BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

SBY-Megawati bersalaman di Istana,

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelaku pendidikan. Pedidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

PEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

Bahan RDPU DPR-RI 16 Februari 2017 oleh Gufroni Sakaril (Ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PEMILU SERENTAK TERHADAP PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

Hambatan terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS KAUKUS PEREMPUAN PARLEMEN REPUBLIK INDONESIA (KPP-RI) Periode

Presiden Jokowi: 2016 sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional Selasa, 16 Agustus 2016

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGIMU NEGERI, JIWA RAGA KAMI! Peran Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam Meneguhkan Bhinneka Tunggal Ika

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

ANGGARAN DASAR. Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

PENDAHULUAN Latar Belakang

Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan. Drs. Mardiya

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 30 menit)

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengurus rumah dan selalu berada di rumah, sedangkan laki-laki adalah makhluk

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk menyatakan diri sebagai Negara yang berdaulat melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan itu memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum perempuan untuk lebih berkiprah maju ke depan membela negara sekaligus mengisi kemerdekaan secara nyata. Kaum perempuan di masa kebangkitan kebangsaan dan perjuangan membela kemerdekaan memiliki kesaradaan berpolitik dan keberanian yang patut dibanggakan. Meskipun secara kuantitas dan kualitas masih terbatas,namun mereka telah sadar akan diri pribadi dan status mereka. Karena mereka tumbuh besar dan hidup di bawah kekuasaan penjajahan. Dalam situasi yang serba dibatasi oleh penjajahan pemerintahan kolonial Belanda,mereka berani mengambil keputusan-keputusan politik. Misalnya,ketika kongres perempuan Indonesia pertama yang diadakan di Yogyakarta tanggal 22-25 Desember 1928,mereka mengirirm mosi kepada pemerintah agar diadakan penggalangan dana untuk para janda,memperbanyak pendidikan untuk kaum puteri dan mencegah perkawinan muda. Selanjutnya, kongres perempuan Indonesia kedua pada tahun 1935,mosi untuk memperhatikan keadaan kaum buruh perempuan. 1

Sedangkan pada kongres ketiga pada tahun 1938 membahas kedudukan dan peranan perempuan serta usaha perbaikan nasib perempuan. Kongres perempuan pertama adalah salah satu momentum dari proses perjalanan perjuangan perempuan di Indonesia. awal gerakan perempuan adalah perjuangan R.A Kartini. Bahwa ibu Kartini sudah memasukkan dalam angan-angannya nationaal bewustzjin (kesadaran berbangsa) alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan didikan. Karena inilah yang akan membawa bahagia baginya. Armin Pane dalam Sudiyo (2002:54). Jadi jelas bahwa Kartini menitikberatkan pendidikan untuk memajukan bangsanya. Hal ini sangat tepat,karena dengan pendidikan akan membawa pengaruh dan perubahan yang sangat luas. Dimana Orang akan menjadi cerdas,memiliki wawasan jauh ke depan dan mengerti akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat. Sejak saat itu,perjuangan perempuan di Indonesia diwarnai oleh perjuangan politik. Karena pemikiran modern kaum perempuan Indonesia telah diawali oleh tokoh-tokoh pahlawan perempuan Indonesia. Mereka menyadari keberadaan kaumnya dan kedudukan serta peranannya dalam masyarakat. Dalam perjalanan demokrasi dan politik di Indonesia,dengan jelas dapat dilihat bagaimana keterwakilan kaum perempuan dalam bidang politik. Jumlah pemilih pemilu tahun 1997,pemilih perempuan sebanyak 50,7%. Dari hasil pemilu tersebut pada tahun 1998-2003 perempuan yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat 44 orang 2

(9,82%),di MPR 63 orang (9,07%). Pada tahun 2004-2009 jumlah perempuan yang duduk di Dewan Perwakilan Rayat 63 orang (11,5%) dan pada tahun 2009-2014 jumlah perempuan yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat 99 orang (17,7%). Dari paparan tersebut dapat dilihat adanya ketidakadilan gender antara kaum lakilaki dan perempuan. Seakan partisipasi kaum perempuan hanyalah sebagai simbol belaka. Padahal tidak pernah ada UU di Indonesia yang secara formal membedakan antara perempuan dan laki-laki. Melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif Pasal 8 ayat (2e) menyatakan: menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat. Setiap perhelatan demokrasi di Indonesia baik pemilihan legislatif dan kepala daerah, keterwakilan perempuan sangat terbatas. Padahal undang-undang telah mengisyaratkan bahwa keterwakilan kaum perempuan di parlemen harus mencapai 30% dari jumlah total kursi yang ada di parlemen. Hal ini tidak terwujud karena kurangnya keseriusan partai politik terhadap rekrutmen dan kaderisasi terhadap kaum perempuan. Hiruk pikuk demokrasi dan politik di Indonesia selalu diwarnai dengan jatuh bangunnya partai-partai politik. Dalam situasi seperti ini, muncullah tokoh dari kaum perempuan yaitu Megawati Soekarnoputri yang mewarisi darah politik dari seorang ayahnya bernama Soekarno( Presiden Pertama RI). perjalanan Megawati 3

Soekarnoputri dalam memimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI) juga mengalami pasang surut, hal ini dikarenakan adanya tekanan baik dari eksternal maupun internal partai. Peristiwa kuda tuli merupakan fakta dimana tekanan itu sangat terasa oleh Megawati Soekarnoputri dan partai yang dipimpinnya. Setelah melalui lobi-lobi yang panjang pada akhirnya diteruskan kesepakatan politik dimana KH.Abdurahman wahid sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri menjadi wakil presiden. Selama menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden Megawati terus mempublikasikan kepiawaiannya sebagai seorang perempuan, seiring dengan dinamika perjalanan politik bangsa Indonesia tepat pada tahun 2001 KH.Abdurahman Wahid sebagai presiden mengalami berbagai persoalan yang berujung kepada Impairment (dimana presiden digulungkan oleh parlemen). maka untuk mengisi kekosongan kekuasaan sesuai dengan undang-undang. Otomatis Wakil Presiden dilantik menjadi presiden. Pada tahun 2001 Megawati Soekarnoputri secara resmi di lantik menjadi presiden RI yang ke-5. Pada pemilu 2004, Megawati Soekarnoputri mencalonkan diri kembali menjadi presiden dengan menggandeng KH. Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden. Namun fakta dilapangan berkehendak lain, dimanamegawati mengalami kekalahan, dan Megawati secara negarawan mengakui kemengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Yusuf Kalla (JK). Pada pemilu presiden tahun 2009, Megawati kembali mencalonkan diri berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk kali kedua Megawati akhirnya juga mengalami kekalahan dan mengakui kemenangan 4

kembali Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden dan Bapak Budiono sebagai wakil presiden. Pada pemilu presiden tahun 2014, menyadari akan usia dan segala keterbatasan yang ada pada diri Megawati Soekarnoputri, akhirnya beliau tidak mencalonkan diri, akan tetapi dengan sikap kenegarawan Megawati Soekarnoputri memberikan mandat sekaligus dukungan penuh kepada Ir. Joko Widodo berpasangan dengan H. M. Yusuf Kalla. Dan fakta politik memperlihatkan kemenangan Joko Widodo sebagai Presiden ke-8 RI dan Yusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI. Sosok Megawati Soekarnoputri dalam panggung politik Indonesia yang telah mengalami jatuh bangun, berdinamika dengan berbagai tantangan tetapi Megawati Soekarnoputri tetap mampu memperlihatkan bagaimana komitmen, kemampuan dan pengabdian beliau terhadap bangsa dan Negara, terlebih kepada perjuangan hak-hak perempuan. dari uraian diatas penulis melihat bagaimana problematik pergerakan perempuan dalam panggung politik Indonesia, oleh karena itu penulis sangat tertarik mendalami para perempuan dalam panggung politik Indonesia yang tersimbolisasi melalui diri Megawati Soekarnoputri. Ketertarikan tersebut penulis mengangkatnya menjadi skripsi dengan judul : Peranan Megawati Soekarnoputri Di Panggung Politik Indonesia 1987-2014. 5

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah anatara lain: 1. Peran perempuan dalam sejarah di Indonesia 2. Peran Megawati Soekarnoputri di panggung politik Indonesia 1987-2014 3. Legacy (Warisan) yang diberikan Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh politik Perempuan C. Pembatasan Masalah Karena luasnya cakupan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini menjadi Peranan Megawati Soekarnoputri Di Panggung Politik Indonesia 1987-2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Peran perempuan dalam sejarah di Indonesia? 2. Bagaimana Peran Megawati Soekarnoputri di panggung politik Indonesia 1987-2014? 3. Apa Legacy (Warisan) yang diberikan Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh politik perempuan? 6

E. Tujuan Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian,adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Peran perempuan dalam sejarah di Indonesia 2. Untuk mengetahui Peran Megawati Soekarnoputri di panggung politik Indonesia 1987-2014 3. Untuk mengetahui Legacy (Warisan) yang diberikan Megawati Soekarnoputri Sebagai tokoh politik perempuan? F. Manfaat Penelitian Berdasarkan adanya tujuan di atas,maka adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis. 2. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai Peran Megawati Soekarnoputri Di Panggung Politik Indonesia 1987-2014. 3. Sebagai referensi kepada peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang sama. 4. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam menuangkan pemikiran kedalam bentuk tulisan karya ilmiah. 5. Sebagai penambah perbendaharan perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya kepada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah. 7