar Barang Milik Daerah. BAB X PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS Pasal 25 (1) PPKPI menyusun dan llienyampaikan laporan berkala tahunan, semester, triwulan, bulanan dan/atau sewaktu-waktu kepada Kepala Dinas

Lampiran: Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 31 TAHUN 2015 Tanggal 18 Februari 2015 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI KEPALA PL.JSAT I SUBBAGIAN TATA USAHA...J. SATUAN PELAKSANA PELATIHAN DAN UJI KOMPETENSI..1.. SATUAN PELAKSANA PENGENDALIAN DAN PEMASARAN SUBKELOMPOK JABMAN FUNGSIONAL I I I i I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ltd. BASUKI T. PURNAMA