DESAIN MODEL TURBIN ANGIN EMPAT SUDU BERBASIS SILINDER SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL TURBIN ANGIN PENGGERAK POMPA AIR

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

MODEL TURBIN SAVONIUS 1-TINGKAT SEBAGAI PENGGERAK MULA POMPA AIR TANPA BAHAN BAKAR UNTUK PENGAIRAN

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ANGIN VERTIKAL MULTIBLADE TIPE SUDU CURVED PLATE PROFILE DILENGKAPI RUMAH ROTOR DAN EKOR SEBAGAI PENGARAH ANGIN

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN MULTIBLADE TIPE SUDU FLATE PLATE SEBAGAI PENGGERAK MULA POMPA AIR

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Model Turbin Crossflow sebagai Penggerak Mula Generator Listrik Memanfaatkan Potensi Pikohidro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ZANETTE BERBASIS SUDU EKOR IKAN TUNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL OPTIMASI TIPE LEKUK SUDU TURBIN PELTON SUDU BASIS KONSTRUKSI ELBOW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI SUDUT INLET DAN OUTLET SUDU IMPELER POMPA TERHADAP HEAD DAN DAYA POMPA. Taufiqur Rokhman Program Studi Teknik Mesin D-3

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

PENERAPAN NOSEL BERPENAMPANG SEGI EMPAT PADA TURBIN PIPA BELAH DUA

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PROTOTYPE PERANCANGAN PEMINDAH DAYA PADA TURBIN PELTON

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI DIAMETER KATUP BUANG TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKONDISI POMPA AIR SPIRAL MEKANIK DENGAN PENGGERAK ALIRAN ARUS SUNGAI

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Deni Rafli 1, Mulfi Hazwi 2. Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA

SOAL TRY OUT FISIKA 2

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Transkripsi:

DESAIN MODEL TURBIN ANGIN EMPAT SUDU BERBASIS SILINDER SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR Sunarwo dan Bambang Sumiyarso Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396 e-mail : shda@plasa.com Abstrak Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan desain turbin angin sederhana, memanfaatkan konstruksi silinder dibelah empat sebagai penggerak mula pompa air. Uji eksperimental pengaruh sudut putar sudu terhadap kinerja turbin angin perlu dilakukan untuk mendapatkan sudut putar sudu optimum. Tahap-tahap penelitian meliputi merancang dan membuat model turbin angin dari konstruksi silinder dibelah empat sebagai penggerak pompa air, uji karakteristik turbin dengan variable sudut putar sudu, dan analisis untuk mendapatkan sudut putar optimum. Turbin angin yang dibuat dengan memanfaatkan konstruksi silinder belah empat ini mempunyai diameter silinder 35,36 cm yang dibelah menjadi empat dan masing masing bagian selubung silinder berfungsi sebagai sudu turbin. Turbin angin ini memiliki lebar sudu 27,77 cm, tinggi sudu 60 cm, dan tebal sudu turbin 0,3 cm. Berdasarkan pada hasil pengujian, turbin angin memanfaatkan konstruksi silinder belah empat sebagai penggerak mula pompa air, mempunyai sudut bukaan sudu optimum 45 o, karena mulai dari bukaan sudu 30 o debit dan efisiensi sistem semakin besar sampai pada sudut bukaan 45 o dan kemudian menurun setelah di uji antara sudut 50 o sampai 45 o pada masing-masing kecepatan dengan keluaran debit sebesar 0,000571429 m 3 /det, yang bekerja pada kecepatan 9,92 m/s. Daya hidrolis maksimal yang dihasilkan pompa sebesar 4,184612 watt pada kecepatan angin 9,92 m/s. Efisiensi terbaik dihasilkan pada kecepatan angin 5,66 m/s yaitu sebesar 2,580408292 %, dengan daya kinetis 46,343 watt dan daya hidrolis 1,195 watt. Kecepatan angin minimum yang dibutuhkan oleh turbin angin memanfaatkan konstruksi silinder belah empat untuk dapat berputar dengan sudut optimum 45 o adalah 3,9 m/s, yaitu dari hasil pengujian yang kami lakukan, sedangkan kecepatan angin yang dibutuhkan agar pompa dapat bekerja adalah 4,15 m/s dengan putaran mencapai 30 rpm. Kata kunci: Turbin angin, konstruksi silinder, karakteristik turbin angin PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara pemakai energi yang sangat besar di dunia, sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang berbentuk minyak bumi dan gas bumi (Alamsyah, 2007). Semakin berkurangnya cadangan minyak dunia, termasuk Indonesia, telah mendorong pemerintah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (Kepres no.10 tahun 2005 tentang penghematan energi) dan meningkatkan pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan. Salah satu program pemerintah yang saat ini dijalankan adalah pemanfaatan sumberdaya energi lokal untuk mewujudkan Masyarakat Mandiri Energi. Angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang terbaharukan. Sumber energi angin dapat dimanfaatkan dengan cara mengubah energi tersebut ke dalam bentuk energi mekanik yang lebih berguna. Alat yang berfungsi untuk mengubah energi angin menjadi energi mekanik disebut turbin angin. Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin angin dapat digunakan untuk menggerakkan beban seperti generator listrik, pompa air, dan lain-lain. Berbagai macam turbin angin yang biasa digunakan saat ini adalah turbin angin jenis Nibe (Gambar 3), savonius (Gambar 4), Darrieus (Gambar 5), dan Maglev (Gambar 6). Turbin-turbin tersebut memiliki desain yang rumit dan cara pembuatannyapun memerlukan keahlian khusus. Pengembangan desain turbin angin ke arah yang lebih sederhana sangat diperlukan, agar masyarakat dapat secara mandiri memanfaatkan potensi angin di daerahnya untuk memenuhi kebutuhan energi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan desain turbin angin yang sederhana memanfaatkan konstruksi silinder dibelah empat untuk menggerakkan pompa air. Keberhasilan penelitian diharapkan dapat langsung digunakan oleh masyarakat sebagai pompa irigasi tanpa bahan bakar. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan desain turbin angin sederhana, memanfaatkan konstruksi silinder dibelah empat sebagai penggerak mula pompa air. Uji Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.73

A.14. Desain Model Turbin Angin Empat Sudu Berbasis Silinder sebagai Penggerak Pompa Air (Sunarwo) eksperimental pengaruh sudut putar sudu terhadap kinerja turbin angin perlu dilakukan untuk mendapatkan sudut putar sudu optimum. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Potensi Tenaga Angin Angin merupakan salah satu energi alternatif yang disediakan oleh alam yang dapat menggerakkan suatu alat untuk mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik angin yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai penggerak pompa air, generator, dan sebagainya. Rotor (sudu) pada turbin angin digunakan sebagai alat pengkonversi energi angin tersebut. Angin terjadi karena perbedaan suhu atau temperatur antara udara panas dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas udara menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan sehingga naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin, misalnya daerah kutub. Energi angin merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari angin yang akan diubah menjadi energi mekanik atau energi lain yang diinginkan. Dalam prakteknya, setiap standar yang penting dari perincian arah baling-baling yang dimiliki stasiun badan meteorologi akan merekam kecepatan angin dan arahnya secara simultan (serempak). Data yang diobservasi menunjukan bahwa arah angin secara permanen bergerak mengelilingi sumbu utama. Menggunakan pembacaan harian diketahui dalam tiap tempat, suatu diagram kutub (polar) yang dapat dibentuk menunjukkan persentase waktu selama angin yang telah berhembus dari tiap arah. Panjang vektor radial dipilih sehingga proporsional terhadap kecepatan angin utama dalam perhitungan arahnya. Jenis diagram pada Gambar 1 disebut dengan wind rose, dapat dibentuk setiap jam dalam tiap harinya atau tiap harinya atau tiap bulannya. Dengan menguji rangkaian grafiknya, memungkinkan untuk mengikuti variasi arah angin selama satu hari atau selama satu tahun. (Desire Le G., 1982) Gambar 1. Diagram Wind Rose Daya keluaran dari rotor angin akan bertambah jika kecepatan angin bertambah pula, karena kecepatan angin merupakan faktor yang paling besar dalam menentukan daya. Hal ini berarti bahwa penentuan tempat dab peletakan kincir angin sangat menentukan. Penempatan kincir angin dapat dilakukan pada tanah datar atau perbukitan. Hal-hal ini yang perlu dipertimbangkan pada penempatan kincir angin. Turbin Angin Hasil Penelitian Sebelumnya Winarto dkk. (2003) membuat model turbin angin multi blade yang digunakan untuk menggerakkan dinamo listrik. Pada kecepatan angin di atas 10 m/s, generator dapat menghasilkan listrik tegangan 220 V, namun pada kecepatan rendah turbin angin tidak dapat memberikan putaran yang diinginkan sehingga tegangan listrik yang dihasilkan rendah. Rahmat dkk. (2006) melakukan modifikasi jumlah sudu pada Turbin Angin Darrieus dengan Kombinasi Sudu Savonius Satu Tingkat untuk meningkatkan efisiensi turbin. Hasil uji menunjukkan peningkatan efisiensi yang tidak signifikan jika dibandingkan dengan turbin tunggal. Penelitian yang lain juga telah dilakukan oleh Hartanto dkk. (2007), yaitu Pembuatan dan Pengujian Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Sudut Sudu. Penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan unjuk kerja turbin angin melalui optimasi jumlah sudut sudu pengarah. Hasil uji menunjukkan sudut sudu mempengaruhi unjuk kerja turbin angin. Model turbin angin untuk menggerakkan pompa air dibuat oleh Bondan dkk. (2007). Hasil uji model ini dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil uji tersebut menunjukkan model yang dibuat A.74 ISBN. 978-602-99334-0-6

Bondan memiliki kemampuan yang baik dan layak untuk dikembangkan. Sebagai contoh untuk kecepatan angin 18 km/jam atau 5 m/s dapat menghasilkan debit air 4 m 3 /jam. Model pompa dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 2. Hasil uji model pompa dengan penggerak turbin angin buatan Bondan Gambar 3. Model pompa dengan penggerak turbin angin buatan Bondan (2007) METODOLOGI Penelitian diawali dengan membuat model turbin angin yang dibuat dari konstruksi silinder dibelah 4. Dimensi dari turbin angin dengan konstruksi silinder belah empat relatif kecil menyesuaikan dimensi blower (sebagai alat bantu pengujian), dimana diketahui diameter blower = 70 cm. Dimendi sudu yang kami buat berasal dari silinder dengan diameter = 35,36 cm. Hal ini berdasar pada perhitungan, bahwa jika sudu dibuka maksimal (90 ) akan menghasilkan diameter terluar bukaan sudu 59,73 cm, artinya diameter sudu setelah dibuka maksimal tidak akan melebihi diameter blower, sehingga yang kami harapkan angin yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara maksimal. Jari-jari masing-masing sudu turbin diperoleh dari keliling lingkaran dibagi empat, Bahan terbuat dari bahan galvanis, dengan tebal 3 mm. Pemilihan bahan dipertimbangkan dengan maksud meringankan kerja poros untuk memutar sudu tersebut. Sudu-sudu turbin kemudian dirangkai dengan pemegang sudu. Bilah-bilah silinder yang berfungsi sebagai sudu dapat diatur sudut putarnya pada pemegang sudu. Selanjutnya model turbin angin dirangkai pada instalasi pengujian seperti pada gambar 6. Gambar 6. Instalasi turbin angin konstruksi silinder belah empat: (1) Rangka; (2) Sudu; (3) Poros; (4) Pemegang sudu; (5) Pompa; (6) Puli pompa; (7) Puli penggerak; (8) Sabuk;(9) Bearing; (10) Busur; (11) Reservoir; (12) Pipa pvc; (13) Pipa penghubung; (14) Roda. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.75

Debit ( mᵌ/s) A.14. Desain Model Turbin Angin Empat Sudu Berbasis Silinder sebagai Penggerak Pompa Air (Sunarwo) Tahap berikutnya adalah uji karakteristik system turbin angin dengan variabel sudut sudu (sudut putar bagian selubung silinder). Parameter yang diukur adalah putaran turbin angin, kecepatan dan laju massa angin, Head dan debit air yang dihasilkan oleh pompa torak. Data data pengujian diolah dan ditampilkan dalam bentuk kurva-kurva karakteristik turbin angin. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan secara diskriptif kurva-kurva karakteristik model turbin angin pada berbagai sudut sudu. Antara lain yang dibandingkan adalah putaran, daya hidrolik, dan efisiensi yang dihasilkan oleh turbin angin. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan model turbin angin Hasil rancangan model turbin angin basis konstruksi silinder belah empat sebagai penggerak pompa dapat dilihat pada gambar 9. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi angin menjadi energi mekanik. Proses pengubahan energi terjadi pada sudu turbin, dimana gaya tangensial yang memutar turbin didapat dari perubahan laju momentum angin pada sudu. Kerja mekanik poros turbin ditransmisikan ke poros pompa dan digunakan untuk memutar pompa. Turbin angin yang dibuat dengan memanfaatkan konstruksi silinder belah empat ini mempunyai diameter silinder 35,36 cm yang dibelah menjadi empat dan masing masing bagian selubung silinder berfungsi sebagai sudu turbin. Turbin angin ini memiliki lebar sudu 27,77 cm, tinggi sudu 60 cm, dan tebal sudu turbin 0,3 cm. Hasil Uji Kinerja Turbin Angin pada berbagai Sudut Putar Sudu Pengujian Turbin Angin Memanfaatkan Konstruksi Silinder Belah Empat sebagai Penggerak Mula Pompa Air bertujuan untuk mendapatkan karakteristik kinerja turbin angin pada berbagai sudut bukaan sudu. Berdasarkan karakteristik tersebut dikaji untuk mendapatkan sudut bukaan sudu optimum. Data yang ditentukan dan merupakan variable pengujian adalah sudut bukaan sudu. Data-data yang diukur meliputi putaran, kecepatan angin, head, dan volume air sebagai keluaran pompa. Hasil uji ditampilkan dalam bentuk grafik-grafik karakteristik. Berdasarkan pada gambar 10, yaitu grafik hubungan antara perubahan sudut bukaan sudu turbin terhadap debit yang dihasilkan pompa, dapat dilihat bahwa sudut bukaan sudu mempengaruhi jumlah debit yang dihasilkan oleh pompa. Pada sudut bukaan sudu 10 o -30 o menghasilkan debit keluaran pompa lebih rendah sampai mencapai titik puncak yang menghasilkan debit maksimal pada masing-masing kecepatan. Dari grafik 6.1 bisa dilihat bahwa debit tertinggi yaitu 0,000571429 m 3 /dt berada pada saat bukaan sudut sudu 45 o dengan kecepatan 9,92 m/s. Kemudian debit keluaran pompa menurun pada sudut bukaan sudu di atas 45 o dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa sudut bukaan sudu 45 0 merupakan sudut bukaan sudu optimum dimana debit yang dihasilkan pompa adalah yang paling besar dan berlaku pada semua kecepatan yang telah diuji. 0,0007 0,0006 0,0005 0,0004 0,0003 0,0002 0,0001 V = 9,92 V = 7,97 m/s V =6,97 m/s V = 5,66 m/s V = 4,76 m/s 0-0,0001 0 20 40 60 Sudut Bukaan Sudu (ᵌ) Gambar 10.Grafik Hubungan Antara Sudut Bukaan Sudu Terhadap Debit A.76 ISBN. 978-602-99334-0-6

Efisiensi Sistem (%) Daya Hidrolis (Watt) Gambar 11. Grafik Hubungan Antara Sudut Bukaan Sudu Terhadap Putaran Berdasarkan Gambar 11 bisa dilihat bahwa sudut bukaan mempengaruhi putaran yang dihasilkan oleh turbin. Hal ini dikarenakan pada bukaan sudut yang kecil angin tidak bisa menumbuk penampang sudu turbin dengan maksimal sehingga putarannyapun tidak maksimal. Dan pada gambar di atas putaran maksimum dari masing-masing kecepatan dihasilkan oleh sudut bukaan sudu 45 0. Kecepatan angin minimum yang dibutuhkan untuk turbin angin dapat berputar pada bukaan sudu 45 0 adalah 3,9 sedangkan kecepatan angin yang dibutuhkan agar pompa air dapat bekerja adalah 4,15 dengan putaran 30 rpm. 6 4 2 0-2 0 10 20 30 40 50 60 Sudut Bukaan Sudu (ᵌ) 3 2 1 0-1 0 10 20 30 40 50 60 Sudut Bukaan Sudu (ᵌ) V = 9,92 m/s V = 7,97 m/s V = 6,97 m/s V = 5,66 m/s V = 4,76 m/s Gambar 12. Grafik Hubungan Antara Sudut Bukaan Sudu Terhadap Daya Hidrolis Gambar 13. Grafik Hubungan Antara Sudut Bukaan Sudu Terhadap Efisiensi Sistem V = 9,92 m/s V = 7,97 m/s V = 6,97 m/s V = 5,66 m/s V = 4,76 m/s Seperti yang terlihat pada gambar 12 bahwa pada sudut bukaan sudu turbin mulai dari 10 o daya hidrolis yang dihasilkan pompa yaitu lebih rendah dan cenderung bertambah sampai pada sudut sudu jalan 45 o mencapai puncak. Tetapi pada sudut bukaan sudu turbin 45 o ke atas sampai pada sudu jalan turbin 50 o daya hidrolis yang dihasilkan pompa terus menurun. Dari pengamatan grafik ini dapat diketahui bahwa sudut bukaan sudu turbin yang menghasilkan daya hidrolis pompa yang paling banyak adalah pada bukaan sudut sudu 45 o yaitu sebesar 4,184612 Watt. Hal ini tidak jauh berbeda pada kecepatan angin yang lain. Dalam menentukan sudut bukaan sudu optimum maka kita harus mencoba sudut sudu jalan mulai dari 0 0, 5 0, 10 0, 30 0, 31 0...50 0. Setelah menguji semua sudut tersebut kemudian didapatkan sudut bukaan sudu turbin terbaik yaitu pada sudut sudu jalan 45 0, karena mulai dari sudut bukaan sudu 10 0 efisiensi sistem terus naik sampai mencapai sudut bukaan sudu 45 0 dan kemudian menurun setelah diuji antara 45 0 sampai 50 0 karena dimungkinkan sudut bukaaan sudu optimum terletak diantara sudut bukaan sudu tersebut. Setelah dicoba ternyata pada sudut bukaan Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.77

A.14. Desain Model Turbin Angin Empat Sudu Berbasis Silinder sebagai Penggerak Pompa Air (Sunarwo) sudu 44 0 efisiensi sistem adalah 2,522448711 % pada kecepatan 5,66 m/s masih lebih rendah dari sudut sudu jalan 45 0 yaitu sebesar 2,580408293 % dan pada percobaan sudut sudu jalan 46 0 efisiensi sistem adalah 2,563617703 % yang juga masih lebih rendah dari efisiensi sistem pada sudut sudu jalan 45 0. Pengamatan ini dilakukan berdasarkan pada gambar 6.4 di atas yang menjelaskan hubungan antara perubahan sudut bukaan sudu terhadap efisiensi sistem. Jadi dapat dikatakan bahwa sudut bukaan sudu optimum terletak pada posisi sudut sudu jalan 45 0 yang memiliki efisiensi sebesar 2,580408293 %. Hal ini juga terbukti pada kecepatan angin yang lain. KESIMPULAN 1. Turbin angin yang dibuat dengan memanfaatkan konstruksi silinder belah empat ini mempunyai diameter silinder 35,36 cm yang dibelah menjadi empat dan masing masing bagian selubung silinder berfungsi sebagai sudu turbin. Turbin angin ini memiliki lebar sudu 27,77 cm, tinggi sudu 60 cm, dan tebal sudu turbin 0,3 cm. 2. Berdasarkan pada hasil pengujian, turbin angin memanfaatkan konstruksi silinder belah empat sebagai penggerak mula pompa air, mempunyai sudut bukaan sudu optimum 45 o, karena mulai dari bukaan sudu 30 o debit dan efisiensi sistem semakin besar sampai pada sudut bukaan 45 o dan kemudian menurun setelah di uji antara sudut 50 o sampai 45 o pada masing-masing kecepatan dengan keluaran debit sebesar 0,000571429 m 3 /det, yang bekerja pada kecepatan 9,92 m/s. Daya hidrolis maksimal yang dihasilkan pompa sebesar 4,184612 watt pada kecepatan angin 9,92 m/s. Efisiensi terbaik dihasilkan pada kecepatan angin 5,66 m/s yaitu sebesar 2,580408292 %, dengan daya kinetis 46,343 watt dan daya hidrolis 1,195 watt. 3. Kecepatan angin minimum yang dibutuhkan oleh turbin angin memanfaatkan konstruksi silinder belah empat untuk dapat berputar dengan sudut optimum 45 o adalah 3,9 m/s, yaitu dari hasil pengujian yang kami lakukan, sedangkan kecepatan angin yang dibutuhkan agar pompa dapat bekerja adalah 4,15 m/s dengan putaran mencapai 30 rpm. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah H.2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin.Wikipedia press. http://www.id.wikipedia.org/wiki/turbin_angin A. Koehuan Verdy. 2009. Renewable Energy Systems Fluid Dynamics and Wind Energy, Laboratorium Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin : UNDANA Arwoko Heru. Seminar 1 Maret 1999. Desain Turbin Angin. Departemen MIPA UBAYA AWEA. 2004. The American Wind Energy Association. http://www.awea.org. Bondan PA, Rilyandi H, Yuli R. 2007. Rancang Bangun Turbin Angin Savonius sebagai Penggerak Pompa Sudu Luncur. Jurnal Eksergi Vol 3 nomor 1. hal 8-13. ISSN 0216-8685 BWEA. 2002. The British Wind Energy Association. http://www.bwea.com Hartanto W. 2007. Pembuatan dan Pengujian Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Sudut Sudu. Polines. Semarang Hofman H dan Harun. 1987. Energi Angin. Penerbit Binacipta, Jakarta Gouries Le Desire. 1982. Wind Power. Noyes Data Corporation : New Jersey Leysen E. H. 1983. Introduction To Wind Energy, Basic and Advance Introducing ToWind Energy with Emphasisi on Water Pumping Wingmills. By Development Coorporation : Netherland Pudjanarsa, Astu dan Djati Nursuhud. 2006. Mesin Konversi Energi. CV. Andi.Yogyakarta. Rahmat, Arum Y, Adi ND. 2006, Pembuatan dan Pengujian Turbin Angin Darrieus Terhadap Variasi Jumlah Sudu dengan Kombinasi Sudu Savonius Satu Tingkat, Polines, Semarang Sularso. Ir, Haruo Tahara. 2002. Pompa & Kompresor. PT.Pradnya Paramita : Jakarta Sularso dan Kiyakatsu Suga. 1994. Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya paramita : Jakarta S. Widodo, Herman dan Ranald V. Giles. 1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Erlangga : Jakarta White, M. 1991. Mekanika Fluida (Fluid Mechanics, Second Edition). Erlangga : Jakarta. Winarto A, Andri TW, Gatot SS, Khoirozy. 2003. Turbin Angin Multi Blade sebagai Penggerak Dinamo Listrik. Jurnal Rekayasa Mesin vol III nomor 6. hal 233-244. ISSN 1411-6863. A.78 ISBN. 978-602-99334-0-6