Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia
Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) yang dilakukan dengan cara mengalihkan atau transfer risiko dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung. Risiko yang dialihkan meliputi kemungkinan kerugian material yang dialami nasabah yang dapat dinilai dengan uang, sebagai akibat terjadinya peristiwa yang belum pasti (uncertainty of occurence & uncertainty of loss).
Pengertian Asuransi secara Hukum Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) RI Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.
Unsur-unsur dalam Perjanjian Asuransi 1 Penanggung (insurer) yang memberi perlindungan 2 Tertanggung (insured) yang menerima perlindungan 3 Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya 4 Kepentingan (interest) yag diasuransikan, yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa tersebut
Risiko Asuransi Jiwa Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian finansial Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi yang kadang-kadang kenyataan yang terjadi berbeda dengan prediksinya Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan Risiko adalah kemungkinan kerugian Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya
Batasan dan Kategori Risiko Beberapa batasan dasar pada perlindungan asuransi: 1 Perlindungan asuransi mereduksi/mengurangi dampak dari kejadian acak yang berupa kerugian dalam bentuk keuangan. 2 Asuransi tidak secara langsung mereduksi peluang kerugian. Adanya asuransi badai angin tidak akan mengubah peluang kerusakan yang diakibatkan. Namun, sistem asuransi yang dirancang dengan baik sering menyediakan insentif keuangan untuk kegiatan pencegahan kerugian.
Beberapa kategori risiko yang bisa diasuransikan: 1 Risiko kerugian yang terjadi secara kebetulan atau tidak disengaja. Contoh: menderita cacat karena sakit atau kecelakaan, kerusakan akibat kebakaran. 2 Risiko kerugian bersifat riil atau nyata, yaitu kerugian yang jelas dan bisa diukur dengan jumlah atau waktu. Contoh: ketika seorang tertanggung mengalami kecelakaan dan cacat permanen sehingga dapat diketahui sampai kapan polis akan dibayarkan atau seberapa banyak kerugian yang harus ditanggung.
3 Risiko kerugian harus cukup berarti. Kerugian yang terjadi bisa menimbulkan beban berat. Contoh: akibat kecelakaan kerja, seseorang menjadi tak bisa bekerja selama satu tahun, sehingga tidak ada penghasilan untuk menanggung hidup keluarga. 4 Tingkat risiko kerugian yang akan ditanggung asuransi harus bisa diprediksi sehingga premi yang harus dibayarkan bisa dihitung. 5 Risiko kerugian tidak menjadi suatu bencana besar. Perusahaan asuransi tidak menanggung risiko kerugian yang muncul akibat bencana alam, misal kerugian akibat bencana banjir yang sudah biasa terjadi, daerah dekat gunung berapi, atau daerah lain yang berpotensi terkena bencana alam.
Bahaya (Perils) Asuransi Jiwa Bahaya adalah kejadian atau peristiwa yang mungkin terjadi atau tidak terjadi. Jika bahaya (perils) tersebut terjadi, akibatnya dapat menimbulkan kerugian, memberikan keuntungan, atau tidak menimbulkan kerugian atau keuntungan apa-apa.
Wujud kejadian atau peristiwa dapat bermacam-macam yang semuanya bersumber dari: Alam (Nature) Bencana alam seperti petir, gempa bumi, angin topan, banjir, letusan gunung berapi, dll. Manusia (Human) Kelalaian, kejahatan (pencurian, perampokan, penganiayaan). Peralatan/Harta Benda yang Dimiliki, Dipergunakan, Disimpan, atau Disewa Misalnya: kecelakaan mobil, korsleting listrik, kompor meledak, dll.
Hazard Asuransi Jiwa Hazard adalah suatu keadaan atau sifat, baik yang berwujud secara fisik (Physical Hazard) atau berwujud tingkah laku, karakter, dan sifat menuasia (Moral Hazard), yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya bahaya dan mempengaruhi kemungkinan dampak kerugian yang ditimbulkan. Contoh: Physical Hazard: konstruksi bangunan secara fisik tidak terawat Moral Hazard: sifat pemabuk, pemarah, pelit, dll.
4 prinsip utama yaitu: 1 Kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable Interest) 2 Jaminan atas ganti rugi 3 Kepercayaan (Trustful) 4 Itikad baik (Utmost Good Faith)
Insurable Interest Asuransi Jiwa 4 hal penting dalam Insurable Interest 1 Harus ada harta benda, hak, kepentingan, jiwa, anggota tubuh, atau tanggung gugat yang dapat dipertanggungjawabkan 2 Hal pada poin 1 harus menjadi pokok pertanggungan 3 Tertanggung akan menderita kerugian apabila pokok pertanggungan mengalami peristiwa kerusakan 4 Hubungan tertanggung dengan pokok pertanggungan diakui oleh hukum
Timbulnya Insurable Interest 1 Karena kepemilikan 2 Karena hubungan keluarga 3 Karena adanya kontrak perjanjian, seperti: sewa-menyewa, kontrak dagang/bisnis, kemitraan, dsb 4 Karena undang-undang, seperti: Jamsostek, pengelola kapal/pesawat, dsb
Contoh Perusahaan-perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia
Referensi RM, Sanusi. Pengetahuan Dasar Asuransi, Bahan Ajar Asuransi Jiwa.