BEBERAPA MASALAH DALAM PROSES PEMBUATAN ROKET SERI RX/RKX-100 (PROBLEMS IN THE PRODUCTION PROCESS OF ROCKET RX/RKX-100 SERIES)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET RKN BERTINGKAT PADA KONDISI TERBANG-BEBAS (FREE FLYING)

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

ANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.

BAB II LANDASAN TEORI

PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320

ANALIS1S STRUKTUR NOSEL RX320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C

Endang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT

KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007

ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL

EVALUASI KINERJA SAMBUNGAN PROPELAN PADA MOTOR ROKET RX 550 [EVALUATION OF THE PROPELLANT JOINT PERFORMANCE IN ROCKET MOTOR RX 550]

DESAIN DAN PEMBUATAN NOSEL DENGAN BLAST TUBE DENGAN METODE SHRINK-FIT

PELUNCURAN ROKET LAPAN TAHUN 2006 DI PANDANWANGI - JATIM

RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING

PROSES PRODUKSI PROPELAN RX 550 MENUJU TERWUJUDNYA ROKET PENGORBIT SATELIT (RPS)

ANALISIS PENGUKURAN LETAK CENTER OF GRAVITY ROKET MENGGUNAKAN LEBIH DARI DUA TIMBANGAN

PROSES MANUFAKTUR DAN INTEGRASI STRUKTUR INASAT-1 LAPAN

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MENYIAPKAN UJI STATIK MOTOR ROKET BAHAN BAKAR CAIR PADA TAHAP AWAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kurdianto Peneliti Bidang Teknologi Kendali dan Telemetri, Pusat Teknologi Roket, LAPAN ABSTRACT

PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN STRUKTUR ROKET RX-320 PADA WAKTU HANDLING DENGAN METODE ELEMEN HINGGA (FEM)

RANCANG BANGUN LAYOUT DAN PENEMPATAN SEL SURYA PADA PROTOTIPE MOBIL TENAGA SURYA

DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA KEUNGGULAN DAN PEMANFAATAN IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA (Khususnya Teknologi Roket)

3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH PADA MTSN AL-HIJRAH BONGAS INDRAMAYU-JAWA BARAT. Naskah Publikasi

DESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET NASKAH PUBLIKASI

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

UJI TEKANAN ANGIN MENGGUNAKAN METODE ROLL TESTER PADA NOSE CONE ROKET

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

RANCANGAN DAN ANALISA ANTENA Dl PERMUKAAN BADAN ROKET

SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET

Diterima 3 November 2015; Direvisi 30 November 2015; Disetujui 30 November 2015 ABSTRACT

PROGRAM DATA UJI ROKET RX LAPAN DENGAN DBASE III PLUS

SISTEM KENDALI POSISI SUDUT ANGGUK UNTUK ROKET RKX-300 DENGAN METODE KENDALI LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) DAN POLE PLACEMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

ANALISIS ALTERNATIF PENEMPATAN SATELIT LAPAN A2 DI ORBIT

MUATAN PENGUKUR PARAMETER ATMOSFER ROKET SONDA RSX-100 DAN METODE PENGUJIANNYA [RSX-100 ROCKETSONDE ATMOSPHERIC PAYLOAD AND ITS TESTING METHOD]

PERANCANGAN IGNITER UNTUK MOTOR ROKET PADAT RX 420/4000 Sukandi Nasir Rohlll Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN

PENGARUH KETIDAKLURUSAN DAN KETIDAKSIMETRISAN PEMASANGAN SIRIP PADA PRESTASI TERBANG ROKET RX-250-LPN

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR)

COMPUTER SYSTEM ENGINEERING

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

The Process. A Layered Technology. Software Engineering. By: U. Abd. Rohim, MT. U. Abd. Rohim Rekayasa Perangkat Lunak The Process RPL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PETA KENDALI DALAM PRAKTIKUM KENDALI MUTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan

METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

ANALISA DFA PADA KATUP PENGATUR KECEPATAN SILINDER PNEUMATIK (DFA Analysis on Flow Control Valve of Pneumatic Cylinder)

BAB III METODA ESTIMASI HARGA PESAWAT UDARA

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

Roket Kendali Otomatis Ketinggian Rendah Menggunakan ATmega 328 dengan Sensor BMP085 dan CMPS10 serta Grafik Antarmuka

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

PREDIKSI TRAYEKTORI WAKTU-NYATA ROKET BALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN GPS

Nama : Rendi Setiawan Nim :

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER. Gelar Kharisma Rhamdani /

BAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar

SELEKSI PEMILIHAN MATERIAL UNTUK TABUNG ROKET RX 420

PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BIAYA KUALITAS MELALUI PENEDEKATAN SIMULASI (Studi Kasus di CV. SINAR BAJA ELEKTRIC)

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

Diterima 14 Desember 2015; Direvisi 07 Juni 2016; Disetujui 29 Juni 2016 ABSTRACT

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

METODE TRACKING KECEPATAN ROKET MENGGUNAKAN TRANSPONDER DOPPLER DUA-FREKUENSI (ROCKET SPEED TRACKING METHOD USING TWO-FREQUENCY DOPPLER TRANSPONDER)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING)

Vol. 8 No. 2 Desember 2010 ISSN

ANALISA KARAKTERISTIK AERODINAMIKA UNTUK KEBUTUHAN GAYA DORONG TAKE OFF DAN CRUISE PADA HIGH SPEED FLYING TEST BED (HSFTB) LAPAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS PADA PT. MAYORA INDAH, TBK MENGGUNAKAN SISTEM OPERASI ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. disambungkan dengan sebuah tongkat panjang. hukum pergerakan Newton mulai mendapat pengaruh pada design-design roket.

Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.2 (2015)

DESIGN SISTEM ANTENA X-BAND UNTUK STASIUN BUMI RUMPIN T.A. 2014

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK

PROSES PRODUKSI KEPALA KEMUDI DAN KINERJA OPERATOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR RANGKA SEPEDA MOTOR

SKRIPSI PENGARUH VARIASI BENTUK NOSE DAN SIRIP TERHADAP GAYA DRAG DAN GAYA LIFT PADA ROKET. Oleh : DEWA GEDE ANGGA PRANADITYA NIM :

PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL

Transkripsi:

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013 :70-77 BEBERAPA MASALAH DALAM PROSES PEMBUATAN ROKET SERI RX/RKX-100 (PROBLEMS IN THE PRODUCTION PROCESS OF ROCKET RX/RKX-100 SERIES) Errya Satrya dan Wigati Peneliti Pusat Teknologi Roket, Lapan e-mail: errya_satrya_rz@yahoo.com ABSTRACT Rocket is consist of several components, such as payload, payload compartment, antenna, propellant compartment, rocket motor, nozzle, fin, tail, etc. In the process of assembly, in fact many problems are founded, such as the precision of rocket components manufactured are differ from designed, and the schedule of activities is deviate from the plan. This paper will analyze some of the problems that occurred and the solution in the process of making rockets RKX series 100. The problems are founded such as; the flow of the manufacturing process, distribution of tasks, precision products, the neatness of the work and the human resources (hr). The solution to this problem is the establishment of a team that will coordinate, monitor and facilitate the activities of the program of activities so that do not deviate from a predetermined schedule. In the level of precision of the components of RX-100 rocket system in accordance with the quality desired, in this case it should be formed a Team dealing with quality control (QC). This Team that would later certify whether the subsystem or whole rocket system has been eligible to receive further treatment such as the static test or flight test rocket for the system as a whole. Keywords: Rocket components, Assembly process, Human resources, Quality control ABSTRAK Sebagaimana yang diketahui, roket terdiri dari beberapa komponen seperti nosel, tabung untuk muatan, muatan, antena, tabung propelan, motor roket, nosel, sirip, sayap dan sebagainya. Dalam proses pembuatan roket ini, pada kenyataannya sering timbul masalah. Karena kesibukan masing-masing unit terkait, komponen roket sering diproduksi tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Untuk itu Lapan perlu membentuk suatu team yang akan mengkoordinir, memonitor dan memfasilitasi kegiatan agar program kegiatan tidak menyimpang dari jadwal yang telah ditetapkan. Agar tingkat presisi dari komponen atau sub sistem roket RX-100 sesuai dengan kualitas yang diinginkan, maka Lapan harus membentuk Team yang menangani masalah Kontrol Kualitas (Q C). Team inilah yang nanti akan memberi sertifikasi apakah subsistem atau sistem roket secara utuh telah layak untuk mendapat perlakuan berikutnya seperti uji subsistem atau uji statik ataupun uji terbang untuk sistem roket secara utuh. Kata kunci: Komponen roket, Proses perakitan, Sumber daya manusia, Kontrol kualitas 1 PENDAHULUAN Dengan adanya cita-cita Lapan dapat membuat sendiri Satelit berorbit 70 rendah, tentunya Sistem Kendali Roket atau Wahana Pengorbit dan Satelit menjadi mutlak harus dikuasai.

Beberapa Masalah Dalam Proses Pembuatan...(Eryya Satria et al.) Berangkat dari pengalaman dalam pengembangan Roket Sonda di tahun 1986 pada saat itu dinilai handal, maka dikembangkanlah Roket Kendali, yang dimulai dengan Roket Seri RKX-150 (Roket Kendali Eksperimen dengan diameter 150 mm) yang diluncurkan pertama kalinya pada bulan Maret 1988. Setelah mengalami pasang surut, pada dekade 90-an akibat adanya problema seperti pemblokiran pengadaan campuran bahan bakar roket, mahalnya instrumentasi sistem kendali serta rumitnya proses pengadaan dan perizinan, mengakibatkan pengembangan roket kendali jalan ditempat selama kurang lebih 10 tahun. Kemudian setelah reorganisasi, ditambah dengan banyak munculnya personil muda yang cukup handal, disertai perkembangan teknologi yang lebih maju, program pengembangan roket kendali sekarang mulai kembali menjadi salah satu primadona dari program Lapan. Untuk pengembangan roket kendali tentu didukung oleh sistem kendali yang cukup handal. Dalam proses pengembangan ini tentu diperlukan wahana atau platform yang dapat digunakan untuk menguji strategi kendali yang telah dirancang. Wahana penguji tersebut haruslah dapat dibuat semudah mungkin (simple), dengan biaya yang cukup murah. Berdasarkan prinsip wahana sederhana berbiaya murah, munculah rancangan roket seri RX-100 untuk roket balistik dan RKX-100, untuk roket kendali, yaitu roket dengan diameter 100 mm, sebagai roket wahana uji terbang untuk uji sistem roket yang telah dikembangkan oleh para peneliti LAPAN. Berfungsi sebagai wahana untuk uji sistem apakah itu sistem kendali, uji muatan atau telemetri, maka roket seri RX/RKX 100 merupakan roket yang paling sering dibuat dan diluncurkan. Sebagaimana diketahui, sebuah roket terdiri dari beberapa komponen seperti: nose (hidung), tabung muatan, muatan, canard, sirip ekor tabung motor roket, motor roket yang terdiri dari sistem propulsi, nosel, dan sebagainya. Di Lapan proses pembuatan setiap komponen ini biasanya dilakukan pada masing-masing unit terkait. Setelah masing-masing komponen siap, barulah kemudian di rakit menjadi suatu sistem roket utuh. Pada kenyataannya dalam proses pembuatan roket ini sering timbul masalah. Karena kesibukan masing-masing unit terkait, produksi komponen roket ini sering tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Berkaitan dengan hal di atas, tulisan ini menganalisis permasalahan dan mengusulkan suatu urutan-urutan kegiatan dalam proses perakitan roket, khususnya untuk roket seri RX/RKX 100. 2 ROKET RX/RKX 100 Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, roket seri RX/RKX 100 adalah roket dengan diameter 100 mm yang berfungsi sebagimana untuk uji strategi kendali, uji muatan dan telemetri dan sebagainya. Untuk uji muatan biasanya digunakan roket seri RX 100, yang mempunyai lintasan balistik. Sedangkan untuk uji strategi kendali digunakan roket RKX 100 yang siripnya bisa digerakkan sehingga lintasannya dapat diatur sesuai dengan missi roket yang telah ditentukan sebelumnya. Secara umum beda roket RX dengan RKX terletak pada siripnya. Roket RX siripnya fix tak bisa digerakkan, sedangkan roket RKX siripnya dapat digerakkan. Kadang-kadang RKX diberi tambahan canard untuk menambah kemampuannya dalam melakukan manuver. Secara umum rancang bangun roket RKX 100 dapat dilihat pada Gambar 2-1. Jika dirinci, maka komponen roket RKX-100 adalah sebagai yang diperlihatkan pada Gambar 2-2. Untuk lebih jelasnya rincian komponen roket RKX-100 dapat dilihat pada Tabel 2-1. 71

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013 :70-77 Gambar 2-1: Roket RKX-100 (Sumber: Lap. Poklit Rancang Bangun Sistem Kendali tahun 2006, Bid. Kendali, Lapan) Gambar 2-2: Bentuk rinci komponen RKX -100 (Sumber: Lap. Poklit Rancang Bangun Sistem Kendali tahun 2006, Bid. Kendali, Lapan) Tabel 2-1: KOMPONEN ROKET RKX-100 72 NO. KOMPONEN 1 Nose cone 2 Tabung muatan 3 Muatan 4 Canard (4) 5 Rumah parasut 6 Parasut 7 Tabung separasi 8 Piston separasi 9 Adaptor separasi 10 Cap 11 Igniter 12 Tabung motor 13 Propelan, Lin, Inh 14 Grafit 15 Nozzle 16 Tabung Ds 17 Sirip +Ds(4)

Beberapa Masalah Dalam Proses Pembuatan...(Eryya Satria et al.) 3 PROSES PEMBUATAN ROKET RKX-100 Sebagaimana telah diutarakan pada bab sebelumnya, komponen roket dibuat oleh unit atau bidang berbeda sesuai dengan kegiatan unit tersebut. Jika suatu komponen telah selesai dibuat, maka kemudian komponen tersebut dikirim ke unit/bidang lainnya untuk diproses pada tahap selanjutnya [Naranjo, R., Naranjo & S. Vandam, 2007]. Proses pembuatan roket ini melibatkan beberapa Bidang dengan tugas dan fungsi masing-masing. Secara garis besar tugas dan fungsi yang diemban oleh masing-masing bidang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kegiatan, yaitu: a. Pembuatan tabung motor roket, tabung propelan, tabung muatan, tabung sirip, sirip serta dudukannya, nosel, yang dilakukan oleh Bidang Struktur, b. Pembuatan desain nosel dan graphitenya dilakukan oleh Bidang Propulsi, c. Pembuatan konfigurasi propelan, linier dan inhibitor, squib dan igniter dilakukan oleh Bidang Propelan, d. Pemeriksaan kualitas propelan melalui uji X-ray, juga dilakukan oleh Bidang Propelan, e. Pembuatan payload dan sistem kendali, sistem separasi, sistem telemetri dan telekomando dilakukan oleh Bidang Kendali. Urutan pembuatan komponen seharusnya mengikuti urutan seperti pada Gambar 3 1. Bidang Struktur menyiapkan tabung motor roket dan tabung muatan. Komponen pertama yang dapat dibuat adalah nose (hidung roket), nosel, cap, squib beserta ignitor. Pembuatan nosel, squib dan ignitor dibuat oleh Bidang Struktur, yang mana desainnya berasal dari Bidang Propulsi. Sedangkan propelan yang telah selesai dicetak, kemudian dilapisi dengan serat karbon, dimasukkan kedalam tabung motor roket, dan diberi liner dan inhibitor. Kegiatan ini dilakukan oleh Bidang Propelan. Bidang Kendali adalah bidang yang bertanggung jawab atas muatan roket. Muatan, beserta baterainya dipasang dalam tabung muatan. Tentunya muatan ini sebelum dipasang dalam tabung muatan, sudah menjalani uji coba terlebih dahulu. Gambar 3 1: Alur proses pembuatan roket di Lapan 73

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013 :70-77 Komponen sistem separasi, beserta adaptor tabung, juga dibuat oleh Bidang Struktur yang desainnya berasal dari Bidang Kendali. Tabung sirip, sirip beserta dudukannya yang rancangannya berasal dari Bidang Kendali juga dibuat oleh Bidang Struktur. Jika semua komponen sudah siap, kemudian dilakukan assembling terakhir yaitu penyatuan nose, tabung roket dengan tabung muatan, adaptor, pemasangan tabung sistem separasi, dan pemasangan sirip dan sayap yang dilakukan oleh Bidang Propulsi. 4 PERMASALAHAN DALAM PEM- BUATAN ROKET DI LAPAN DAN PEMECAHANNYA Demi menghemat waktu, komponen yang telah siap langsung dirakit. Dalam hal perakitan ini, akibat kekurangan komunikasi (koordinasi) kadang-kadang melupakan fase-fase atau tahap-tahap perakitan yang harus dijalani. Beberapa masalah yang sering ditemukan dalam pembuatan roket. a. Ketepatan waktu penyelesaian pembuatan komponen. Pembuatan komponen roket melibatkan beberapa Bidang terkait. Misalnya untuk perakitan terakhir dilakukan oleh Bidang Propulsi. Oleh karena melibatkan beberapa bidang, yang mana Bidang-Bidang ini juga mempunyai banyak kegiatan lain. Maka sering kegiatannya tidak sesuai jadwal. Sehingga urutan pembuatan (alur proses) komponen tidak sesuai dengan tahapan yang sudah ditentukan. Misalnya, tabung nosel sudah siap, akan tetapi propelan belum selesai diproduksi. Akibatnya timbul keterlambatan pemasangan nosel ke tabung roket. Atau contoh lain, komponen yang siap produksi dan langsung dipasang, sedangkan komponen tersebut belum divalidasi. Atau dengan kata lain, perakitan ini kadang-kadang melupakan urutan komponen yang seharusnya dipasang, sehingga beberapa komponen yang terlanjur dipasang kembali 74 dibongkar ketika komponen memasang komponen lainnya yang terlambat penyelesaiannya. Karena tabung roket terbuat dari material yang tipis, maka adanya bongkar pasang ini mengakibatkan lubang bautnya rusak/jebol dan menjadi longgar. Hal ini tentu akan mempengaruhi kinerja roket dan jadwal peluncurnya akan mengalami perubahan. Keterlambatan pembuatan muatan roket, menyebabkan kegiatan lain seperti pemasangan sistem separasi untuk tabung muatan menjadi tertunda, atau akan menyebabkan jadwal uji terbang roket secara keseluruhan akan mengalami perubahan total. b. Pembagian tugas dan tanggung jawab tidak jelas. Untuk masalah kecil tertentu kadang-kadang yang bertanggung jawab tidak jelas. Misalnya untuk pemasangan nosel diperlukan baut dengan spesifikasi khusus. Jika baut terlalu panjang, baut ini dapat merusak bagian grafit dari motor roket. Ketika nosel dibuat, baut ini kadang-kadang lupa diikut sertakan. Ketika assembly komponen roket dilakukan, bagian ini memakai baut sembarangan yang akibatnya dapat merusak grafit. Hal ini sepele tetapi dapat menyebabkan keadaan fatal. Meskipun penting, akan tetapi penanggung jawab pembuatan baut yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan tidak jelas. c. Tingkat presisi pembuatan komponen roket Biasanya dalam pembuatan suatu roket masing-masing bidang bekerja sendiri-sendiri. Mereka bekerja didasarkan atas spesifikasi atau parameter yang diberikan oleh perancang. Karena kurangnya kontrol dan rendahnya kemampuan mesin yang tersedia di bengkel Lapan, sehingga pada waktu perakitan timbul masalah. Spesifikasi dari komponen yang dibuat tidak persis sama dengan spesifikasi yang diharapkan. Atau tingkat presisi pembuatan komponen roket masih rendah. sehingga komponen roket

Beberapa Masalah Dalam Proses Pembuatan...(Eryya Satria et al.) memerlukan sedikit modifikasi agar dapat dirakit. Dalam kondisi seperti ini kadang-kadang terjadi pemaksaan perakitan. Misalnya sewaktu penyambungan tabung harus dipaksa/diketok. d. Kerapihan hasil pekerjaan Masalah lain yang sering muncul pada waktu dilakukan perakitan adalah kerapian dalam pemasangan komponen. Misalnya sebelum pemasangan ignitor cap, hal pertama yang dilakukan adalah pemasangan propelan, liner dan inhibitor. Akibat kurang rapinya pemasangan inhibitor, sering ditemukan bahan ini berceceran dan menutupi lubang baut untuk pemasangan ignitor cap, sehingga lubang baut harus kembali dibersihkan. Bekas liner yang menutupi lubang baut harus dikerok agar lubang baut dapat berfungsi. e. Tingkat keahlian dan ketelitian teknisi Pembuatan spesifikasi nosel roket biasanya didasarkan atas diameter dan panjang propelan yang akan digunakan untuk Roket RKX-100. Biasanya, dalam jangka waktu tertentu dibuat lebih dari satu buah nosel dengan ukuran panjang berbeda. Dengan demikian spesifikasi nosel masing-masing roket juga akan berbeda. Akan tetapi kekurang telitian mengakibatkan adanya nosel yang tertukar pada waktu pemasangan. Timbulnya masalah di atas dikarenakan kegiatan produksi suatu roket merupakan kegiatan yang melibatkan banyak bidang. Sedangkan masingmasing bidang juga mempunyai program kegiagatan sendiri. Untuk memecahkan masalah ini, maka kegiatan pembuatan roket harus mempunyai jadwal kegiatan yang jelas, dan masing-masing bidang harus mematuhi jadwal kegiatan tersebut. Untuk itu Lapan perlu membentuk suatu tim yang akan megkoordinir, memonitor dan memfasilitasi kegiatan agar program kegiatan tidak menyimpang dari jadwal yang telah ditetapkan. Agar tingkat presisi dari komponen atau sub-sistem roket RX-100 sesuai dengan kualitas yang diinginkan, maka Lapan harus membentuk tim yang menanganani masalah kontrol kualitas. Tim inilah yang nanti akan memberi sertifikasi kelayakan sub-sistem atau sistem roket secara utuh untuk proses berikutnya seperti uji sub-sistem atau uji statis ataupun uji terbang. Tim ini akan bekerja mulai dari saat perancangan sampai dengan selesainya suatu program. Gambar 4-1 memperlihatkan peran tim kontrol kualitas yang berperan mengontrol kulitas suatu produk roket. Program pembuatan roket di NASA, semua unit kegiatan terkait, seperti mission analysis, electrical/instrumentation dan sebagainya, mengacu pada design dan developments. (Gambar 4-2). Gambar 4-1: Peranan tim pengontrol kualitas dalam pembuatan roket (NASA) 75

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013 :70-77 Project Management Mission Analyses Mechanical Design Electrical Design Mechanical fabrication Design & Development. Payloads. Launch Vehicles Instrumentation/ Electrical Fabrication Flight vehicles & Systems Attitude Control Systems Testing & Evaluation Gambar 4-2: Proses analysis, design dan development dari suatu roket sonda (NASA) Dengan adanya tim pengontrol kualitas, maka ada beberapa manfaat yang diperoleh, yaitu; a. Mengurangi pengulangan pekerjaan (reduce rework) baik dalam perancangan, perencanaan, atau pembuatan, b. Meningkatkan kualitas pekerjaan baik dari segi hasil, waktu, maupun biaya. 5 KESIMPULAN Dalam proses pembuatan roket seri RX/RKX-100 terdapat 5 (lima) permasalahan yaitu keterlambatan pembuatan komponen, ketidak-jelasan pembagian tugas, komponen kurang presisi, kurang rapih, dan kurangnya kemampuan teknisi. Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, maka koordinasi antar bidang harus ditingkatkan dan pembetukan tim pengontrol kualitas. DAFTAR RUJUKAN A., Michael, 2007. Control of Manufacturing software, United Technologies Corporation. Department of defense, system management college, 2001. Systems 76 Engineering Fundamentals, defense Acquisition University Press, Fort belvoir, Virginia, USA. http://www.tutorialspoint.com/manag ement-concept/design-of-experiment.htm. Laporan Poklit Rancang Bangun Sistem Kendali tahun 2006, Bidang Kendali, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN. Naranjo, R., Naranjo & S. Vandam, 2007. Solid Rocket Motor Manufacturing, University Alabama, Huntsville, Alabama, USA. Nasa Engineering Design Process.Project Manual, 2009. Dover Anchor Public Library. Project management manual, Harvard GusinessSchool, 1997. San Carlos, California. Suborbital Projects & Operations Directorate Sounding Rockets Program Office, 1999. Sounding Rocket Program Handbook, Goddard Space Flight Center, Wallops Island, Virginia, USA.

Beberapa Masalah Dalam Proses Pembuatan...(Eryya Satria et al.) 77